DISUSUN OLEH :
2018 28 01 69
Puji dan syukur tak henti-hentinya penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, sebagai syukur atas berkat dan bimbingannya sehingga makalah ini dapat
diselesaikan. Makalah ini merupakan salah satu makalah dari mata kuliah
Perkembangan Hewan yang merupakan tugas wajib yang harus diselesaikan oleh
mahasiswa pada program studi pendidikan biologi.
Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Maria Waldetrudis Lidi,
M.Pd yang merupakan dosen pangampuh pada mata kuliah Perkembangan Hewan.
Terimakasih untuk semua motivasi dan dukungannya kepada penulis dalam
penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bisa membantu menjelaskan tentang Cleavage
dan Blastula, serta tidak lupa penulis mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca guna melengkapi makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ….………………………… 1
B. Rumusan Masalah ….………………………… 2
C. Tujuan Penulisan ….………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Cleavage ….………………………… 3
2. Blastulasi ….………………………… 11
3. Peta Nasib ….………………………… 16
4. Aplikasi Kloning, Stem Cell dan Kembar ….………………………… 16
A. Latar Belakang
Pernahkah kalian memikirkan proses tumbuhnya bayi hingga dewasa? Dari bayi
kita dapat tumbuh menjadi bentuk sekarang, hal ini disebabkan karena sel-sel di
dalam tubuh kita terus-menerus memperbanyak diri melalui suatu proses pembelahan
sel yang disebut cleavage. Pada organisme multiseluler, proses pembelahan tersebut
biasanya dimulai dengan penyatuan dua heterogamet yaitu sperma dan sel telur
dalam sebuah proses yang dikenal dengan istilah fertilisasi. Fertilisasi merupakan
suatu proses kompleks yang melibatkan penetrasi lapisan-lapisan pelindung sel telur
oleh sperma yang motil sampai terjadi penyatuan dua pronuklei (masing-masing
nucleus gamet disebut pronukleus) untuk menghasilkan nucleus tunggal yang diploid.
Secara sederhana fertilisasi ini merupakan penggabungan dari sel telur dan sperma
sehingga menghasilkan telur yang telah difertilisasi atau dibuahi (zigot).
Kehidupan organisme multiseluler ini dalam suatu generasi baru dimulai dari
zigot yang melakukan pembelahan secara mitosis. Setelah fertilisasi sel akan
langsung mengalami pembelahan ganda dari yang semula satu sel menjadi dua, lalu
menjadi empat, delapan dan seterusnya. Pembelahan itu berlangsung di sepanjang
saluran tuba fallopi, sambil berjalan menuju uterus. Sungguh suatu keajaiban
mengingat manusia yang berasal dari satu sel telur yang kemudian dibuahi oleh
sperma dan merupakan hal yang mustahil apabila suatu zigot dapat tumbuh menjadi
individu multiseluler tanpa adanya pembelahan sel. Organisme multiseluler tumbuh
karena adanya kenaikan jumlah sel melalui pembelahan sel, juga menghasilkan
sel-sel baru yang berfungsi mengganti sel-sel yang mati atau rusak. Frekuensi
pembelahan sel bervariasi pada setiap organisme, contohnya bakteri kolera akan
membelah setiap 20 menit, sementara sel-sel pada manusia membutuhkan waktu
sekitar 18-22 jam untuk membelah. Pembelahan sel juga penting untuk reproduksi
suatu organisme. Dalam proses pembelahan tersebut, bahan genetis berupa
kromosom selalu diwariskan kepada anak.
Lain halnya dengan organism uniseluler. Pada organisme bersel satu (uniseluler),
seperti bakteri dan protozoa, proses pembelahan sel merupakan salah satu cara untuk
berkembang biak. Pada makhluk hidup bersel banyak (multiseluler), pembelahan sel
mengakibatkan bertambahnya sel-sel tubuh. Oleh karena itu, terjadilah proses
pertumbuhan pada makhluk hidup baik dalam hal ukuran, bentuk, perlengkapan
fisiologis dan pola prilakunya. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan
termasuk manusia dapat dibedakan menjadi dua fase utama, yaitu pertumbuhan dan
perkembangan embrionik serta pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik.
