Anda di halaman 1dari 9

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL

EDISI XXIX JANUARI S/D MARET


2019

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)


TERHADAP KINERJA KEUANGAN
TORAJA UTARA

Oleh :
Ina Matande
Email :Ina.iphone96@gmail.com
Pembimbing I :
Faridah, SE,M.Si,Ak,Ca
Email : faridah@universitasbosowa.ac.id
Pembimbing II :
Thanwain, SE,M.Si
Email : thanwaintala@gmail.com

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi


Universitas Bosowa Makassar

ABSTRACT

INA MATANDE. 2018. Skripsi. The influence of local revenue on the financial
performance of Toraja Utara. Guided by Faridah, SE., M.Si., Ak., CA and Thanwain SE.,
M.Si. This study aims to determine the effect of local revenue on financial performance in
the Toraja Utara district goverment. The object of research is staff who work in the
Toraja Utara district goverment. This study uses data collection methods, by using
observations and questionnaires directly to responendent, the sample in this study was
thirty respondents. Based on testing using multiple linear regression.
The results of testing hypotheses based on statistical calculations with SPSS 20 it can be
seen that the regression test value of independent variables with significant levels
respectively 0.00 < .035 <.575 <.200 correlation coefficient of 0.727.
Research shows that local taxes, regional retributions, tend to have high regional taxes
and levies while wealth is separated, other legitimate income has a relatively high
income. From this study it is known that local taxes, ragional retribusi, separated wealth
and other legitimate income positively affect the financial performance of Toraja Utara.
-------------------
Keywords : Local Revenue

Vol 5, No. 001 (2019) Ina Matande 124


ECONOMICS BOSOWA JOURNAL
EDISI XXIX JANUARI S/D MARET
2019

PENDAHULUAN
Sebagai salah satu daerah yang potensi daerahnya cukup besar Toraja
utara harus bisa mengoptimalkan pendapatan asli daerahnya, pemerintah daerah
juga harus benar-benar semaksimal mungkin menggali potensi pendapatan di
daerahnya. Besarnya pendapatan asli daerah (PAD) sangat menentukan tingkat
perkembangan otonomi suatu daerah. Salah satu komponen pendapatan asli
daerah (PAD) yang menjadi andalan adalah retribusi daerah.
Penerapan system pemerintah yang sentralistik mengakibatkan campur
tangan yang aktif dari Pemerintahan Pusat terhadap pemerintah daerah, termaksud
di dalamnya menetapkan keputusan dan juga kebiajakan yang akan di terapkan
pada suatau pemerintah daerah. Hal ini yang mana dikemudian hari menimbulkan
besarnya ketergantungan dari pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan Tulang punggung pembiayan
daerah. Karena itu, kemampuan suatau daerah menggali PAD akan mempengaruhi
perkembangan dan pembangunan daerah tersebut. Di samping itu semakin besar
konstribusi PAD terhadap Anggaran pedapatan dan belanja daerah (APBD), maka
akan semakin kecil pula ketergantungan terhadap bantuan pemerintah pusat.
Sumber keuangan yang berasal dari PAD. Hal ini karena PAD dapat dipergunakan
sesuai dengan kehenddak dan inisiatif pemerintah daerah demi kelancaran
penyelenggaraan urusan daerahnya. Sementara sumber keuangan yang berasal
dari bantuan pemerintah pusat, umumnya sudah ditentukan untuk pembiayaan
tertentu yang sifatnya meningkat. Pemerintah daerah berusaha bagaimana
menggali PAD semaksimal mungkin agar bisa memperoleh pendapatan yang
sebesar-besarnya demi perkembangan dan pembangunan pada suatau daerah.
Selain PAD yang berperan sebagai tulang punggung perkembangan dan
pembangunan suatau daerah, Dana alokasi Umum dan Dana bagi Hasil juga tidak
kalah pentingnya. Dana alokasih umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil (DBH)
merupakan komponen belanja pada APBD diakui sebagai salah satu komponen
pendapatan yang berperan untuk memaksimalkan perkembangan dan
pembangunan suatu daerah. Hal ini kembali ditekankan dengan di keluarkannya
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara

Vol 5, No. 001 (2019) Ina Matande 125


ECONOMICS BOSOWA JOURNAL
EDISI XXIX JANUARI S/D MARET
2019

pemerintah pusat dan pemerintah daerah dinyatakan pada pasal 1 ayat 21 bahwa
DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasihkan
dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar Daerah untuk mendanai
kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Kemudian pada Pasal
1 ayat 20 menerangkan Dana Bagi hasil adalah dana berdasarkan angka presentase
untuk menandai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.
Pendapatan asli daerah merupakan pendapatan yang bersumber dari
kegiatan ekonomi itu sendiri. Pendapatan asli daerah merupakan salah satu pilar
kemandirian suatu daerah. Menurut Undang-undang nomor 33 Tahun 2004
tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, sumber PAD
terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah dan
lain-lain pendapatan daerah yang sah. Karena itu, kemampuan suatau daerah
menggali PAD akan mempengaruhi perkembangan dan pembangunan daerah
tersebut. Di samping itu semakin besar konstribusi PAD terhadap APBD, maka
akan semakin kecil pula ketergantungan terhadap bantuan pemerintah pusat. Hal
ini karena PAD dapat dipergunakan sesuai dengan kehendak dan inisiatif
pemerintah daerah demi kelancaran penyelenggaraan urusan daerahnya
(Bastian,2012).
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan
pusat dan daerah, membawa perubahan mendasar pada sistem dan mekanisme
pengelolaan pemerintah daerah. Undang-undang ini menegaskan bahwa untuk
pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah, pemerintah pusat akan menstransfer
dana perimbangan kepada pemerintah daerah. Dana perimbangan tersebut terdiri
dari dana alokasi umum (DAU), dana alokasi khusus (DAK), dan bagian daerah
dari bagi hasil pajak pusat, harapan pemerintah pusat dan transfer dapat digunakan
secara efektif dan efesien oleh pemerintah daerah untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat.
Adanya pemekeran wilayah kabupaten Toraja utara tidak menurunkan
PAD Toraja utara malah mengalami peningkatan, yang mendorong PAD Tana
toraja meningkatkan yaitu dengan adanya pengawasan dari pemerintah untuk
meningktakan PAD Toraja utara. Salah satu sumber terbesar PAD Tana toraja

Vol 5, No. 001 (2019) Ina Matande 126


ECONOMICS BOSOWA JOURNAL
EDISI XXIX JANUARI S/D MARET
2019

yaitu Retribusi daerah yang terdiri dari Retribusi jasa umum, Retribusi jasa usaha,
dan Retribusi perizinan tertentu.

TINJAUAN PUSTAKA
Pendapatan asli daerah
Pendapatan atau penerimaan dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh
suatu lembaga atau organisasi atau perorangan sehubungan dengan aktivitas atau
kewenangannya. Untuk memahami arti dari pendapatan, maka akan diuraikan
pengertian dari pendapatan itu sendiri sebagai berikut :
Menurut ikatan Akuntansi Indonesia (2009) dalam buku standart
Akuntansi keuangan menyebut bahwa pendapatan adalah : “Arus masuk bruto
dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu
periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal
dari konstribusi penanaman modal”.
Menurut Accounting principle board dikutip oleh Theodorus tuanakotta
(1984:153) dalam buku teori Akuntansi pengertian pendapatan adalah
“Pendapatan sebagai inflow of asset kedalam perusahaan sebagai akibat penjualan
barang dan jasa”.
Pajak Daerah
Pajak daerah merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah.
Dengan adanya pungutan berupa pajak daerah dan retribusi daerah mungkin
masyarakat masih belum adayang mengerti apa yang dimaksud dengan pajak
daerah, sehingga perlu diberi penjelasanmengenai artinya agar mereka yang
melakukan pembayaran atas pajak tersebut tidakmerasa keberatan akan
pembayaran yang mereka lakukan dan mengetahui digunakanuntuk apa uang yang
mereka bayarkan itu.
Secara umum, pajak adalah pungutan dari masyarakat oleh negara
(pemerintah) berdasarkan Undang-Undang yang bersifat dapat dipaksakan dan
terutang oleh yang wajib membayarnya dengan tidak mendapat prestasi kembali
(kontra prestasi/ balas jasa) secara langsung, yang hasilnya digunakan untuk

Vol 5, No. 001 (2019) Ina Matande 127


ECONOMICS BOSOWA JOURNAL
EDISI XXIX JANUARI S/D MARET
2019

membiayai pengeluaran dalam penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan


(Rahdina,2008).
Retribusi Daerah
Retribusi daerah sebagaimana halnya pajak daerah merupakan salah satu
Pendapatan Asli Daerah yang diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, untuk meningkatkan
dan memeratakan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Undang-Undang nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan
retribusi daerah menyebutkan bahwa retribusi daerah yang selanjutnya disebut
retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus disediakan atau diberikan pemerintah daerah untuk
kepentingan pribadi atau golongan.
Perusahaan Milik Daerah
Menurut Halim (2004:68), “Hasil perusahaan milik Daerah dan hasil
Pengelolaan kekayaan milik Daerah yang dipisahkan merupakan penerimaan
Daerah yang berasal dari hasil perusahaan milik Daerah dan pengelolaan
Kekayaan Daerah yang dipisahkan”. Jenis pendapatan ini meliputi objek
pendapatan berikut:
1.Bagian laba Perusahaan milik Daerah
2.Bagian laba lembaga keuangan Bank
3.Bagian laba lembaga keuangan non Bank
4.Bagian laba atas penyertaan modal atau investasi
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang Sah
Berdasarkan Undang-undang nomor 34 pasal 43 Tahun 2004 menyatakan
bahwa lain-lain pendapatan Daerah terdiri dari hibah dan pendapatan dana darurat.
Hibah merupakan bantuan yang tidak mengikat, artinya dalam menerima hibah
daerah tidak boleh mengadakan hibah yang secara politis dan mengurangi
kebijakan daerah tersebut.
Kinerja Keuangan Daerah
Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk

Vol 5, No. 001 (2019) Ina Matande 128


ECONOMICS BOSOWA JOURNAL
EDISI XXIX JANUARI S/D MARET
2019

didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
daerah tersebut dalam kerangka APBD (Bab 1, Pasal 1, Ayat 5 Peraturan
Pemerintah No. 58 Tahun 2005).
Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
Kinerja keuangan adalah gambaran kondisi keuangan perusahaan pada
suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun
penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal,
likuiditas, dan profitabilitas (Jumingan, 2006:239).

METODE PENELITIAN
Untuk menelaah permasalahan yang ada pada penelitian ini menggunakan
analisis regresi linier berganda dimana data yang terkumpul dari hasil observasi,
interview dan dokumentasi di susun sedemikian rupa untuk selanjutnya
dibandingkan dengan teori-teori yang relevan, sehingga dengan demikian dapat
diambil suatu kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Deskripsi Variabel Penelitian
Setelah hasil uji asumsi klasik dilakukan dan hasilnya secara keseluruhan
menunjukkan model regresi memenuhi asumsi klasik, maka tahap berikut adalah
melakukan evaluasi dan interpretasi model regresi berganda. Model regresi
berganda dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel
independen Pajak Daerah (X1), Retribusi Daerah (X2), kekayaan yang
dipisahkan dan Lain-lain pendapatan yang dipisahkan (X4) terhadap variabel
dependen kinerja keuangan Kabupaten Toraja Utara (Y). Berdasarkan tampilan
output model summary besarnya adjusted R2(koefisien determinasi yang telah
disesuaikan) adalah 0.938. Nilai ini menunjukkan bahwa 93,8% variasi Y (Kinerja
keuangan kabupaten Toraja Utara) oleh variasi dari keempat variabel X yaitu
Pajak Daerah (X1), Retribusi Daerah (X2), kekayaan yang dipisahkan dan Lain-
lain pendapatan yang dipisahkan (X4), sedangkan sisanya 8,2% dijelaskan oleh
sebab lain di luar model. Dari hasil pengujian terhadap uji simultan ANOVA atau

