DISUSUN OLEH :
Puji dan syukur tak henti-hentinya penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, sebagai syukur atas berkat dan bimbingannya sehingga makalah ini dapat
diselesaikan. Makalah ini merupakan salah satu makalah dari mata kuliah Fisiologi
Hewan yang merupakan tugas wajib yang harus diselesaikan oleh mahasiswa pada
program studi pendidikan biologi.
Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Maria Waldetrudis Lidi,
M.Pd yang merupakan dosen pangampuh pada mata kuliah Fisiologi Hewan.
Terimakasih untuk semua motivasi dan dukungannya kepada penulis dalam
penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bisa membantu menjelaskan tentang Sistem
Hormon serta tidak lupa penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
guna melengkapi makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ….………………………… 1
B. Rumusan Masalah ….………………………… 2
C. Tujuan Penulisan ….………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Sistem Hormon ….………………………… 3
2. Jenis-Jenis Kelenjar Hormon dan Hormon ….………………………… 3
Yang Dihasilkan
3. Penyakit Yang Timbul Akibat Kelainan ….………………………… 10
Hormon
A. Latar Belakang
Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyai fungsi untuk
memacu atau menggiatkan proses metabolisme tubuh. Dengan adanya hormon dalam
tubuh maka organ akan berfungsi menjadi lebih baik. Hormon berasal dari kata
Hormaein yang artinya memacu atau menggiatkan atau merangsang. Dibutuhkan oleh
tubuh dalam jumlah yang tidak terlalu banyak (sedikit), tetapi jika kekurangan atau
berlebihan akan mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan seperti penyakit)
sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta proses
metabolisme tubuh.
Hormonologi : yaitu ilmu yang mempelajari mengenai seluk beluk hormon. Pada
makhluk hidup, khususnya manusia hormon dihasilkan oleh kelenjar yang tersebar
dalam tubuh. Cara kerja hormon di dalam tubuh tidak dapat diketahui secara cepat
perubahannya, akan tetapi memerlukan waktu yang lama. Tidak seperti sistem saraf
yang cara kerjanya dengan cepat dapat dilihat perubahannya. Hal ini karena hormon
yang dihasilkan akan langsung diedarkan oleh darah melalui pembuluh darah,
sehingga memerlukan waktu yang panjang.
Untuk dapat melakukan kegiaan dan dapat memberikan reaksi terhadap
perubahan-perubahan eksternal maupun internal diperlukan adanya koordinasi yang
tepat di antara kegiatan organ- organ tubuh. Dalam hal ini siste endokrin merupakan
suatu sistem yang dapat menjaga berlangsungnnya integrasi kegiatan organ tubuh.
Hormon yang diahasilakan oleh sistem endokrin ini memegang peranan yang sangat
penting.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksudkan dengan sistem hormon?
2. Jelaskan jenis-jenis kelenjar hormon dan hormon yang dihasilkan?
3. Apa saja jenis penyakit yang timbul akibat kelainan hormon?
C. Tujuan
1. Mampu menjelaskan tentang sistem hormon.
2. Mampu menjelaskan tentang jenis-jenis kelenjar hormon dan hormon yang
dihasilkan.
3. Mampu menjelaskan tentang penyakit yang timbul akibat kelainan hormon.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Kelenjar Hipotalamus
Kelenjar hipotalamus terletak di bawah otak besar dan berperan dalam koordinasi
sistem saraf dan sistem endokrin dalam tubuh. Pada kelenjar hipotalamus terdapat
sel-sel khusus yang menghasilkan hormone pelepas/pembebas dan hormone
penghambat. Hormon pelepas bekerja menggiatkan kelenjar hipofisis untuk
menghasilkan hormone, sedangkan hormone penghambat bekerja dengan cara
menghambat kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormone. Contoh hormon
pelepas antara lain TRH (thyroid releasing hormone) dan GnRH (gonadotrofin
releasing hormone). TRH akan memacu pengeluaran TSH dikelenjar Tiroid,
sedangkan GnRH memacu kelenjar hipofisis anterior mengeluarkan FSH (fiollicle
stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone).
c. Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis ini terletak pada lekukan tulang selatursika di bagian tulang baji
dan menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar
lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1) Kelenjar anterior hipofisis
Kelenjar anterior hipofisis merupakan penghasil hormone yang paling beragam
dan memengaruhi bermacam-macam organ. Hormone yang dihasilkan yaitu terdapat
pada table dibawah ini:
No. Hormon Fungsi
1 Hormon Somatrotof Pertumbuhan sel dan anabolisme protein
2 Hormon Tiroid (TSH) Mengontrol sekresi hormone oleh kelenjar
tiroid
3 Hormon Adrenokortikotropik Mengontrol sekresi beberapa hormone oleh
(ACTH) korteks adrenal
4 Follicle Stimu a. Pada wanita : merangsang perkembangan
folikel pada ovarium dan sekresi estrogen
lating Hormon (FSH) b. Pada testis : menstimulasi testis untuk
mengstimulasi sperma
5 Luteinizing hormone (LH) a. Pada Wanita : bersama dengan estrogen
menstimulasi ovulasi dan pembentukan
progesterone oleh korpus luteum
b. Pada pria : menstimulasi sel – sel interstitial
pada testis untuk berkembang dan
menghasilkan testoteron
6 Prolaktin Membantu kelahiran dan memelihara sekresi
susu oleh kelenjar susu
pembuluh darah
3) Kelenjar intermediet hipofisis
Hormon yang dihasilkan:
No. Hormon Fungsi
hormon (MSH)
f. Kelenjar Timus
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang mmenghasilkan hormone timosin yang
berfungsi untuk merangsang limfosi. Terletak di sepanjang rongga trachea di rongga
dada bagian atas. Timus membesar sewaktu pubertas dan mengacil setelah dewasa.
Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon
pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.
g. Kelenjar Pangkreas (kelenjar langerhans)
Kelenjar pankreas merupakan sekelompok sel yang terletak pada pankreas,
sehingga dikenal dengan pulau – pulau Langerhans. Kelenjar pankreas menghasilkan
hormon insulin dan glukagon. Insulin mempermudah gerakan glukosa dari darah
menuju ke sel–sel tubuh menembus membrane sel. Di dalam otot glukosa
dimetabolisasi dan disimpan dalam bentuk cadangan. Di sel hati, insulin mempercepat
proses pembentukan glikogen (glikogenesis) dan pembentukan lemak (lipogenesis).
Kadar glukosa yang tinggi dalam darah merupakan rangsangan untuk mensekresikan
insulin. Sebaliknya glukogen bekerja secara berlawanan terhadap insulin.
Peningkatan glukosa darah diatas titik pasang (sekitar 90mg/100ml pada manusia)
merangsang pankreas untuk mensekresi insulin, yang memicu sel – sel targetnya
untuk mengambil kelebihan glukosa dari darah. Ketika kelebihan itu telah dikeluarkan
atau ketika konsentrasi glukosa turun dibawah titik pasang, maka pancreas akan
merespons dengan cara mensekresikan glukagon, yang mempengaruhi hati untuk
menaikkan kadar glukosa darah.
h. Kelenjar Anak Ginjal (kelenjar adrenal)
Kelenjar anak ginjal merupakan dua struktur kecil yang terletak di atas ginjal dan
dan banyak mengandung darah. Baik secara anatomi maupun secara fungsional,
kelenjar ini terdiiri atas dua bagian yang berbeda. Bagian luar disebut korteks adrenal
dan bagian dalam disebut medulla adrenal. Berbentuk seperti bola atau topi terletak di
atas ginjal. Hormon dari kelenjar anak ginjal dan fungsinya :
No. Hormon Fungsi
1 Bagian korteks adrenal Mengontol metabolisme ion anorganik
a. Mineralokortikoid Mengontrol metabolisme glukosa
b. Glukokortikoid
2 Bagian Medula Adrenal Kedua hormon tersebut bekerja sama dalam
Adrenalin (epinefrin) dan hal berikut:
noradrenalin a. dilatasi bronkiolus
b. vasokonstriksi pada arteri
c. vasodilatasi pembuluh darah otak dan otot
d. mengubah glikogen menjadi glukosa dalam
hati
e. gerak peristaltik
f. bersama insulin mengatur kadar gula darah
i. Kelenjar kelamin (kelenjar gonad)
1) Ovarium
Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan sel telur,
hormone estrogen dan hormone progesterone. Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel
de Graaf dan dirangsang oleh FSH. Estrogen berfungsi menimbulkan dan
mempertahankan tanda – tanda kelamin sekunder pada wanita, misalnya
perkembangan pinggul, payudara, serta kulit menjadi halus. Progesteron dihasilkan
oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH. Progesteron berfungsi mempersiapkan
dinding uterus agar dapat menerima sel telur yang sudah dibuahi.
2) Testis
Testis mensekresikan hormon testosterone yang berfungsi merangsang
pematangan sperma (spermatogenesisi) dan pembentukan tanda – tanda kelamin pria,
misalnya pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara.
Sekresi hormon tersebut dirangsang oleh ICTH yang dihasilkan oleh hipofisis bagian
anterior. Sewaktu pubertas, hipofisis anterior memproduksi gonadotrofin, yaitu
hormone FSH dan LH. Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi oleh GnRF
(Gonadotropin Releasing Factor) yang berasal dari hipotalamus.
b. Sindrom Cushing
Kumpulan gejala – gejala penyakit yang disebabkan oleh sekresi berlebihan dari
glukokortikoid seperti tumor adrenal dan hipofisis. Juga dapat disebabkan oleh
pemerian obat – obatan kortikosteroid yang berlebihan. Gejalanya berupa :
Otot – otot mengecil dan menjadi lemah karena katabolisme protein.
Osteoporosis
Luka yang sulit sembuh
Gangguan mental misalnya euphoria (terasa segan)
c. Sindrom Adrenogenital
Kelainan dimana terjadi kekurangan produksi glukokortikoid yang biasanya
akibat kekurangan enzim pembentuk glukokotikoid pada kelenjar adrenal. Akibatnya
kadar ACTH meningkat dan zona retikularis dirangsang untuk mensekresi androgen
yang menyebabkan timbulnya tanda – tanda kelainan sekunder pria pada seorang
wanita yang disebut virilisme yang timbulnya janggut dan distribusi rambut seperti
pria, otot – otot tubuh seperti pria, perubahan suara, payudara mengecil, klitoris
membesar seperti penis dan kadang – kadang kebotakan.
Pada pria di bawah umur timbul pubertas perkoks, yaitu timbulnya tanda – tanda
kelamin sekunder di bawah umur. Pada pria dewasa gejala – gejala diatas tertutup
oleh tanda – tanda kelamin sekunder normal yang disebabkan oleh testosterone.
Tetapi bila timbul sekresi berlebihan dari estrogen dan progesterone timbul tanda –
tanda kelamin sekunder wanita antara lain yaitu ginaekomastia (payudara membesar
seperti pada wanita).
d. Peokromositoma
Tumor adrenal medulla yang menyebabkan hipersekresi adrenalin dan
noradrenalin dengan akibat sebagai berikut :
Basa metabolisme meningkat
Glukosa darah meningkat
Jantung berdebar
Tekanan darah meninggi
Berkurangnya fungsi saluran pencernaan
Keringat pada telapak tangan
Kesemuanya menyebabkan berat badan menurun dan tubuh lemah. Pengobatanya
melalu operasi. Pembengkakan dari kelenjar tiroid yang menimbulkan pembenjolan
pada leher bagian depan. Penyebab struma antara lain peradangan, tumor ataupun
defisiensi yodium. Pada defisiensi yodium, struma terjadi karena kadar T4 dan T3
menurun, kadar TASH meningkat, hal ini menrangsang sel – sela folikel untuk
hipertropi dan hyperplasia.
e. Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit yang disebabkan oleh kalainan hormon
yang mengakibatkan sel – sel dalam tubuh tidak dapat menyerap glukosa dari darah.
Penyakit ini timbul ketikda dala darah tidak terdapat cukup insulin dalam darah. Pada
kedua hal tersebut, sel – sel tubuh tidak mendapat cukup glukosa daridarah sehingga
kekurangan energi dan akhirnya terjadi pembakaran cadangan lemak dan protein
tubuh. Sementara itu, system pencernaan tetap dapat meyerap glukosa dari makanan
sehingga kadar glukosa dalam darah menjadi sangat tinggi dan akhirnya diekskresi
bersama urin. Penderita DM dapat meninggal karena penyakit yang dideritanya atau
karena komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit ini, misalnya penyakit ginjal,
gangguan jantung dan gangguan saraf. DM terdapat dua macam tipe yaitu DM Tipe I
(insuline dependent) yaitu diabetes yang timbul akibat dari kerusakan sel – sel beta
pancreas karena infeksi virus atau kerusakan gen. Gen adalah materi genetic yang
membawa sifat – sifat yang diturunkan. Diabetes tipe I biasanya timbul sebelum
penderita berusia 15 tahun. Penderita membutuhkan suplemen insulin yang diberikan
dengan cara penyuntikan.
DM tipe II timbul karena sel – sel tubuh tidak mampu bereaksi terhadap indulin
walaupun sel – sel beta pancreas memproduksi cukup insulin. Penyakit ini bersifat
mneurun dan merupakan akibat kerusakan gen yang mengkode reseptor insulin pada
sel. Biasanya DM tipe II berasosiasi dengan kegemukan dan baru timbul setelah
penderita berusia 40 tauhn. Penyakit ini dapat dikontrol dengan pengaturan konsumsi
gula dan mengurangi berat badan. Selain itu dianjurkan untuk mengurangi konsumsi
lemak dan garam.
