Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH STEM CELL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bioteknologi

Dosen pengampu : Nia Yuniarsih., M.Far., Apt

Oleh :

1. Rodiah Empon (16416248201049) FM16 B


2. Rosmayanti (16416248201067) FM16 C
3. Cintia Desy Ramadani (16416248201065) FM16 B
4. Irma Rahmawati (19416248201125)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG

2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr Wb

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT , karena berkat rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bioteknologi serta diharapkan
dapat menambah wawasan bagi pembaca. Makalah ini berjudul “ Stem Cell” dimana teknologi
stem cell ini sekarang sedang menjadi trend yang dianggap bias membantu pengobatan dalam
bidang medis.

Penulisan dalam makalah ini mungkin masih banyak kesalahan, untuk itu kritik dan saran
sangat kami harapkan agar penulisan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi.

Demikian makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan penulisan kami mohon maaf dan
kami ucapkan terimakasih.

Wssalamualaikum, Wr Wb

Karawang, 17 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

COVER ...........................................................................................................

KATA PENGANTAR .....................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................

1.1. Latar Belakang ..............................................................................


1.2. Rumusan Masalah ........................................................................
1.3. Tujuan Penulisan ..........................................................................

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................

2.1 Pengertian Stem Cell .....................................................................

2.2 Jenis-jenis Stem Cell .....................................................................

2.3 Mekanisme Kerja Stem Cell .........................................................

2.4 Cara Memperoleh Stem Cell .........................................................

2.5 Manfaat atau Penggunaan Stem Cell ............................................

2.5.1 Pemanfaatan Stem Cell Dalam Riset ............................

2.5.2 Penggunaan Stem Cell Dalam Pengobatan Penyakit ....

2.6 Kelebihan Dan Keurangan Teknologi Stem Cell ..........................

BAB III PENUTUP ........................................................................................

4.1 Kesimpulan ..................................................................................


4.2 Saran .............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bioteknologi sudah dimulai ribuan tahun yang lalu, sebelum tahun 1985 orang-orang
telah menggunakan ragi untuk membuat roti dan anggur melalui proses fermentasi. Setelah
tahun 1985 orang telah melakukan pengembangan industri fermentasi yaitu pembuatan
etanol, butanol, asam cuka, asam laktat, dan asam organik lainnya serta pengolahan air
limbah dengan menggunakan mikroorganisme. Pada tahun 1985 Roux ahli Biologi berhasil
melakukan kultur jaringan sel (cell tissue culture). Berdasarkan percobaan Roux ini, para
ahli mulai memanipulasi sel tumbuhan secara in vitro.
Produk-produk bioteknologi tersebut selalu menimbulkan keterkejutan, keheranan dan
akhirnya memunculkan kekaguman kepada kita, karena tidak pernah membayangkan
sebelumnya produk-produk tersebut dapat dibuat oleh manusia. Di bidang Pertanian,
bioteknologi mampu menciptakan jenis tanaman yang mempunyai sifat unggul (produksi
tinggi, tahan hama dan penyakit), lebih sensasional lagi bahwa tanaman tersebut dapat
menghasilkan pupuk sendiri. Di bidang peternakan dan perikanan, teknologi transgenik
merupakan salah satu alternatif upaya peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan
protein hewani masyarakat. Di bidang kesehatan dan pengobatan, bioteknologi telah mampu
menyelesaikan masalah infertilitas.
Kiranya sudah tidak dapat terbendung lagi derasnya arus bioteknologi memasuki
milenium ke tiga, yang semakin hari keberadaanya semakin kokoh. Menurut beberapa
informasi, sangat banyak manfaat bioteknologi ini bagi kehidupan manusia dalam
meningkatkan kesejahteraan dan perbaikan hidupnya, antara lain untuk memerangi
kelaparan, mengatasi kelangkaan sumber daya energi, mengurangi pencemaran lingkungan
dan masih banyak lagi.
Teknologi ini merupakan kemajuan yang akan menjadi terobosan baru dalam
pengobatan, misalnya apabila sel saraf putus maka dengan stem cell kondisi itu dapat
diperbaiki. Juga apabila seseorang menderita luka bakar yang sangat parah dapat sembuh
cepat dengan memanfaatkan teknologi ini. Selain itu juga dalam penelitian yang berbeda sel
punca manusia telah terbukti dapat mengatasi kebutaan pada tikus.
Sebenarnya apa itu stem cell? Makalah ini disusun untuk mengetahui lebih dalam
bioteknologi khususnya teknologi yang disebut “stem cell”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu stem cell ?
2. Apa jenis-jenis stem cell ?
3. Bagimana mekanisme kerja stem cell ?
4. Bagaimana cara memperoleh stem cell ?
5. Apa manfaat atau penggunaan stem cell ?
6. Apa kelebihan dan keurangan teknologi stem cell ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui itu stem cell
2. Mengetahui jenis-jenis stem cell
3. Mengetahui bagimana mekanisme kerja stem cell
4. Mengetahui bagaimana cara memperoleh stem cell
5. Mengetahui manfaat atau penggunaan stem cell
6. Mengetahui kelebihan dan keurangan teknologi stem cell
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Stem Cell

