Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

Standar Pelayanan ANC, INC, PNC dan Neonatal

Oleh:
Nama :UMMI HANI
NIM :A1B119321
Kelas : J

PROGRAM STUDI DIPLOMA EMPAT KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
2019/2020
Standar Pelayanan Antenatal Care (ANC)

Standar minimal (10 T) yang terdiri atas:

1. Timbang Berat Badan Dan Pengukuran Tinggi Badan Pertambahan berat badan yang

normalpada ibu hamilyaitu berdasarkan massa tubuh (BMI: body mass Index) dimana

metode ini untuk pertambahan berat badan yang optimal selama masa kehamilan, karena

merupakan hal yang penting mengetahui BMI wanita hamil. Total pertambahan berat

badan pada kehamilan yang normal 11,5 – 16 kg atau pertambahan berat badan setiap

minggunya adalah 0,4 – 0,5 kg. Sedangkan mengukur tinggi badan adalah salah satu

deteksi dini kehamilan dengan faktor resiko, diamana bila tinggi badan ibu hamil kurang

dari 145 cm atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang belakang.

2. Ukur (Tekanan) Darah

Pada saat kehamilan, tekanan darah seorang ibu hamil merupakan faktor penting dalam

memberikan makanan pada janin pengaturan tekanan darah selama kehamilan sangat

tergantung pada hubungan antara curah jantung dan tekanan atau resistensi pada

pembuluh darah, yang keduanya berubah selama kehamilan. Tekanan darah yang normal

110/80 – 140/90 mmHg, bila melebihi 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya

preeklamsia.

3. Ukur (Tinggi) Fundus Uteri

Pemeriksaan kehamilan untuk menentukan tuny kehamilan dan berat badan janin

dilakukan dengan pengukuran tinggi fundur uteri yang dapat dihitungdari tanggal haid

terakhir yang menggunakan rumus. Apabila usiakehamiln dibawah 24 minggu

pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan diatas 24 minggu memakai

pengukuran mac.Donald yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus uteri memakai

centimeter dari atas simfisis kefundus uteri kemudianditentukan sesuai rumunya. Cara
menghitungnya adalah modifikasi spegelberg yaitu jarak fundus – sisfisis dalam

centimeter dibagi 3,5 merupakan tuanya kehamilan.

4. Pemberian Imunisasi (Tetanus Toxoid) / TT lengkap

Imunisasi terutama pada ibu hamil bertujuan untuk mencegah terjadinya tetanus

neonatorium, dengan cara pemberian suntik tetanus toksoid pada ibu hamil. Pemberian

imunisasi TT pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali. saja, imunisasi pertama

diberikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang kedua diberikan 4 minggu

kemudian (selang waktu 4 minggu). Apabila pernah menerima TT dua kali pada

kehamilan terdahulu dengan jarak kehamilan tidak lebih dari dua tahun, maka hanya

diberikan satu kali TT saja.

5. Pemberian (Tablet Besi), minimal 90 tablet selama kehamilan

Wanita memerlukan zat besi lebuh tinggi dari laki – laki karena terjadinya menstruasi

dan perdarahan. Di mulai dengan memberikan 1 tablet zat besi sehari sesegera mungkin

setelah rasa mual hilang. Tiap tablet besi mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg)

dan asam folat 500 mikrogram. Minimal masing – masing 90 tablet besi yang berfungsi

untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan

plasenta. Bila ditemukan anemia pada ibu hamil (<11 gr%), berikan tablet zat besi 2 atau

3 kali sehari. Pada setiap kali kunjungan mintalah ibu untuk meminum tablet zat besi

yang cukup. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi karena akan

menggangu penyerapan. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung

vitamin C karena vitamin C dapat membantu penyerapan tablet besi sehingga tablet besi

yang dikonsumsi dapat terserap sempurna oleh tubuh.

6. Tes laboratorium sederhana Haemoglobin (HB) dan protein urine

Wanita yang sedang hamil merupakan kelompok resiko tinggi terhadap PMS. PMS dapat

menimbulkan morbiditas dan mortalitas terhadap ibu dan janin yang dikandungannya.
7. Temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling)

Temu wicara penting dilakukan sebagai media komunikasi antar sesama ibu hamil

dengan bidan yang membina, temu wicara ini di koordinir oleh kepala desa/kelurahan

dan dilaksanakan oleh kader posyandu bersama puskesmas dan dilakukan pada saat hari

posyandu. Temu wicara ini dilakukan setiap pasien pada saat melakukan kunjungan. Bisa

berupa anamnesa, konsultasi, dan persiapan rujukan. Anamnesa meliputi biodata, riwayat

menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas.

8. Tentukan presentasi janin dan hitung DJJ

Tujuan pemantauan janin itu adalah mendeteksi dini ada atau tidaknya faktor – faktor

resiko kematian prenatal tersebut (hipoksia/aspeksia, gangguan pertumbuhan, cacat

bawaan, dan infeksi). Pemeriksaan denyut jantung janin adalah salah satu cara untuk

memantau janin. Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu hamil.

Denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16 minggu/4 bulanan.

Gambar DJJ :

a. Takikardi berat : detak jantung diatas 180x/menit

b. Takikardi ringan : antar 160 – 180x/menit

c. Normal :120 – 160x/menit

d. Bradikardi ringan : antara 100 – 119x/menit

e. Bradikardi sedang : antara 80 – 100x/menit

f. Bradikardi berat : kurang dari 80x/menit

9. (Tetapkan) Status Gizi

Pada ibu hamil pengukuran lingkar lengan atas LILA merupakan satu cara untuk

mendeteksi dini adanya kurang energi kronik (KEK) atau kekurangan gizi. Malnutrisi

pada ibu hamil mengakibatkan transfer nutrient ke janin berkurang, sehingga

pertumbuhan janin terhambat dan berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR). BBLR berkaitan dengan volume otak dan IQ seorang anak. Disebut

KEK apabila ukuran LILA <23,5 cm, yang menggambarkan kekurangan pangan dalam

jangka baik dalam jumlah maupun kualitasnya. Cara melakukan pengukuran LILA :

Menentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan meteran.

Lingkarkan dan memasukkan ujung pita dilubang yang ada pada pita LILA, baca

menurut tanda panah Menentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku

dengan pita LILA.

10. (Tatalaksana) Kasus

Bila dari hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan penyakit, ibu perlu dilakukan

perawatan khusus.

Standar Pelayanan Intra Natal Care (INC)

A. Standar Asuhan Persalinan Kala Satu

Tujuan :

Untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam mendukung pertolongan

persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi

Pernyataan standar:

Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian memberikan asuhan

dan pemantauan yang memadai, dengan memperhatikan kebutuhan klien, selama proses

persalinan berlangsung

Hasilnya :

1) Ibu bersalin mendapatkan pertolongan darurat yang memadai dan tepat waktu bia

diperlukan
2) Meningkatkan cakupan persalinan dan komplikasi lainnya yang ditolong tenaga

kesehatan terlatih

3) Berkurangnya kematian/ kesakitan ibu atau bayi akibat partus lama.

B. Standar Persalinan Kala Dua Yang Aman

Tujuan :

Memastikan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi

Pernyataan standar :

Menggunakmengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan, memperpendek dengan

benar untuk membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap

Persyaratan:

1) Bidan dipanggil jika ibu sudah mulai mulas/ ketuban pecah

2) Bidan sudah terlatih dan terampil dalam menolong persalinan secara bersih dan aman

3) Tersedianya alat untuk pertolongan persalinan termasuk sarung tangan steril

4) Perlengkapan alat yang cukup

C. Penanganan Kala II Dengan Gawat Janin Melalui Episiotomi

Tujuan :

Mempercepat persalinan dengan melakukan episiotomi jika ada tanda-tanda gawat janin

pada saat kepala janin meregangkan perineum.

Pernyataan standar:
Bidan mengenali secara tepat tanda tanda gawat janin pada kala II yang lama, dan segera

melakukan episiotomy dengan aman untuk memperlancar persalinan, diikuti dengan

penjahitan perineum..

D. Standar Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III

Tujuan :

Membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap untuk

mengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan, memperpendek kala 3, mencegah

atoni uteri dan retensio plasenta

Pernyataan standar :

Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu pengeluaran

plasenta dan selaput ketuban secara lengkap

Standar Pelayanan Post Natal Care (PNC)

A. Standar Penanganan Pada 2 Jam Pertama Setelah Persalinan

Tujuan :

Mempromosikan perawatan ibu dan bayi yang bersi dan aman selama kala 4 untuk

memulihkan kesehata bayi, meningkatkan asuhan sayang ibu dan sayang bayi, memulai

pemberian IMD

Pernyataan standar :

Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi dalam dua

jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang di perlukan.


B. Standar Pelayanan Bagi Ibu Dan Bayi Pada Masa Nifas

Tujuan :

Memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari setelah persalinan dan

penyuluhan ASI ekslusif

Pernyataan standar :

Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari

ketiga, minggu ke dua dan minggu ke enam setelah persalinan, untuk membantu proses

pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini

penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta

memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan,

makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB

Standar Pelayanan Neonatal

A. Standar Perawatan Bayi Baru Lahir

Tujuan :

Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu dimulainya pernafasan serta mencegah

hipotermi, hipokglikemia dan infeksi

Pernyataan standar:

Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan

mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau

merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah dan menangani

hipotermi.

Anda mungkin juga menyukai