Pertumbuhan dan perkembangan embrionik adalah fase pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa
fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Sedangkan
Pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik adalah pertumbuhan dan
perkembangan setelah masa embrio. Pada masa ini pertumbuhan dan
perkembanganyang terjadi terutama penyempurnaan alat-alat reproduksi (alat-alat
kelamin), dan biasanya pula hanya terjadi peningkatan ukuran bagian-bagian tubuh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari cleavage?
2. Apa pengertian dari blastulasi?
3. Apa pengertian dari peta nasib?
4. Apa itu aplikasi kloning, steam cell dan kembar?
C. Tujuan
1. Mampu menjelaskan tentang cleavage.
2. Mampu menjelaskan tentang blastulasi.
3. Mampu menjelaskan tentang peta nasib.
4. Mampu menjelaskan tentang aplikasi kloning, steam cell dan kembar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Cleavage
a. Pengertian cleavage
Zigot adalah hasil dari fertilisasi ovum dengan spermatozoa dan bersipat diploid.
Di dalam zigot terdapat satu set kromosom, karena pada waktu fertilisasi sel sperma
membawa setengah informasi genetic dari ayah dan setengan dari ibu yang
sama-sama bersipat haploid (n+n=2n). Zigot memiliki 2 kutub yaitu kutub animal dan
kutub vegetal.
2) Meroblastik
Merupakan pembelahan yang hanya pada zigot di sebagian kecil kutub animal,
yakni bagi seluru germinal disc dan mengenai sedikit yolk. Pembelahan diawali
melalui bidang meridian sehingga terbentuklah tumpukan sel di daerah germinal disc
yang dari sekitar 8 sel ditengah dan 12 sel dipinggir sel tengah masih berhubungan
dengan yolk dibawah, sedang sel yang di pinggir sebagian besar sudah lepas dasri yolk
kecuali daerah tepi sekali. Pada saat ini telur mencapai uterus, dan sudah dilapisi oleh
albumen dan shell.
3) Perantaraan holo dan meroblastik
Yaitu pembelahan yang tak seluruhnya mencapai ujung kutub vegetal, tedapat
pada telur megalesital.
Pola-pola Segmentasi
Berdasarkan simetri dan tipe pembelahannya, pembelahan pada zygot dapat
dikelompokkan menjadi :
1. Pembelahan radial holoblastik
Pembelahan spiral holoblastik dijumpai pada annelida, turbellaria, dan semua jenis
molluska kecuali cephalopoda. Pada pembelahan spiral, orientasi spindel mitosisbukan
paralel atau tegak lurus dengan sumbu anima-vegetatif telur, tetapi orientasinyaadalah
miring sehingga blastomer-blastomer yang dihasilkan tidak terletak tepat di atasatau di
bawah blastomer-blastomer yang lain. Akibat bergesernya posisi dari spindelmitosis,
menyebabkan sel-sel blastomer bagian atas berada di atas pertemuan duablastomer
yang berada di bawahnya.Pada pembelahan spiral dikenal dua tipe yaitu pembelahan
dekstral danpembelahan sinistral. Pembelahan disebut dekstral apabila arah putaran
spiran searah dengan jarum jam, dan disebut sinistral apabila arah putaran spiran
berlawanan dengan arah jarum jam.
Transisi dari stadium morula ke blastula ditandai dengan terjadinya dua perubahan
yaitu:
Rongga blastula dengan cepat mengalami pembesaran
Terbentuknya tipe-tipe sel yang berbeda di dalam embrio.
Pembelahan diskoidal meroblastik dapat dijumpai pada ikan, reptil dan burung.
Pembelahan hanya berlangsung pada blastodisk yang terdapat pada kutub anima telur,
sedangkan yolk tidak turut membelah (Gilbert, 1985). Pada burung, pembelahan
berlangsung di dalam saluran reproduksi.Pada pembelahan pertama, blastodisk
membentuk dua blastomer yang tidak terpisah secara sempurna. Pembelahan kedua
tegak lurus pembelahan pertama, dan menghasilkan 4 blastomer yang juga tidak
terpisah secara sempurna. Pembelahan ketiga, dua bidang pembelahan simultan sejajar
dengan pembelahan pertama menghasilkan 8 blastomer.Pembelahan keempat
merupakan bidang pembelahan yang melingkar dan memotong semua bidang
pembelahan terdahulu.Pembelahan kelima adalah pembelahan radial, memotong
bidang pembelahan keempat dan menghasilkan blastomer-blastomer tepi yang juga
tidak terpisah secara sempurna.Sedangkan pembelahan selanjutnya sukar diikuti.