Stem cell diperkenalkan sebagai sel-sel “undifferentiated” karena belum dapat


berkembang dan membentuk jaringan atau organ yang lebih spesifik. Sel punca, sel induk,
sel batang (bahasa Inggris: stem cell) merupakan sel yang belum berdiferensiasi dan
mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk berkembang menjadi banyak jenis sel yang
berbeda di dalam tubuh. Proses perubahan stem cell menjadi tipe sel yang spesifik dikenal
sebagai “differentation”. Selain berfungsi untuk membentuk jaringan atau organ yang lebih
spesifik, stem cell juga berfungsi sebagai sistem perbaikan untuk mengganti sel-sel tubuh
yang telah rusak demi kelangsungan hidup organisme. Saat stem cell terbelah, sel yang baru
mempunyai potensi untuk tetap menjadi stem cell atau menjadi sel dari jenis lain dengan
fungsi yang lebih khusus, misalnya sel otot, sel darah merah atau sel otak.
Jadi stem cell merupakan sel induk yang terdapat pada benda-benda hidup seperti
manusia, hewan dan tumbuhan.Stemcell atau sel induk adalah bagian dasar dari semua organ
tubuh yang berfungsi untuk memicu regenerasi jaringan organ tubuh kita.
Sel Punca mempunyai 2 sifat yang khas yaitu:
1. Differentiate yaitu kemampuan untuk berdifferensiasi menjadi sel lain. Sel Punca
mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel yang khas (spesifik) misalnya sel saraf,
sel otot jantung, sel otot rangka, sel pankreas dan lain-lain
2. Self regenerate/self renew yaitu kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi
dirinya sendiri. Stem cells mampu membuat salinan sel yang persis sama dengan dirinya
melalui pembelahan sel.
Tidak seperti “stem cell biasa”, stem cell embrionik adalah stem cell yang membangun
organ-organ tubuh kita. Dalam contoh yang sederhana, stem cell embrionik bertanggung
jawab dalam pembentukan mata, namun “stem cell mata biasa” hanya bertanggung jawab
pada daur ulang sel-sel mata selanjutnya. Singkatnya stem cell embrionik adalah pembentuk
sebenarnya dari berbagai organ tubuh. Dari fakta ini kita dapat mulai memahami pentingnya
stem cell embrionik.
Para ilmuwan selama ini memfokuskan penelitian mereka dalam memanfaatkan stem cell
embrionik untuk memperbaiki kerusakan pada organ-organ tubuh manusia. Contohnya
adalah jika ginjal manusia mengalami kerusakan, maka para ilmuwan dapat memprogram
stem cell embrionik sehingga dapat membentuk jaringan ginjal baru yang akan
menggantikan jaringan ginjal yang rusak.

Gambar 2.1 Kemungkinan sel-sel yang akan dibentuk stem cell

Karena secara alami stem cell memiliki tugas untuk menggantikan sel yang tua
atau sakit, para ilmuwan menggagaskan berbagai ide untuk menggunakan stem cell
sebagai terapi untuk pasien dengan berbagai macam kondisi medis. Gagasan yang
dimakud adalah dengan memberi pasien stem cell atau sel terdiferensiasi yang terbuat
dari stem cell, kita dapat menggunakan kemampuan alami sel untuk menyembuhkan
pasien hingga sehat kembali. Sebagai contoh, apabila pasien memiliki serangan jantung,
dengan memberi pasien sebuah transplantasi stem cell sebagai terapi, tujuan kita adalah
untuk membuat stem cell yang ditransplantasi memperbaiki kerusakan di jantung.
Populasi alami stem cell yang kita miliki hanya mempunyai kapasitas yang terbatas untuk
memperbaiki kerusakan di tubuh kita. Kembali ke contoh mengenai jantung, stem cell
yang dimiliki jantung sendiri tidak mampu untuk melaksanakan tugas memperbaiki
kerusakan dari serangan jantung, tetapi transplantasi dari jutaan stem cell jauh lebih kuat.
Sehingga, dengan memberikan pasien transplantasi stem cell, kita meningkatkan
kemampuan tubuh untuk penyembuhan melebihi kapasitas dari stem cell yang terdapat
secara alami yang jumlahnya terbatas. Masih ada beberapa tantangan yang perlu
diperhatikan sebelum strategi terapi stem cell menjadi umum, termasuk masalah
keamanan, karena stem cell dapat menyebabkan tumor, dan rejeksi imun. Meski begitu,
stem cell kemungkinan besar akan mengubah dunia kedokteran dan mungkin dalam satu
atau dua dekade, sebagian besar dari kita akan kenal seseorang, bahkan mungkin diri kita
sendiri, yang memiliki transplantasi stem cell. Stem cell memberikan janji untuk
menyembuhkan penyakit-penyakit utama yang dihadapi orang-orang, seperti kanker,
penyakit jantung, penyakit Parkinson, sklerosis multipel, stroke, penyakit Huntington,
cedera tulang belakang, dan banyak lagi.

Saat ini, ada beberapa transplantasi stem cell yang telah teruji oleh ilmuwan yang
aman dan juga efektif. Contoh terbaik adalah transplantasi sumsum tulang. Namun,
banyak pengobatan stem cell yang belum teruji diiklankan dan ditawarkan di seluruh
dunia. Sering kali pengobatan tersebut mendapatkan banyak perhatian di media ketika
selebriti seperti bintang olah raga menjalani pengobatan ini. Umumnya, para ilmuwan
dan dokter di bidang stem cell memperingatkan pasien untuk menjauhi pengobatan
tersebut karena belum jelas apakah pengobatan tersebut benar-benar berfungsi dan aman.
Para pasien telah meninggal dari pengobatan tersebut. Dimana sebenarnya sangat masuk
akal untuk mempertimbangkan semua pilihan saat menghadapi penyakit atau kondisi
yang tidak dapat disembuhkan, kami menyarankan anda untuk hanyan
mempertimbangkan pengobatan tersebut sebagai harapan terakhir dan setelah berdiskusi
dengan dokter pribadi anda.

