Anda di halaman 1dari 9

8.

Fungsi utama sistem pencernaan (gastrointestinal atau GI) (gustro berarti "lambung") adalah
memindahkan nutrien, air, dan elektrolit dari makanan yang kita telan ke dalam lingkungan internal
tubuh. Makanan yang dicerna merupakan sumber energi, atau bahan hakar, yang esensial. Bahan bakar
tersebut digunakan oleh sei untuk menghasilkan ATP untuk melaksanakan berbagai aktivitas yang
memerlukan energi, misalnya transpor aktif, kontraksi, sintesis, dan sekresi. Makanan juga merupakan
sumber bahan baku untuk memperbarui dan menambah jaringan tubuh.

1. MULUT : Pintu masuk ke saluran cerna adalah melalui mulut atau rongga oral. Lubang masuk
dibentuk oleh bibir yang mengandung otot dan membantu mengambil, menuntun, dan menampung
makanan di mulut. Lidah, yang membentuk dasar rongga mulut, terdiri dari otot rangka yang dikontrol
secara volunter. Gerakan lidah penting dalam menuntun makanan di dalam mulut sewaktu mengunyah
dan menelan.

Langkah pertama dalam proses pencernaan adalah mastikasi atau mengunyah, yaitu motilitas mulut
yang melibatkan pengirisan, pernbekall, penggilingan, dan pencampuran makanan oleh gigi. Fungsi
mengunyah adalah (1) untuk menggiling dan memecahkan makanan menjadi potongan-patongan yang
lebih kecil sehingga makanan mudah ditelan dan untuk meningkatkan luas permukaan makanan yang
akan terkena enzim, (2) untuk mencanlpur makanan dengan liur, dan (3) untuk merangsang kuntum
kecap. Fungsi yang terakhir tidak saja menghasilkan rasa niklnat kecap yang subjektif tetapi juga, melalui
mekanisme umpan maju, secara refleks nleningkatkan sekresi liur, lambung, pankreas, dan empedu
untuk persiapan menvambut kedatangan makanan.

Protein liur yang terpenting adalah amrlase, mukus, dan lisozim. Pratein-protein ini berperan dalarn
fungsi saliva sebagai berikut:

1. Liur memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase liur.

2. Liur mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel makanan sehingga partikel-partikel
tersebut menyatu, serta menghasilkan pelumasan oleh adanya mukus, yang kental dan Iicin.

3. Liur berfungsi sebagai bahan pelarut molekul yang merangsang kuntum kecap. Hanya molekul dalam
larutan yang dapat bereaksi de ngan reseptor kuntum kecap.

4. Liur memiliki silat antibakteri melalui efek empat kali lipat—pertama, dengan lisozim, suatu enzim
yang melisiskan, atau menghancurkan, bakteri tertentu dengan merusak dinding sel; kedua, dengan
glikoprotein pengikat yang mengikat erat besi yang di perlukan untuk multiplikasi baktari; dan keempat,
dengan membilas bahan yang mungkin berfungsi sebagai sumber makanan untuk bakteri.

5. Aliran liur yang konstan membantu membilas residu makanan, partikel asing, dan sel epitel tua yang
terlepas dari mukosa mulut.

Refleks liur sederhana terjadi ketika kemoreseptor dan reseptor tekan di dalam rongga mulut berespons
terhadap keberadaan makanan. Pada pengaktifan, reseptor-reseptor ini menghasilkan impuls serat-
serat sarat aferen yang membawa informasi ke pusat liur, yang terletak di medula batang otak, seperti
semua pusat otak yang mengontrol aktivitas pencernaan. Pusat liur, nantinya, mengirim impuls melalui
saraf autonom ekstrinsik ke kelenjar liur untuk meningkatkan sekresi liur. Tindakan gigi mendorong
sekresi liur tanpa adanya makanan karena manipulasi ini mengaktifkan reseptor tekan di mulut.

Pada refleks liur terkondisi, atau didapat, salivasi terjadi tanpa stimulasi oral. Hanya berpikir, melihat,
mencium, atau mendengar pembuatan makanan yang lezat memicu salivasi melalui refleks ini. Kita
semua pernah mengalami "liur menetes" ketika mengantisipasi sesuatu yang lezat untuk dimakan. Ini
adalah respons yang dipelajari berdasarkan pengalaman sebelumnya. Sinyal yang berasal dari luar mulut
dan secara mental dikaitkan dengan kenikmatan makan, bekerja melalui korteks serebrum wituk
merangsang pusat liur di medula.

Pencernaan di mulut melibatkan hidrolisis polisakarida oleh amilase. Tidak terjadi penyerapan makanan
di mulut. Hal yang penting, sebagian obat dapat diserap oleh mukosa orai, contoh utamanya adalah
nitrogliserin, yaitu obat vasodilator yang kadang digunakan oleh pasien jantung untuk menghilangkan
serangan angina (lihat h. 354) ) yang berkaitan dengan iskemia miokardium (lihat h. 337).

FARING DAN ESOFAGUS

Faring adalah rongga di belakang tenggorok. Bagian ini berfungsi sebagai saluran bersama untuk sistem
pencernaan (dengan berfungsi sebagai penghubung antara mulut dan esofagus, untuk makanan) dan
sistem pernapasan (dengan memberi akses antara saluran hidung dan trakea, untuk udara). Susunan ini
mengharuskan adanya mekanisme (akan segera dijelaskan) untuk menuntun makanan dan udara
menuju saluran yang benar setelah melewati faring. Di dinding samping faring terdapat tonsil, yaitu
jaringan limfoid yang merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh.

Menelan dimulai ketika suatu bolus, atau gumpalan makanan yang telah dikunyah atau encer, secara
sengaja didorong oleh lidah ke belakang mulut dan menuju faring (Gambar 16-5, langkah 1 ).Tekanan
bolus merangsang reseptor-reseptor tekanan faring, yang mengirim impuls ateren ke pusat menelan
yang terletak di medula batang otak. Pusat menelan kemudian secara refleks mengaktifkan otot-otot
yang terlibat dalam proses menelan dalam urutan yang sesuai.

Tahap orofaring terdiri dari pemindahan bolus dari rnulut melalui faring untuk masuk ke esofagus.
Ketika lidah mendorong bolus ke faring (Gambar 16-5, langkah 2 ),bolus makanan harus diarahkan ke
dalam esofagus dan dicegah untuk masuk ke dalam saluran napas seperti saluran hidung dan trakea.
Makanan dicegah masuk ke trakea terutama oleh elevasilaring dan penutupan erat lipatan vokal di pintu
masuk laring, atau glottis. Kontraksi otot-otot laring mendekatkan kedua lipatan vokal satu sama lain
sehingga pintu masuk glotis tertutup. Terakhir, epiglotis (epi artinya "di atas"), penutup jaringan
kartilagenosa yang terletak di anterior glotis, melipat ke belakang menutupi glotis yang telah tertutup
sebagai proteksi tambahan agar makanan tidak masuk ke saluran napas. Dengan glotis yang tertutup,
otot-otot faring berkontraksi untuk mendorong bolus ke dalam esophagus

Esofagus adalah saluran berotot yang relatif lurus yang terbentang antara faring dan lambung. Struktur
ini, yang sebagiari besar terletak di rongga toraks, menembus diafragma dan tnenyatu dengan lanibung
di rongga abdomen.
Esofagus dijaga di kedua ujungnya oleh sfingter. Sfingter adalah struktur otot berbentuk cincin yang,
ketika tertutup, mencegah lewatnya sesuatu melalui saluran yang dijaganya. Sfingter esofagus atas
adalah sfingter faringoesofagus, dan sfingter esofagus bawah adalah sfingter gastroesofirgus.

sfingter faringoesofagus : Kontraksi tonik sfingter esofageal atas mencegah masuknya udara dalarn
jumlah besar ke dalam esofagus dan lambung sewaktu bernapas. Udara hanya diarahkan ke dalam
saluran napas. Jika tidak, saluran cerna akan menerima banyak gas, yang dapat menimbulkan eructation
(sendawa) berlebihan. Sewaktu menelan, sfingter ini terbuka dan memungkinkan bolus masuk ke dalam
esofagus (Gambar 165, langkah 8 ). Setelah bolus beradadi dalam esofagus, sfingter faringoesofagus
menutup, saluran napas terbuka, dan bernapas kembali dilakukan.

Tahap esofageal pada menelan kini dimulai. Pusat menelan memicu gelombang peristaltik primer yang
menyapu dari pangkal ke ujung esofagus, mendorong bolus di depannya menelusuri esofagus untuk
masuk ke lambung. Kata peristalsis merujuk kepada kontraksi otot polos sirkular berbentuk cincin yang
bergerak prugresif maju, mendorong bolus ke bagian di depannya.

sfingter gastroesofirgus : sfingter gastroesofagus, yang merupakan otot polos yang berbeda dengan
sfingter gastroesofagus atas, tetap berkontraksi dengan cara aktivitas miogenik (lihat h. 11). Kontraksi
juga meningkat selama inspirasi sehingga menurunkan kemungkinan refluks isi lambung yang asam ke
dalam esofagus pada saat ketika tekanan intrapleura yang subatmosferik akan mendorong pergerakan
kembali isi lambung. Jika isi lambung akhirnya mengalir balik meskipun terdapat sfingter, keasaman isi
lambung ini mengiritasi esofagus, menyebabkan rasa taknyaman di esofagus yang dikenal sebagai nyeri
ulu hati atau heartburn.

LAMBUNG

Lambung adalah rongga seperti kantong berbentuk J yang terletak di antara esofagus dan usus halus.
Organ ini dibagi nienjadi tiga bagian berdasarkan perbedaan struktur dan fungsi. Fundus adalah bagian
lambung yang terletak di atas lubang esofagus. agian tengah atau utama lambung adalah korpus.
Lapisan otot polos di fundus dan korpus relatif tipis, tetapi bagian bawah lambung, antrum.

1. Fungsi terpenting lambung adalah menyimpan makanan yang masuk hingga makanan dapat
disalurkan ke usus halus dengan kecepatan yang sesuai unhik pencernaan dan penyerapan yang optimal.

2. Lambung mengeluarkan asam hidroklorida (HCI) dan enzim yang memulai pencernaan protein.

3. Melalui gerakan mencampur lambung, makanan yang tertelan dihaluskan dan dicampur dengan
sekresi lambung untuk menghasilkan campuran cair kental yang dikenal sebagai kimus. Isi lambung
harus diubah menjadi kimus sebelum dapat dialirkan ke duodenum.

USUS HALUS

Usus halus adalah tempat sebagian besar pencernaan dan penyerapan berlangsung. Tidak terjadi
pencernaan lebih latijut setelah isi lumen mengalir melewati usus halus, dan tidak terjadi penyerapan
nutrien lebih lanjut, meskipun usus besar menyerap sejumlah kecil garam dan air. Usus halus terletak
bergelung di dalam rongga abdomen, terbentang antara lambung dan usus besar. Usus halus dibagi
menjadi tiga segmen duodenum, jejunum, dan ileum.

Segmentasi, motilitas utama usus halus sewaktu pencernaan makanan, meneampurdan mendorong
kimus secara perlahan. Segmentasi terdiri dari kontraksi berbentuk cincin yang berosilasi pada otot
polos sirkular di sepanjang usus halus

Pencampuran yang dilakukan oleh segmentasi memiliki fungsi rangkap, yaitu mencampur kimus dengan
getah pencernaan yang disekresikan ke dalam lumen usus halus dan memajankan semua kimus ke
permukaan absarptif mukasa usus halus. Kimus secara perlahan bergerak maju karena frekuensi
segmentasi menurun di sepanjang usus halus. Sel-sel pemacu di doudenum secara spontan mengalami
depo- larisasi lebih cepat daripada sel-set serupa yang ada di bagian hilir usus, dengan kontraksi
segmentasi terjadi di duodenum

Di permukaan luminal sel-sel epitel usus halus terdapat tonjolan-tonjolan khusus seperti rambut,
mikrovilus, yang membentuk brush border. Membran plasma brush border mengandung tiga kategori
enzim yang berfungsi sebagai enzim-enzim terikatmembran:

