Modul ASP-Value For Money
Modul ASP-Value For Money
Value for money merupakan pendekatan nilai untuk uang yang artinya dimana nilai
uang untuk menilai biaya suatu produk atau layanan terhadap kualitas penyediaan.
Value for money merupakan inti pengukuran kinerja pada organisasi pemerintah.
Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai dari output yang dihasilkan saja, akan tetapi
harus mempertimbangkan input, output dan outcome secara bersama-sama.
Pengukuran kinerja berdasarkan alokasi biaya dan pelayanan. Dengan demikian
sering disebut 3E (ekonomi, efisiensi dan efektivitas).
Dalam hal ini value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor
publik yang mendasarkan pada 3 elemen utama, yaitu :
1. Ekonomi : pemerolehan input dengan kualitas tertentu pada harga yang terendah.
2. Efisiensi : pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan
input yang terendah untuk mencapai output tertentu.
3. Efektivitas : tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan atau
perbandingan outcome dengan ouput.
1. Ekonomi berkaitan dengan hubungan antara pasar dan masukan (cost of input).
Pengertian ekonomi (hemat/tepat guna) sering disebut kehematan yang mencakup
juga pengelolaan secara hati-hati atau cermat (prudency) dan tidak ada
pemborosan. Suatu kegiatan operasional dikatakan ekonomis jika dapat
menghilangkan atau mengurangi biaya yang tidak perlu.
2. Efisiensi (daya guna) mempunyai pengertian yang berhubungan erat dengan konsep
produktivitas. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan
antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost of output).
Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil
kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang
serendah-rendahnya (spending well). Jadi, pada dasarnya ada pengertian yang
serupa antara efisiensi dengan ekonomi karena kedua-duanya menghendaki
penghapusan atau penurunan biaya (cost reduction).
3. Efektivitas (hasil guna) merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau
sasaran yang harus dicapai. Pengertian efektivitas ini pada dasarnya berhubungan
dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan. Kegiatan operasional dikatakan
efektif apabila proses kegiatan tersebut mencapai tujuan dan sasaran akhir
kebijakan (spending wisely).
Manfaat implementasi konsep value for money pada organisasi sektor publik :
1. Meningkatkan efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang diberikan
tepat sasaran.
2. Meningkatkan mutu pelayanan publik
3. Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan terjadinya
penghematan dalam penggunaan input
4. Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik
5. Meningkatkan kesadaran akan uang publik (public costs awareness) sebagai akar
pelaksanaan akuntanbilitas publik.
Tujuan value for money audit adalah untuk meningkatkan akuntabilitas lembaga
sektor publik dan untuk perbaikan kinerja pemerintah. Dalam pemeriksaan yang
konvensional, lingkup pemeriksaan hanya sebatas audit terhadap keuangan dan
kepatuhan (financial and compliance audit), sedangkan dalam pendekatan baru ini
selain audit keuangan dan kepatuhan juga perlu dilakukan audit kinerja
(performance audit), meliputi audit ekonomi, efisiensi dan efektivitas.
Audit ekonomi dan efisiensi disebut juga management audit atau operational audit,
Sedangkan audit efektivitas disebut program audit. Istilah lain performance audit
adalah VFM audit atau 3E’s audit.
Ekonomi
Audit
manajemen
Audit Kinerja/
3E Efisiensi Value for Money
Audit
Audit
Efektivitas Program
Audit kinerja merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan
prosedurnya. Pengertian audit dalam audit keuangan adalah suatu proses yang
sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai
asersi atas tindakan dan kejadian ekonomi, kesesuaiannya dengan kriteria/standar
yang telah ditetapkan dan kemudian mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak
pengguna laporan tersebut (malan, 1984).
Salah satu yang membedakan VFM audit dengan conventional audit adalah dalam hal
laporan audit. Dalam laporan audit konvensional, hasil audit berupa pendapat (opini)
auditor secara independen dan obyektif tentang kewajaran laporan keuangan sesuai
dengan kriteria standar yang telah ditetapkan, tanpa pemberian rekomendasi
perbaikan. Sedangkan dalam VFM audit tidak sekedar menyampaikan kesimpulan
berdasarkan tahapan audit yang telah dilaksanakan, akan tetapi juga dilengkapi
dengan rekomendasi untuk perbaikan dimasa mendatang.