2.2 Blastulasi
Blastulasi merupakan salah satu stadium yang mempersiapkan embrio untuk
menyusun kembali sejumlah sel pada tahap perkembangan selanjutnya. Distribudi
yolk pada setiap jenis telur pada suatu species berpengaruh terhadap bentuk-bentuk
blastula. Umumnya blastula memiliki sebuah rongga yang disebut rongga blastula
(blastocoel). Dikenal beberapa macam blastula, yaitu:
Blastokista, yaitu blastula yang menyerupai kista. Blastula ini memiliki massa
sel-sel dalam (inner cell mass) pada bagian dalam embrio dan dikelilingi oleh
tropoblas. Dihasilkan oleh telur isolesital. Misalnya blastula pada mamalia.
Stereoblastula, yaitu blastula massif tanpa rongga blastula. Dihasilkan oleh telur
sentrolesital . Misalnya blastula pada berbagai jenis serangga.
Daerah di sekitar kutub anima, meliputi sel-sel yang membentuk atap blastocoel.
Sel-sel tersebut merupakan bakal lapisan ektoderem. Sel-sel ini berukuran kecil
dan disebut mikromer, mengandung banyak butir-butir pigmen.
Daerah di sekitar kutub vegetatif, meliputi sel-sel yolk yang berukuran besar
(makromer) yang merupakan bakal sel-sel endoderem. Mengandung banyak
butir-butir yolk.
Daerah sub ekuatorial berupa sel-sel cincin marginal, meliputi daerah kelabu
(gray crescent). Daerah ini secara normal akan membentuk sel-sel mesoderem.
Pada blastula katak, atap blastocoel terdiri atas 2-4 lapisan sel. Alas blastocoel
adalah sel-sel yolk. Rongga blastocoel terletak lebih ke kutub anima. Menurut
Nieuwkoop, fungsi rongga blastula adalah membatasi interaksi antara bakal
ektoderem dan sel-sel endoderem pada cincin marginal yang mengelilingi tepi
blastocoel.
Tidak seperti “stem cell biasa”, stem cell embrionik adalah stem cell yang
membangun organ-organ tubuh kita. Dalam contoh yang sederhana, stem cell
embrionik bertanggung jawab dalam pembentukan mata, namun “stem cell mata
biasa” hanya bertanggung jawab pada daur ulang sel-sel mata selanjutnya.
Singkatnya stem cell embrionik adalah pembentuk sebenarnya dari berbagai organ
tubuh. Dari fakta ini kita dapat mulai memahami pentingnya stem cell embrionik.
Para ilmuwan selama ini memfokuskan penelitian mereka dalam memanfaatkan
stem cell embrionik untuk memperbaiki kerusakan pada organ-organ tubuh manusia.
Contohnya adalah jika ginjal manusia mengalami kerusakan, maka para ilmuwan
dapat memprogram stem cell embrionik sehingga dapat membentuk jaringan ginjal
baru yang akan menggantikan jaringan ginjal yang rusak.
b. Kembar
Berikut garis besar poses terjadinya kembar:
Normalnya, sel telur (ovum) bertemu dan dibuahi satu sel mani (sperma).
Hasilnya adalah zigot. Jika zigot kemudian membelah menjadi dua, akan
terbentuk bayi kembar. Ketepatan waktu dan sempurnanya pembelahan akan
menentukan bayi kembar yang akan lahir.
0-4hari
Pembelahan zigot terjadi 0-4 hari setelah konsepsi (pembuahan). Hasilnya
adalah bayi kembar identik dengan dua plasenta, dua korion (selaput terluar yang
melingkupi embrio), dan dua amnion (selaput ketuban). Kembar seperti ini
disebut dikorionik diamniotik.
4-8hari
Pembelahan zigot terjadi 4-8 hari setelah konsepsi. Akan lahir bayi kembar
identik dengan satu plasenta, tapi masing-masing punya korion dan amnion.
Kondisi ini disebut dikorionik diamniotik plasenta tunggal.
8-12hari
Pembelahan zigot terjadi 8-12 hari setelah konsepsi. Akan lahir bayi kembar
identik dengan satu plasenta dan satu korion, tapi masing-masing punya amnion.
