Anda di halaman 1dari 10

SKEMA PENGELOMPOKAN JALAN

(SISTEM, FUNGSI, STATUS DAN KELAS JALAN)

J A L A N U M U M (U U 3 8 /2 0 0 4 : J A L A N

JLN . TO L JALAN NO N TO L
(P P 1 5 /2 0 0 5 ) (P P 3 4 T A H U N 2 0 0 6 : J A L A N )

S IS T E M
J A R IN G A N S IS T E M J A R IN G A N J A L A N P R IM E R S IS T E M J A R . J A L A N S E K U N D E R

FUNGSI ARTERI K O L E K T O R P R IM E R LO KAL ARTERI KO LEKTOR LO KAL


JA LA N P R IM E R K -1 K -2 K -3 K .. P R IM E R SEKUNDER SEKUNDER SEKUNDER
JALAN

S TAT U S JALAN JALAN


JA LA N J A L A N N A S IO N A L P R O V IN S I K A B U P A T E N /K O T A /D E S A

K E L A S J A L A N ( U U 1 4 / 1 9 9 2 L A L U L IN T A S ) : I ,II ,III- A , III- B , III - C

K E L A S J A L A N ( U U 3 8 /2 0 0 4 : J A L A N ) = B E B A S H A M B A T A N , J A L A N R A Y A , J A L A N S E D A N G , J A L A N K E C IL

JA LA N K H U SU S

ILUSTRASI PRINSIP UTAMA KLASIFIKASI FUNGSI JALAN

L A L U L IN T A S
P E T A N M O B IL IT A S
U TA M A
JALAN ARTERI

T R A N S IS I
JALAN KO LEKTO R

KO LEKSI
JA LA N LO K A L

P E R A N A K S E S IB IL IT A S AKSES
HIRARKI PUSAT KEGIATAN DALAM SISTEM JARINGAN JALAN PRIMER

PKN A R T E R I P R IM E R
PKN

J A L A N N A S IO N A L
AR
TE
RI
A R T E R I P R IM E R PR
IM
ER

J A L A N P R O V IN S I
K O L E K T O R P R IM E R
PKW PKW
KO
LE
KT
O R
K O L E K T O R P R IM E R PR
IM
L O K A L P R IM E R

ER

L O K A L P R IM E R
PKL PKL
L O K A L P R IM E R

J A L A N K A B U P A T E N /K O T A
L O K A L P R IM E R

L O K A L P R IM E R

PK DI
BAW AH PKL

L O K A L P R IM E R

P E R S IL

HIRARKI KAWASAN & FUNGSI JALAN DALAM SISTEM JARINGAN JALAN SEKUNDER

KAW ASAN
P R IM E R
ARTERI SEKUNDER
PKN
AR
TE
RI
SE
ARTER I SEKUNDER KU
ND
ER
J A L A N K A B U P A T E N /K O T A

KAW ASAN ARTER I SEKUNDER


S E K U N D E R -I PKW
AR
TE
RI
SE
ARTERI SEKUNDER KU
ND
ER
LOKAL SEKUNDER

KAW ASAN
S E K U N D E R - II
LO KAL SEKUNDER
PKL
LO KAL SEKUNDER

LO KAL SEKUNDER

KAW ASAN
S E K U N D E R -III

LO KAL SEKUNDER

PERUM AH AN
DEFINISI PENGELOMPOKAN JALAN UMUM

No. Pembagian Klasifikasi Definisi


Menurut
1 Sistem Sistem Jaringan Sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa
    Jalan Primer untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan
menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat
      kegiatan
    Sistem Jaringan Sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa
    jalan sekunder untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan
Menurut Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri
2 Fungsi Jalan Arteri perjalanan
jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi
      secara
      berdayaguna
    Jalan Kolektor Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi
dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan
      jumlah
      jalan masuk dibatasi
    Jalan Lokal Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri
      perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk
      tidak dibatasi
    Jalan Lingkungan Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri
      perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah
3 Menurut Status Jalan Nasional Jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang
      menghubungkan antar ibukota provinsi dan jalan strategis nasional, serta
      jalan tol
    Jalan Provinsi Jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan
ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten /kota dan jalan strategis
      provinsi
    Jalan Kabupaten Jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk jalan
      nasional maupun jalan provinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten
      dengan ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota kabupaten
      dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal, serta jalan umum
      dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten dan jalan
      strategis kabupaten
    Jalan Kota Jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan
      antar pusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan
      dengan persil, menghubungkan antar persil, serta menghubungkan antar
      pusat permukiman yang berada didalam kota
Jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/antar permukiman di
    Jalan Desa dalam
      desa, serta jalan lingkungan
Jalan Bebas
4 Menurut Kelas Hambatan - Pengaturan mengenai kelas jalan mengikuti peraturan LLAJ
      - Spesifikasi penyediaan prasarana yang meliputi :
    Jalan Raya * Pengendalian jalan masuk
    Jalan Sedang * Persimpangan sebidang
    Jalan Kecil * Jumlah dan lebar jalur
      * Ketersediaan median
      * Pagar
KELAS JALAN DAN SPESIFIKASI PRASARANA JALAN
(UU 38/2004, PASAL 10)