Bagaimana cara mendeteksi diabetes, gejala awal diabetes ialah penderita merasa
lemas, tidak bertenaga, ingin makan yang manis, sering buang air kecil, dan mudah
sekali merasa haus. Kombinasi dari gejala – gejala di atas serta memiliki kerabat yang
juga menderita diabetes mengharuskan seseorang melakukan tes toleransi glukosa.
Pada tes toleransi glukosa diharuskan minum larutan gula kemudian kadar glukosanya
diukur pada tiap interval waktu. Diabetes bukan satu – satunya penyakit yang
ditimbulkan oleh insulin. Bebrapa orang memiliki sel – sel beta pancreas yang terlalu
aktif sehingga mensekresi terlalu banyak insulin ketika mengkonsumsi gula.
Sebagai akibatnya kadar glukosa dalam darah turun dibawah normal. Kondisi ini
disebut hipoglisemia, biasanya terjadi 2 – 4 jam setelah makan, yang ditandai dengan
rasa lapar, lemas, berkeringat, dan gelisah. Pada beberapa kasus, otak tidak mendapat
cukup glukosa sehingga penderita dapat menjadi pingsan, koma, bahkan meninggal.
Hipoglisemia tidak lazim ditemukan dan kebanyakan dapat dikontrol dengan
meningkatkan frekuensi makan yan glebih serind dan dalam jumlah kecil.
f. Hipotiroidea
Keadaan dimana terjadi kekurangan hormone tiroid. Bila terjadi pada masa bayi
dan anak, hipotiroidea menimbulkan kretinisme yaitu tubuh menjadi pendek karena
pertumbuhan tulang dan otot tersumbat, disertai kemunduran mental karena sel – sel
otak kurang berkembang. Anak yang keratin memiliki muka bulat, perut buncit, leher
pendek, dan lidah yang besar. Kretinisme dapat diobati dengna pemberian hormone
tiroid asalkan tidak terlambat. Bila terjadi pada orang dewasa, hipotiroidea
menimbulkan miksedema. Gejala – gejala berupa kulit tebal, muka bengkak, rambut
kasar, mudah gemuk, lemah, denyut jantung lambat, suhu tubuh rendah, lamban
secara fisik atau mental. Hipotiroid dapat terjadi bila terdapat defisiensi yodium pada
makanan. Hal ini dapat dihindarkan dengan mengkonsumsi garam beryodium.
g. Hipertiroidea
Keadaan dimana hormon tiroid disekresikan melebihi kadar normal. Gejala –
gejalanya berupa berat badan menurun, gemetaran, berkeringat, nafsu makan besar,
jantung berdebar dan BMR maneingkatmelebihi 20 sampai 100. Hipertiroidea paling
sering terdapat pada penyakit Graves, suatu penyakit auto imun dimana terbentuk
antibody (thyroid stimulating antibody, TSA6) terhadap reseptor TSH pada sel –sel
tiroid, mengaktifkan reseptor – reseptor. Ini, maka kadar T4 dan T3 darah meninkat.
Penyakit Graves juga disertai dengan goiter (struma, pembengkakan kelenjar tiroid,
dan penonjolan bola mata (eksoptalmus) yang disebabkan oleh reaksi radang terhadap
imun kompleks pada otot bola mata eksternal dan jaringan sekitar bola mata.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asal kata hormon dari bahasa Yunani yakni hormaen yang berarti menggerakkan.
Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh. Organ
yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian
karena hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa
melewati saluran khusus. Kelenjar hipotalamus, kelenjar hipofisis, kelenjar gondok
(tiroid), kelenjar anak gondok, kelenjar timus, kelenjar pangkreas, kelenjar anak ginjal,
kelenjar kelamin. Penyakit addinson, sindrom cushing, sindrom adrenogenital,
peokromositoma, diabetes mellitus, hipotiroidea, hipertiroidea.
3.2 Saran
Pada penyajian makalah ini mungkin tidak menampilkan penjelasan secara
mendalam atau detail. Oleh karena itu, diharapkan kepada pembaca selanjutnya dapat
melengkapi makalah ini dengan mencari sumber-sumber lain demi penyempurnaan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://yusnia-bio.blogspot.com/2009/03/sistem-hormon-manusia.html
http://www.g-excess.com/3976/macam-macam-penyakit-akibat-kelainan-pada-sistem-
hormon.html