Vol 5, No. 001 (2019) Ina Matande 129


ECONOMICS BOSOWA JOURNAL
EDISI XXIX JANUARI S/D MARET
2019

F test diperoleh nilai Fhitung sebesar 94,149 dengan probabilitas 0,000. Karena
probabilitas jauh lebih kecil dari nilai signifikan 0,05, maka model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi Kinerja keuangan kabupaten Toraja Utara atau
dapat dikatakan Pajak Daerah (X1), Retribusi Daerah (X2), kekayaan yang
dipisahkan (X3) dan Lain-lain pendapatan yang dipisahkan (X4) secara simultan
berpengaruh terhadap Kinerja keuangan kabupaten Toraja Utara Hasil pengujian
hipotesis pertama (H1) yang menyebutkan bahwa Pajak daerah berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan, menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
variabel Pajak Daerah (X1) adalah 0,566 dan nilai thitung 4,936. Nilai koefisien
regresi ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value sebesar 0,000.
Hasil pengujian hipotesis kedua (H2) yang menyebutkan bahwa Retribusi daerah
(X2) berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan, bahwa nilai koefisien regresi
variabel retribusi daerah (X2) adalah 0,226 dan nilai thitung 2.225. Nilai koefisien
regresi ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value sebesar 0, 035.
Hasil ini menjelaskan bahwa nilai koefisien regresi variabel retribusi daerah(X2)
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan (Y).
Hasil pengujian hipotesis ketiga (H3) yang menyebutkan bahwa Kekayaan
daerah (X3) berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan(Y), Hasil pengujian
tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel kekayaan daerah
(X3) adalah 0,09 dan nilai thitung 0,568. Nilai koefisien regresi ini tidak signifikan
pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value sebesar 0,575. Hasil pengujian ini
menginterpretasikan bahwa variabel kekayaan daerah tidak berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinreja keuangan pada taraf signifikansi 5% atau dengan
kata lain H3 ditolak.
Hasil pengujian hipotesis keempat (H4) yang menyebutkan bahwa Lain-
lain pendapatan daerah yang sah (X4) berpengaruh positif Terhadap kinerja
keuangan (Y) , Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi variabel Lain-lain pendapatan daerah yang sah (X4) adalah 0,167dan nilai
thitung 1,317. Nilai koefisien regresi ini tidak signifikan pada tingkat signifikansi
0,05 dengan p value sebesar 0,200. Hasil pengujian ini menginterpretasikan
bahwa variabel lain-lain pendatapatan darah yang sah tidak berpengaruh positif

Vol 5, No. 001 (2019) Ina Matande 130


ECONOMICS BOSOWA JOURNAL
EDISI XXIX JANUARI S/D MARET
2019

dan signifikan terhadap kinreja keuangan pada taraf signifikansi 5% atau dengan
kata lain H4 ditolak.

KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh PAD terhadap
KINERJA keuangan pada pemerintah Toraja Utara .Berdasarkan hasil penelitian
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pajak daerah berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan pada pemerintah
Toraja Utara
2. Retribusi daerah berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan pada
pemerintah Toraja Utara
3. Kekayaan daerah berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
4. Lain-lain pendapatan daerah yang sah berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan.

Vol 5, No. 001 (2019) Ina Matande 131


ECONOMICS BOSOWA JOURNAL
EDISI XXIX JANUARI S/D MARET
2019

DAFTAR PUSTAKA

Brata, A. G. (2004). Komposisi Pendapatan Sektor Publik Dan Pertumbuhan


Ekonomi Ragional. Yogyakarta: Lembaga Penelitian Universitas.

Cendekia, j. (2014). Analisis laporan kinerja keuangan.

Dewangga, J. (27 Februari 2012). Pengertian dan macam-macam pajak daerah.

DMK, M. (2014). Pengertian pendapatan asli daerah_pad.

Halim. (2002). Seri Akuntansi keuangan sektor publik-akuntansi keuangan


daerah. Jakarta: salembaempat.

Halim, a. (2004). Managemen keungan daerah. yogyakarta.

Halim, A. (2007;203). Pengukuran kinerja keuangan.


HTTPS://Www.Google.Co.Id/Amp/S/Kevintankas.Wordpress.Com/. (2015, 06).
HTTPS://Repository.Umy.Ac.Id/Bitstream/Handle/123456789/11756. (T.Thn.).

Mahmudi. (2010). Analisis laporan keungan pemerintah daerah. Yogyakarta:


Edisi kedua STIM YKON.

Mardiasmo. (2000). Akuntansi sektor publik. yogyakarta: Andi.

Nordiawan., D. P. (2007). Akuntansi pemerintahan. Jakarta: Salembaempat.

Sanjaya, A. (Oktober 2015). Pengertian PAD dan defenisi klasifikasinya.

Soebechi, I. (2012). Judical review perda daerah dan retribusi daerah. Jakarta:
Sinar grafika.

Suandy, E. (2014). Hukum pajak. Jakarta: Salembaempat.

Tankas, K. (14 Juni 2015). Pajak Dan Hukum Pajak.

Tulak, W. (2012). Skiripsi. Analisis penilaian kinerja keuangan pemerintah


daerah kabupaten Tana toraja. Makassar.

Yani, A. (2009). Hubungan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah


diindonesia. Jakarta.

Vol 5, No. 001 (2019) Ina Matande 132

Anda mungkin juga menyukai