Pengaturan kelas jalan dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan dibidang lalu lintas dan angkutan jalan
(UU 14/1992 dan PP No. 43/1993)
Kelas jalan dibagi kedalam kelas I, II, III-A, III-B dan III-C berdasarkan kemampuannya untuk dilalui oleh
kendaraan dengan dimensi dan MST tertentu.

  KELAS I KELAS II KELAS III-A KELAS III-B KELAS III-C

ARTERI/
FUNGSI JALAN ARTERI ARTERI KOLEKTOR KOLEKTOR
KOLEKTOR
MAKSIMA MAKSIMA
DIMENSI/ L L MAKSIMAL MAKSIMAL MAKSIMAL
LBR.KENDARAA
N 2.50 M 2.50 M 2.50 M 2.50 M 2.10 M
MAKSIMA MAKSIMA
DIMENSI/ L L MAKSIMAL MAKSIMAL MAKSIMAL
PJG.
KENDARAAN 18.0 M 18.0 M M M 9.0 M

MST > 10 TON 10 TON 8 TON 8 TON 8 TON

Pengelompokan kelas jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarananya :


- Jalan Bebas Hambatan
- Jalan Raya
- Jalan Sedang
- Jalan Kecil

SPESIFIKASI JALAN BERDASARKAN KELASNYA


(Penjelasan UU 38/2004, Pasaal 10)

JALAN BEBAS HAMBATAN (FREEWAY) :


Jalan umum untuk lalu lintas meberus yang memberikan pelayanan menerus/tidak terputus dengan pengendalian
jalan masuk secara penuh, dan tampa adanya persimpangan sebidang, serta dilengkapi dengan pagar ruang milik
jalan, paling sedikit 2 (dua) lajur setiap arah dan dilengkapi dengan median.

JALAN RAYA (HIGHWAY) :


Jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan masuk secara terbatas dan dilengkapi dengan
median, paling sedikit 2 (dua) lajur setiap arah.

JALAN SEDANG (ROAD):


Jalan umum dengan lalu lintas jarak sedang dengan pengendalian jalan masuk tidak dibatasi, paling sedikit 2 (dua)
lajur untuk 2 (dua) arah dengan lebar paling sedikit 7 (tujuh) meter.

JALAN KECIL (STREET) :


Jalan umum untuk melayani lalu lintas setempat, paling sedikit 2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah dengan lebar paling
sedikit 5.5 (lima setengah) meter.
PERSYARATAN TEKNIS JALAN MENURUT KELASNYA

ASPEK KELAS JALAN


PERSYARATAN JALAN BEBAS
JALAN RAYA JALAN SEDANG JALAN KECIL
TEKNIS HAMBATAN
JALAN LALU LINTAS Menerus Menerus Jarak Sedang Setempat
PENGENDALIAN
Pengendalian Penuh Dibatasi Tidak Dibatasi -
JALAN MASUK
PERSIMPANGAN
Tidak Boleh Ada - - -
SEBIDANG
Harus Ada M S T = 1 0 -T O N - -
PAGAR RUMIJA
MEDIAN Harus Ada Harus Ada - -
Min. 2 per Min. 2 untuk 2 B e r a t T oMin.
ta l < 5 02
T o untuk
n 2
B e ra t To ta l < 1 5 T o n Min. 2 per
B e r arah
a t T o ta l < 25 Ton
JUMLAH LAJUR arah arah arah
LEBAR LAJUR Min. 3.5 M Min. 3.5 M - -
5LEBAR
To n JALUR 1 0 Ton 6 T o-n 19 To n - 5 T o 7.0
n M 18 To n 5.5 M 2 7 T o n
RUANG MILIK JALAN Min. 30 M Min. 25 M Min. 15 M Min. 11 M
M ST = 8 TON