The General Accounting Office Standadrs (1994) menegaskan bahwa audit ekonomi
dan efisiensi dilakukan dengan mempertimbangkan apakah entitas yang diaudit
telah:
Prosedur untuk melakukan audit ekonomi dan efisiensi sama dengan jenis audit
lainnya. Secara umum, tahapan-tahapan audit yang dilakukan meliputi :
1. Perencanaan audit,
2. Me-review sistem akuntansi dan pengendalian intern,
3. Menguji system akuntansi dan pengendalian intern,
4. Melaksanakan audit, dan
5. Menyampaikan laporan.
Audit Efektivitas
Dua prosedur utama untuk melaksanakan praktik auditing kinerja organisasi secara
komprehensif, yaitu :
1. Standar Umum
a. Staf yang ditugasi untuk melaksanakan audit harus secara kolektif
memiliki kecakapan profesional yang memadai untuk tugas yang
diisyaratkan.
b. Semua yang berkaitan dengan pekerjaan audit itu harus independen.
c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama.
d. Setiap organisasi/lembaga audit yang melaksanakan audit berdasarkan
SAP harus memiliki sistem pengendalian intern yang memadai, dan sistem
pengendalian mutu tersebut harus di review oleh pihak lain yang kompeten
(pengendalian mutu ekstern).
2. Standar Pekerjaan Lapangan Audit Kinerja
a. Perencanaan
Pekerjaan harus direncanakan secara memadai.
b. Supervisi
Staf harus diawasi dengan baik.
c. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
Auditor harus waspada terhadap situasi atau transaksi yang dapat
merupakan indikasi adanya unsur perbuatan melanggar/melawan hokum
atau penyalahgunaan wewenang.
d. Pengendalian manajemen
Auditor harus benar-benar memahami pengendalian manajemen yang
relevan dengan audit.
3. Standar Pelaporan Audit Kinerja
a. Bentuk
Auditor harus membuat laporan audit secara tertulis untuk dapat
mengkomunikasikan hasil setiap audit.
b. Ketepatan waktu
Auditor harus dengan semestinya menerbitkan laporan untuk menyediakan
informasi yang dapat digunakan secara tepat waktu.
c. Isi laporan
- tujuan, lingkup, dan metodologi audit
- hasil audit
- rekomendasi
- pernyataan standar audit
- kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
- penyalahgunaan wewenang
- pengendalian manajemen
- tanggapan pejabat yang bertanggung jawab
- hasil/prestasi kerja yang patut dihargai
- hal yang memerlukan penelaahan lebih lanjut
- informasi istimewa dan rahasia
d. Penyajian laporan
Laporan harus lengkap, akurat, obyektif, meyakinkan, serta jelas dan
ringkas sepanjang hal ini dimungkinkan.
e. Distribusi Laporan
Laporan tertulis audit diserahkan oleh organisasi/lembaga audit kepada
- Pejabat yang berwewenang dalam organisasi pihak yang diaudit
- Kepada pejabat yang berwenang dalam organisasi pihak yang meminta
audit
- Kepada lembaga lain yang mempunyai tanggung jawab atas pengawasan
secara hukum
- Kepada pihak lain yang diberi wewenang oleh entitas yang diaudit untuk
menerima laporan tersebut
Terdapat tiga aspek utama yang mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik
(good governance), yaitu pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan.
Pengawasan mengacu pada tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh pihak
diluar eksekutif (masyarakat dan DPR/DPRD) untuk turut mengawasi kinerja
pemerintahan.
Pengendalian (control) adalah mekanisme yang dilakukan oleh eksekutif
(pemerintah) untuk menjamin dilaksanakannya sistem dan kebijakan
manajemen sehingga tujuan organisasi tercapai.
Pemeriksaan (audit) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang
memiliki independensi dan memiliki kompetensi profesional untuk memeriksa
apakah hasil kinerja pemerintah telah sesuai dengan standar kinerja yang
ditetapkan.
Keterangan :
Pada tataran teknis aplikatif juga berbeda, yaitu pengawasan oleh DPR/DPRD
dilakukan pada tahap awal; lalu pengendalian manajemen dan pengendalian tugas
pada tahap menengah; dan tahap akhir baru di lakukan pemeriksaan.
Objek yang diperiksa berupa kinerja anggaran dan laporan pertanggung jawaban
yang terdiri dari laporan dan nota perhitungan APBN/APBD, neraca, dan laporan
aliran kas.
Pemberian otonomi dan desentralisasi yang luas, nyata dan bertanggung jawab
kepada daerah kabupaten/kota akan membawa konsekuensi perubahan pada pola dan
system pengawasan dan pemeriksaan. Perubahan-perubahan tersebut juga
memberikan dampak pada unit-unit kerja pemerintah daerah, seperti tuntutan
kepada pegawai/aparatur pemerintah daerah untuk lebih terbuka, transparan, dan
bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat.