Anda di halaman 1dari 26

CLEAVAGE DAN BLASTULA

DISUSUN OLEH :

MORISON YOSEP MOA BOLONG

2018 28 01 69

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS FLORES
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tak henti-hentinya penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, sebagai syukur atas berkat dan bimbingannya sehingga makalah ini dapat
diselesaikan. Makalah ini merupakan salah satu makalah dari mata kuliah
Perkembangan Hewan yang merupakan tugas wajib yang harus diselesaikan oleh
mahasiswa pada program studi pendidikan biologi.
Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Maria Waldetrudis Lidi,
M.Pd yang merupakan dosen pangampuh pada mata kuliah Perkembangan Hewan.
Terimakasih untuk semua motivasi dan dukungannya kepada penulis dalam
penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bisa membantu menjelaskan tentang Cleavage
dan Blastula, serta tidak lupa penulis mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca guna melengkapi makalah ini.

Ende, 31 Mei 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ….………………………… i


KATA PENGANTAR ….………………………… ii
DAFTAR ISI ….………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ….………………………… 1
B. Rumusan Masalah ….………………………… 2
C. Tujuan Penulisan ….………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN
1. Cleavage ….………………………… 3
2. Blastulasi ….………………………… 11
3. Peta Nasib ….………………………… 16
4. Aplikasi Kloning, Stem Cell dan Kembar ….………………………… 16

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ….………………………… 22
B. Saran ….………………………… 22

DAFTAR PUSTAKA ….………………………… 23


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pernahkah kalian memikirkan proses tumbuhnya bayi hingga dewasa? Dari bayi
kita dapat tumbuh menjadi bentuk sekarang, hal ini disebabkan karena sel-sel di
dalam tubuh kita terus-menerus memperbanyak diri melalui suatu proses pembelahan
sel yang disebut cleavage. Pada organisme multiseluler, proses pembelahan tersebut
biasanya dimulai dengan penyatuan dua heterogamet yaitu sperma dan sel telur
dalam sebuah proses yang dikenal dengan istilah fertilisasi. Fertilisasi merupakan
suatu proses kompleks yang melibatkan penetrasi lapisan-lapisan pelindung sel telur
oleh sperma yang motil sampai terjadi penyatuan dua pronuklei (masing-masing
nucleus gamet disebut pronukleus) untuk menghasilkan nucleus tunggal yang diploid.
Secara sederhana fertilisasi ini merupakan penggabungan dari sel telur dan sperma
sehingga menghasilkan telur yang telah difertilisasi atau dibuahi (zigot).
Kehidupan organisme multiseluler ini dalam suatu generasi baru dimulai dari
zigot yang melakukan pembelahan secara mitosis. Setelah fertilisasi sel akan
langsung mengalami pembelahan ganda dari yang semula satu sel menjadi dua, lalu
menjadi empat, delapan dan seterusnya. Pembelahan itu berlangsung di sepanjang
saluran tuba fallopi, sambil berjalan menuju uterus. Sungguh suatu keajaiban
mengingat manusia yang berasal dari satu sel telur yang kemudian dibuahi oleh
sperma dan merupakan hal yang mustahil apabila suatu zigot dapat tumbuh menjadi
individu multiseluler tanpa adanya pembelahan sel. Organisme multiseluler tumbuh
karena adanya kenaikan jumlah sel melalui pembelahan sel, juga menghasilkan
sel-sel baru yang berfungsi mengganti sel-sel yang mati atau rusak. Frekuensi
pembelahan sel bervariasi pada setiap organisme, contohnya bakteri kolera akan
membelah setiap 20 menit, sementara sel-sel pada manusia membutuhkan waktu
sekitar 18-22 jam untuk membelah. Pembelahan sel juga penting untuk reproduksi
suatu organisme. Dalam proses pembelahan tersebut, bahan genetis berupa
kromosom selalu diwariskan kepada anak.
Lain halnya dengan organism uniseluler. Pada organisme bersel satu (uniseluler),
seperti bakteri dan protozoa, proses pembelahan sel merupakan salah satu cara untuk
berkembang biak. Pada makhluk hidup bersel banyak (multiseluler), pembelahan sel
mengakibatkan bertambahnya sel-sel tubuh. Oleh karena itu, terjadilah proses
pertumbuhan pada makhluk hidup baik dalam hal ukuran, bentuk, perlengkapan
fisiologis dan pola prilakunya. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan
termasuk manusia dapat dibedakan menjadi dua fase utama, yaitu pertumbuhan dan
perkembangan embrionik serta pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik.
Pertumbuhan dan perkembangan embrionik adalah fase pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa
fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Sedangkan
Pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik adalah pertumbuhan dan
perkembangan setelah masa embrio. Pada masa ini pertumbuhan dan
perkembanganyang terjadi terutama penyempurnaan alat-alat reproduksi (alat-alat
kelamin), dan biasanya pula hanya terjadi peningkatan ukuran bagian-bagian tubuh.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari cleavage?
2. Apa pengertian dari blastulasi?
3. Apa pengertian dari peta nasib?
4. Apa itu aplikasi kloning, steam cell dan kembar?

C. Tujuan
1. Mampu menjelaskan tentang cleavage.
2. Mampu menjelaskan tentang blastulasi.
3. Mampu menjelaskan tentang peta nasib.
4. Mampu menjelaskan tentang aplikasi kloning, steam cell dan kembar.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Cleavage
a. Pengertian cleavage
Zigot adalah hasil dari fertilisasi ovum dengan spermatozoa dan bersipat diploid.
Di dalam zigot terdapat satu set kromosom, karena pada waktu fertilisasi sel sperma
membawa setengah informasi genetic dari ayah dan setengan dari ibu yang
sama-sama bersipat haploid (n+n=2n). Zigot memiliki 2 kutub yaitu kutub animal dan
kutub vegetal.

Animal pole, sel-sel yang terdapat di dalamnya disebut mikromer dan


banyak mengandung sitoplasma. Vegetal pole, sel-sel yang terdapat di
dalamnya disebut makromer dan banyak mengandung yolk yang berfungsi
sebagai sumber makanan bagi sel-sel yang sedang membelah. Peranan zigot
dalam pembelahan sangatlah penting karena zigot adalah bahan dasar yang
menyebabkan pembelahan itu terjadi, sehingga organism multiseluler ini bisa
terbentuk.

Cleavage merupakan proses pembelahan sel paling awal dan teratur


setelah fertilisasi selesai yang dialami oleh sel tunggal zigotik menuju proses
kedewasaan. Cleavage ini menciptakan embrio multiseluler atau blastula dari
zigot. Pembelahan atau cleavage juga disebut segmentasi dan proses
pembelahannya diaktivasi oleh enzim MPF, dengan pembelahan tersebut zigot
yang mulanya uniseluler berubah menjadi multiseluler.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi cleavage
Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pembelahan sel diantaranya:
 Jumlah dan distribusi yolk, yolk akan mempengaruhi polaritas pada zigot
yang mengakibatkan pembelahan menjadi tidak sempurna. Sel telur yang
mengandung kuning telur yang banyak dan persebarannya tidak merata
akan menyebabkan terhalangnya pembelahan sel. Contohnya pada sel
telur burung yang memiliki kuning telur yang berlimpah, maka
pembelahan selnya hanya terjadi pada satu kutub yaitu animal pole,
akibatnya blastomere yang dihasilkan ukurannya tidak seragam dan akan
berdampak pada letak blastocoels dari spesies hewan tersebut.
 Adanya sitoplasma (ribosom dan sentriol), yang sangat berpengaruh
terhadap pembelahan sel. Pada beberapa zigot hewan-hewan multiseluler
sitoplasma juga terdapat pada satu kutub zigot (animal pole), sehingga
pembelahan sel pada kutub ini berjalan lebih cepat jika dibandingkan
dengan kutub yang lain (vegetal pole).

c. Macam-macam bidang pembelahan


Selama proses pembelahan, bidang yang ditempuh oleh arah pembelahan ketika
zigot mengalami pembelahan berbeda-beda. Ada empat macam bidang pembelahan,
yaitu :

 Meridian, adalah bidang pembelahan yang melewati poros kutub, yang


mengakibatkan dihasilkannya dua blastomer dengan ukuran yang sama.
 Vertikal, adalah bidang pembelahan yang cenderung lewat tegak sejak
dari animal pole sampai vegatal pole.

 Ekuator, adalah bidang pembelahan yang tegak lurus dengan animal


pole-vegatal pole. Bidang pembelahan ini membelah embrio menjadi
empat anakan dan empat blastomer vegetal.

 Lotitudinal, adalah bidang pembelahan yang mirip dengan bidang ekuator,


tetapi terjadi sejajar.
d. Sifat cleavage
 Daerah deutoplasma yang padat (lapisan yolk) sukar dilewati pembelahan.
Karena itu pembelahan hanya berlangsung di daerah germinal disc pada
telur megalecithal
 Habis pembelahan kedua, sel anak yang terjadi sama besar.