Disebut monokorionik diamniotik.
>13hari
Pembelahan terjadi lewat hari ke-12 setelah pembuahan. Akan lahir bayi kembar
identik dengan berbagi plasenta, dan hanya memiliki satu selaput korion dan
amnion yang disebut monokorionik monoamniotik, inilah yang menyebabkan
kembar siam
Ada beberapa jenis kembar siam:
Thoracopagus: kedua tubuh bersatu di bagian dada (thorax). Jantung selalu
terlibat dalam kasus ini. Ketika jantung hanya satu, harapan hidup baik dengan
atau tanpa operasi adalah rendah. (35-40% dari seluruh kasus)
Omphalopagus: kedua tubuh bersatu di bagian bawah dada. Umumnya masing-
masing tubuh memiliki jantung masing-masing, tetapi biasanya kembar siam
jenis ini hanya memiliki satu hati, sistem pencernaan, diafragma dan
organ-organ lain. (34% dari seluruh kasus)
Pygopagus (iliopagus): bersatu di bagian belakang. (19% dari seluruh kasus)
Cephalopagus: bersatu di kepala dengan tubuh yang terpisah. Kembar siam jenis
ini umumnya tidak bisa bertahan hidup karena kelainan serius di otak. Dikenal
juga dengan istilah janiceps (untuk dewa Janus yang bermuka dua) atau
syncephalus.
Cephalothoracopagus: Tubuh bersatu di kepala dan thorax. Jenis kembar siam
ini umumnya tidak bisa bertahan hidup. (juga dikenal dengan
epholothoracopagus atau craniothoracopagus)
Craniopagus: tulang tengkorak bersatu dengan tubuh yang terpisah. (2%)
Craniopagus parasiticus - bagian kepala yang kedua yang tidak memiliki tubuh.
Dicephalus: dua kepala, satu tubuh dengan dua kaki dan dua atau tiga atau
empat lengan (dibrachius, tribrachius atau tetrabrachius)
Ischiopagus: kembar siam anterior yang bersatu di bagian bawah tubuh. (6% dari
seluruh kasus)
Ischio-omphalopagus: Kembar siam yang bersatu dengan tulang belakang
membentuk huruf-Y. Mereka memiliki empat lengan dan biasanya dua atau tiga
kaki. Jenis ini biasanya memiliki satu sistem reproduksi dan sistem pembuangan.
Parapagus: Kembar siam yang bersatu pada bagian bawah tubuh dengan jantung
yang seringkali dibagi. (5% dari seluruh kasus)
Diprosopus: Satu kepala dengan dua wajah pada arah berlawanan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fase Pembelahan (cleavage) Pembelahan atau cleavage atau juga disebut
segmentasi, terjadi setelah pembuahan. Zigot membelah berulang kali sampai terdiri
dari berpuluh sel kecil, yang disebut blastomer. Pembelahan itu bisa meliputi seluruh
bagian, bisa pula hanya pada sebagian kecil zigot. Pembelahan ini terjadi secara
mitosis, meskipun terkadang juga diikuti pembelahan inti yang terus menerus tanpa
diikuti sitoplasma. Macam-macam bidang pembelahan yaitu Meridian, Vertikal,
Ekuator, dan Latitudinal. Macam-macam pembelahan yaitu Holoblastik,
Meroblastik , dan Perantaraan Holo dan Meroblastik.
Terdapat faktor yang mempengaruhi pembelahan yaitu jumlah yolk, faktor
sitoplasma dan faktor keturunan. Pembelahan zigot membelah (mitosis) menjadi
banyak blastomer. Blastomer berkumpul membentuk seperti buah arbei disebut
Morula. Blastulasi merupakan salah satu stadium yang mempersiapkan embrio untuk
menyusun kembali sejumlah sel pada tahap perkembangan selanjutnya.
Macam-macam blastula Coeloblastula, Discoblastula, blastiokista, dan streoblastula.
3.2 Saran
Pada penyajian makalah ini mungkin tidak menampilkan penjelasan secara
mendalam atau detail. Oleh karena itu, diharapkan kepada pembaca selanjutnya dapat
melengkapi makalah ini dengan mencari sumber-sumber lain demi penyempurnaan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA