Oleh :
FAKULTAS FARMASI
2019
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, Wr Wb
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT , karena berkat rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bioteknologi serta diharapkan
dapat menambah wawasan bagi pembaca. Makalah ini berjudul “ Stem Cell” dimana teknologi
stem cell ini sekarang sedang menjadi trend yang dianggap bias membantu pengobatan dalam
bidang medis.
Penulisan dalam makalah ini mungkin masih banyak kesalahan, untuk itu kritik dan saran
sangat kami harapkan agar penulisan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi.
Demikian makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan penulisan kami mohon maaf dan
kami ucapkan terimakasih.
Wssalamualaikum, Wr Wb
Penulis
DAFTAR ISI
COVER ...........................................................................................................
PENDAHULUAN
Karena secara alami stem cell memiliki tugas untuk menggantikan sel yang tua
atau sakit, para ilmuwan menggagaskan berbagai ide untuk menggunakan stem cell
sebagai terapi untuk pasien dengan berbagai macam kondisi medis. Gagasan yang
dimakud adalah dengan memberi pasien stem cell atau sel terdiferensiasi yang terbuat
dari stem cell, kita dapat menggunakan kemampuan alami sel untuk menyembuhkan
pasien hingga sehat kembali. Sebagai contoh, apabila pasien memiliki serangan jantung,
dengan memberi pasien sebuah transplantasi stem cell sebagai terapi, tujuan kita adalah
untuk membuat stem cell yang ditransplantasi memperbaiki kerusakan di jantung.
Populasi alami stem cell yang kita miliki hanya mempunyai kapasitas yang terbatas untuk
memperbaiki kerusakan di tubuh kita. Kembali ke contoh mengenai jantung, stem cell
yang dimiliki jantung sendiri tidak mampu untuk melaksanakan tugas memperbaiki
kerusakan dari serangan jantung, tetapi transplantasi dari jutaan stem cell jauh lebih kuat.
Sehingga, dengan memberikan pasien transplantasi stem cell, kita meningkatkan
kemampuan tubuh untuk penyembuhan melebihi kapasitas dari stem cell yang terdapat
secara alami yang jumlahnya terbatas. Masih ada beberapa tantangan yang perlu
diperhatikan sebelum strategi terapi stem cell menjadi umum, termasuk masalah
keamanan, karena stem cell dapat menyebabkan tumor, dan rejeksi imun. Meski begitu,
stem cell kemungkinan besar akan mengubah dunia kedokteran dan mungkin dalam satu
atau dua dekade, sebagian besar dari kita akan kenal seseorang, bahkan mungkin diri kita
sendiri, yang memiliki transplantasi stem cell. Stem cell memberikan janji untuk
menyembuhkan penyakit-penyakit utama yang dihadapi orang-orang, seperti kanker,
penyakit jantung, penyakit Parkinson, sklerosis multipel, stroke, penyakit Huntington,
cedera tulang belakang, dan banyak lagi.
Saat ini, ada beberapa transplantasi stem cell yang telah teruji oleh ilmuwan yang
aman dan juga efektif. Contoh terbaik adalah transplantasi sumsum tulang. Namun,
banyak pengobatan stem cell yang belum teruji diiklankan dan ditawarkan di seluruh
dunia. Sering kali pengobatan tersebut mendapatkan banyak perhatian di media ketika
selebriti seperti bintang olah raga menjalani pengobatan ini. Umumnya, para ilmuwan
dan dokter di bidang stem cell memperingatkan pasien untuk menjauhi pengobatan
tersebut karena belum jelas apakah pengobatan tersebut benar-benar berfungsi dan aman.
Para pasien telah meninggal dari pengobatan tersebut. Dimana sebenarnya sangat masuk
akal untuk mempertimbangkan semua pilihan saat menghadapi penyakit atau kondisi
yang tidak dapat disembuhkan, kami menyarankan anda untuk hanyan
mempertimbangkan pengobatan tersebut sebagai harapan terakhir dan setelah berdiskusi
dengan dokter pribadi anda.