e. Tipe dan pola cleavage


Macam – macam pembelahan ada 3, yaitu :
1) Holoblastik

Merupakan pembelahan mengenai seluruh daerah zigot. Terdapat pada telur


homolecithal dan medio lecithal. Dibedakan menjadi 2, yaitu:
a) Holoblastik teratur (equal)
Merupakan pembelahan yang berlangsung secara teratur baik dalam
bidang pembelahan maupun tahap – tahap pembelahan. Terdapat pada
Asterias (bintang laut), Amphioxus, dan Anura (katak). Pembelahan melewati
bidang meridian saling tegak lurus , terbentukalah 4 sel yang sama besar,
kemudian melewati bidang latitudinal, diatas bidang ekuator. Terbentuklah 8
sel, 4 sel sebelah atas lebih kecil yang disebut micromere, dan 4 sel sebelah
bawah disebut macromore.
Pembelahan keempat lewat bidang- bidang meridian yang secara serantak
membagi dua ke delapan sel. Terbentuklah 16 sel yang terdiri dari 8
micromore dan 8 macromore. Setelah itu pembelahan melewati bidang
latitudianal, atas dan bawah didang ekuator secara serantak.
b) Holoblastik yang tidak teratur (unequal)
Merupakan pembelahan yang tidak sama masa pembelahanya terjadi pada
berbagai zigot. Terdapat pada mamalia. Pembelahan melalui bidang latitudinal sedikit
diatas ekuator. Membagi zigot menjadi 2 sel yang satu sebelah kutub animal lebih
kecil. Kemudian pembelahan yang selanjutnya melewati bidang meridian, tetapi
hanya berlangsung pada micromere kutub vegetal. Terjadilah tingkat 3 sel kemudian
menyusul micromere, lewat bidang meridian juga.
Terbentuklah tingakat 4 sel. Terjadi pembelahan pada salah satu macromere
sehingga tertbentuk tingkat 5 sel dan 6 sel. Salah satu micromere membelah terbentuk
tingkat 7 sel dan satu lagi membentuk tingkat 8 sel. Pembelahan selanjutnya tidak
serentak, dan akhirnya terbentuk blastomere yang terdiri dari 60-70 sel yang berupa
gumpalan masif, disebut morula.

2) Meroblastik

Merupakan pembelahan yang hanya pada zigot di sebagian kecil kutub animal,
yakni bagi seluru germinal disc dan mengenai sedikit yolk. Pembelahan diawali
melalui bidang meridian sehingga terbentuklah tumpukan sel di daerah germinal disc
yang dari sekitar 8 sel ditengah dan 12 sel dipinggir sel tengah masih berhubungan
dengan yolk dibawah, sedang sel yang di pinggir sebagian besar sudah lepas dasri yolk
kecuali daerah tepi sekali. Pada saat ini telur mencapai uterus, dan sudah dilapisi oleh
albumen dan shell.
3) Perantaraan holo dan meroblastik

Yaitu pembelahan yang tak seluruhnya mencapai ujung kutub vegetal, tedapat
pada telur megalesital.

Pola-pola Segmentasi
Berdasarkan simetri dan tipe pembelahannya, pembelahan pada zygot dapat
dikelompokkan menjadi :
1. Pembelahan radial holoblastik

Pembelahan radial holoblastik adalah pembelahan dimana blastomer-blastomer


yang terdapat pada bagian kutub anima telur terletak tepat di atas blastomer yang ada
pada bagian vegetatif, sehingga pola blastomer adalah radial simetris, misalnya
pembelahan pada echinodermata dan amphioxus

2. Pembelahan spiral holoblastik

Pembelahan spiral holoblastik dijumpai pada annelida, turbellaria, dan semua jenis
molluska kecuali cephalopoda. Pada pembelahan spiral, orientasi spindel mitosisbukan
paralel atau tegak lurus dengan sumbu anima-vegetatif telur, tetapi orientasinyaadalah
miring sehingga blastomer-blastomer yang dihasilkan tidak terletak tepat di atasatau di
bawah blastomer-blastomer yang lain. Akibat bergesernya posisi dari spindelmitosis,
menyebabkan sel-sel blastomer bagian atas berada di atas pertemuan duablastomer
yang berada di bawahnya.Pada pembelahan spiral dikenal dua tipe yaitu pembelahan
dekstral danpembelahan sinistral. Pembelahan disebut dekstral apabila arah putaran
spiran searah dengan jarum jam, dan disebut sinistral apabila arah putaran spiran
berlawanan dengan arah jarum jam.

3. Pembelahan bilateral holoblastik

Pembelahan bilateral holoblastik dijumpai terutama pada ascidian (tunicata) dan


nematoda. Pada tipe pembelahan ini, dua dari empat blastomer yang dihasilkan dari
dua kali pembelahan berukuran lebih besar dari dua sel lainnya, sehingga membentuk
sebuah bidang bilateral simetris. Pada pembelahan pertama, menghasilkan dua se lyang
tidak sama besar. Sel yang besar diberi notasi sel AB, sedangkan sel-sel yang lebih
kecil diberi notasi Pi . Kedua sel kemudian membelah secara simultan pada bidang
yang saling tegak lurus, menghasilkan empat belastomer dalam bentuk sepertu huruf T.
Susunan blastomer yang berbentuk huruf T berubah menjadi suatu bentuk rhomboid.
Pembelahan ketiga menyebabkan susunan blastomer semakin bilateral
simetris.Dua blastomer yang berukuran besar membelah membentuk dua blastomer
lainnya di sisi kiri dan kanan sel blastomer tersebut, sedangkan dua blastomer lainnya
membentuk suatu kelompok empat sel yang letaknya saling membelakangi.Pada
ascaris (nematoda), blastomer-blastomer menunjukkan bagian-bagian yang khusus dari
embrio. Bagian A, B, dan C membentuk kulit hewan, blastomer D membentuk
endoderem dan saluran pencernaan, blastomer Mst membentukmesoderem dan
stomodeum, dan blastomer P3 pada akhirnya menghasilkan sel-sel reproduksi.
4. Pembelahan rotasional holoblastik

Pembelahan rotasional holoblastik dijumpai pada mamalia, misalnya mencit dan


manusia. Beberapa ciri-ciri pembelahan pada mamalia adalah: (i) pembelahannya
relatif lambat, (ii) orientasi blastomer-blastomernya adalah khas. Pembelahan pertama
adalah pembelahan secara ekuatorial. Pembelahan pada embrio mamalia berbeda
dengan pembelahan pada embrio lain, dimana pada pembelahan awal embrio
mamaliatidak sinkron. Blastomer-blastomer pada embrio mamalia tidak semua
membelah pada waktu yang sama. Jadi blastomer pada embrio mamalia tidak
bertambah dari stadium 2 sel ke 4 sel, dan 4 sel menjadi 8 sel. Pada stadium 16 sel,
embrio mencapai stadium morula.Pada morula, blastomer-blastomer mensekresikan
cairan internal untuk pembentukan rongga blastocoel.

Transisi dari stadium morula ke blastula ditandai dengan terjadinya dua perubahan
yaitu:
 Rongga blastula dengan cepat mengalami pembesaran
 Terbentuknya tipe-tipe sel yang berbeda di dalam embrio.

5. Pembelahan Diskoidal Meroblastik

Pembelahan diskoidal meroblastik dapat dijumpai pada ikan, reptil dan burung.
Pembelahan hanya berlangsung pada blastodisk yang terdapat pada kutub anima telur,
sedangkan yolk tidak turut membelah (Gilbert, 1985). Pada burung, pembelahan
berlangsung di dalam saluran reproduksi.Pada pembelahan pertama, blastodisk
membentuk dua blastomer yang tidak terpisah secara sempurna. Pembelahan kedua
tegak lurus pembelahan pertama, dan menghasilkan 4 blastomer yang juga tidak
terpisah secara sempurna. Pembelahan ketiga, dua bidang pembelahan simultan sejajar
dengan pembelahan pertama menghasilkan 8 blastomer.Pembelahan keempat
merupakan bidang pembelahan yang melingkar dan memotong semua bidang
pembelahan terdahulu.Pembelahan kelima adalah pembelahan radial, memotong
bidang pembelahan keempat dan menghasilkan blastomer-blastomer tepi yang juga
tidak terpisah secara sempurna.Sedangkan pembelahan selanjutnya sukar diikuti.

6. Pembelahan Superfisial Meroblastik

Pembelahan superficial meroblastik dapat dijumpai pada serangga


danarthropoda lainnya. Inti zigot pada bagiabn tengah telur membelah secara mitosis
beberapa kali tanpa diikuti dengan pembelahan sitoplasma. PadaDrosophila sp
dihasilkan inti sebanyak 256. Inti-inti tersebut dinamakan energid. Energid-energi
selanjutnya bermigrasi ke bagian tepi telur. Masing-masing inti dikelilingi oleh
sebagian kecil sitoplasma asal. Embrio pada saat ini disebut stadium Syntial
blastoderm. Massa sitoplasma pada bagian tengah telur menjadi hancur dan hilang. Inti
yang bermigrasi ke bagian posterior telur kembali ditutupi oleh membran sel yang baru
untuk membentuk pole cell pada embrio. Sel-sel tersebut kelak akan menjadi sel
kelamin pada saat dewasa. Setelah pole cell terbentuk, membran oosit melipat kedalam
diantara inti, sehingga pada akhirnya setiap inti menjadi satu sel tunggal dan
menghasilkan blastoderm seluler (Gilbert, 1985)

2.2 Blastulasi
Blastulasi merupakan salah satu stadium yang mempersiapkan embrio untuk
menyusun kembali sejumlah sel pada tahap perkembangan selanjutnya. Distribudi
yolk pada setiap jenis telur pada suatu species berpengaruh terhadap bentuk-bentuk
blastula. Umumnya blastula memiliki sebuah rongga yang disebut rongga blastula
(blastocoel). Dikenal beberapa macam blastula, yaitu:

 Coeloblastula. Yaitu blastula berbentuk bulat, dihasilkan oleh telur-telur


isolesital dan oligolesital. Misalnya blastula pada Synapta sp, Asterias sp,
Amphioxus, dan Amphibia. Rongga blastula terdapat di tengah atau eksentrik ke
arah kutub anima.
 Diskoblastula, yaitu blastula berbentuk cakram atau tudung. Blastodisk tampak
berkembang menyerupai cakram di atas massa yolk. Dihasilkan oleh telur
telolesital. Misalnya blastula pada ayam, dan ikan zebra. Rongga blastula
terbentuk pada bagian bawah cakram atau tudung diantara blastodisk dan yolk.

 Blastokista, yaitu blastula yang menyerupai kista. Blastula ini memiliki massa
sel-sel dalam (inner cell mass) pada bagian dalam embrio dan dikelilingi oleh
tropoblas. Dihasilkan oleh telur isolesital. Misalnya blastula pada mamalia.

 Stereoblastula, yaitu blastula massif tanpa rongga blastula. Dihasilkan oleh telur
sentrolesital . Misalnya blastula pada berbagai jenis serangga.

a. Blastulasi pada sea urchin


Blastula pada bintang laut terbentuk pada stadium 32 sel (relatif). Pada blastula
awal, blastula tampak memiliki silia. Dinding blastula hanya terdiri atas satu lapisan
sel. Sel-sel pada bagian apeks di kutub anima memiliki ukuran yang relatif lebih kecil
dibandingkan dengan sel-sel pada kutub vegetatif. Pada bagian kutub vegetatif
terdapat sel-sel mikromer yang kelak akan berkembang menjadi mesenkim
primer. Rongga blastula besar dan terdapat pada bagian tengah embrio. Pada stadium
blastula lanjut terjadi beberapa perubahan, antara lain lepasnya sel-sel mikromer ke
dalam blastocoel.

Masuknya sel-sel mikromer ke dalam blastocoel adalah sebagai berikut:


 Bagian apeks sel-sel mikromer memanjang dan lepas dari lapisan hialin, dan
bagian lateral terpisah dari sel-sel vegetatif di sekitarnya.
 Sel-sel melintasi lamina basalis masuk ke dalam blastocoel. Di dalam
blastocoel, sel-sel tersebut mengalami reorganisasi membentuik sel-sel
mesenkim primer.

b. Blastulasi pada pisces


Sejak stadium pertumbuhan 8 sel, suatu rongga terbentuk diantara makromer dan
mikromer dan rongga tersebut semakin jelas kelihatan pada stadium 64 sel. Rongga
tersebut dinamakan rongga blastocoel. Dengan bertambahnya pertumbuhan, rongga
tersebut semakin besar. Struktur yang demikian ini dinamakan blastula, terbentuk 4-6
jam setelah fertilisasi. Pertumbuhan akhir blastula berlangsung setelah embrio
mencapai lebih dari 200 sel.
c. Blastulasi pada amphibi
Pada amphibia (Xenopus sp), stadium blastula tercapai pada stadium 128 sel.
Pada stadium ini mulai terbentuk suatu rongga yang disebut rongga blastula
(blastocoel). Blastula pada amphibia memiliki tiga daerah yang berbeda, yaitu:

 Daerah di sekitar kutub anima, meliputi sel-sel yang membentuk atap blastocoel.
Sel-sel tersebut merupakan bakal lapisan ektoderem. Sel-sel ini berukuran kecil
dan disebut mikromer, mengandung banyak butir-butir pigmen.

 Daerah di sekitar kutub vegetatif, meliputi sel-sel yolk yang berukuran besar
(makromer) yang merupakan bakal sel-sel endoderem. Mengandung banyak
butir-butir yolk.

 Daerah sub ekuatorial berupa sel-sel cincin marginal, meliputi daerah kelabu
(gray crescent). Daerah ini secara normal akan membentuk sel-sel mesoderem.

Pada blastula katak, atap blastocoel terdiri atas 2-4 lapisan sel. Alas blastocoel
adalah sel-sel yolk. Rongga blastocoel terletak lebih ke kutub anima. Menurut
Nieuwkoop, fungsi rongga blastula adalah membatasi interaksi antara bakal
ektoderem dan sel-sel endoderem pada cincin marginal yang mengelilingi tepi
blastocoel.

d. Blastulasi pada aves


Blastula pada burung adalah blastula berbentuk cakram atau tudung. Setelah
lapisan tunggal blastoderem terbentuk, selanjutnya blastoderem mengalami
pembelahan secara ekuatorial atau hotisontal, dan menghasilkan 3-4 lapisan sel. Pada
stadium ini, blastodisk terdiri atas dua daerah yang berbeda, yaitu:
 Area pellusida, yaitu daerah yang tampak bening terletak di atas rongga
subgerminal
 Area opaka, yaitu daerah yang tampak gelap, terletak pada bagian tepi blastodisk.
Pada beberapa jenis aves, rongga subgerminal juga merupakan rongga blastula.
Pada ayam dan bebek, blastocoel terbentuk setelah terjadi delaminasi blastoderem
membentuk lapisan sel bagian bawah yang disebut hipoblas primer, dan lapisan sel
bagian atas yang disebut epiblas. Celah diantara hipoblas dan epiblas disebut
blastocoel.

