Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TERAPI BERMAIN
Pada Anak Di Ruang Aster RSD dr. Soebandi Jember

Oleh:
Alfian rizki apriliano
1801031033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2016
SAP TERAPI BERMAIN

1. Pendahuluan
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan
suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar
mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan,
cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk
kesehatan fisik, mentaldan perkembangan emosinya. Dengan bermain anak dapat
menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan juga emosinya karena mereka
bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam
bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala
sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk
bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya
sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas,
bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan
bermain (Supartini, 2014).
2. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 15 menit, diharapkan anak tidak
mengalami hospitalisasi dan kebutuhan bermain anak terpenuhi.

3. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mendapatkan terapi bermain diharapkan anak mampu :
a. Anak menikmati permainan yang diberikan
b. Meningkatkan hubungan perawat dengan klien
c. Mengalihkan perhatian anak dari rasa nyeri dan ketidaknyamanan
d. Sebagai alat komunikasi perawat dengan klien
e. Sebagai media hiburan bagi anak

4. Kegiatan Terapi Bermain


No Terapis Waktu Subjek terapi
1 Persiapan: 5 menit Ruangan, alat, anak dan keluarga
a. Menyiapkan ruangan siap
b. Menyiapkan alat-alat
c. Menyiapkan anak dan
keluarga
2 Proses :
a. Membuka a. Keluarga dan anak
proses terapi bermain dengan menjawab salam
mengucapkan salam 7 menit b. Keluarga dan anak
b. Memperken memperhatikan
alkan diri c. Keluarga dan anak
memperhatikan
c. Menjelaskan d. Keluarga dan anak paham
pada anak dan keluarga tentang cara bermain
tujuan dan manfaat bermain e. Anak menikmati permainan
d. Menjelaskan f. Anak bermain bersama
cara permainan dengan antusias dan
e. Mengajak mengungkapkan
anak bermain perasaannya
f. Mengevalua
si respon anak dan keluarga.

3 Penutup: 3 menit Memperhatikan dan menjawab


Menyimpulkan, mengucapkan salam
salam

5. Evaluasi
a. Evalusi Struktur
1) Anak hadir saat terapi bermain
2) Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang Aster RSD dr. Soebandi
Jember
3) Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya

b. Evaluasi Proses
1) Anak antusias dalam kegiatan menyusun kata
2) Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
3) Masalah yang muncul selama bermain
4) Ada/tidak jalinan kerjasama antara ortu,anak dan perawat
c. Evaluasi Hasil
1) Respons anak terhadap terapi bermain
2) Perasaan anak setelah dilakukan terapi bermain

6. Materi Bermain
a. Pengertian
Bermain merupakan aktivitas sehari-hari bagi anak, dengan bermain anak
mendapatkan banyak sekali manfaat yang diperlukan bagi stimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak (Rohmah, 2013)
b. Tujuan
Tujuan dari bermain, antara lain:
1) Membuang ekstra energi
2) Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan
organ-organ
3) Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak
4) Anak belajar mengontrol diri
5) Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya
6) Meningkatnya daya kreativitas
7) Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak
8) Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan
9) Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya
10) Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan
11) Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya (Supartini, 2014)
c. Jenis Bermain
1) Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang
diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a) Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan
tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium,
meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
b) Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.
c) Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-
temannya.
d) Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain (Supartini, 2014).
2) Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan mendengar.
Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan
sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton
televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain,
yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
a) Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif
bermain.
b) Tidak ada variasi dari alat permainan.
c) Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d) Tidak mempunyai teman bermain (Supartini, 2014).
d. Alat Permainan Edukatif
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat
perkembangannya, serta berguna untuk:
1) Pengembangan aspek fisik yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau
merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus.
Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan
didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
2) Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang
benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape,
TV, dll.
3) Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk.
Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka,
pensil warna, radio, dll.
4) Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu
dan anak, keluarga dan masyarakat. Contoh alat permainan : alat permainan yang
dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll (Supartini, 2014).
e. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam bermain
1) Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2) Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3) Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
4) Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
5) Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit (Rohmah, 2013).
f. Bentuk-bentuk Permainan
Menurut Supartini (2014) bentuk-bentu permainan sesuai usia diantaranya:
1) Usia 0 – 12 bulan
Tujuannya adalah:
a) Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap,
menggenggam
b)Melatih kerjasama mata dan tangan
c) Melatih kerjasama mata dan telinga
d)Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan
e) Melatih mengenal sumber asal suara
f) Melatih kepekaan perabaan
g)Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang
Alat permainan yang dianjurkan :
a) Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang
b) Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka
c) Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang
d) Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara
e) Alat permainan berupa selimut dan boneka

2) Usia 13 – 24 bulan
Tujuannya adalah:
a) Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara
b)Memperkenalkan sumber suara
c) Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik
d)Melatih imajinasinya
e) Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan
yang menarik
Alat permainan yang dianjurkan:
a) Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya
b) Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik
c) Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang tidak
mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-balok besar,
kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil
berwarna
3) Usia 25 – 36 bulan
Tujuannya adalah;
a) Menyalurkan emosi atau perasaan anak
b) Mengembangkan keterampilan berbahasa
c) Melatih motorik halus dan kasar
d) Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan
membedakan warna)
e) Melatih kerjasama mata dan tangan
f) Melatih daya imajinansi
g) Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda
Alat permainan yang dianjurkan:
a) Alat-alat untuk menggambar
b) Lilin yang dapat dibentuk
c) Pasel (puzzel) sederhana
d) Manik-manik ukuran besar
e) Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda
f) Bola

4) Usia 32 – 72 bulan
Tujuannya adalah:
a) Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
b) Mengembangkan kemampuan berbahasa.
c) Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.
d) Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura
(sandiwara).
e) Membedakan benda dengan permukaan.
f) Menumbuhkan sportivitas.
g) Mengembangkan kepercayaan diri.
h) Mengembangkan kreativitas.
i) Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).
j) Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar.
k) Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar
rumahnya.
l) Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal :
pengertian mengenai terapung dan tenggelam.
m) Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.
Alat permainan yang dianjurkan:
a) Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak, alat
gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.
b) Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.
5) Usia sekolah
Jenis permainan yang dianjurkan:
a) Pada anak laki-laki : mekanik.
b) Pada anak perempuan : dengan peran ibu.
6) Usia remaja
Jenis permainan : permainan keahlian, video, komputer, dll.
g. Daftar Pustaka:
Supartini, Y. (2014). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. EGC: Jakarta
Rohmah, N. (2013). Dasar-dasar Keperawatan Anak. Fikes Unmuh Jember: Jember

Anda mungkin juga menyukai