1. Enterokinase, yang mengaktifkan enzim proteolitik pankreas tripsinogen

2. Disakaridase (maltase, sukrase-isomaltase, dan laktase) yang bekerja pada maltose, dekstrin a-limit,
dan disakarida diet. Maltosa (yang merupakan produk amilase liur dan pankreas) diurai menjadi glukasa
oleh aktivitas maltase atau sekrase-isomaltase. Namtm, produk pencernaan karbohidrat lainnya,
dekstrin a-limit, hanya dapat diuraikan oleh sukrase-isotnaltase. Hasil akhir pencernaan disakarida
sukrnsa dan laktosa diet masing-masing diselesaikan oleh enzim sukrase- isamaltase dan laktase.

3. Aminopeptidase, yang menghidrolisis hampir semua fragmenfragmen peptida kecil menjadi


komponen-komponen asam amino mereka sehingga pencernaan protein tuntas.

Sebagian besar penyerapan terjadi di duodenum dan jejunum; hanya sedikit yang terjadi di ileum, bukan
karena ileum tidak memiliki kemampuan menyerap tetapi karena sebagian besar penyerapan telah
diselesaikan sebelum isi usus mencapai ileum.

Pertemuan antara ileum dan usus biasanya disesuaikan dengan kebutuhan besar adalah katup
ileosekum, yang dikelilingi oleh otot polos tebal, yaitu sfingter ileosekum. tubuh. Karena itu, semakin
banvak makan-Tekanan di sisi sekum mendorong katup tertutup dan menyebabkan kontraksi sfingter,
mencegah isi kolon yang penuh bakteri mencemari usus halus yang kaya nutrien. Katup sringfer terbuka
dan memungkinkan isi ileum masuk ke usus besar sebagai respons terhadap tekanan di sisi ileum katup
dan terhadap hormon gastin yang di keluarkan sewaktu makanan berikutnya masuk ke lambung.

USUS BESAR

Usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks, dan rektum (Gambar 16-27). Sekum membentuk kantong
buntu di bawah pertemuan antara usus halus dan usus besar di katup ileosekum. Tonjolan kecil seperti
jari di dasar sekum adalah apendiks, suatu jaringan limfoid yang mengandung limfosit (lihat h. 437).
Kolon, yang membentuk sebagian besar usus besar, tidak bergelung seperti usus halus tetapi terdiri dari
tiga bagian yang relatif lurus—kolon asenden, kolon transversum, dan kolon desenden. Bagian terakhir
kolon desenden ber- bentuk huruf S, membentuk kolon sigmoid (sigrnoid artinya "berbentuk S"), dan
kemudian melurus untuk membentuk rekturn (berarti "lurus").

Kolon normalnya menerima sekitar 500 mL kimus dari usus halus perhari. Karena sebagian besar
pencernaan dan penyerapan telah diselesaikan di usus halus, isi yang disalurkan ke kolon terdiri dari
residu makanan yang taktercerna (misalnya selulosa), komponen empedu yang tidak diserap, dan cairan.
Kolon mengekstraksi H2O dan garam dari isi lumennya untuk membentuk massa padat yang disebut
feses untuk dikeluarkan dari tubuh. Fungsi utam usus besar adalah untuk menyimpan tinja sebelum
defekasi. Selulosa dan bahan lain yang tak-tercerna di dalam diet membentuk sebagian besar massa
dan membantu mempertahankan keteraturan pergerakan usus dengan berkontribusi pada volume isi
kolon.

Feses dikeluarkan oleh refieks defekasi. Ketika pergerakan massa di kolon mendorong tinja ke dalam
rektum, peregangan yang terjadi di rektum merangsang reseptor regang di dinding rektum, memicu
refleks defekasi. Retleks ini menyebabkan sfingter anus internus (yang merupakan otot polos) melemas
dan rektum dan kolon sigmoid berkontraksi lebih kuat. Jika sfingter anus eksternus (yang merupakan
otot rangka) juga melemas, terjadi defekasi. Jika defekasi ditunda, dinding rektum yang semula teregang
secara perlahan melemas dan keinginan untuk buang air besar mereda hingga pergerakan massa
berikutnya mendorong lebih banyak tinja ke dalam rektum dan kemhali meregangkan rektum serta
memicu refleks defekasi.

Enteric nervous system : persarafan di saluran cerna

Pergerakan amakanan juga dibantu oleh Gap Junction, dengan mengontrol ion

Reseptor recto anal junction

Nutrisi diregulasi oleh 3 komponen, hormone, endokrin parakrin, saraf autonom


LO

1. KARBOHIDRAT

Pencernaan karbohidrat adalah dengan hidrolisis untuk membebaskan oligosakarida, kemudian mono-
dan disakarida. karena kurang menimbulkan fluktuasi dalam sekresi insulin. Glukosa dan galaktosa
memiliki indeks glikemik 1 (atau 100%), demikian juga laktosa, maltosa, isomaltosa, dan trehalosa, yang
menghasilkan monosakarida jika mengalami hidrolisis. Fruktosa dan gula alkohol diserap lebih lambat
dan memiliki indeks glikemik yang lebih rendah, demikian juga sukrosa. Indeks glikemik tepung
bervariasi antara hampir 1 (atau hampir 100%) hingga hampir 0 akibat perbedaan laju hidrolisis, dan
untuk polisakarida nontepung (lihat Gambar 15-13), indeksnya 0. Polisakarida tepung dan nontepung
resisten merupakan substrat untuk fermentasi bakteri di usus besar, dan butirat serta asam lemak rantai
pendek lain yang terbentuk merupakan sumber bahan bakar yang bermakna bagi enterosit usus.

Hidrolisis tepung (starch) dikatalisis oleh amilase liur dan pankreas, yang mengkatalisis hidrolisis acak
ikatan glikosida α (1 → 4) menghasilkan dekstrin, kemudian campuran glukosa, maltosa, dan maltriosa
serta dekstrin bercabang kecil (dari titik-titik cabang di amilopektin Gambar 15–12).

Disakaridase, maltase, sukrase-isomaltase (suatu enzim bifungsional yang mengatalisis hidrolisis sukrosa
dan isomaltosa), laktase, dan trehalase terletak di brush border sel mukosa usus, tempat monosakarida
dan zat lain yang berasal dari diet diserap.

Glukosa dan galaktosa diserap oleh proses yang dependennatrium. Keduanya diangkut oleh protein
pengangkut yang sama (SGLT 1), dan bersaing satu sama lain untuk dapat diserap oleh usus (Gambar 43-
1). Monosakarida lain diserap melalui proses difusi yang diperantarai oleh pembawa. Karena fruktosa
dan gula alkohol tidak diangkut secara aktif, kedua zat tersebut hanya diserap sesuai dengan gradien
konsentrasi, dan setelah asupan yang agak tinggi, sebagian dapat tertinggal di lumen usus dan menjadi
substrat bagi fermentasi bakteri.

Pengangkutan SGLT1 dihubungkan ke pompa Na+ -K+ sehingga glukosa dan galaktosa dapat diangkut
melawan gradien konsen-trasinya. Pengangkutan fasilitatif independen-Na+ GLUT 5 memungkin-kan
fruktosa, serta glukosa, diangkut mengikuti penurunan gradien konsentrasi kedua zat tersebut. Semua
gula keluar dari sel melalui pengangkut fasilitatif GLUT 2.

LIPID

Hidrolisis triasilgliserol dimulai oleh lipase mulut dan lambung, yang menyerang ikatan ester sn-3 yang
membentuk 1,2-diasilgliserol dan asam lemak bebas, yang bertindak sebagai agen pengemulsi. Lipase
pankreas disekresikan ke dalam usus halus, dan memerlukan protein pankreas lain, yaitu kolipase, agar
dapat bekerja. Enzim ini spesifik untuk ikatan ester primer, posisi 1 dan 3 dalam triasilgliserol—dan
menghasilkan 2-monoasilgliserol dan asam lemak bebas sebagai produk akhir utama pencernaan
triasilgliserol di lumen.
Esterase pankreas di lumen usus menghidrolisis mono asilgliserol, tetapi monoasilgliserol merupakan
substrat yang buruk, dan hanya sekitar 25% triasilgliserol yang tercerna dihidrolisis sempurna menjadi
gliserol dan asam lemak sebelum absorpsi (Gambar 43-2).

Garam empedu, yang terbentuk di hati dan disekresikan dalam empedu, memungkinkan emulsifikasi
produk pen-cernaan lipid menjadi misel bersama dengan fosfolipid dari makanan dan kolesterol yang
disekresi ke dalam empedu (sekitar 2 g/hari) serta kolesterol dari makanan (sekitar 0,5 g/hari). Misel
kurang dari 1 µm dengan dia-meter, bersifat larut sehingga produk pencernaan, termasuk vitamin larut-
lemak, dapat diangkut melalui lingkungan berair di lumen usus dan berkontak erat dengan brush border
sel mukosa sehingga produk dapat diserap oleh epitel.

Di dalam epitel usus, 1-monoasilgliserol dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol, dan 2-
monoasilgliserol mengalami reasetilasi menjadi triasilgliserol melalui jalur monoasilgliserol. Gliserol yang
dibebaskan di lumen usus diserap ke dalam vena porta hepatika; gliserol yang dibebaskan di dalam
epitel digunakan kembali untuk sintesis triasilgliserol melalui jalur asam fosfatidat normal (Bab 24)

Kolesterol diserap dalam bentuk terlarut dalam misel lipid dan sebagian besar teresterifikasi di mukosa
usus sebelum digabungkan ke dalam kilomikron. Stanol dan sterol tumbuhan (dengan cincin B
terjenuhkan) bersaing dengan kolesterol untuk esterifikasi, tetapi merupakan substrat yang buruk,
sehingga jumlah kolesterol tak-teresterifikasi meningkat di sel mukosa. Kolesterol tak-teresterifikasi dan
sterol lain diangkut secara aktif keluar sel mukosa dan masuk ke dalam lumen usus. Hal ini berarti stanol
dan sterol tumbuhan secara efektif menghambat penyerapan bukan hanya kolesterol dari makanan,
tetapi juga kolesterol dalam jumlah lebih besar yang disekresikan ke dalam empedu, sehingga
menurunkan kandungan kolesterol tubuh keseluruhan, dan karenanya konsentrasi kolesterol plasma.

-lemak juga berfungsi sebagai neurotransmitter dan reseptor

PROTEIN

Endopeptidase menghidrolisis ikatan peptida antara asam-asam amino spesifik di seluruh molekul.
Enzim ini bekerja pertama kali, menghasilkan sejumlah besar fragmen yang lebih kecil. Pepsin dalam
getah lambung mengatalisis hidrolisis ikatan peptida yang berdekatan dengan asam amino yang
memiliki rantai samping besar (metionin dan asam amino rantai bercabang dan aromatik). Tripsin,
kimotripsin, dan elastase disekresi ke dalam usus halus oleh pankreas. Tripsin mengatalisis hidrolisis
ester arginin dan lisin, ester kimotripsin asam amino aromatik, dan ester elastase asam amino alifatik
netral kecil. Eksopeptidase mengatalisis hidrolisis ikatan peptida, satu per satu, dari ujung peptida.
Karboksipeptidase yang disekresikan di getah pankreas, membebaskan asam amino dari terminal
karboksil bebas; aminopeptidase yang disekresikan oleh sel mukosa usus, membebaskan asam amino
dari terminal amino. Dipeptidase dan tripeptidase di brush border sel mukosa usus mengkatalisis
hidrolisis dipeptida dan tripeptida, yang bukan merupakan substrat bagi aminopeptidase dan
karboksipeptidase.

Produk akhir kerja endopeptidase dan eksopeptidase adalah campuran asam-asam amino bebas
dipeptida dan tripeptida, dan oligopeptida, yang semuanya diserap. Asam amino bebas diserap melalui
mukosa usus oleh transpor aktif yang dependen-natrium. Terdapat beberapa jenis pengangkut asam
amino, dengan spesifisitas sesuai rantai-samping asam amino (besar atau kecil, netral, asam, atau basa).
Berbagai asam amino yang dibawa oleh pengangkut masing-masing akan saling bersaing untuk diserap
dan diambil oleh jaringan. Dipeptida dan tripeptida masuk ke brush border sel mukosa usus, tempat
keduanya dihidrolisis menjadi asam amino bebas yang kemudian diangkut ke vena porta hepatika.
Peptida yang relatif besar dapat diserap secara utuh, baik melalui penyerapan ke dalam sel mukosa usus
(transelular) atau melalui celah antarsel (paraselular).