B e r a t T o ta l < 1 2 T o n
CONTOH PENGATURAN
B e r a t T o ta l < 2 1 T o n
MUATAN SUMBU TERBERAT
B e r a t T o ta l < 4 5 T o n

4 To n 8 To n 5 To n 1 6 To n 5 To n 1 5 To n 20 Ton

B e ra t T o ta l < 8 T o n
M ST = 5 TON B e ra t T o ta l < 1 2 T o n

3 To n 5 To n 3 To n 9 To n

B e r a t T o ta l < 5 .5 T o n
M S T = 3 .5 T O N

2 To n 3 .5 T o n
BAGIAN-BAGIAN JALAN

5 m

a
d b d
b
c c
1 .5 m

= R u a n g M a n p a a t J a la n (R U M A J A ) = R u a n g P e n g a w a s a n J a la n (R U W A S J A )

= R u a n g M il ik J a la n ( R U M IJ A ) = B angunan

a = ja lu r la lu lin t a s a = ja lu r la lu lin ta s
a = b a h u ja la n a = b a h u ja la n
x = b = b + a + b = b a d a n ja la n

PENYELENGGARAAN JALAN & KEWENANGAN PEMERINTAH

A S P E K -A S P E K P E N Y E L E N G G A R A A N J A L A N

PENGATURAN P E M B IN A A N PEM BANGUNAN PENGAW ASAN

- P e r u m u s a n K e b ija k a n - P enyusunan P edom an dan - P e m ro g ra m a n d a n T e r tib :


P e re n c a n a a n S ta n d a r T e k n is P e n g a n g g a ra n P e n g a t u r a n , P e m b in a a n
- P e n y u s u n a n P e re n c a n a a n - P e la y a n a n - P e r e n c a n a a n T e k n ik dan Pem bangunan
U m um - P e m b e rd a y a a n U m um
- P e n y u s u n a n P e ra tu ra n - P e n e lit ia n d a n - P e la k s a n a a n K o n tru k s i
P e ru n d a n g -u n d a n g a n P engem bangan - P e n g o p e r a s ia n
- P e m e lih a r a a n

Merujuk pada UU No. 38 tahun 2004 tentang jalan , penanganan jalan merupakan bagian dari penyelenggaraan
jalan yang dilaksanakan pemerintah sesuai dengan jenjang hirarki kewenangan dan status jalannya.

WEWENANG PENYELENGGARAAN JALAN


- Pemerintah : Jalan Nasional
- Pemerintah Propinsi : Jalan Propinsi
- Pemerintah Kabupaten : Jalan Kabupaten dan Jalan Desa
- Pemerintah Kota : Jalan Kota
HUBUNGAN FUNGSI & STATUS JALAN SERTA KEWENANGAN PENETAPANNYA

FUNGSI JALAN STATUS JALAN


SISTEM PENETAPA
FUNGSI
PENETAPAN STATUS N
Sistem Jaringan 1
Jalan . Arteri Primer Jalan NASIONAL
2
PRIMER . Kolektor Primer yang Kepmen PU (termasuk strategis Kepmen PU
    menghubungkan antar Nasional dan Jalan
    ibukota provinsi Tol)
1
  . Kolektor Primer yang   Jalan PROVINSI  
    tidak menghubungkan   (termasuk jalan Keputusan
    antar ibukota provinsi   strategis PROVINSI) Gubernur
           
1
  . Lokal Primer Keputusan Jalan KABUPATEN  
2
  . Lingkungan Primer Gubernur (termasuk strategis Keputusan
        Kabupaten dan Jalan Bupati
Sistem Jaringan 1
Jalan . Arteri Sekunder   Sekunder dalam  
2
SEKUNDER
. Kolektor Sekunder   wilayah Kabupaten)  
3
  . Lokal Sekunder   Keputusan
Jalan Kota
4
  . Lingkungan Sekunder   Walikota
Catatan :
- Fungsi Jalan : Penetapan secara berkala dilakukan paling singkat 5 (lima) tahun
- Status Jalan : Penetapan secara berkala dilakukan paling singkat 5 (lima) tahun

P e n y a r in g a n A M D A L

ENGELOLAAN LINGKUNGAN
P E R E N C A HIDUP PADA PROYEK JALAN
b e rd a s a r k a n fa k to r
d a m p a k p e n t in g d a n
B AA N l o k a s i / k o r id o r j a l a n
U M U M

E v a lu a s i k in e r ja P e lin g k u p a n is u - is u
p e n g e lo l a a n d a n l in g k u n g a n y a n g p e r l u
m a s u k a n k e b ija k a n d i k a ji l e b i h d e t a i l d a l a m
u n tu k p e n in g k t a n A M D A L a t a u k a ji a n
k in e r ja m a s a d a t a n g l in g k u n g a n

EVA LU A SI PRA STU DI


PA SC A P R O YEK K ELAYK A N

I m p le m e n t a s i m it ig a s i A n a lis a b e s a r a n d a n
d a m p a k , m o n it o r in g d a n p e n t i n g n y a i s u - is u
e v a lu a s i d a m p a k l in g k u n g a n s e r t a b i a y a
lin g k u n g a n s e l a m a l in g k u n g a n d a l a m s t u d i
m asa O & P k e la y k a n

O PER ASI DA N STU D I


P E M E L IH A R A A N (O & P ) K ELAYKA N

A p li k a s i s p e s i fi k s i b a h a n
a la t k o n t r u k s i d a n t a t a R u m u s a n k r it e r ia d a n
c a r a p e la k s a n a a n S p e s if ik a s i s e r t a
k o n tr u k s i s e rta re n c a n a p e n g d a a n
p e n g w s a n te rm a s u k la h a n m a u p u n
m iti g a s i d a m p k k a r e n a p e la k s a n a a n k o n t r u k s i
l in g k u n g a n s e l a m a m a s a
k o n tr u k s i

PELAK SA N A A N D E T A IL
K O N TR U KSI D E S A IN

I n p le m e n t a s i p e n g a d a a n PEN G A DA AN LA H A N
la h a n p e m b e ria n
k o m p e n s a s i, p e m tn g a n & P E M U K IM A N
la h a n u n tu k k o n tru k s i K EM B ALI PE ND U D UK
JENIS RENCANA KEGIATAN PROYEK JALAN YANG WAJIB DILENGKAPI DENGAN AMDAL

NO SKALA/
JENIS PROYEK ALASAN ILMIAH KHUSUS
. BESARAN
Bangkitan lalu lintas, dampak kebisingan,
Semua
1. a Pembangunan jalan tol getaran emisi yang tinggi, gangguan visual, dan
Besaran
dampak sosial
  b Pembangunan jalan tol layang Bangkitan lalu lintas, dampak kebisingan, getaran
    dan subwey ≥ 2 Km emisi yang tinggi, gangguan visual dan dampak
      Social
2. Pembangunan jalan tol dan/ atau    
  peningkatan jalan dengan    
  pelebaran diluar RUMIJA :    
  a Kota besar/metropolitan :    
    - Panjang ≥ 5 Km Bangkitan lalu lintas, dampak kebisingan,getaran
    - atau luas pengadaan lahan ≥ 5 ha emisi yang tinggi, gangguan visual dan dampak
        Social
  b Kota Sedang   Bangkitan lalu lintas, dampak kebisingan,getaran
    - Panjang ≥ 10 Km emisi yang tinggi, gangguan visual dan dampak
    - atau luas pengadaan lahan ≥ 10 ha Social
  c Pedesaan Bangkitan lalu lintas, dampak kebisingan,getaran
    - Panjang ≥ 30 Km emisi yang tinggi, gangguan visual dan dampak
      Social

KRITERIA PROYEK JALAN YANG WAJIB DILENGKAPI DENGAN UKL/UPL

SKALA/
NO
JENIS KEGIATAN PROYEK BESARAN
.
KEGIATAN
1. Jalan Tol/Layang (Fly Over)  
  a Pembangunan jalan layang dan subwey ≥ 2 Km
  b Pembangunan jalan tol dengan pembebasan lahan Semua Besaran
  c Peningkatan jalan tol tanpa pembebasan lahan ≥ 5 Km
2 a Pembagunan/Peningkatan Jalan diluar RUMIJA  
    1. Dikota besar/metropolitan  
    - Panjang (P) 1 Km ≤ P < 5 Km
    - Luas pengadaan lahan (L) 2 ha ≤ L < 10 ha
    2. Dikota sedang  
    - Panjang (P) 3 Km ≤ P < 10 Km
    - Luas pengadaan lahan (L) 5 ha ≤ L < 10 ha
    3. Didaerah pedesaan/inter-urban  
    - Panjang (P) 1 Km ≤ P < 30 Km
  b Peningkatan dengan pelebaran didalam RUMIJA :
≥ 10 Km
    Kota besar/Metropolitan - Arteri Kolektor
3 Pembangunan Jembatan  
  1 Dikota besar/metropolitan, panjang jembatan ≥ 20 m
  2 Dikota sedang, panjang jembatan ≥ 60 m
KETENTUAN PEMBERIAN IZIN (DISPENSASI) KENDARAAN MUATAN BERAT
(Surat Dirjen Bina Marga No. : Hk. 0402-Db/1227, tgl. 21 Desember 2006)

1. Kendaraan muatan berat adalah kendaraan yang mempunyai berat melebihi batas berat seperti diatur
dalam ketentuan (MST) dalam kelas jalan dan (BM) dalam kelas jembatan.
2. Wewenang pemberian izin (dispensasi) :
- Jalan Nasional : Ditjen Bina Marga departemen PU
- Jalan Propvinsi : Dinas PU/Kebinamargaan Provinsi
- Jalan Kabupaten/kota : Dinas PU/Kebinamargaan Kabupaten/Kota
3. Pengaturan dan keamanan lalu lintas selama pengangkutan dikoordinasikan dengan Dinas
Perhubungan/DLLAJR bersangkutan dan kepolisian terkait
4. Prosedur pemberian dispensasi, meliputi :
a. Aspek Administrasi : - Surat permohonan
- Surat perizinan
- Berita pcara
b. Aspek Teknis : - Analisa kapasitas daya dukung jalan & jembatan
- Pengecekan alat angkut (system suspensi)
c. Aspek Pelaksanaan : - Penanganan utilitas
- Perkuatan jalan dan jembatan (bila diperlukan)
‘- Pengawasan selama pelaksanaan
d. Aspek tanggung jawab kerusakan bangunan : semua kerusakan jalan dan jembatan selama proses
pengangkutan menjadi tanggung jawab pihak pengangkut/pemohon dan perlu tersedianya asuransi
bangunan (khusus untuk jembatan)
5. Pengangkutan harus dilakukan pada saat volume lalulintas rendah, umumnya pada malam hari dan untuk
menghindari beban kejut pada jembatan, kecepatan pengangkutan dibatasi maksimum 5 km/jam dan
melintas sentris terhadap as jalan.
6. Harus disiapkan tempat pemberhentian secara khusus (bila diperlukan) dan tidak boleh berhenti cukup
lama.
7. Segala biaya untuk perkuatan dan pengembalian kondisi jalan dan jembatan serta utilitas lainnya selama
masa pengangkutan menjadi tanggung jawab pihak pengangkut/pemohon.

Ketentuan Pengelompokan Jalan

Ketentuan umum pengelompokan jalan dalam website meliputi :


1. Skema Pengelompokan Jalan ( Sistem, Fungsi, Status dan Kelas Jalan)
2. Prinsip Utama Klasifikasi Fungsi Jalan
3. Hirarki Pusat Kegiatan dalam Sisitem Jaringan Jalan Primer
4. Fungsi Kawasan dan Fungsi Jalan dalam Sistem Jaringan Jalan Primer
5. Definisi Pengelompokan jalan Umum
6. Kelas Jalan dan Spesifikasi Prasarana Jalan ( UU No. 38/2004pasal 10 )
7. Spesifikasi Jalan Berdasarkan Kelasnya (UU No. 38/2004pasal 10)
8. Persyaratan Teknis Jalan Berdasarkan Kelasnya
9. Contoh Pengaturan Sumbu Muatan Terberat
10. Bagian-bagian Jalan
11. Penyelenggaraan Jalan dan Kewenangan Pemerintah
12. Hubungan Fungsi dan Status Jalan Serta Kewenangan Penetapannya
13. Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Proyek Jalan
14. Jenis Rencana Kegiatan Proyek Jalan yang wajib dilengkapi dengan Amdal
15. Kriteria Proyek Jalan yang Wajib dilengkapi dengan UKL/UPL
16. Ketentuan Pemberian Izin (Dispensasi) Kendaraan Muatan Berat

Anda mungkin juga menyukai