Stem Cell dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dua golongan berbeda yaitu :
a. Stem Cell embrionik : Merupakan Stem Cell yang didapatkan saat perkembangan
individu masih berada dalam tahap embrio dan memiliki sifat pluripoten.
b. Stem Cell dewasa : Merupakan sekelompok sel yang belum terdiferensiasi,
terkadang dalam keadaan tidak aktif pada jaringan yang memiliki sifat spesifik.
Stem Cell ini bersifat plastis artinya ia dapat berdiferensiasi menjadi sel jaringan
lain, disamping menjadi sel sesuai jaringan aslinya.
Stem Cell dapat diperoleh dengan menggunakan teknik transplantasi. Ada tiga macam
teknik transplantasi berdasarkan sumbernya, yaitu :
1. Transplantasi dari Sumsum Tulang Belakang
Transplantasi ini memiliki resiko kontaminasi virus yang lebih tinggi dikarenakan sel
darah putih pada pasien harus dihancurkan dulu sebelum sumsum tulang dimasukkan dalam
tubuh.
Stem Cell pada peredaran darah tepi memang tidak sebanyak pada sumsum tulang,
sehingga agar jumlahnya dapat mencukupi maka pendonor diberi penstimulasi agar Stem
Cell hematopoetik dapat bergerak dari sumsum ke peredaran darah.
Keuntungan transplantasi ini lebih mudah dan tidak menyakitkan serta lebih mudah
tumbuh. Namun kelemahannya, Stem Cell darah tepi ini tidak setangguh sumsum tulang,
maka transplantasi ini tetap dicampur dengan sumsum tulang.
Tali pusat atau plasenta atau ari-ari ternyata memiliki Stem Cell yang sama seperti
pada sumsum tulang bahkan Stem Cell darah tali pusat memiliki keunggulan dibanding pada
sumsum tulang dan darah tepi pada pasien tertentu.
Transplantasi Stem Cell tali pusat ini telah mengubah bahan sisa proses pertumbuhan
janin menjadi sumber penyembuh yang sangat ampuh. Penggunaan Stem Cell ini telah
menyelamatkan banyak jiwa yang mengidap penyakit leukimia dan penyakit kekebalan
tubuh lainnya.
2.5 Manfaat atau Penggunaan Stem Cell
Dalam satu dekade terakhir, pengobatan dengan Stem Cell menjadi lebih populer.
Keberhasilan dalam menangani penyakit saraf seperti parkinson dan huntington telah
membuktikan keberhasilan pengobatan berbasis Stem Cell ini. Selain pengobatan untuk
penyakit saraf, pengobatan ini mulai digunakan untuk mengobati kerusakan organ tubuh,
penyakit jantung, kanker, diabetes, bahkan HIV/AIDS. Meski pengobatan berbasis Stem
Cell ini sangat menjanjikan, namun terdapat kendala-kendala misalnya kesulitan dalam
kultur Stem Cell embrionik, resiko penolakan sel oleh tubuh pasien serta biaya yang sangat
mahal.
Pengobatan ini akan terus berkembang dan kendala-kendala tersebut akan semakin bisa
diatasi, dengan demikian maka pengobatan berbasis Stem Cell ini akan menjadi harapan
besar bagi manusia.
Stem Cell sangatlah spesial karena sel ini dapat berubah bentuk menjadi sel apa saja,
apakah sel jantung, sel hati, sel kulit dan sebagainya. Penemuan bagaimana aktifitas Stem
Cell ini sangat mengejutkan dunia kedoteran dan menarik minat yang cukup tinggi untuk
meneliti lebih lanjut mengenai kinerja Stem Cell khususnya di dunia medis dan kecantikan,
apakah untuk teraphy penyembuhan penyakit dan untuk teraphy kecantikan kulit. Karena
manfaat Stem Cell ini dapat memperbaharui sel-sel organ yang mati dan meregenerasi
dirinya sendiri dengan mengganti sel-sel yang mati tadi menjadi sel-sel yang baru.
Seiring bertambahnya usia, polusi, pola makan yang salah dan pola hidup yang tidak
sehat serta efek samping dari obat-obatan kimiawi, maka kemampuan stemcell dari organ
tubuh kita untuk melakukan regenerasi akan menurun. Hal ini mengakibatkan jumlah sel
yang diregenerasi semakin berkurang sehingga menimbulkan kerusakan jaringan dan
melemahkan fungsi organ - organ tubuh kita, melemahkan daya tahan tubuh, penuaan dini
dan rentan terhadap penyakit.Oleh sebab itu peneliti dalam dunia kesehatan berusaha untuk
menemukan cara yang efektif yang dapat memicu agar sel induk bisa bekerja lebih aktif
sehingga dapat menggantikan kerusakan sel tubuh yang terjadi setiap hari.Stemcell sudah
menjadi pembicaraan dan rebutan berbagai negara di bidang kesehatan dan kecantikan,
karena dapat menambah harapan hidup manusia.
Stemcell yang selama ini beredar ada yang berasal dari plasenta dan tali pusat bayi (pada
zaman sekarang, bagi golongan yang berada, stemcell bayi mereka yang baru lahir akan
disimpan di STEM CELL BANK. Stemcell itu boleh digunakan kembali untuk pengobatan
jika anak tersebut maupun adik nya mengidapi penyakit kronik. Tetapi biaya penyimpanan
sangat mahal mencapai 60 - 320 juta), plasenta hewan, bahkan ada yang di-kultur dari
jaringan lemak orang dewasa.Bagi sebagaian besar orang, hal ini kurang begitu nyaman
untuk dikonsumsi karena menyangkut keyakinan orang tersebut.
Oleh karena itu, Dr. Fred Zulli bersama tim yang tergabung dalam Mibelle Biochemistry
telah menemukan stemcell tumbuhan yang langka dan berkhasiat serta mengembangkannya
dengan teknologi Nano sehingga menghasilkan bahan aktif yang sangat luar biasa.
Banyak harapan yang timbul dari penelitian stem cell embrio, karena sel itu mempunyai
potensi untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel yang menyusun berbagai jenis organ
tubuh. Sel yang juga disebut stem cell totipoten (SCT) itu, ditemukan pada jaringan embrio
dan pada jaringan tertentu makhluk dewasa, seperti sumsum tulang merah dan sel kelamin.
Manfaat yang diperoleh dari penggunaan SCT dalam bidang kedokteran amat besar, namun
sumber SCT tersebut merupakan suatu masalah etika yang perlu mendapat perhatian, karena
SCT terbaik diperoleh dari inner cell mass dari blastosis.Blastosis adalah embrio yang
berkembang setelah sekitar 5 hari pasca fertilisasi (pembuahan). Pada saat itu, embrio
tersebut telah berkembang dari sel tunggal menjadi bola sel kosong, dengan ‘gumpalan’ sel
pada rongganya. Dalam proses pemanenan stem cell, terjadi kerusakan pada embrio yang
menyebabkan embrio tersebut akan mati.
Di negara-negara yang membolehkan melakukan praktik bayi tabung, embrio yang sudah
tidak dipakai setelah proses bayi tabung selesai dapat digunakan sebagai sumber stem cell,
karena pada proses bayi tabung biasanya diperoleh blastosis yang melebihi keperluan.
Blastosis yang berlebihan itu dapat disimpan beku (deepfreeze) atau dibuang. Sebagian
ilmuwan berpendapat ketimbang sisa blastosis dibuang lebih baik dipakai sebagai sumber
SCT. Namun sebagian lain berpendapat bahwa walaupun tujuan memperoleh SCT baik,
dalam proses perolehannya terjadi pemusnahan embrio manusia. Ada pula yang berpendapat
bahwa jika kegiatan pengambilan SCT dari embrio diizinkan, hal itu akan membuka jalan ke
arah hal yang bertentangan dengan kemanusiaan seperti ‘peternakan embrio’ (embryo
farms), pengklonan bayi, penggunaan janin untuk ‘suku cadang’, dan komersialisasi
kehidupan manusia.
Nature advance online publication pada tanggal 23 Agustus 2006 memuat laporan
Klimanskaya dkk. (2006) yang memberi secercah harapan kepada para peneliti stem cell.
Mereka menulis tentang pembuatan galur stem cell yang berasal dari salah satu sel blastosis
stadium 8 sel. Sel punca dapat diekstraksi tanpa mematikan embrio tersebut, karena embrio
memiliki 8 sel yang tergolong dalam inner cell mass. Kultur sel punca dapat dilakukan
hanya dengan satu sel saja, yang kemudian apabila sel telah berhasil di kultur, sel dapat
dikembalikan ke embrio tersebut. Maka blastosis yang tinggal 7 sel kemudian ditanam ke
dalam rahim agar dapat berkembang normal. Namun kesulitan cara ini adalah tenggang
waktu antara pengambilan sel dan hasil uji menjadi lebih lama dan dapat mempengaruhi
keberhasilan penanaman blastosis.
Kemudian alternatif lain dari sumber stem cell ialah stem cell dari darah tali pusat
(umbilical cord blood stem cell) yang sekarang lebih dikembangkan di dunia kedokteran.
Darah tali pusat termasuk stem cell dewasa. Selain dari darah tali pusat, stem cell dewasa
bisa didapat dari sumsum tulang dan darah tepi. Hanya saja, pengambilan stem cell dari
darah tali pusat lebih disukai, karena berisiko lebih kecil dan tidak menyakiti penderita.
Selain itu, stem cell dari darah tali pusat mempunyai kemampuan proliferasi (pertumbuhan
dan pertambahan sel) yang tinggi. Tingkat kecocokan pencangkokan stem cell darah tali
pusat juga lebih baik dibandingkan dengan stem cell yang berasal dari sumsum tulang,
karena transplantasi cord blood tidak memerlukan tingkat kecocokan 100%, dan secara etis
tentu tidak masalah. Selain itu, yang dapat memanfaatkan stem cell tersebut tidak hanya
pemiliknya, tetapi juga bisa digunakan oleh saudara kandung dan orang tua, asalkan
mempunyai kecocokan dalam struktur gen dan golongan darah.
Stem cell dapat digunakan untuk keperluan baik dalam bidang riset maupun pengobatan.
Adapun penggunaan kultur stem cell adalah sebagai berikut:
2.5.1 Pemanfaatan Stem Cell Dalam Riset
1. Terapi gen
Stem cell (dalam hal ini hematopoietic stem cell) digunakan sebagai alat pembawa
transgen ke dalam tubuh pasien dan selanjutnya dapat dilacak jejaknya apakah stem cell
ini berhasil mengekspresikan gen tertentu dalam tubuh pasien. Dan karena stem cell
mempunyai sifat self-renewing, maka pemberian pada terapi gen tidak perlu dilakukan
berulang-ulang, selain itu hematopoietic stem cell juga dapat berdiferensiasi menjadi
bermacam-macam sel, sehingga transgen tersebut dapat menetap di berbagai macam sel.
3. Penemuan dan pengembangan obat baru, yaitu untuk mengetahui efek obat
terhadap berbagai jaringan.
Stem cell dapat hidup diluar tubuh manusia, misalnya di cawan petri. Sifat ini dapat
digunakan untuk melakukan manipulasi pada stem cells yang akan ditransplantasikan ke
dalam organ tubuh untuk menangani penyakit-penyakit tertentu tanpa mengganggu organ
tubuh.
1. Penyakit autoimun
Misalnya pada lupus, artritis reumatoid dan diabetes tipe 1. Setelah diinduksi oleh
growth factor agar hematopoietic stem cell banyak dilepaskan dari sumsum tulang ke
darah tepi, hematopoietic stem cell dikeluarkan dari dalam tubuh untuk dimurnikan dari
sel imun matur. Lalu tubuh diberi agen sitotoksik atau terapi radiasi untuk membunuh
sel-sel imun matur yang tidak mengenal self antigen (dianggap sebagai foreign antigen).
Setelah itu hematopoietic stem cell dimasukkan kembali ke tubuh, bersirkulasi dan
bermigrasi ke sumsum tulang untuk berdiferensiasi menjadi sel imun matur sehingga
sistem imun tubuh kembali seperti semula.
2. Penyakit degeneratif
3. Penyakit degeneratif
Prinsip terapi stem cell pada keganasan sama dengan penyakit autoimun.
Hematopoietic stem cell yang diperoleh baik dari sumsum tulang atau darah tali pusat
telah lama dipakai dalam terapi leukemia dan penyakit darah lainnya.
Ada beberapa alasan mengapa stem cell merupakan calon yang bagus dalam cell based
therapy:
a. Stem cell tersebut dapat diperoleh dari pasien itu sendiri. Artinya transplantasi
dapat bersifat autolog sehingga menghindari potensi rejeksi. Berbeda dengan
transplantasi organ yang membutuhkan organ donor yang sesuai (match),
transplantasi stem cell dapat dilakukan tanpa organ donor yang sesuai
b. Mempunyai kapasitas proliferasi yang besar sehingga dapat diperoleh sel dalam
jumlah besar dari sumber yang terbatas. Misalnya pada luka bakar luas, jaringan
kulit yang tersisa tidak cukup untuk menutupi lesi luka bakar yang luas. Dalam
hal ini terapi stem cell sangat berguna.
c. Mudah dimanipulasi untuk mengganti gen yang sudah tidak berfungsi lagi melalui
metode transfer gen. Hal ini telah dijelaskan dalam penjelasan mengenai terapi
gen di atas.
d. bermigrasi ke jaringan target dan dapat berintegrasi ke dalam jaringan serta
berinteraksi dengan jaringan sekitarnya.
2.5.2 Penggunaan Stem Cell Dalam Pengobatan Penyakit
Para ahli saat ini sedang giat melakukan berbagai penelitian untuk menggunakan
stem cell dalam mengobati berbagai penyakit. Penggunaan stem cell untuk mengobati
penyakit dikenal sebagai Cell Based Therapy. Prinsip terapi yang dimaksud adalah
dengan melakukan transplantasi stem cell pada organ yang rusak. Tujuan dari
transplantasi stem cell ini adalah sebagai berikut.
Sel induk embrio (Embryonic stem cell) sangat plastik dan mempunyai
kemampuan untuk dikembangkan menjadi berbagai macam jaringan sel seperti neuron,
kardiomiosit, osteoblast, fibroblast, sel-sel darah dan sebagainya, sehingga dapat dipakai
untuk menggantikan jaringan yang rusak. Sel induk dewasa (adult stem cells) juga dapat
digunakan untuk mengobati berbagai penyakit degeneratif, tetapi kemampuan
plastisitasnya sudah berkurang.
1. Penggunaan sel punca embrionik untuk mengobati cidera pada medula spinalis
(spinal cord)
Dengan bertambahnya pengetahuan mengenai stem cell, maka peneliti telah dapat
membuat epidermis dari keratinosit yang diperoleh dari folikel rambut yang dicabut.
Hal ini memungkinkan transplantasi epidermis autolog, sehingga menghindari
masalah penolakan. Pemakaian skin replacement ini bermanfaat dalam terapi ulkus
vena ataupun luka bakar.
Dalam penggunaannya stem cell memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan antara
lain:
1. Penggunaan sel induk embrionik (embryonic stem cell) pada terapi sel
Kelebihan
o Mudah didapatkan, biasanya dapat diperoleh dari klinik fertilitas.
o Bersifat pluripotent artinya mempunyai kemampuan untuk berdifferensiasi
menjadi berbagai macam sel yang merupakan turunan ketiga lapis germinal
(ektoderm, mesoderm dan endoderm), tetapi tidak dapat membentuk selubung
embrio.
o Immortal artinya dapat berumur panjang sehingga dapat memperbanyak diri
ratusan kali pada media kultur.
o Reaksi penolakan tehadap imunitas rendah.
Kekurangan
o Dapat bersifat karsinogenik artinya setiap kontaminasi dengan sel yang tidak
berdifferensiasi dapat menimbulkan kanker.
o Selalu bersifat allogenik yaitu sel induk yang diambil berasal dari pendonor yang
cocok, umumnya keluarga atau orang lain yang cocok sehingga berpotensi
menimbulkan terjadinya rejeksi immunitas.
o Secara kode etik masih kontroversial, di mana yang menjadi kontroversi dalam
penggunaan stem cell embrio yakni sumber sel tersebut (embrio). Pengklonan
embrio manusia untuk memperoleh stem cell menimbulkan kontroversi karena
pengklonan manusia tersebut ditentang oleh semua agama, hal ini dikarenakan
adanya anggapan bahwa embrio berstatus sama dengan manusia menyebabkan hal
tersebut tidak dapat diterima. Selain itu status moral embrio, apakah embrio harus
diperlakukan sebagai manusia atau sebagai sesuatu yang berpotensi untuk menjadi
manusia atau sebagai jaringan hidup tubuh lainnya masih menjadi kontroversi.
2. Penggunaan sel induk dewasa (adult stem cell)
Kelebihan
o Dapat diperoleh dari sel pasien sendiri sehingga dapat menghindari terjadinya
penolakan imun.
o Sel induk dewasa sudah terspesialisasi sehingga induksi menjadi lebih sederhana.
o Penggunaan sel induk dewasa tidak terlalu menimbulkan problem etika.
Kekurangan
o Sel induk dewasa ditemukan dalam jumlah kecil di 12 tempat yang berbeda dalam
tubuh (otak, darah, kornea, retina, jantung, lemak, kulit, daerah gigi, pembuluh
darah pada sumsum tulang belakang, otot tengkorak, dan usus). sehingga sulit
mendapatkan sel induk dewasa dalam jumlah banyak.
o Masa hidupnya tidak selama sel induk embrionik.
o Bersifat multipotent, yaitu dapat berdiferensiasi menjadi lebih dari satu macam sel
sehingga differensiasi tidak seluas sel induk embrionik yang bersifat pluripotent.
3. Penggunaan sel induk dari darah tali pusat
Kelebihan
Kekurangan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Stem cell merupakan sel induk yang terdapat pada benda-benda hidup seperti manusia,
hewan dan tumbuhan.stemcell atau sel induk adalah bagian dasar dari semua organ tubuh
yang berfungsi untuk memicu regenerasi jaringan organ tubuh kita.
2. Jenis-jenis stem cell dibagi menjadi 2 yaitu berdasarkan kemampuan berdiferensiasi dan
berdasarkan sumber asal sel
3. Mekanisme kerja stem cell : sel-sel punca manusia diambil kemudian diisolasi dan
dikembangkan dalam cawan petri (in vitro) dan diberi cairan nutrisi agar sel-sel tersebut
bertumbuh dan jika berhasil maka akan diinjeksikan kedalam tubuh manusia itu sendiri
yang sel-selnya mengalami kerusakan.
4. Cara memperoleh stem cell didapat dari transplantasi dari sumsum tulang belakang,
transplantasi stem cell darah tepi, dan transplantasi stem cell tali pusat
5. Manfaat teknologi stem cell yaitu terapi gen mengetahui proses biologis penemuan
dan pengembangan obat baru terapi sel (cell based therapy). Dapat digunakan untuk
pengobatan penyakit autoimun, degenerative dan keganasan.
6. Kelebihan dan kekurangan teknologi stem cell banyak sekali diantaranya dalam
melakukan transplantasi maka reaksi penolakan tehadap imunitas rendah tetapi teknologi
ini membutuhkan biaya yang relative besar dan masih menimbulkan kontroversi karena
hal tersebut dianggap pengklonan manusia sehingga ditentang oleh semua agama.
3.2 Saran
Masyarakat diharapkan tidak membesar-besarkan isu terkait teknologi stem cell yang
dipandang melanggar HAM dan agama , masyarakat harus mampu berpikir selektif dan
melihat penggunaan stem cell ini dari sisi positif.
DAFTAR PUSTAKA