e. Blastulasi pada mamalia


Blastula pada mamalia disebut blastokista, memiliki sebuah rongga yang berisi
cairan yang dikelilingi oleh selapis sel pada bagian tepi yang disebut tropoblast atau
tropektoderem. Pada bagian dalam embrio ke arah kutub anima, terdapat sekelompok
sel-sel dalam (inner cell mass). Tropoblas merupakan bagian ekstraembrio yang kelak
membentuk selaput korion dan turut serta dalam pembentukan plasenta. Sedangkan
massa sel-sel dalam akan berkembang menjadi embrio yang sesungguhnya.
Adanya rongga blastula memungkinkan untuk berlang-sungnya gerakan- gerakan
morfogenik untuk reorganisasi sel-sel embrio pada stadium perkembangan
selanjutnya, khususnya pada stadium gastrula. Pada mamalia, fertilisasi berlangsung
pada bagian ampulla oviduk. Zigot yang terbentuk bergerak menuju uterus sambil
melangsungkan pembelahan. Pada stadium blastula, embrio siap untuk mengalami
implantasi. Sambil terimplantasi, blastula akan berkembang, dan sementara itu terjadi
plasentasi pada jaringan tropektoderem dan jaringan endometrium induk.
2.3 Peta Nasib
Peta nasib menggambarkan tentang nasib berbagai daerah yang terdapat pada
suatu embrio. Orang pertama yang membuat peta nasib adalah Walter Vogt. Ia
mengadakan percobaan pada blastula amphibian dengan menggunakan zat warna
neutral red untuk mewarnai berbagai daerah yang terdapat pada embrio, dan
selanjutnya diikuti perkembangannya hingga stadium tertentu. Cara yang demikian
memungkinkan untuk diketahui bahwa daerah yang pernah diwarnai pada stadium
lanjut menjadi daerah A atau B. Cara ini memungkinkan nasib dari bagian-bagian
embrio dapat ditelusuri dan digambarkan dalam bentuk peta dan diberi nama dengan
peta nasib.

2.4 Aplikasi Kloning, Steam Cell dan Kembar


a. Steam cell
1. Pengertian steam cell
Stem cell diperkenalkan sebagai sel-sel “undifferentiated” karena belum dapat
berkembang dan membentuk jaringan atau organ yang lebih spesifik. Sel punca, sel
induk, sel batang (bahasa Inggris: stem cell) merupakan sel yang belum
berdiferensiasi dan mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk berkembang menjadi
banyak jenis sel yang berbeda di dalam tubuh. Proses perubahan stem cell menjadi
tipe sel yang spesifik dikenal sebagai “differentation”. Selain berfungsi untuk
membentuk jaringan atau organ yang lebih spesifik, stem cell juga berfungsi sebagai
sistem perbaikan untuk mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak demi kelangsungan
hidup organisme. Saat stem cell terbelah, sel yang baru mempunyai potensi untuk
tetap menjadi stem cell atau menjadi sel dari jenis lain dengan fungsi yang lebih
khusus, misalnya sel otot, sel darah merah atau sel otak.
Jadi stem cell merupakan sel induk yang terdapat pada benda-benda hidup seperti
manusia, hewan dan tumbuhan.Stemcell atau sel induk adalah bagian dasar dari
semua organ tubuh yang berfungsi untuk memicu regenerasi jaringan organ tubuh kita.
Sel Punca mempunyai 2 sifat yang khas yaitu:

a) Differentiate yaitu kemampuan untuk berdifferensiasi menjadi sel lain. Sel


Punca mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel yang khas (spesifik)
misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka, sel pankreas dan lain-lain

b) Self regenerate/self renew yaitu kemampuan untuk memperbaharui atau


meregenerasi dirinya sendiri. Stem cells mampu membuat salinan sel yang
persis sama dengan dirinya melalui pembelahan sel.

Tidak seperti “stem cell biasa”, stem cell embrionik adalah stem cell yang
membangun organ-organ tubuh kita. Dalam contoh yang sederhana, stem cell
embrionik bertanggung jawab dalam pembentukan mata, namun “stem cell mata
biasa” hanya bertanggung jawab pada daur ulang sel-sel mata selanjutnya.
Singkatnya stem cell embrionik adalah pembentuk sebenarnya dari berbagai organ
tubuh. Dari fakta ini kita dapat mulai memahami pentingnya stem cell embrionik.
Para ilmuwan selama ini memfokuskan penelitian mereka dalam memanfaatkan
stem cell embrionik untuk memperbaiki kerusakan pada organ-organ tubuh manusia.
Contohnya adalah jika ginjal manusia mengalami kerusakan, maka para ilmuwan
dapat memprogram stem cell embrionik sehingga dapat membentuk jaringan ginjal
baru yang akan menggantikan jaringan ginjal yang rusak.

2. Jenis-jenis steam cell


a) Berdasarkan kemampuan berdiferensiasi
 Totipoten : Merupakan sel yang berpotensi untuk berdiferensiasi menjadi
berbagai jenis sel, contoh : zigot.
 Pluripoten : Merupakan sel yang dapat berdiferensiasi menjadi 3 lapisan
ektoderm, mesoderm, dan endoderm namun tidak membentuk suatu organisme
baru, contoh : Stem Cell embrionik
 Multipoten : Merupakan sel yang dapat berdiferensiasi menjadi sel dewasa,
contoh : Stem Cell hematopoetik
 Unipoten :Merupakan sel yang hanya dapat menghasilkan satu jenis sel tertentu.
Stem Cell jenis ini dapat meregenarasi diri sendiri.
b) Berdasarkan sumber asal sel
 Stem Cell embrionik : Merupakan Stem Cell yang didapatkan saat
perkembangan individu masih berada dalam tahap embrio dan memiliki sifat
pluripoten.
 Stem Cell dewasa : Merupakan sekelompok sel yang belum terdiferensiasi,
terkadang dalam keadaan tidak aktif pada jaringan yang memiliki sifat spesifik.
Stem Cell ini bersifat plastis artinya ia dapat berdiferensiasi menjadi sel jaringan
lain, disamping menjadi sel sesuai jaringan aslinya.

3. Mekanisme kerja steam cell


 Mencari sel-sel punca terbaik pada tubuh manusia
 Sel-sel punca ini dapat ditemukan dilapisan lemak dalam tubuh
 Menggunakan jarum suntik yang steril dan khusus
 Kemudian dokter mengambil sample pencampuran antara jaringan lemak dan
sekelompok sel punca yang sehat
 Teknisi laboratorium kemudian memisahkan sel punca dengan sel lemak dengan
metode pemisahan sentrifugal
 Kemudian sel punca ditempatkan pada cawan petri yang diberikan makanan
untuk pertumbuhan
 Seiring pertumbuhannya,sel-sel ini bertambah banyak dengan cepat
 Mengisi celah dan lubang yang ada sama seperti cara tubuh menyembuhkan luka
 Pada fase ini sel punca menghasilkan senyawa kimia yang disebut faktor
pertumbuhan
 Faktor pertumbuhan adalah bahasa sel inilah cara ribuan sel berkomunikasi,
memungkinkan masing-masing untuk melakukan sebuah fungsi vital
 Memperbaiki dan memperbahrui jaringan tubuh
4. Cara memperoleh steam cell
Stem Cell dapat diperoleh dengan menggunakan teknik transplantasi. Ada tiga
macam teknik transplantasi berdasarkan sumbernya, yaitu :
a. Transpalasi dari sum-sum tulang belakang
Transplantasi sumsum tulang digunakan sebagai pengobatan leukimia dan anemia
aplastik. Pengobatan dengan cara ini memiliki tingkat keberhasilan yang terus
meningkat dan sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu. Sumsum tulang kaya akan
Stem Cell hematopoetik. Prosedur memperolehnya yaitu sumsum tulang diambil dari
tulang panggul pendonor. Kemudian sumsum tersebut disuntikkan pada pembuluh
vena pasien. Bila prosesnya lancar, maka sumsum tulang tersebut akan menyatu di
dalam tulang pasien hingga seluruhnya tergantikan oleh sumsum tulang yang baru.
Transplantasi ini memiliki resiko kontaminasi virus yang lebih tinggi dikarenakan sel
darah putih pada pasien harus dihancurkan dulu sebelum sumsum tulang dimasukkan
dalam tubuh.

b. Transpalasi steam cell darah tepi


Stem Cell pada peredaran darah tepi memang tidak sebanyak pada sumsum
tulang, sehingga agar jumlahnya dapat mencukupi maka pendonor diberi penstimulasi
agar Stem Cell hematopoetik dapat bergerak dari sumsum ke peredaran darah.
Keuntungan transplantasi ini lebih mudah dan tidak menyakitkan serta lebih mudah
tumbuh. Namun kelemahannya, Stem Cell darah tepi ini tidak setangguh sumsum
tulang, maka transplantasi ini tetap dicampur dengan sumsum tulang.
c. Transpalasi steam cell tali pusat
Tali pusat atau plasenta atau ari-ari ternyata memiliki Stem Cell yang sama
seperti pada sumsum tulang bahkan Stem Cell darah tali pusat memiliki keunggulan
dibanding pada sumsum tulang dan darah tepi pada pasien tertentu. Transplantasi
Stem Cell tali pusat ini telah mengubah bahan sisa proses pertumbuhan janin menjadi
sumber penyembuh yang sangat ampuh. Penggunaan Stem Cell ini telah
menyelamatkan banyak jiwa yang mengidap penyakit leukimia dan penyakit
kekebalan tubuh lainnya.

b. Kembar
Berikut garis besar poses terjadinya kembar:
 Normalnya, sel telur (ovum) bertemu dan dibuahi satu sel mani (sperma).
Hasilnya adalah zigot. Jika zigot kemudian membelah menjadi dua, akan
terbentuk bayi kembar. Ketepatan waktu dan sempurnanya pembelahan akan
menentukan bayi kembar yang akan lahir.
 0-4hari
Pembelahan zigot terjadi 0-4 hari setelah konsepsi (pembuahan). Hasilnya
adalah bayi kembar identik dengan dua plasenta, dua korion (selaput terluar yang
melingkupi embrio), dan dua amnion (selaput ketuban). Kembar seperti ini
disebut dikorionik diamniotik.
 4-8hari
Pembelahan zigot terjadi 4-8 hari setelah konsepsi. Akan lahir bayi kembar
identik dengan satu plasenta, tapi masing-masing punya korion dan amnion.
Kondisi ini disebut dikorionik diamniotik plasenta tunggal.
 8-12hari
Pembelahan zigot terjadi 8-12 hari setelah konsepsi. Akan lahir bayi kembar
identik dengan satu plasenta dan satu korion, tapi masing-masing punya amnion.
Disebut monokorionik diamniotik.
 >13hari
Pembelahan terjadi lewat hari ke-12 setelah pembuahan. Akan lahir bayi kembar
identik dengan berbagi plasenta, dan hanya memiliki satu selaput korion dan
amnion yang disebut monokorionik monoamniotik, inilah yang menyebabkan
kembar siam
Ada beberapa jenis kembar siam:
 Thoracopagus: kedua tubuh bersatu di bagian dada (thorax). Jantung selalu
terlibat dalam kasus ini. Ketika jantung hanya satu, harapan hidup baik dengan
atau tanpa operasi adalah rendah. (35-40% dari seluruh kasus)
 Omphalopagus: kedua tubuh bersatu di bagian bawah dada. Umumnya masing-
masing tubuh memiliki jantung masing-masing, tetapi biasanya kembar siam
jenis ini hanya memiliki satu hati, sistem pencernaan, diafragma dan
organ-organ lain. (34% dari seluruh kasus)
 Pygopagus (iliopagus): bersatu di bagian belakang. (19% dari seluruh kasus)
 Cephalopagus: bersatu di kepala dengan tubuh yang terpisah. Kembar siam jenis
ini umumnya tidak bisa bertahan hidup karena kelainan serius di otak. Dikenal
juga dengan istilah janiceps (untuk dewa Janus yang bermuka dua) atau
syncephalus.
 Cephalothoracopagus: Tubuh bersatu di kepala dan thorax. Jenis kembar siam
ini umumnya tidak bisa bertahan hidup. (juga dikenal dengan
epholothoracopagus atau craniothoracopagus)
 Craniopagus: tulang tengkorak bersatu dengan tubuh yang terpisah. (2%)
 Craniopagus parasiticus - bagian kepala yang kedua yang tidak memiliki tubuh.
 Dicephalus: dua kepala, satu tubuh dengan dua kaki dan dua atau tiga atau
empat lengan (dibrachius, tribrachius atau tetrabrachius)
 Ischiopagus: kembar siam anterior yang bersatu di bagian bawah tubuh. (6% dari
seluruh kasus)
 Ischio-omphalopagus: Kembar siam yang bersatu dengan tulang belakang
membentuk huruf-Y. Mereka memiliki empat lengan dan biasanya dua atau tiga
kaki. Jenis ini biasanya memiliki satu sistem reproduksi dan sistem pembuangan.
 Parapagus: Kembar siam yang bersatu pada bagian bawah tubuh dengan jantung
yang seringkali dibagi. (5% dari seluruh kasus)
 Diprosopus: Satu kepala dengan dua wajah pada arah berlawanan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Fase Pembelahan (cleavage) Pembelahan atau cleavage atau juga disebut
segmentasi, terjadi setelah pembuahan. Zigot membelah berulang kali sampai terdiri
dari berpuluh sel kecil, yang disebut blastomer. Pembelahan itu bisa meliputi seluruh
bagian, bisa pula hanya pada sebagian kecil zigot. Pembelahan ini terjadi secara
mitosis, meskipun terkadang juga diikuti pembelahan inti yang terus menerus tanpa
diikuti sitoplasma. Macam-macam bidang pembelahan yaitu Meridian, Vertikal,
Ekuator, dan Latitudinal. Macam-macam pembelahan yaitu Holoblastik,
Meroblastik , dan Perantaraan Holo dan Meroblastik.
Terdapat faktor yang mempengaruhi pembelahan yaitu jumlah yolk, faktor
sitoplasma dan faktor keturunan. Pembelahan zigot membelah (mitosis) menjadi
banyak blastomer. Blastomer berkumpul membentuk seperti buah arbei disebut
Morula. Blastulasi merupakan salah satu stadium yang mempersiapkan embrio untuk
menyusun kembali sejumlah sel pada tahap perkembangan selanjutnya.
Macam-macam blastula Coeloblastula, Discoblastula, blastiokista, dan streoblastula.

3.2 Saran
Pada penyajian makalah ini mungkin tidak menampilkan penjelasan secara
mendalam atau detail. Oleh karena itu, diharapkan kepada pembaca selanjutnya dapat
melengkapi makalah ini dengan mencari sumber-sumber lain demi penyempurnaan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Partodihahardjo, S., 1992. Ilmu Reproduksi hewan. Jakarta : Mutiara,.


Saunders J. W. 1970. Pattens and Principles of animal Development. The Mc. Millan
Co.New York.
Sudarwati, Sri.dkk. 1990. Dasar-Dasar Struktur dan Perkembangan Hewan. Bandung:
Penerbit ITB
Yatim, W. 1982. Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito Yatim, Wildan. 1994.
Embryologi. Bandung : Tarsito.
Majumdar, N.M. 1985. Texbook of vertebrates Embryology. Mc. Graw Hill Publ.Co.
New Delhi.
D. Enger, Eldon, dkk. 2007.Consepts In Biology. New York: The McGraw-Hill
Companies Kalthoff, Klaus. 2001. Analysis of Biological Development. Evenue of
The Americans: Mc Graw Hill Higher Education

Anda mungkin juga menyukai