Pembahasan stem cells untukotak, termasuk di Indonesia terus di lakukan. Salah


satunyamelalui forum Dr. BoenjaminSetiawan Distinguished Lecture Series 2014 yang
digelar PT Kalbe FarmaTbk (Kalbe).Namun di Indonesia sendiri masih terbatas pada
skala penelitian. Saat ini, hanya 11 rumah sakit di Indonesia yang menjadi pusat
pengembangan pelayanan medis penelitian dan pendidikan bank jaringan dan sel punca.
minat terhadap terapi stem cell di Indonesia cukup tinggi meskipun harus merogoh kocek
yang tak sedikit yakni mencapai ratusan juta rupiah. Berdasarkan penelitian selama ini,
stem cells aman bagi tubuh. Bahkan, efek samping stem cells justru bisa berbuah manis
untuk masalah penuaan atau memberikan efekantiaging. Risiko stem cells juga semakin
kecil jika menggunakan sel dalam tubuh manusia itu sendiri. Sebab, tidak ada penolakan
oleh tubuh terhadap sel baru tersebut. Berbeda untuk sel dari orang lain yang bisa
berkembang menjadi kanker. Untuk itu para dokter akan sangat berhati-hati dan
memastikan sel tidak akan ditolak oleh tubuh.

2.2 Jenis-jenis Stem Cell

Stem Cell dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dua golongan berbeda yaitu :

1. Jenis Stem Cell berdasarkan kemampuan berdiferensiasi

a. Totipoten : Merupakan sel yang berpotensi untuk berdiferensiasi menjadi


berbagai jenis sel, contoh : zigot.
b. Pluripoten : Merupakan sel yang dapat berdiferensiasi menjadi 3 lapisan
ektoderm, mesoderm, dan endoderm namun tidak membentuk suatu organisme
baru, contoh : Stem Cell embrionik
c. Multipoten : Merupakan sel yang dapat berdiferensiasi menjadi sel dewasa,
contoh : Stem Cell hematopoetik
d. Unipoten :Merupakan sel yang hanya dapat menghasilkan satu jenis sel tertentu.
Stem Cell jenis ini dapat meregenarasi diri sendiri.

2. Jenis Stem Cell berdasarkan sumber asal sel

a. Stem Cell embrionik : Merupakan Stem Cell yang didapatkan saat perkembangan
individu masih berada dalam tahap embrio dan memiliki sifat pluripoten.
b. Stem Cell dewasa : Merupakan sekelompok sel yang belum terdiferensiasi,
terkadang dalam keadaan tidak aktif pada jaringan yang memiliki sifat spesifik.
Stem Cell ini bersifat plastis artinya ia dapat berdiferensiasi menjadi sel jaringan
lain, disamping menjadi sel sesuai jaringan aslinya.

2.3 Mekanisme Kerja Stem Cell

1. Mencari sel-sel punca terbaik pada tubuh manusia


2. Sel-sel punca ini dapat ditemukan dilapisan lemak dalam tubuh
3. Menggunakan jarum suntik yang steril dan khusus
4. Kemudian dokter mengambil sample pencampuran antara jaringan lemak dan
sekelompok sel punca yang sehat
5. Teknisi laboratorium kemudian memisahkan sel punca dengan sel lemak dengan metode
pemisahan sentrifugal
6. Kemudian sel punca ditempatkan pada cawan petri yang diberikan makanan untuk
pertumbuhan
7. Seiring pertumbuhannya,sel-sel ini bertambah banyak dengan cepat
8. Mengisi celah dan lubang yang ada sama seperti cara tubuh menyembuhkan luka
9. Pada fase ini sel punca menghasilkan senyawa kimia yang disebut faktor pertumbuhan
10. Faktor pertumbuhan adalah bahasa sel inilah cara ribuan sel berkomunikasi,
memungkinkan masing-masing untuk melakukan sebuah fungsi vital
11. Memperbaiki dan memperbahrui jaringan tubuh

Gambar 2.2 Mekanisme kerja stem cell

2.4 Cara Memperoleh Stem Cell

Stem Cell dapat diperoleh dengan menggunakan teknik transplantasi. Ada tiga macam
teknik transplantasi berdasarkan sumbernya, yaitu :
1. Transplantasi dari Sumsum Tulang Belakang

Transplantasi sumsum tulang digunakan sebagai pengobatan leukimia dan anemia


aplastik. Pengobatan dengan cara ini memiliki tingkat keberhasilan yang terus meningkat
dan sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu. Sumsum tulang kaya akan Stem Cell
hematopoetik.

Prosedur memperolehnya yaitu sumsum tulang diambil dari tulang panggul


pendonor. Kemudian sumsum tersebut disuntikkan pada pembuluh vena pasien. Bila
prosesnya lancar, maka sumsum tulang tersebut akan menyatu di dalam tulang pasien hingga
seluruhnya tergantikan oleh sumsum tulang yang baru.

Transplantasi ini memiliki resiko kontaminasi virus yang lebih tinggi dikarenakan sel
darah putih pada pasien harus dihancurkan dulu sebelum sumsum tulang dimasukkan dalam
tubuh.

2. Transplantasi Stem Cell Darah Tepi

Stem Cell pada peredaran darah tepi memang tidak sebanyak pada sumsum tulang,
sehingga agar jumlahnya dapat mencukupi maka pendonor diberi penstimulasi agar Stem
Cell hematopoetik dapat bergerak dari sumsum ke peredaran darah.

Keuntungan transplantasi ini lebih mudah dan tidak menyakitkan serta lebih mudah
tumbuh. Namun kelemahannya, Stem Cell darah tepi ini tidak setangguh sumsum tulang,
maka transplantasi ini tetap dicampur dengan sumsum tulang.

3. Transplantasi Stem Cell Tali Pusat

Tali pusat atau plasenta atau ari-ari ternyata memiliki Stem Cell yang sama seperti
pada sumsum tulang bahkan Stem Cell darah tali pusat memiliki keunggulan dibanding pada
sumsum tulang dan darah tepi pada pasien tertentu.

Transplantasi Stem Cell tali pusat ini telah mengubah bahan sisa proses pertumbuhan
janin menjadi sumber penyembuh yang sangat ampuh. Penggunaan Stem Cell ini telah
menyelamatkan banyak jiwa yang mengidap penyakit leukimia dan penyakit kekebalan
tubuh lainnya.
2.5 Manfaat atau Penggunaan Stem Cell

Dalam satu dekade terakhir, pengobatan dengan Stem Cell menjadi lebih populer.
Keberhasilan dalam menangani penyakit saraf seperti parkinson dan huntington telah
membuktikan keberhasilan pengobatan berbasis Stem Cell ini. Selain pengobatan untuk
penyakit saraf, pengobatan ini mulai digunakan untuk mengobati kerusakan organ tubuh,
penyakit jantung, kanker, diabetes, bahkan HIV/AIDS. Meski pengobatan berbasis Stem
Cell ini sangat menjanjikan, namun terdapat kendala-kendala misalnya kesulitan dalam
kultur Stem Cell embrionik, resiko penolakan sel oleh tubuh pasien serta biaya yang sangat
mahal.

Pengobatan ini akan terus berkembang dan kendala-kendala tersebut akan semakin bisa
diatasi, dengan demikian maka pengobatan berbasis Stem Cell ini akan menjadi harapan
besar bagi manusia.

Stem Cell sangatlah spesial karena sel ini dapat berubah bentuk menjadi sel apa saja,
apakah sel jantung, sel hati, sel kulit dan sebagainya. Penemuan bagaimana aktifitas Stem
Cell ini sangat mengejutkan dunia kedoteran dan menarik minat yang cukup tinggi untuk
meneliti lebih lanjut mengenai kinerja Stem Cell khususnya di dunia medis dan kecantikan,
apakah untuk teraphy penyembuhan penyakit dan untuk teraphy kecantikan kulit. Karena
manfaat Stem Cell ini dapat memperbaharui sel-sel organ yang mati dan meregenerasi
dirinya sendiri dengan mengganti sel-sel yang mati tadi menjadi sel-sel yang baru.

Seiring bertambahnya usia, polusi, pola makan yang salah dan pola hidup yang tidak
sehat serta efek samping dari obat-obatan kimiawi, maka kemampuan stemcell dari organ
tubuh kita untuk melakukan regenerasi akan menurun. Hal ini mengakibatkan jumlah sel
yang diregenerasi semakin berkurang sehingga menimbulkan kerusakan jaringan dan
melemahkan fungsi organ - organ tubuh kita, melemahkan daya tahan tubuh, penuaan dini
dan rentan terhadap penyakit.Oleh sebab itu peneliti dalam dunia kesehatan berusaha untuk
menemukan cara yang efektif yang dapat memicu agar sel induk bisa bekerja lebih aktif
sehingga dapat menggantikan kerusakan sel tubuh yang terjadi setiap hari.Stemcell sudah
menjadi pembicaraan dan rebutan berbagai negara di bidang kesehatan dan kecantikan,
karena dapat menambah harapan hidup manusia.
Stemcell yang selama ini beredar ada yang berasal dari plasenta dan tali pusat bayi (pada
zaman sekarang, bagi golongan yang berada, stemcell bayi mereka yang baru lahir akan
disimpan di STEM CELL BANK. Stemcell itu boleh digunakan kembali untuk pengobatan
jika anak tersebut maupun adik nya mengidapi penyakit kronik. Tetapi biaya penyimpanan
sangat mahal mencapai 60 - 320 juta), plasenta hewan, bahkan ada yang di-kultur dari
jaringan lemak orang dewasa.Bagi sebagaian besar orang, hal ini kurang begitu nyaman
untuk dikonsumsi karena menyangkut keyakinan orang tersebut.

Oleh karena itu, Dr. Fred Zulli bersama tim yang tergabung dalam Mibelle Biochemistry
telah menemukan stemcell tumbuhan yang langka dan berkhasiat serta mengembangkannya
dengan teknologi Nano sehingga menghasilkan bahan aktif yang sangat luar biasa.

Banyak harapan yang timbul dari penelitian stem cell embrio, karena sel itu mempunyai
potensi untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel yang menyusun berbagai jenis organ
tubuh. Sel yang juga disebut stem cell totipoten (SCT) itu, ditemukan pada jaringan embrio
dan pada jaringan tertentu makhluk dewasa, seperti sumsum tulang merah dan sel kelamin.
Manfaat yang diperoleh dari penggunaan SCT dalam bidang kedokteran amat besar, namun
sumber SCT tersebut merupakan suatu masalah etika yang perlu mendapat perhatian, karena
SCT terbaik diperoleh dari inner cell mass dari blastosis.Blastosis adalah embrio yang
berkembang setelah sekitar 5 hari pasca fertilisasi (pembuahan). Pada saat itu, embrio
tersebut telah berkembang dari sel tunggal menjadi bola sel kosong, dengan ‘gumpalan’ sel
pada rongganya. Dalam proses pemanenan stem cell, terjadi kerusakan pada embrio yang
menyebabkan embrio tersebut akan mati.