2. Tergantung dari benda yang masuk tersebut.

Jika penyebabnya adalah makanan yang keras, kemungkinan untuk melukai dinding faring/tenggorokan
mungkin dapat terjadi tetapi jika sudah tertelan menuju saluran pencernaan makan makanan tersebut
akan diolah dimana nantinya melalui enzim-enzim pencernaan dan proses mencerna makanan lain
makanan keras tersebut dapat dilunakan dan dicerna oleh tubuh.

Namun terkadang Apabila ada benda asing tertelan yang sering terjadi pada anak-anak yang lepas dari
control orang tuanya, jika terbawa sampai saluran pencernaan seperti lambung dan usus apabila tidak
dapat diproses oleh tubuh nantinya akan dikeluarkan ketika seseorang mengeluarkan sisa pencernaan
melalui buang air besar. Komplikasinya adalah timbul gejala atau rasa mengganjal pada tenggorokan,
rasa nyeri saat menelan, sulit menelan makanan atau minuman.

3. Gastritis—Peradangan Mukosa Lambung. Penelitian menunjukkan bahwa banyak gastritis disebabkan


oleh infeksi bakterial kronis pada mukosa lambung. Gangguan ini dapat diobati sempurna dengan suatu
rangkaian pengobatan antibiotika yang intensif

Ulkus peptikum adalah suatu area ekskoriasi mukosa lambung atau usus yang terutama disebabkan oleh
kerja pencernaan getah lambung atau sekresi usus halus bagian atas. Penyebab umum ulserasi peptikum
adalah ketidakseimbangan antara kecepatan sekresi getah lambung dan derajat perlindungan yang
diberikan oleh (1) sawar mukosa gastroduodenal dan (2) netralisasi asam lambung oleh getah
duodenum. ulserasi peptikum dapat diobati secara efektif dengan dua cara: (1) penggunaan antibiotika
bersama dengan zat-zat lain untuk membunuh bakteri infeksius dan (2) pemakaian obat penekan asam,
terutama ranitidin, suatu antihistamin yang menghambat efek perangsangan histamin pada reseptor-
reseptor histamin2 kelenjar lambung, sehingga mengurangi sekresi asam lambung sebanyak 70 sampai
80 persen.

Pankreatitis—Inflamasi Pankreas. Pankreatitis dapat terjadi baik dalam bentuk pankreatitis akut maupun
pankreatitis kronis. Penyebab yang paling umum pankreatitis adalah minum alkohol berlebihan dan
penyebab kedua yang paling umum adalah sumbatan papila Vateri oleh batu empedu; dua hal ini
bersamasama merupakan lebih dari 90 persen penyebab semua kasus.

Infus, untuk memberikan asupan nutrisi dan cairan.

Obat antinyeri, untuk meredakan nyeri.

Oksigen, untuk menjaga kadar oksigen dalam tubuh.


Antibiotik, jika pankreas dan organ di sekitarnya terinfeksi.

Konstipasi berarti pelannya pergerakan tinja melalui usus besar, dan sering disebabkan oleh sejumlah
besar tinja yang kering dan keras yang menumpuk pada kolon desenden karena absorpsi cairan yang
berlebihan. Kelainan patologi apa pun pada usus yang menghambat pergerakan isi usus, seperti tumor,
perlekatan yang menyempitkan usus, atau ulkus, dapat menyebabkan konstipasi. Penyebab fungsional
konstipasi yang sering adalah kebiasaan buang air besar yang tidak teratur, yang berkembang selama
masa kehidupan akibat penghambatan refleks defekasi normal. Untuk mengatasi konstipasi, langkah
penanganan yang bisa dilakukan adalah dengan mengubah pola makan dan gaya hidup,
pemberian obat, atau prosedur operasi.

-menambahkan fisiologi flora normal dalam sistem pencernaan, dan bagaimana ia bisa jadi virulen

Anda mungkin juga menyukai