Bab Ii PDF
Bab Ii PDF
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku Inovatif
individu. Oleh karena itu penting untuk memahami tentang aktivitas individu
18
19
adalah perilaku yang meliputi eksplorasi peluang dan ide-ide baru, juga dapat
baru dan untuk mencapai peningkatan kinerja pribadi atau bisnis. Perilaku
berkaitan tetapi memiliki konstrak yang berbeda. Perilaku kreatif adalah proses
untuk menghasilkan sebuah ide, gagasan, atau pemikiran baru yang berkaitan
dengan produk, servis, proses dan prosedur kerja. Sedangkan perilaku inovatif
kerja tidak hanya sekedar menghasilkan ide baru tetapi juga melibatkan proses
implementasi terhadap ide tersebut khususnya pada seting pekerjaan (De Jong &
Hartog, 2010).
aktivitas kerja fisik dan kognitif yang dilakukan oleh karyawan dalam konteks
rekan kerja terhadap alternatif solusi yang diajukan (De Jong & Hartog 2010).
perilaku individu yang berbeda-beda di setiap tahapannya (Scott & Bruce, 1994).
merupakan perilaku kompleks yang terdiri dari tiga tahap, yaitu idea generation,
idea promotion, idea realization. Berikut akan dijelaskan setiap tahapan dari
a. Idea Generation
untuk melihat dan mengenali akan adanya peluang baru dari suatu
tersebut, individu akan mulai untuk memproduksi atau membuat suatu ide
atau layanan (Kanter, dalam Janssen 2000). Inovasi dipacu oleh adanya
b. Idea Promotion
tahapan ini, individu mencari dukungan untuk ide yang ia bawa serta
tersebut. Scott & Bruce, (1994). Ketika individu telah menghasilkan suatu
yang berpotensi. Hal ini penting dilakukan karena sebagian besar gagasan
inovasi sangat bergantung pada jumlah dan jenis dari kekuatan orang-
inovasi biasanya disebabkan oleh dukungan yang tidak pasti dan sumber
daya yang tidak memadai selama tahapan awal pembangunan ide. Janssen
(2000).
c. Idea Realization
Pada tahapan terakhir dari proses inovasi ini, yaitu idea realization,
atau model dari ide inovasi tersebut yang dapat dialami langsung dan
22
(2000). Tahapan ketiga pada proses inovasi ini melibatkan kerja sama
objek konkret dan nyata (secara fisik atau intelektual) yang dapat di
level ini akan dapat melihat solusi dari sebuah masalah dengan cara pikir
yang berbeda.
individu yang memiliki perilaku inovatif adalah adanya kesadaran dari individu
untuk melihat dan mengenali akan adanya peluang baru dari suatu permasalahan
yang muncul, individu mencari dukungan untuk ide yang ia bawa serta berusaha
untuk membangun sebuah koalisi untuk mendukung ide inovasi tersebut, serta
individu yang mampu melengkapi idenya dengan membuat suatu produk atau
prototype atau model dari ide inovasi tersebut yang dapat dialami langsung dan
24
a. Faktor Eksternal
pemerintah harus terus memberi hasil kerja yang memuaskan jika tetap
memuncul perilaku inovasi agar tetap memberi hasil kerja yang terus
b. Faktor Internal
menghormati.
25
berkembang.
pendapat Etikariena & Muluk (2014) ; yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor Internal
1. Tipe Kepribadian. Menurut Janssen, Van den Ven dan West adalah
orang yang memiliki tipe kepribadian adalah orang yang mampu dan
b. Faktor Eksternal
suatu perilaku inovatif, bukan hanya itu dukungan dari orang dalam
hal yang muncul akibat adanya tingkat tuntutan pekerjaan yang tinggi
Lebih jelas lagi West dan Farr (1989) membagi sejumlah faktor yang
dan organisasi. Kemudian, beberapa peneliti seperti Anderson, De Dreu, & Nijstad
(2004) dan Hammond Farr, Neff, Schwall, & Zhao (2011) melakukan studi literatur
1. Level Individu
a. Kepribadian.
perilaku inovatif. Selain itu, berdasarkan trait kepribadian the Big Five
b. Demografis
c. Kemampuan
Dari hasil kajian studi yang dilakukan oleh Anderson, De Dreu, &
d. Motivasi
untuk terlibat dalam inovasi. Selain itu, tekad untuk berhasil dan
2004).
e. Karakteristik Pekerjaan
2. Level Tim.
dalam input-process-output.
ini menghasilkan inovasi tim. Selain itu, task and goal interdependence
meraih tujuan bersama. Lalu, team size juga memiliki hubungan positif
dengan inovasi karena dalam tim yang besar memiliki beragam sudut
terhadap tantangan. Oleh karena itu, semakin lama suatu tim terbangun,
tim.
performa inovasi.
31
psikologis yang tidak mengancam dalam tim, dimana adanya trust dan
diluar tim atau organisasinya. Hal ini membantu tim dalam memperoleh
3. Level Organisasi
sumber daya (resources), baik dari segi annual turnover dan ketersediaan
hubungan dengan rekan kerja, dukungan untuk berinovasi dari anggota tim
dapat membangun hubungan kerja yang baik dengan rekan kerja yang
berada dalam sebuah tim dapat dilakukan melalui pelatihan team building.
Team building adalah salah satu aktivitas dalam proses yang dapat
Pelatihan juga dapat dijadikan cara untuk mencapai keunggulan kompetitif bagi
dewasa memiliki kebutuhan yang muncul dari dirinya sendiri. Ketiga, orang
aktivitas yang dirancang secara hati-hati untuk mencapai sasaran yang telah
2000).
operasi kerja tim. Reic (2010) menunjukkan team building merupakan proses
membangun suatu tim yang handal seperti kerjasama yang baik antara masing-
masing anggota tim, dan juga merupakan pelatihan yang dapat membantu
terbentuk suatu jalinan komunikasi yang baik pula. Pelatihan tersebut dilakukan
pada akhirnya membentuk dan mendukung sinergi tim untuk mampu bekerja
secara mandiri dalam mencapai tujuan timnya. Menurut Kreitner dan Kinicki
tim yang handal dalam hal kerjasama yang baik antara sesama anggota tim, dan
juga dapat membantu kepercayaan diantara anggota tim sehingga akan terbentuk
aspek yang digunakan untuk membangun tim yang efektif yaitu, sebagai berikut:
a. Memiliki tujuan yang sama; teamwork yang efektif memiliki tujuan dan
semua anggota tim tahu benar tujuan yang hendak dicapai organisasi.
c. Peran dan tanggung jawab yang jelas; setiap anggota tim harus mempunyai
d. Komunikasi yang efektif; dalam proses meraih tujuan harus ada komunikasi
e. Resolusi konflik; dalam mencapai tujuan mungkin saja ada konflik, jangan
f. Shared Power; tiap anggota tim perlu diberikan kesempatan untuk menjadi
h. Evaluasi; bagaimana sebuah tim bias mengetahui sudah sedekat apa mereka
dari tujuan, jika mereka tidak menyediakan waktu sejenak untuk melakukan
bisa dilakukan tidak sekadar untuk koreksi, tetapi untuk mencari cara yang
lebih baik. Evaluasi bisa dilakukan dalam berbagai cara: observasi, riset
pelanggan yang masuk, atau sekedar polling pendapat pada saat meeting.
yang biasa dilakukan dalam team building adalah menekankan pada aktivitas-
kolaborasi.
38
dikerjakan.
Menurut Logan dan Stokes (2004), kompetensi yang dibutuhkan antara lain
Walaupun memiliki tujuan dan cara yang beragam, Buller (1986, dalam
Spector, 2000) menyatakan bahwa ada tiga karakteristik dari team building, yaitu:
a. Team building merupakan aktivitas terencana yang terdiri dari satu atau
tertentu.
berkualitas, dan akan sulit bagi tim untuk melaksanakannya jika trainer
dimensi tim kerja yang efektif yaitu antara lain: adanya tujuan yang sama,
antusiasme yang tinggi, peran dan tanggung jawab yang jelas, komunikasi yang
39
efektif, resolusi konflik, shared power, keahlian, dan evaluasi.Team building juga
pekerjaan mereka yang sesungguhnya, dan tugas spesifik yang mereka harapkan
untuk dikerjakan.
Para ahli dibidang team building lebih memilih menggunakan metode yang
bersifat aktif yaitu pembelajaran eksperimental. Teknik ini cocok diterapkan pada
training yang memiliki tujuan untuk meningkatkan perilaku dan afeksi individu
(Kreitner dan Kinicki, 2008). Sesuai dengan tujuan intervensi dari penelitian ini
dan simulasi, observasi, mental imajeri, tugas menulis dan action learning.
pada metode permainan dan simulasi supaya peserta dapat merasakan langsung
manfaat dari kegiatan yang dilakukan jika diterapkan di tempat kerja dan
menurut Newstorm dan Scanell (dalam Ratnasari Deasi, 2013) merupakan salah
satu metode yang dapat mencegah kebosanan karena permainan meliputi variasi
aktifitas yang beragam, latihan yang dapat membuat team building training menjadi
dan simulasi adalah partisipan didorong untuk berhadapan langsung dengan sikap
40
dan nilai-nilai yang dianut oleh dirinya. Selain itu metode permainan dapat
mereka sendiri dan bagaimana mereka berinteraksi dengan individu yang baru
mereka kenal.
adalah aktivitas dalam proses membangun suatu tim yang handal seperti kerjasama
yang baik antara masing-masing anggota tim untuk mencapai sasaran yang telah
maka yang dimaksud dengan pelatihan team building adalah suatu metode pelatihan
yang bertujuan untuk membangun dan meningkatkan kesolidan atau kohesivitas tim
dengan membentuk dan mendukung sinergi tim untuk mampu bekerja secara
Ada kecenderungan setiap individu lebih menyukai tim yang efektif dalam
Maddux (2001), dalam bukunya Team building yang mengatakan bahwa Tim yang
1. Dengan adanya tim, maka sasaran yang realistis ditentukan dan dapat
2. Anggota tim dan impinan Tim memiliki komitmen untuk saling mendukung
kinerja lebih berjalan dengan baik, karena anggota tim terdorong untuk lebih
memikirkan permasalahannya.
6. Umpan balik kinerja lebih memadai karena anggota tim mengetahui apa
sasaran tim.
7. Konflik diterima sebagai hal yang wajar dan dianggap sebagai kesempatan
pribadi.
9. Tim dihargai atas hasil yang sangat baik dan setiap anggota dipuji atas
kontribusi pribadinya.
maksimal.
12. Anggota kelompok lebih berprestasi dalam bekerja sama dengan tim dan
tim lainnya.
penting bagi organisasi untuk meningkatkan efektifitas proses internal dan kualitas
keuntungan dalam kinerja suatu pekerjaan, kelompok atau organisasi. Definisi ini
dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor
sedangkan faktor internal terdiri dari interaksi dengan atasan (Kepemimpinan) dan
interaksi dengan grup rekan kerja. Karyawan yang memiliki hubungan baik dengan
terjalin antara individu dalam dunia kerja (Gibson, 2005). Sedangkan interaksi
menurut Gibson (2005) adalah hubungan antara dua atau lebih individu manusia
43
perilaku individu yang lain atau sebaliknya. Dengan demikian, antara individu yang
Lebih jelas lagi West dan Farr (1989) membagi sejumlah faktor yang
dan organisasi. Kemudian, beberapa peneliti seperti Anderson, De Dreu, & Nijstad
(2004) dan Hammond Farr, Neff, Schwall, & Zhao (2011) melakukan studi literatur
dan Salgado (2009) mengklasifikasi variabel level tim sebagai prediktor inovasi
b. Variabel Proses Tim. West dan rekan (dalam Hülsheger, Anderson, dan
inovasi tim yaitu : visi, participative safety, dukungan untuk inovasi, task
pembentukan tim dan interaksi dengan rekan group kerja (team work).
44
dikarenakan hubungan dengan rekan kerja atau hubungan antara perawat kurang
kualitas hubungan dengan rekan kerja pada perawat peneliti melalui pelatihan team
building. Costigan, Ilter dam Berman (2006) kepercayaan atau hubungan terhadap
rekan kerja dapat ditingkatkan melalui 3 cara yaitu program team building, survival
interpersonal.
kegiatan formal yang bertujuan untuk meningkatkan pengembangan dan fungsi tim
kerja. Sebagian besar team building mempercepat proses perkembangan tim, yang
kohesivitas. Team Building terkadang diterapkan untuk tim yang baru dibentuk,
akan tetapi team building pada umumnya diterapkan untuk tim yang sudah dibentuk
dan mengalami kemunduran ke tahap awal perkembangan tim. Torres & Fairbanks
merupakan alat penting yang dapat membawa tim bersama-sama mencapai tujuan
tim.
Inovasi dalam lavel tim perawat dalam penelitian ini lebih ditekankan pada
Reic (2010) menjelaskan bahwa team building merupakan proses membangun suatu
tim yang handal seperti kerjasama yang baik antara masing-masing anggota tim,
45
dan juga merupakan pelatihan yang dapat membantu menciptakan kohesivitas dan
kepercayaan diantara anggota tim sehingga akan terbentuk suatu jalinan komunikasi
yang baik pula. Pelatihan tersebut dilakukan melalui pendekatan sinergi masing-
masing anggota tim secara keseluruhan yang pada akhirnya membentuk dan
mendukung sinergi tim untuk mampu bekerja secara mandiri dalam mencapai
tujuan timnya.
pemerintah daerah yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan medis. Perawat
merupakan salah satu SDM RSUD yang memiliki peran penting dalam memberikan
tugasnya, perawat yang berada dalam lingkup RSUD Sumbawa dituntut tidak hanya
bekerja secara tim. Perawat dalam menjalankan peran fungsionalnya tidak hanya
harus dapat bekerjasama dan berkomunikasi dengan rekan kerja baik atasan
inovatif pada tim perawat dapat ditingkatkan apabila proses pembentukan tim pada
inovatif pada tim perawat IGD RSUD Sumbawa. Selain itu melalui pelatihan team
beradaptasi dengan kondisi dan tuntutan yang berubah. Hal tersebut dibutuhkan
Pelatihan
Team
Building
D. Hipotesis
hipotesis penelitian adalah ada perbedaan tingkat perilaku inovatif dimana perilaku
inovatif pada kelompok yang diberi pelatihan team building lebih tinggi dari pada