Di negara-negara yang membolehkan melakukan praktik bayi tabung, embrio yang sudah
tidak dipakai setelah proses bayi tabung selesai dapat digunakan sebagai sumber stem cell,
karena pada proses bayi tabung biasanya diperoleh blastosis yang melebihi keperluan.
Blastosis yang berlebihan itu dapat disimpan beku (deepfreeze) atau dibuang. Sebagian
ilmuwan berpendapat ketimbang sisa blastosis dibuang lebih baik dipakai sebagai sumber
SCT. Namun sebagian lain berpendapat bahwa walaupun tujuan memperoleh SCT baik,
dalam proses perolehannya terjadi pemusnahan embrio manusia. Ada pula yang berpendapat
bahwa jika kegiatan pengambilan SCT dari embrio diizinkan, hal itu akan membuka jalan ke
arah hal yang bertentangan dengan kemanusiaan seperti ‘peternakan embrio’ (embryo
farms), pengklonan bayi, penggunaan janin untuk ‘suku cadang’, dan komersialisasi
kehidupan manusia.

Nature advance online publication pada tanggal 23 Agustus 2006 memuat laporan
Klimanskaya dkk. (2006) yang memberi secercah harapan kepada para peneliti stem cell.
Mereka menulis tentang pembuatan galur stem cell yang berasal dari salah satu sel blastosis
stadium 8 sel. Sel punca dapat diekstraksi tanpa mematikan embrio tersebut, karena embrio
memiliki 8 sel yang tergolong dalam inner cell mass. Kultur sel punca dapat dilakukan
hanya dengan satu sel saja, yang kemudian apabila sel telah berhasil di kultur, sel dapat
dikembalikan ke embrio tersebut. Maka blastosis yang tinggal 7 sel kemudian ditanam ke
dalam rahim agar dapat berkembang normal. Namun kesulitan cara ini adalah tenggang
waktu antara pengambilan sel dan hasil uji menjadi lebih lama dan dapat mempengaruhi
keberhasilan penanaman blastosis.

Kemudian alternatif lain dari sumber stem cell ialah stem cell dari darah tali pusat
(umbilical cord blood stem cell) yang sekarang lebih dikembangkan di dunia kedokteran.
Darah tali pusat termasuk stem cell dewasa. Selain dari darah tali pusat, stem cell dewasa
bisa didapat dari sumsum tulang dan darah tepi. Hanya saja, pengambilan stem cell dari
darah tali pusat lebih disukai, karena berisiko lebih kecil dan tidak menyakiti penderita.
Selain itu, stem cell dari darah tali pusat mempunyai kemampuan proliferasi (pertumbuhan
dan pertambahan sel) yang tinggi. Tingkat kecocokan pencangkokan stem cell darah tali
pusat juga lebih baik dibandingkan dengan stem cell yang berasal dari sumsum tulang,
karena transplantasi cord blood tidak memerlukan tingkat kecocokan 100%, dan secara etis
tentu tidak masalah. Selain itu, yang dapat memanfaatkan stem cell tersebut tidak hanya
pemiliknya, tetapi juga bisa digunakan oleh saudara kandung dan orang tua, asalkan
mempunyai kecocokan dalam struktur gen dan golongan darah.

Stem cell dapat digunakan untuk keperluan baik dalam bidang riset maupun pengobatan.
Adapun penggunaan kultur stem cell adalah sebagai berikut:
2.5.1 Pemanfaatan Stem Cell Dalam Riset

1. Terapi gen

Stem cell (dalam hal ini hematopoietic stem cell) digunakan sebagai alat pembawa
transgen ke dalam tubuh pasien dan selanjutnya dapat dilacak jejaknya apakah stem cell
ini berhasil mengekspresikan gen tertentu dalam tubuh pasien. Dan karena stem cell
mempunyai sifat self-renewing, maka pemberian pada terapi gen tidak perlu dilakukan
berulang-ulang, selain itu hematopoietic stem cell juga dapat berdiferensiasi menjadi
bermacam-macam sel, sehingga transgen tersebut dapat menetap di berbagai macam sel.

2. Mengetahui proses biologis yaitu perkembangan organisme dan perkembangan


kanker. Melalui stem cell dapat dipelajari nasib sel, baik sel normal maupun sel
kanker.

3. Penemuan dan pengembangan obat baru, yaitu untuk mengetahui efek obat
terhadap berbagai jaringan.

4. Terapi sel (cell based therapy)

Stem cell dapat hidup diluar tubuh manusia, misalnya di cawan petri. Sifat ini dapat
digunakan untuk melakukan manipulasi pada stem cells yang akan ditransplantasikan ke
dalam organ tubuh untuk menangani penyakit-penyakit tertentu tanpa mengganggu organ
tubuh.

Ada 3 golongan penyakit yang dapat diatasi oleh stem cell:

1. Penyakit autoimun

Misalnya pada lupus, artritis reumatoid dan diabetes tipe 1. Setelah diinduksi oleh
growth factor agar hematopoietic stem cell banyak dilepaskan dari sumsum tulang ke
darah tepi, hematopoietic stem cell dikeluarkan dari dalam tubuh untuk dimurnikan dari
sel imun matur. Lalu tubuh diberi agen sitotoksik atau terapi radiasi untuk membunuh
sel-sel imun matur yang tidak mengenal self antigen (dianggap sebagai foreign antigen).
Setelah itu hematopoietic stem cell dimasukkan kembali ke tubuh, bersirkulasi dan
bermigrasi ke sumsum tulang untuk berdiferensiasi menjadi sel imun matur sehingga
sistem imun tubuh kembali seperti semula.

2. Penyakit degeneratif

Pada penyakit degeneratif seperti stroke, penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer,


terdapat beberapa kerusakan atau kematian sel-sel tertentu sehingga bermanifestasi klinis
sebagai suatu penyakit. Pada keadaan ini stem cell setelah dimanipulasi dapat
ditransplantasi ke dalam tubuh pasien agar stem cell tersebut dapat berdiferensiasi
menjadi sel-sel organ tertentu yang menggantikan sel-sel yang telah rusak atau mati
akibat penyakit degeneratif.

3. Penyakit degeneratif

Prinsip terapi stem cell pada keganasan sama dengan penyakit autoimun.
Hematopoietic stem cell yang diperoleh baik dari sumsum tulang atau darah tali pusat
telah lama dipakai dalam terapi leukemia dan penyakit darah lainnya.

Ada beberapa alasan mengapa stem cell merupakan calon yang bagus dalam cell based
therapy:

a. Stem cell tersebut dapat diperoleh dari pasien itu sendiri. Artinya transplantasi
dapat bersifat autolog sehingga menghindari potensi rejeksi. Berbeda dengan
transplantasi organ yang membutuhkan organ donor yang sesuai (match),
transplantasi stem cell dapat dilakukan tanpa organ donor yang sesuai
b. Mempunyai kapasitas proliferasi yang besar sehingga dapat diperoleh sel dalam
jumlah besar dari sumber yang terbatas. Misalnya pada luka bakar luas, jaringan
kulit yang tersisa tidak cukup untuk menutupi lesi luka bakar yang luas. Dalam
hal ini terapi stem cell sangat berguna.
c. Mudah dimanipulasi untuk mengganti gen yang sudah tidak berfungsi lagi melalui
metode transfer gen. Hal ini telah dijelaskan dalam penjelasan mengenai terapi
gen di atas.
d. bermigrasi ke jaringan target dan dapat berintegrasi ke dalam jaringan serta
berinteraksi dengan jaringan sekitarnya.
2.5.2 Penggunaan Stem Cell Dalam Pengobatan Penyakit

Para ahli saat ini sedang giat melakukan berbagai penelitian untuk menggunakan
stem cell dalam mengobati berbagai penyakit. Penggunaan stem cell untuk mengobati
penyakit dikenal sebagai Cell Based Therapy. Prinsip terapi yang dimaksud adalah
dengan melakukan transplantasi stem cell pada organ yang rusak. Tujuan dari
transplantasi stem cell ini adalah sebagai berikut.

a. Mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel baru yang sehat pada


jaringan atau organ tubuh pasien.
b. Menggantikan sel-sel spesifik yang rusak akibat penyakit atau cidera tertentu
dengan sel-sel baru yang ditranspalantasikan.

Sel induk embrio (Embryonic stem cell) sangat plastik dan mempunyai
kemampuan untuk dikembangkan menjadi berbagai macam jaringan sel seperti neuron,
kardiomiosit, osteoblast, fibroblast, sel-sel darah dan sebagainya, sehingga dapat dipakai
untuk menggantikan jaringan yang rusak. Sel induk dewasa (adult stem cells) juga dapat
digunakan untuk mengobati berbagai penyakit degeneratif, tetapi kemampuan
plastisitasnya sudah berkurang.

1. Penggunaan sel punca embrionik untuk mengobati cidera pada medula spinalis
(spinal cord)

Cidera pada medula spinalis disertai demielinisasi menyebabkan hilangnya fungsi


neuron. Sel punca dapat mengembalikan fungsi yang hilang dengan cara melakukan
remielinisasi. Percobaan dengan sel punca embrionik tikus dapat menghasilkan
oligodendrosit yang kemudian dapat menyebabkan remielinisasi akson yang rusak.

2. Penggunaan sel punca pada penyakit stroke

Pada penyakit stroke dicoba untuk menggunakan sel punca mesenkim


(mesenchymal stem cell) dari sumsum tulang autolog. Penelitian ini didasarkan pada
hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Mesenchymal stem cells diperoleh
dari aspirasi sumsum tulang. Setelah disuntikkan perifer MSC akan melintas sawar
darah otak pada daerah otak yang rusak. Pemberian MSC intravenous akan
mengurangi terjadinya apoptosis dan menyebabkan proliferasi sel endogen setelah
terjadinya stroke.

3. Penggunaan sel punca dalam pengobatan diabetes

Pada diabetes, terjadi kekurangan insulin atau kurangnya kepekaan terhadap


insulin. Dalam hal ini transplantasi sel pulau Langerhans diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan insulin. Pada awalnya, kira-kira 10 tahun yang lalu, hanya 8%
transplantasi sel pulau Langerhans yang berhasil. Hal ini terjadi karena reaksi
penolakannya besar sehingga diperlukan sejumlah besar steroid; padahal makin besar
steroid yang dibutuhkan, makin besar pula kebutuhan metabolik pada sel penghasil
insulin. Namun, baru-baru ini penelitian yang dilakukan oleh James Shapiro dkk. di
Kanada, berhasil membuat protokol transplantasi sel pulau Langerhans dalam jumlah
banyak dengan metode imunosupresi yang berbeda dengan yang sebelumnya. Pada
penelitian tersebut, 100% pasien yang diterapi transplantasi sel pulau Langerhans
pankreas tidak memerlukan injeksi insulin lagi dan gula darahnya tetap normal
setahun setelah transplantasi. Penelitian-penelitian yang sudah dilakukan untuk
diabetes ini mengambil sumber stem cell dari kadaver, fetus, dan dari embryonic
stem cell. Selanjutnya, masih dibutuhkan penelitian untuk menemukan cara membuat
kondisi yang optimal dalam produksi insulin, sehingga dapat menggantikan injeksi
insulin secara permanen.

4. Penggunaan sel punca untuk skin replacemen

Dengan bertambahnya pengetahuan mengenai stem cell, maka peneliti telah dapat
membuat epidermis dari keratinosit yang diperoleh dari folikel rambut yang dicabut.
Hal ini memungkinkan transplantasi epidermis autolog, sehingga menghindari
masalah penolakan. Pemakaian skin replacement ini bermanfaat dalam terapi ulkus
vena ataupun luka bakar.

5. Penggunaan sel punca dalam penyakit Parkinson

Pada penyakit Parkinson, didapatkan kematian neuron-neuron nigra-striatal, yang


merupakan neuron dopaminergik. Dopamin merupakan neurotransmiter yang
berperan dalam gerakan tubuh yang halus. Dengan berkurangnya dopamin, maka
pada penyakit Parkinson terjadi gejala-gejala gangguan gerakan halus. Dalam hal ini
transplantasi neuron dopamin diharapkan dapat memperbaiki gejala penyakit
Parkinson. Tahun 2001, dilakukan penelitian dengan menggunakan jaringan
mesensefalik embrio manusia yang mengandung neuron-neuron dopamin. Jaringan
tersebut ditransplantasikan ke dalam otak penderita Parkinson berat dan dipantau
dengan alat PET (Positron Emission Tomography). Hasilnya setelah transplantasi
terdapat perbaikan dalam uji-uji standar untuk menilai penyakit Parkinson,
peningkatan fungsi neuron dopamin yang tampak pada pemeriksaan PET; perbaikan
bermakna ini tampak pada penderita yang lebih muda. Namun setelah 1 tahun, 15%
dari pasien yang ditransplantasi ini kambuh setelah dosis levodopa dikurangi atau
dihentikan.

6. Penggunaan sel punca dalam pengobatan HIV

Pada awalnya pengobatan HIV/AIDS ditemukan tidak sengaja dalam pengobatan


penyakit leukemia dengan sistem stem sel. Dimana HIV/AIDS menyerang sistem
kekebalan tubuh sehingga tubuh menjadi rentan terhadap gangguan virus atau
penyakit. Dengan sel punca maka sel-sel yang mengalami degradasi akan tergantikan
sehingga kekebalan tubuh pengidap akan berangsur pulih. Namun setelah itu terjadi
mutasi gen yang mengakibatkan sel darah menjadi resisten terhadap virus HIV.
Mutasi tersebut terjadi pada reseptor yang dikenal sebagai CCR5, yang secara normal
ditemukan pada permukaan T cell – sel pada sistem kekebalan tubuh yang diserang
oleh virus HIV. Gen yang telah bermutasi tersebut dikenal sebagai CCR5 delta 32,
dan ditemukan pada 1% - 3% populasi orang kulit putih di Eropa. Virus HIV
menggunakan CCR5 sebagai co-reseptor untuk merusak sistem kekebalan tubuh.
Sejak CCR5 bermutasi menjadi CCR5 delta 32, virus HIV tidak lagi mampu
menyerang sel sehingga terjadi kekebalan tubuh alami pada orang yang mengalami
mutasi gen.
2.6 Kelebihan Dan Keurangan Teknologi Stem Cell

Dalam penggunaannya stem cell memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan antara
lain:

1. Penggunaan sel induk embrionik (embryonic stem cell) pada terapi sel
Kelebihan
o Mudah didapatkan, biasanya dapat diperoleh dari klinik fertilitas.
o Bersifat pluripotent artinya mempunyai kemampuan untuk berdifferensiasi
menjadi berbagai macam sel yang merupakan turunan ketiga lapis germinal
(ektoderm, mesoderm dan endoderm), tetapi tidak dapat membentuk selubung
embrio.
o Immortal artinya dapat berumur panjang sehingga dapat memperbanyak diri
ratusan kali pada media kultur.
o Reaksi penolakan tehadap imunitas rendah.

Kekurangan

o Dapat bersifat karsinogenik artinya setiap kontaminasi dengan sel yang tidak
berdifferensiasi dapat menimbulkan kanker.
o Selalu bersifat allogenik yaitu sel induk yang diambil berasal dari pendonor yang
cocok, umumnya keluarga atau orang lain yang cocok sehingga berpotensi
menimbulkan terjadinya rejeksi immunitas.
o Secara kode etik masih kontroversial, di mana yang menjadi kontroversi dalam
penggunaan stem cell embrio yakni sumber sel tersebut (embrio). Pengklonan
embrio manusia untuk memperoleh stem cell menimbulkan kontroversi karena
pengklonan manusia tersebut ditentang oleh semua agama, hal ini dikarenakan
adanya anggapan bahwa embrio berstatus sama dengan manusia menyebabkan hal
tersebut tidak dapat diterima. Selain itu status moral embrio, apakah embrio harus
diperlakukan sebagai manusia atau sebagai sesuatu yang berpotensi untuk menjadi
manusia atau sebagai jaringan hidup tubuh lainnya masih menjadi kontroversi.
2. Penggunaan sel induk dewasa (adult stem cell)

Kelebihan

o Dapat diperoleh dari sel pasien sendiri sehingga dapat menghindari terjadinya
penolakan imun.
o Sel induk dewasa sudah terspesialisasi sehingga induksi menjadi lebih sederhana.
o Penggunaan sel induk dewasa tidak terlalu menimbulkan problem etika.

Kekurangan

o Sel induk dewasa ditemukan dalam jumlah kecil di 12 tempat yang berbeda dalam
tubuh (otak, darah, kornea, retina, jantung, lemak, kulit, daerah gigi, pembuluh
darah pada sumsum tulang belakang, otot tengkorak, dan usus). sehingga sulit
mendapatkan sel induk dewasa dalam jumlah banyak.
o Masa hidupnya tidak selama sel induk embrionik.
o Bersifat multipotent, yaitu dapat berdiferensiasi menjadi lebih dari satu macam sel
sehingga differensiasi tidak seluas sel induk embrionik yang bersifat pluripotent.
3. Penggunaan sel induk dari darah tali pusat

Kelebihan

o Mudah diperoleh, karena sudah tersedia di bank darah tali pusat.


o Siap pakai, karena telah melalui proses prescreening, testing dan pembekuan.
o Kontaminasi virus sangat minimal dibandingkan dengan sel induk yang berasal
dari sumsum tulang.
o Cara pengambilannya mudah, tidak beresiko dan menyakiti donor.

Kekurangan

o Kemungkinan terkena penyakit genetik. Ada beberapa penyakit genetik yang


terdeteksi saat lahir sehingga diperlukan pengamatan setelah donor meningkat
menjadi dewasa
o Jumlah sel induk relatif terbatas sehingga ada ketidaksesuaian antara jumlah sel
induk yang diperlukan resipien dengan jumlah yang tersedia dari donor.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Stem cell merupakan sel induk yang terdapat pada benda-benda hidup seperti manusia,
hewan dan tumbuhan.stemcell atau sel induk adalah bagian dasar dari semua organ tubuh
yang berfungsi untuk memicu regenerasi jaringan organ tubuh kita.
2. Jenis-jenis stem cell dibagi menjadi 2 yaitu berdasarkan kemampuan berdiferensiasi dan
berdasarkan sumber asal sel
3. Mekanisme kerja stem cell : sel-sel punca manusia diambil kemudian diisolasi dan
dikembangkan dalam cawan petri (in vitro) dan diberi cairan nutrisi agar sel-sel tersebut
bertumbuh dan jika berhasil maka akan diinjeksikan kedalam tubuh manusia itu sendiri
yang sel-selnya mengalami kerusakan.
4. Cara memperoleh stem cell didapat dari transplantasi dari sumsum tulang belakang,
transplantasi stem cell darah tepi, dan transplantasi stem cell tali pusat
5. Manfaat teknologi stem cell yaitu terapi gen mengetahui proses biologis penemuan
dan pengembangan obat baru terapi sel (cell based therapy). Dapat digunakan untuk
pengobatan penyakit autoimun, degenerative dan keganasan.
6. Kelebihan dan kekurangan teknologi stem cell banyak sekali diantaranya dalam
melakukan transplantasi maka reaksi penolakan tehadap imunitas rendah tetapi teknologi
ini membutuhkan biaya yang relative besar dan masih menimbulkan kontroversi karena
hal tersebut dianggap pengklonan manusia sehingga ditentang oleh semua agama.
3.2 Saran

Masyarakat diharapkan tidak membesar-besarkan isu terkait teknologi stem cell yang
dipandang melanggar HAM dan agama , masyarakat harus mampu berpikir selektif dan
melihat penggunaan stem cell ini dari sisi positif.
DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin.”Perkembangan Bioteknologi dan aplikasinya”.3 Juni 2018


.http://m.kompasiana.com/amiruddin/perkembangan-bioteknologi-dan-
aplikasinya_550046b2a333114a7351056a
Bangun,Indah.”Apa itu STEM CELL”.3 Juni 2017.http://www.doublestemcell-
triplestemcell.com/2014/02/apa-itu-stemcell-dan-manfaat-stemcell.html?m=1
Brooks, Geo.F, dkk.1996. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 20. Jakarta.EGC
Campbell, Neil A., dkk. 2002. Biologi Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Citrawathi, Desak Made, dkk. 2001. Anatomi dan Fisiologi Manusia.Singaraja: Jurusan
Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
D. Enger, Eldon, dkk. 2007.Consepts In Biology. New York: The McGraw-Hill Companies
Kalthoff, Klaus. 2001. Analysis of Biological Development. Evenue of The Americans: Mc Graw
Hill Higher Education
Setiawan, Benjamin. 2006. Aplikasi Terapeutik Sel Stem Embrionik pada Berbagai Penyakit
Degeneratif. Jakarta: Cermin Dunia Kedokteran No.153
Voyles, Bruce A. 2002. The Biology of Viruses Second Edition. New York : McGraw-Hill

Anda mungkin juga menyukai