Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang
Bahasa merupakan salah satu bagian dalam kebudayaan yang ada pada semua
masyarakat di dunia. Bahasa terdiri atas bahasa lisan dan tulisan. Sebagai bagian dari
kebudayaan di mana manusia memegang peranan penting, bahasa juga turut ambil
bagian dalam peran manusia itu karena fungsinya sebagai alat komunikasi yang terus
berkembang sesuai dengan perkembangan peradaban manusia itu sendiri. Karena
bagian dari budaya dan peranannya terhadap manusia inilah maka bahasa perlu
dilestarikan, terutama yang berkenaan dengan pemakaian bahasa daerah karena
merupakan lambang identitas suatu daerah, masyarakat, keluarga dan lingkungan.
Pemakaian bahasa daerah dapat menciptakan kehangatan, dan keakraban. Oleh
karena itu, bahasa daerah diasosiasikan dengan perasaan, kehangatan, keakraban dan
spontanitas (Alwasilah, 1993).
Bangsa Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku atau kelompok etnis di
tanah air. Tiap kelompok etnis mempunyai bahasa masing-masing yang dipergunakan
dalam komunikasi antaretnis atau sesama suku. Bahasa memegang peranan penting
dalam setiap bidang karena dengan bahasa dapat diungkapkan atau disampaikan isi
pikiran si pemakai bahasa. Dengan bahasa dapat pula terjalin interaksi dalam
masyarakat walaupun terdiri atas beberapa kelompok etnis yang berbeda. Bahasa
merupakan salah satu unsur kebudayaan yang sangat penting peranannya sebagai
sarana komunikasi untuk menyampaikan maksud dan pokok pikirannya.
Keragaman bahasa yang terjadi di Indonesia terkadang menjadi salah satu
faktor penghambat dalam berkomunikasi. Keragaman bahasa yang ada dapat
menimbulkan perbedaan pemahaman antara komunikator dan komunikan. Begitu
halnya pada sistem pemberian pelayanan kesehatan penggunaan bahasa Indonesia
menjadi hal yang penting dilakukan oleh perawat agar klien tidak salah dalam
mengartikan bahasa yang dimaksud perawat.
Bahasa Indonesia yang menjadi bahasa nasional di Negara Indonesia sangat
penting digunakan oleh para perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan karena
bahasa Indonesia dapat dimengerti oleh penduduk Indonesia sehingga jika

D3 Keperawatan| FIKes | Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 1


menggunakan bahasa Indonesia dalam memberikan pelayanan kesehatan maka
hambatan komunikasi akan semakin berkurang. Walaupun demikian sebagai seorang
perawat harus tetap menghormati bahasa daerah yang digunakan klien. Hal tersebut
dilakukan karena seorang perawat harus menghormati budaya yang dibawa klien,
salah satu dari budaya tersebut adalah bahasa.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
a. Apa yang mempengaruhi komunikasi antara perawat dan klien?
b. Apa manfaat komunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam
pelayanan kesehatan di Indonesia?
c. Bagaimana pengaruh bahasa Indonesia dalam pemberian pelayanan kesehatan di
Indonesia?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah adalah:
a. Menjelaskan pengertian bahasa.
b. Menjelaskan pengaruh bahasa Indonesia terhadap pelayanan kesehatan.
c. Menjelaskan bagaimana bahasa Indonesia yang baik dan benar.
d. Menjelaskan komunikasi yang efektif dalam pelayanan kesehatan.
e. Dapat menambah wawasan atau ilmu pengetahuan tentang bahasa Indonesia
kepada pembaca.
f. Menjelaskan manfaat penggunaan bahasa Indonesia dalam pelayanan kesehatan di
semua lingkup pelayanan kesehatan.

D. Metodologi penulisan
Metodologi yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode
kepustakaan dari internet.

D3 Keperawatan| FIKes | Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 2


E. Sistematika Penulisan
Makalah tentang pentingnya bahasa Indonesia ini terdiri dari,
Bab I : Pendahuluan, latar belakang, perumusan masalah, tujuan, metodologi, dan
sistematika penulisan.
Bab II : Pengertian bahasa Indonesia, aspek bahasa, fungsi bahasa, bahasa Indonesia
yang baik dan benar, dan
Bab III : Kesimpulan dan Saran
Bab IV : Penutup.

D3 Keperawatan| FIKes | Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 3


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Bahasa
Menurut Gorys Keraf (1997:1),Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin
ada yang keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu- satunya alat
untuk mengadakan komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak
yang mengadakan komunikasi dengan mempergunakan
cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama. Lukisan-lukisan, asap api, bunyi
gendang atau tong-tong dan sebagainya. Tetapi mereka itu harus mengakui pula
bahwa bila dibandingkan dengan bahasa, semua alat komunikasi tadi mengandung
banyak segi yang lemah.
Bahasa memberikan kemungkinan yang jauh lebih luas dan kompleks
daripada yang dapat diperoleh dengan mempergunakan media tadi. Bahasa haruslah
mer upakan bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia. Bukannya sembarang bunyi. Dan bunyi itu sendiri
haruslah merupakan simbol atau perlambang.
B. Aspek Bahasa
1. Bahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistem yaitu bahasa terdiri dari unsur-unsur
/komponenkomponen yang secara teratur tersusun menurut pola tertentu dan
membentuk suatu kesatuan. Bahasa bersifat sistematis artinya bahasa itu tersusun
menurut suatu pola, tidak tersusun secara acak, secara sembar angan. Bahasa bersifat
sistemik yaitu bahasa bukan merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri juga dari sub-
subsistem atau sistem bawahan. Sub-sub sistem tersebut adalah fonologi, morfologi,
sintaksis, semantik. Tataran pragmatik yaitu kajian yang mempelajari penggunaan
bahasa dengan ber bagai aspeknya, sebagai sarana komunikasi verbal bagi manusia.
2. Bahasa sebagai lambang
Ilmu semiatika/semiologi yaitu ilmu yang mempelajari tanda-tanda yang ada dalam
kehidupan manusia termasuk bahasa.

D3 Keperawatan| FIKes | Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 4


Tanda - menandai sesuatu secara langsung dan alamiah.
Lambang menandai sesuatu secara konvensional, tidak secara alamiah dan langsung.
Tanda-tanda lain dalam objek semiotika adalah:
Sinyal/Isyarat tanda yang disengaja dibuat oleh pemberi sinyal agar si penerima sinyal
melakukan sesuatu.

Gerak isyarat/geture tanda yang dilakukan dengan gerakan anggota badan, tidak
bersifat imperatif seperti sinyal.

Gejala/sympton tanda yang tidak disengaja, yang dihasilkan tanpa maksud, tapi
alamiah menunjukkan/mengungkapkan sesuatu akan terjadi.

Ikon tanda/gambar dari wujud yang diwakilinya.


Indeks tanda yang menunjukkan adanya sesuatu yang lain, seperti asap yang
menunjukkan adanya api.
Ciri kode sebagai tanda adanya sistem, baik yang berupa simbol, sinyal
maupun gerak isyarat yang dapat mewakili pikiran, perasaan, ide, benda dan
tindakan yang disepakati untuk maksud tertentu.
3. Bahasa adalah bunyi
Bahasa merupakan lambang yang wujudnya bunyi. Bunyi bahasa adalah
bunyi- bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa yang primer adalah
yang diucapkan dari alat ucap manusia. Bahasa sekuder adalah bahasa tulisan.
4. Bahasa itu bermakna
Bahasa dikatakan mempunyai makna sebab mempunyai fungsi yaitu
menyampaikan pesan, konsep, ide atau pikiran. Berdasarkan perbedaan tingkatannya,
makna bahasa dibedakan menjadi:
a. Makna leksikal: makna yang ber kenaan morfem/kata.
b. Makna gramatikal: makna yang berkenaan dengan frase, klausa, dan kalimat.
c. Makna pragmatik: makna yang berkenaan dengan wacana.

D3 Keperawatan| FIKes | Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 5


5. Bahasa itu arbitrer
Adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa dengan
konsep/pengertian yang dimaksud oleh lambagn tersebut.
6. Bahasa itu konvensional
Artinya semua anggota masyar akat bahasa ini mematuhi konvensi bahwa
lambang tertentu itu digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya.
7. Bahasa itu produktif
Maksudnya meski unsur bahasa itu terbatas tetapi dengan jumlah unsur
yang terbatas dapat dibuat satuans bahasa yang jumlahnya tidak terbatas, meski
secara relatif sesuai dengan sistem yang berlaku dalam bahasa
8. Bahasa itu unik
Artinya setiap bahasa mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh bahasa lain. Ciri
khas ini bisa menyangkut sistem bunyi, sistem pembentukan kata, sistem
pembentukan kalimat atau sistem- sistem lainnya.
9. Bahasa itu universal
Artinya, ada ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia
ini. Ciri universal bahasa: bahasa mempunyai bunyi bahasa yang terdiri dari vokal dan
konsonan.
10. Bahasa itu dinamis
Artinya bahasa ikut berubah sesuai dengan kehidupan dalam masyarakan yang
tidak tetap dan selalu berubah.
11. Bahasa itu bervariasi
Bahasa menjadi bervar iasi sebab latar belakang dan lingkungannya tidak sama.
Variasi bahasa meliputi:
a. Idialek : variasi bahasa yang bersifat perseorangan.
b. Dialek : variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat pada
waktu dan tempat tertentu.
c. Ragam: variasi bahasa yang digunakan dalam situasi, keadaan atau untuk keperluan
tertentu.

D3 Keperawatan| FIKes | Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 6


12. Bahasa itu manusia
Artinya alat komunikasi manusia yang namanya bahasa tersebut hanya milik
manusia dan hanya dapat digunakan oleh manusia.

C. Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar


Bahasa bukan sekedar alat komunikasi, bahasa itu bersistem. Oleh karena itu,
berbahasa bukan sekedar berkomunikasi, ber bahasa per lu menaati kaidah atau aturan
bahasa yang berlaku.
1. Bahasa yang Baik
Penggunaan bahasa dengan baik menekankan aspek komunikatif bahasa. Hal itu
berarti bahwa kita harus memperhatikan sasaran bahasa kita. Kita har us
memperhatikan kepada siapa kita akan menyampaikan bahasa kita. Oleh sebab itu,
unsur umur, pendidikan, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan sudut pandang
khalayak sasaran kita tidak boleh kita abaikan. Cara kita berbahasa kepada anak
kecil dengan cara kita berbahasa kepada or ang dewasa tentu berbeda. Penggunaan
bahasa untuk lingkungan yang berpendidikan tinggi dan berpendidikan rendah tentu
tidak dapat disamakan. Kita tidak dapat menyampaikan pengertian mengenai
jembatan, misalnya, dengan bahasa yang sama kepada seorang anak SD dan kepada
orang dewasa. Selain umur yang berbeda, daya serap seorang anak dengan orang
dewasa tentu jauh berbeda.
Lebih lanjut lagi, karena berkaitan dengan aspek komunikasi, maka unsur-
unsur komunikasi menjadi penting, yakni pengirim pesan, isi pesan, media
penyampaian pesan, dan penerima pesan. Mengirim pesan adalah orang yang akan
menyampaikan suatu gagasan kepada pener ima pesan, yaitu pendengar atau
pembacanya, bergantung pada media yang digunakannya. Jika pengirim pesan
menggunakan telepon, media yang digunakan adalah media lisan. Jika ia
menggunakan surat, media yang digunakan adalah media tulis. Isi pesan adalah
gagasan yang ingin disampaikannya kepada pener ima pesan. Mar ilah kita gunakan
contoh sebuah majalah atau buku. Pengirim pesan dapat berupa penulis artikel atau
penulis cerita, baik komik, dongeng, atau narasi. Isi pesan adalah permasalahan atau
cerita yang ingin disampaikan atau dijelaskan. Media pesan merupakan majalah,
komik, atau buku cerita. Semua bentuk tertulis itu disampaikan kepada pembaca

D3 Keperawatan| FIKes | Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 7


yang dituju. Cara artikel atau cerita itu disampaikan tentu disesuaikan dengan
pembaca yang dituju. Berarti, dalam pembuatan tulisan itu akan diperhatikan
jenis per masalahan, jenis cerita, dan kepada siapa tulisan atau cerita itu ditujukan.
2. Bahasa yang Benar
Bahasa yang benar ber kaitan dengan aspek kaidah, yakni peraturan
bahasa. Berkaitan dengan peraturan bahasa, ada empat hal yang harus
diperhatikan, yaitu masalah tata bahasa, pilihan kata, tanda baca, dan ejaan.
Pengetahuan atas tata bahasa dan pilihan kata, harus dimiliki dalam penggunaan
bahasa lisan dan tulis. Pengetahuan atas tanda baca dan ejaan harus dimiliki dalam
penggunaan bahasa tulis. Tanpa pengetahuan tata bahasa yang memadai, kita akan
mengalami kesulitan dalam bermain dengan bahasa.
Kriteria yang digunakan untuk melihat penggunaan bahasa yang benar
adalah kaidah bahasa. Kaidah ini meliputi aspek (1) tata bunyi (fonologi), (2)tata
bahasa (kata dan kalimat), (3) kosakata (termasuk istilah), (4), ejaan, dan (5) makna.
Pada aspek tata bunyi, misalnya kita telah menerima bunyi f, v dan z. Oleh karena
itu, kata-kata yang benar adalah fajar, motif, aktif, variabel, vitamin, devaluasi,
zakat, izin, bukan pajar, motip, aktip, pariabel, pitamin, depaluasi, jakat, ijin. Masalah
lafal juga termasuk aspek tata bumi. Pelafalan yang benar adalah kompleks,
transmigrasi, ekspor, bukan komplek, tranmigrasi, ekspot. Pada aspek tata bahasa,
mengenai bentuk kata misalnya, bentuk yang benar adalah ubah, mencari, terdesak,
mengebut, tegakkan, dan pertanggungjawaban, bukan obah, robah, rubah, nyari,
kedesak, ngebut, tegakan dan pertanggung jawaban. Dari segi kalimat pernyataan di
bawah ini tidak benar karena tidak mengandung subjek. Kalimat mandir i harus
mempunyai subjek, predikat atau dan objek.
(1) Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa jumlah wanita lebih banyak dar
ipada jumlah pria. Jika kata pada yang mengawali pernyataan itu ditiadakan, unsur
tabel di atas menjadi subjek. Dengan demikian, kalimat itu benar. Pada aspek kosa
kata, kata-kata seperti bilang, kasih, entar dan udah lebih baik diganti dengan
berkata/mengatakan, memberi, sebentar, dan sudah dalam penggunaan bahasa yang
benar. Dalam hubungannya dengan per istilahan, istilah dampak ( impact ), bandar
udara, keluaran ( output ), dan pajak tanah (land tax) dipilih sebagai istilah yang
benar daripada istilah pengaruh, pelabuhan udara, hasil, dan pajak bumi. Dari segi

D3 Keperawatan| FIKes | Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 8


ejaan, penulisan yang benar adalah analisis, sistem, objek, jadwal, kualitas, dan
hierarki. Dari segi maknanya, penggunaan bahasa yang benar bertalian dengan
ketepatan menggunakan kata yang sesuai dengan tuntutan makna. Misalnya dalam
bahasa ilmu tidak tepat jika digunakan kata yang sifatnya konotatif (kiasan). Jadi
penggunaan bahasa yang benar adalah penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah
bahasa.
Kriteria penggunaan bahasa yang baik adalah ketepatan memilih ragam
bahasa yang sesuai dengan kebutuhan komunikasi. Pemilihan ini bertalian dengan
topik yang dibicarakan, tujuan pembicaraan, orang yang diajak berbicara (kalau
lisan) atau pembaca ( jika tulis), dan tempat pembicaraan. Selain itu, bahasa yang
baik itu bernalar, dalam arti bahwa bahasa yang kita gunakan logis dan sesuai dengan
tata nilai masyarakat kita. Penggunaan bahasa yang benar tergambar dalam
penggunaan kalimat-kalimat yang gramatikal, yaitu kalimat-kalimat yang memenuhi
kaidah tata bunyi ( fonologi), tata bahasa, kosa kata, istilah, dan ejaan. Penggunaan
bahasa yang baik terlihat dari penggunaan kalimat-kalimat yang efektif, yaitu
kalimat-kalimat yang dapat menyampaikan pesan/informasi secara tepat (Dendy
Sugondo, 1999 : 21).
Berbahasa dengan baik dan benar tidak hanya menekankan kebenaran
dalam hal tata bahasa, melainkan juga memperhatikan aspek komunikatif. Bahasa
yang komunikatif tidak selalu hanus mer upakan bahasa standar. Sebaliknya,
penggunaan bahasa standar tidak selalu berarti bahwa bahasa itu baik dan benar.
Sebaiknya, kita menggunakan ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan
disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang benar (Alwi dkk., 1998: 21)
D. Tujuan Pembelajaran Bahasa
Banyak orang yang belajar bahasa dengan berbagai tujuan yang berbeda. Ada
yang belajar hanya untuk mengerti, ada yang belajar untuk memahami isi
bacaan, ada yang belajar untuk dapat bercakap-cakap dengan lancar, ada pula yang
belajar untuk gengsi-gengsian, dan ada pula yang belajar dengan berbagai tujuan
khusus.
Tujuan pembelajaran bahasa, menurut Basiran adalah keterampilan
komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang dikembangkan
adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri

D3 Keperawatan| FIKes | Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 9


dengan berbahasa. Kesemuanya itu dikelompokkan menjadi kebahasaan,
pemahaman, dan penggunaan. Sementara itu, dalam kurikulum 2004 untuk SMA
dan MA, disebutkan bahwa tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
secara umum meliputi:
1. Siswa menghargai dan membanggakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan (nasional) dan bahasa negara.
2. Siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan
fungsi,serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk
bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan.
3. Siswa memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional,dan kematangan
sosial.
4. Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis).
5. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan kar ya sastra untuk
mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
6. Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Untuk sampai pada tujuan tersebut, diperlukan strategi penyampaian
pembelajaran berupa metode untuk menyampaikan pembelajaran kepada pebelajar
untuk menerima serta merespon masukan yang berasal dari pelajar. Adapun strategi
pengelolaan pembelajaran adalah metode untuk menata interaksi antara pelajar
dengan var iabel pengorganisasian dan penyampaian isi pembelajaran.
E. Ragam Bahasa
Macam-macam ragam bahasa :
1. Ragam baku adalah ragam bahasa yang oleh penuturnya dipandang sebagai ragam
yang baik. Ragam ini biasa dipakai dalam kalangan terdidik, karya ilmiah,
suasana resmi, atau surat resmi.
2. Ragam cakapan (ragam akrab) adalah ragam bahasa yang dipakai apabila
pembicara menganggap kawan bicara sebagai sesama, lebih muda, lebih rendah
statusnya atau apabila topik pembicara bersifat tidak resmi.
3. Ragam hormat adalah ragam bahasa yang dipakai apabila lawan bicara orang

D3 Keperawatan| FIKes | Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 10


yang dihormati, misalnya orang tua dan atasan.
4. Ragam kasar adalah ragam bahasa yang digunakan dalam pemakaian
tidak resmi dikalangan orang yang saling mengenal.
5. Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media
lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat
membantu pemahaman. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik,
intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk
mendukung komunikasi yang dilakukan. Ragam lisan dapat kita temui,
misalnya pada saat orang berpidato atau memberi sambutan, dalam
situasi perkuliahan, ceramah, dan ragam lisan yang non standar,
misalnya dalam percakapan antar teman, di pasar, atau dalam kesempatan non
formal lainnya.
6. Ragam resmi adalah ragam bahasa yang dipakai dalam suasana resmi. Ragam
tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang
dan waktu sehingga diper lukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran
secara visual. Ragam tulis pun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun non
standar. Ragam tulis yang standar kita temui dalam buku-buku pelajaran, teks,
majalah, surat kabar, dan poster.
7. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat
bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan.
8. Bahasa isyarat atau gesture atau bahasa tubuh adalah salah satu cara

bekomunikasi melalui gerakan-gerakan tubuh.

Keragaman bahasa yang banyak dinegara Indonesia ini dapat menyebabkan adanya
hambatan dalam berkomunikasi jika penerima pesan tidak mengerti bahasa yang
digunakan oleh pengirim pesan. Oleh karena itu, untuk mempersatukan bangsa dan
mengurangi hambatan dalam berkomunikasi biasanya disetiap Negara memiliki
bahasa pemersatu, begitu pula di Indonesia yang memiliki bahasa pemersatu yaitu
bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi bangsa Indonesia. Bahasa
Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa Indonesia, yang terdiri atas ber bagai suku
dan etnis dengan latar belakang bahasa berbeda.Di Indonesia kesepakatan Bahasa
persatuan sebagai Bahasa Indonesia telah dibentuk sejak Sumpah Pemuda (secara de

D3 Keperawatan| FIKes | Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 11


Facto), yang menjadikan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa yang sah sebagai Bahasa
pemersatu. Jadi ketika kita menggunakan Bahasa Indonesia jelas sudah kesepakatan
kita untuk menjadikan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa pemersatu yang terealisasi
hingga detik ini, dengan harapan setiap warga Indonesia di kedepannya dapat
berkomunikasi satu sama lain tanpa mengalami kesulitan dengan seluruh manusia
yang berada di wilayah Indonesia.
F. Hakekat dan Manfaat Bahasa Secara Umum
Bahasa dibentuk oleh kaidah atau aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar
tidak menyebabkan gangguan dalam berkomunikasi. Kaidah atau aturan dan pola-
pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Bahasa penting
dikusai oleh pengir im maupun penerima pesan agar komunikasi yang terjadi antar
keduanya dapat berjalan dengan lancar.
Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi yang dihasilkan oleh
alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan
identifikasi diri (Godam,2008). Bahasa terdiri dari dua jenis, yaitu bahasa lisan
sebagai bahasa pr imer, dan bahasa tulisan merupakan bahasa sekunder. Manfaat
Penggunaan Bahasa Dalam Masyarakat :
1.Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia.
2.Alat untuk beker ja sama dengan sesama manusia.
3. Alat untuk mengidentifikasi diri.
Macam-Macam dan Jenis-Jenis Ragam / Keragaman Bahasa (Godam, 2008) :
1. Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa
sains, bahasa jurnalistik, dsb.
2. Ragam bahasa pada per orangan atau idiolek
3. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau
dialek seperti dialek bahasa madura, dialek bahasa medan, dialek
bahasa sunda, dialek bahasa bali, dialek bahasa jawa, dan lain sebagainya.
4. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial seperti
ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orang-orang jalanan.
5. Ragam bahasa pada bentuk bahasa seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan.
6. Ragam bahasa pada suatu situasi seperti ragam bahasa formal (baku) dan infor
mal (tidak baku).

D3 Keperawatan| FIKes | Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 12


7. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat
bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan.
8. Bahasa isyarat atau gesture atau bahasa tubuh adalah salah satu cara
bekomunikasi melalui gerakan-gerakan tubuh
Keragaman bahasa yang banyak dinegara Indonesia ini dapat menyebabkan
adanya hambatan dalam berkomunikasi jika pener ima pesan tidak mengerti bahasa
yang digunakan oleh pengirim pesan. Oleh karena itu, untuk mempersatukan bangsa
dan mengur angi hambatan dalam berkomunikasi biasanya disetiap Negara
memiliki bahasa pemersatu, begitu pula di Indonesia yang memiliki bahasa
pemersatu yaitu bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi bangsa Indonesia. Bahasa
Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa Indonesia, yang terdiri atas berbagai
suku dan etnis dengan latar belakang bahasa berbeda. Di Indonesia kesepakatan
Bahasa persatuan sebagai Bahasa Indonesia telah dibentuk sejak Sumpah Pemuda
(secara de Facto), yang menjadikan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa yang sah
sebagai Bahasa pemersatu. Jadi ketika kita menggunakan Bahasa Indonesia jelas
sudah kesepakatan kita untuk menjadikan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa
pemersatu yang ter ealisasi hingga detik ini, dengan harapan setiap warga
Indonesia di kedepannya dapat berkomunikasi satu sama lain tanpa mengalami
kesulitan dengan seluruh manusia yang berada di wilayah Indonesia.
a. Fungsi Bahasa Dalam Lingkungan
Menurut Felicia (2001 : 1) , dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat
yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa
tulis. Begitu dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak
dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh.
Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia tidak terampil menggunakan
bahasa. Suatu kelemahan yang tidak disadari.
Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita
tidak teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan
menggunakan bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat
dituntut untuk berbahasa bagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu,
kita cenderung kaku. Kita akan ber bahasa secara terbata-bata atau mencampurkan

D3 Keperawatan| FIKes | Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 13


bahasa standar dengan bahasa nonstandar atau bahkan, mencampur kan bahasa
atau istilah asing ke dalam uraian kita. Padahal, bahasa bersifat sangat luwes, sangat
manipulatif. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan
tertentu. Lihat saja, bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melalui bahasa. Kita
selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat
memanipulasi bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsi bahasa.
Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan
berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri,
sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan
beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk
melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997: 3).
Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada
perkembangan dan per tumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan
perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi
itu, bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan
bebas, baik dibidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan
istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek) secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia.
Dengan demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu,
termasuk bahasa Indonesia, yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana
berpikir dan sar ana pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu
(Sunaryo, 1993, 1995).
Menurut Sunary (2000:6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia)
iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam
struktur budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu
sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan
sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat
berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa
sebagai prasar ana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam
menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam ber fikir karena bahasa merupakan

D3 Keperawatan| FIKes | Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 14


cermin dari daya nalar (pikiran) .
Hasil pendayagunaan daya nalar itu sangat bergantung pada ragam bahasa
yang digunakan. Pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
akan menghasilkan buah pemikiran yang baik dan benar pula. Kenyataan bahwa
bahasa Indonesia sebagai wujud identitas bahasa Indonesia menjadi sarana
komunikasi di dalam masyarakat modern. Bahasa Indonesia bersikap luwes sehingga
mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi masyarakat modern.
1. Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri
Pada awalnya, seorang anak menggunakan bahasa untuk mengekspresikan
kehendaknya atau perasaannya pada sasaran yang tetap, yakni ayah-ibunya. Dalam
perkembangannya, seorang anak tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk
mengekspresikan kehendaknya, melainkan juga untuk berkomunikasi dengan
lingkungan di sekitarnya. Setelah kita dewasa, kita menggunakan bahasa, baik
untuk mengekspresikan diri maupun untuk berkomunikasi. Seorang penulis
mengekspresikan dirinya melalui tulisannya. Sebenarnya, sebuah karya ilmiah pun
adalah sarana pengungkapan diri seorang ilmuwan untuk menunjukkan
kemampuannya dalam sebuah bidang ilmu tertentu. Jadi, kita dapat menulis untuk
mengekspresikan diri kita atau untuk mencapai tujuan tertentu.
Sebagai contoh lainnya, tulisan kita dalam sebuah buku, merupakan hasil
ekspresi diri kita. Pada saat kita menulis, kita tidak memikirkan siapa pembaca kita.
Kita hanya menuangkan isi hati dan perasaan kita tanpa memikirkan apakah
tulisan itu dipahami orang lain atau tidak. Akan tetapi, pada saat kita menulis surat
kepada orang lain, kita mulai berpikir kepada siapakah surat itu akan ditujukan.
Kita memilih cara berbahasa yang berbeda kepada orang yang kita hormati
dibandingkan dengan cara ber bahasa kita kepada teman kita.
Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri,
si pemakai bahasa tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa
yang menjadi pendengar nya,
pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia menggunakan bahasa hanya untuk
kepentingannya pribadi. Fungsi ini berbeda dari fungsi berikutnya, yakni bahasa
sebagai alat untuk berkomunikasi.

D3 Keperawatan| FIKes | Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 15


Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara
terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk
memaklumkan keberadaan kita. Unsur-unsur yang mendorong ekspresi diri antara lain
:
- agar menarik perhatian orang lain terhadap kita,
- keinginan untuk membebaskan dir i kita dar i semua tekanan emosi Pada taraf
permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian berkembang sebagai alat untuk
menyatakan dirinya sendiri (Gorys Keraf, 1997 :4).
2. Bahasa sebagai Alat Komunikasi
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi
tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diter ima atau dipahami oleh orang
lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan mewar isi semua yang pernah
dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang- orang yang se-
zaman dengan kita.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita,
melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan
sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan
dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4).
Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah
memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin
menyampaikan gagasan yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat
orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain.
Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli hasil pemikir an kita.Jadi, dalam
hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita.
Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan
khalayak sasaran kita.
Pada saat kita menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain kita
juga mempertimbangkan apakah bahasa yang kita gunakan laku untuk dijual. Oleh
karena itu, seringkali kita mendengar istilah bahasa yang komunikatif´. Misalnya,
kata makro hanya dipahami oleh orang-orang dan tingkat pendidikan tertentu,
namun kata besar atau luas lebih mudah dimengerti oleh masyarakat umum. Kata
griya ,misalnya, lebih sulit dipahami dibandingkan kata rumah atau wisma .Dengan

D3 Keperawatan| FIKes | Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 16


kata lain, kata besar, luas, rumah, wisma, dianggap lebih komunikatif karena
bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata-kata griya atau makro akan memberi nuansa
lain pada bahasa kita, misalnya, nuansa keilmuan, nuansa intelektualitas, atau nuansa
tradisional.
Bahasa sebagai alat ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi sekaligus pula
merupakan alat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, kita dapat
menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa
dan negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita. Bahasa menjadi cermin diri kita,
baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri.
3. Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial
Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan
pula manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan
mengambil bagian dalam pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan
dengan orang-orang lain. Anggota-anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan
secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh
memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial yang
dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan
menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi
yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi (pembaur an) yang sempurna
bagi tiap individu dengan masyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5).
Cara berbahasa tertentu selain berfungsi sebagai alat komunikasi,
berfungsi pula sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial. Pada saat kita beradaptasi
kepada lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih bahasa yang akan kita
gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita akan
menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan
menggunakan bahasa yang nonstandar di lingkungan teman-teman dan
menggunakan bahasa standar pada orang tua atau orang yang kita hormati.
Pada saat kita mempelajari bahasa asing, kita juga berusaha mempelajari
bagaimana cara menggunakan bahasa tersebut. Misalnya, pada situasi apakah
kita akan menggunakan kata tertentu, kata manakah yang sopan dan tidak sopan.
Bilamanakah kita dalam berbahasa Indonesia boleh menegur orang dengan kata
Kamu atau Saudara atau Bapak atau Anda? Bagi orang asing,

D3 Keperawatan| FIKes | Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 17


pilihan kata itu penting agar ia diter ima di dalam lingkungan pergaulan orang
Indonesia. Jangan sampai ia menggunakan kata kamu untuk menyapa seor ang
pejabat. Demikian pula jika kita mempelajari bahasa asing. Jangan sampai kita
salah menggunakan tata cara berbahasa dalam budaya bahasa tersebut. Dengan
menguasai bahasa suatu bangsa, kita dengan mudah ber baur dan menyesuaikan diri
dengan bangsa tersebut.
4. Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat
diter apkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan,
informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku- buku pelajaran
dan buku-buku instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat
kontrol sosial. Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan
bahasa sebagai alat kontrol sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik
merupakan alat kontrol sosial. Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara
bincang- bincang (talk show) di televisi dan radio. Iklan layanan masyarakat
atau layanan sosial merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol
sosial. Semua itu merupakan kegiatan berbahasa yang member ikan kepada kita
cara untuk memperoleh pandangan bar u, sikap baru, per ilaku dan tindakan yang
baik. Di samping itu, kita belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan
orang lain mengenai suatu hal.
Contoh fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita
terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu
cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita. Tuangkanlah rasa
dongkol dan marah kita ke dalam bentuk tulisan. Biasanya, pada akhir nya, rasa
marah kita berangsur-angsur menghilang dan kita dapat melihat persoalan secara
lebih jelas dan tenang.
b. Manfaat Bahasa Indonesia dalam Pelayanan Kesehatan
Jenis pelayanan kesehatan yang ada Indonesia sangat beragam mulai dari lingkup
yang sederhana sampai yang luas cakupannya. Pelayanan kesehatan diberikan mulai
dari lingkup personal, keluarga, dan yang berada di lingkungan masyarakat.
Pelayanan kesehatan dalam lingkungan masyarakat dapat meliputi pelayanan
kesehatan di puskesmas, kelompok-kelompok masyarakat atau komunitas dan

D3 Keperawatan| FIKes | Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 18


Rumah Sakit. Komunikasi merupakan hal yang penting dan harus diperhatikan
oleh orang yang memberikan pelayanan kesehatan. Dalam komunikasi faktor yang
sangat berpengaruh adalah bahasa. Oleh karena itu dibutuhkan kesamaan jenis bahasa
yang digunakan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Di
Indonesia penggunaan bahasa Indonesia lebih ditekankan penggunaannya dar i
pada bahasa daerah. Hal ini dilakukan oleh perawat agar klien memahami bahasa
yang perawat gunakan. Namun, sebagai seorang perawat harus tetap menghormati
bahasa yang digunakan oleh kliennya.

Adapun manfaat dari penggunaan Bahasa Indonesia dalam pelayanan


kesehatan adalah:
a. Mengurangi hambatan dalam berkomunikasi antara pemberi dan
penerima pelayanan kesehatan
b. Memberi kemudahan bagi pemberi pelyanan kesehatan khususnya
perawat dalam memberikan intervensi kepada kliennya
c. Memudahkan klien dan per awat dalam berkomunikasi
d. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa pemersatu mudah dimengerti
oleh hampir seluruh penduduk I ndonesia sehingga pener ima pelayanan
keperawatan mudah memahami dan menerima pesan yang disampaikan oleh
pengirim pesan
e. Perawat akan lebih mudah dalam menerapkan komunikasi teraupetik kepada
klien sebagai pener ima pelayanan kesehatan
1. Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan
seseorang untuk menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan kontak dengan
orang lain (Potter,2005).
Komunikasi dapat terjadi pada tingkat intrapersonal, interpersonal dan
umum. Dalam materi pelatihan Keterampilan dan Manajemen SPMK menyebutkan
bahwa Hewitt (1981), menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi secara
spesifik sebagai berikut:
a. Mempelajari atau mengajarkan sesuatu
b. Mempengaruhi per ilaku seseorang

D3 Keperawatan| FIKes | Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 19


c. Mengungkapkan perasaan
d. Menjelaskan per ilaku sendiri atau perilaku orang lain
e. Berhubungan dengan orang lain
f. Menyelesaian sebuah masalah
g. Mencapai sebuah tujuan
h. Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik
i. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain

Komunikasi yang terjadi tidak selamanya lancar karena dalam berkomunikasi


terkadang mengalami hambatan-hambatan. Hambatan tersebut dapat berasal dari
pengirim pesan ataupun pener ima pesan. Beber apa hambatan dalam komunikasi
adalah:
a. Hambatan dari Proses Komunikasi, diantaranya:
 Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan
belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh
perasaan atau situasi emosional.
 Hambatan dalam penyandian/symbol, hal ini dapat terjadi karena
bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih
dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan
penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
 Hambatan ini yang akan sering terjadi jika terdapat perbedaan bahasa yang
digunakan oleh pengirim dan penerima pesan. Oleh karena itu dibutuhkan
bahasa yang mudah dimengerti dan bahasa Indonesia merupakan bahasa yang
mudah dimengerti di Negara ini.
 Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media
komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listr ik sehingga tidak
dapat mendengarkan pesan.Hambatan dalam bahasa sandi.
 Hambatan ter jadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima.
 Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat
menerima/mendengar kan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan
tidak mencari informasi lebih lanjut.
 Hambatan dalam memberikan umpan balik. Umpan balik yang diberikan

D3 Keperawatan| FIKes | Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 20


tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak
tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
b. Hambatan Fisik. Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang
efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain-lain, misalnya:
gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
c. Hambatan Semantik. Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi
kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau
berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.
d. Hambatan Psikologis. Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang
mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang ber
beda antara pengirim dan penerima pesan.
Perawat sebagai salah satu pemberi pelayanan kesehatan bagi masyarakat
dalam berkomunikasi menggunakan komunikasi teraupetik. Komunikasi teraupetik
merupakan proses dimana perawat berkomunikasi dengan menggunakan pendekatan
terencana mempelajari klien (Potter,2005). Perbedaaan dalam penggunaan bahasa
dalam memberikan pelayanan kesehatan baik yang dilakukan oleh perawat maupun
petugas kesehatan lainnya merupakan faktor yang terpenting yang harus dipahami
karena per bedaan bahasa ini akan memberikan dampak terhadap semua proses
selama pelayanan kesehatan diberikan.
2. Pengaruh Bahasa Indonesia dalam Pelayanan Kesehatan
Beragamnya bahasa yang ada di Indonesia dapat menyebabakan banyaknya
arti dari setiap kata.Tidak tersampianya pesan yang disampaikan oleh pengirim
pesan dapat mengindikasikan adanya hambatan dalam komuniksi tersebut. Perbedaan
bahasa antara pemberi pelayanan kesehatan dalam hal ini perawat dengan klien
dapat menjadi hambatan dalam. komunikasi antar keduanya. Oleh karena itu
dibutuhkan bahasa yang dapat dimengerti oleh hampir seluruh war ga Indonesia dan
dapat digunakan dimana saja perawat dan klien itu berada, bahasa tersebut adalah
Bahasa Indonesia karena bahasa ini merupakan bahasa pemersatu semua penduduk
yang ada di Indonesia.
Komunikasi yang jelas dan efektif adalah aspek penting ketika berhubungan
dengan klien, terutama jika perbedaan bahasa menciptakan rintangan kultural antara
perawat dan klien. Perbedaan bahasa yang terjadi antara perawat dan klien harus

D3 Keperawatan| FIKes | Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 21


dijembatani oleh orang ketiga agar pesan yang disampaikan oleh perawat dapat
diterima klien tanpa adanya kesalahpahaman arti. Jika terjadi kesalahpahaman
maka komunikasi yang terjadi antara keduanya dapat dikatakan tidak lancar .
Ketidakberhasilan untuk berkomunikasi secara efektif dengan klien tidak hanya
menyebabkan penundaan dalam diagnosis dan tindakan tetapi juga dapat mengarah
pada hasil yang tragis. Oleh kar ena itu kesamaan bahasa dalam hal ini sangat
diperlukan.
Bahasa Indonesia memiliki pengaruh yang sangat besar tehadap pelayanan
kesehatan. Hampir seluruh penduduk di Indonesia mengeti dan memahami arti dari
penggunaan bahasa Indonesia yang baik. Oleh karena itu dalam memberikan
pelayanan kesehatan seorang perawat harus menggunakan bahasa Indonesia yang
benar agar tidak terjadi kesalahpahaman. Beberapa pengaruh penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dalam berkomunikasi dalam pelayanan kesehatan adalah:
a. Memberikan kemudahan bagi penerima pelayanan kesehatan untuk memahami
maksud dari pemberi pelayanan kesehatan
b. Bahasa Indonesia mudah digunakan oleh penduduk Indonesia sehingga
perawat dapat menerapkan komunikasi teraupetik dalam memberikan pelayanan
kesehatan.
c. Bahasa Indonesia dapat mengurangi hambatan yang ada. Dalam hal ini adalah
hambatan dalam proses komunikasi dan hambatan semantik.
d. Penggunaan bahasa Indonesia dapat memberikan kemudahan dalam
berkomunikasi sehingga perawat dapat memberikan asuhan yang tepat dan
klien juga dapat mengikuti perintah yang diberikan. Apabila komunikasi
yang terjadi baik maka seorang perawat tidak akan menemukan hambatan
dalam member ikan intervensi keperawatan
e. Bahasa Indonesia dapat digunakan dimana saja diwilayah Indonesia. Hal ini
dikarenakan pemberian pelayanan kesehatan dapat diberikan disemua lingkup
bermasyarakat, baik itu di puskesmas, rumah sakit maupun di komunitas yang ada
di masyarakat.
Memudahkan terjadinya umpan balik antara penerima dan pemberi pelayanan
kesehatan

D3 Keperawatan| FIKes | Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 22


G. “Apakah bahasa dapat mempengaruhi kehidupan manusia?”
Menurut Sabriani (1963), mempertanyakan bahwa apakah bahasa
mempengaruhi perilaku manusia atau tidak? Sebenarnya ada variabel lain yang
berada diantara variabel bahasa dan perilaku. Variabel tersebut adalah variabel
realita. Jika hal ini benar, maka terbukalah peluang bahwa belum tentu bahasa yang
mempengaruhi perilaku manusia, bisa jadi realita atau keduanya.
Kehadiran realita dan hubungannya dengan variabel lain, yakni bahasa dan
perilaku, perlu dibuktikan kebenarannya. Selain itu, perlu juga dicermati bahwa
istilah perilaku menyiratkan penutur. Istilah perilaku merujuk ke perilaku penutur
bahasa, yang dalam artian komunikasi mencakup pendengar, pembaca, pembicara,
dan penulis.
Dengan memakai pengertian yang diberikan oleh Bolinger(1981) tentang
realita, pengetahuan dunia dapat diartikan identik dengan pengetahuan realita.
Bagaimana manusia memperoleh bahasa dapat dijelaskan dengan teori-teori
pemerolehan bahasa. Sedangkan pemerolehan pengetahuan dunia (realita) atau
proses penghubungan bahasa dan realita pada prinsipnya sama, yakni manusia
memperoleh representasi mental realita melalui pengalaman yang langsung atau
melalui pemberitahuan orang lain. Misalnya seseorang menyaksikan sebuah
kecelakaan terjadi, orang tersebut akan memiliki representasi mental tentang
kecelakaan tersebut dari orang yang langsung menyaksikannya juga akan
membentuk representasi mental tentang kecelakaan tadi. Hanya saja terjadi
perbedaan representasi mental pada kedua orang itu.
a. Bahasa dan Realita
Fodor(1974) mengatakan bahwa bahasa adalah system symbol dan tanda. Yang
dimaksud dengan system symbol adalah hubungan symbol dengan makna yang
bersifat konvensional. Sedangkan yang dimaksud dengan system tanda adalah bahwa
hubungan tanda dan makna bukan konvensional tetapi ditentukan oleh sifat atau ciri
tertentu yang dimiliki benda atau situasi yang dimaksud. Dalam bahasa Indonesia
kata cecak memiliki hubungan kausal dengan referennya atau bintangnya. Artinya,
binatang itu disebut cecak karena suaranya kedengaran seperti cak-cak-cak. Oleh
karena itu kata cecak disebut tanda bukan symbol. Lebih lanjut lagi Fodor
mengatakan bahwa problema bahasa adalah problema makna. Sebenarnya, tidak
semua ahli bahasa membedakan antara symbol dan tanda. Richards (1985) menyebut

D3 Keperawatan| FIKes | Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 23


kata tabel sebagai tanda meskipun tidak ada hubungan kausal antara object (benda)
yang melambangkan kata itu dengan kata tabel.
Dari uraian diatas dapat ditangkap bahwa salah satu cara mengungkapkan makna
adalah dengan bahasa, dan masih banyak cara yang lain yang dapat dipergunakan.
Namun sejauh ini, apa makna dari makna, atau apa yang dimaksud dengan makna
belum jelas. Bolinger(1981) menyatakan bahwa bahasa memiliki system fonem,
yang terbentuk dari distinctive features bunyi, sistem morfem dan sintaksis. Untuk
mengungkapan makna bahasa harus berhubungan dengan dunia luar. Yang dimaksud
engan dunia luar adalah dunia di luar bahasa termasuk dunia dalam diri penutur
bahasa. Dunia dalam pengertian seperti inilah disebut realita.
Penjelasan Bolinger(1981) tersebut menunjukkan bahwa makna adalah hubungan
antara realita dan bahasa. Sementara realita mencakup segala sesuatu yang berada
diluar bahasa. Realita itu mungkin terwujud dalam bentuk abstraksi bahasa, karena
tidak ada bahasa tanpa makna. Sementara makna adalah hubungan bahasa dan
realita.
b. Bahasa dan perilaku
Seperti yang telah diuraikan diatas, dalam bahasa selalu tersirat realita. Sementara
perilaku selalu merujuk pada perilaku selalu merujuk pada pelaku komunikasi.
Komunikasi bisa terjadi jika proses decoding dan encoding berjalan dengan baik.
Kedua proses ini dapat berjalan dengan baik, jika baik encoder mupun decoder sama-
sama memilki pengetahuan dunia dan pengetahuan bahasa yang sama. (Omaggio,
1986).
Dengan memakai pengertian yang diberikan oleh Bolinger(1981) tentang realita,
pengetahuan dunia dapat diartikan identik dengan pengetahuan realita. Bagaimana
manusia memperoleh bahasa. Sedangkan pemerolehan pengetahuan dunia (realita)
atau proses penghubungan bahasa dan realita pada prinsipnya sama, yakni manusia
memperoleh representasi mental realita melalui pengalaman yang langsung atau
melalui pemberitahuan orang lain. Misalnya seseorang menyaksikan sebuah
kecelakaan terjadi, orang tersebut akan memiliki representasi mental tentang
kecelakaan tersebut dari orang yang langsung menyaksikan juga akan membentuk
representasi mental tentang kecelakaan tadi. Hanya saja terjadi perbedaan
representasi mental pada kedua orang itu.

D3 Keperawatan| FIKes | Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 24


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari tulisan saya ini adalah bahasa Indonesia juga digunakan
sebagai bahasa pemersatu penting digunakan oleh perawat karena dapat memudahkan
perawat dalam berkomunikasi dengan kliennya maupun lingkungan sekitarnya.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu sehinga mudah dimengerti oleh
penduduk Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya seorang perawat dalam
memberikan pelayanan kesehatannya harus tetap menghormati bahasa yang
digunakan kliennya, seperti bahasa daerah yang digunakan klien.
Bahasa Indonesia dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap
komunikasi yang terjadi antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan,
diantaranya dapat mengurangi hambatan komunikasi dan mudahnya terjalin
komunikasi teraupetik antar keduanya sehingga intervensi yang dilakukan akan lebih
mudah dilakukan, karena sudah ada kesepahaman antar keduanya. Bahasa Indonesia
yang baik sangat penting digunakan oleh perawat diamanapun lingkup pelayanan
kesehatan yang diberikan, baik itu di lingkup personal, keluarga, rumah sakit maupun
di lingkungan komunitas. Sehingga bahasa Indonesia harus tetap dijaga dan
dilestarikan sebaik mungkin.

B. Saran
Sebagai calon perawat professional yang akan memberikan pelayanan kesehatan,
setiap mahasiswa keperawatan harus memperhatikan bahasa Indonesia yang baik agar
tidak terjadi hambatan dan kesalahpahaman dalam bekomunikasi. Keberhasilan dan
kesuksesan dunia kesehatan dalam peningkatan mutu pelayanan dan asuhan kesehatan
masa depan ada ditangan mahasiswa, perawat dan petugas pemberi pelayanan
kesehatan lainnya.

D3 Keperawatan| FIKes | Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 25


DAFTAR PUSTAKA

Godam. (2008). Definisi/ pengertian bahasa, ragam dan fungsi bahasa-pelajaran


bahasa Indonesia.
Potter, Patricia A. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan:konsep, proses dan
praktik. Alih bahasa: Yasmin Asih. Jakarta: EGC.
http://www.scribd.com/mobile/documents/41943834
http://organisasi.org/pentingnya-komunikasi-dalam-kehidupan-sehari-hari-
pengertian-arti-definisi-manfaat-dan-masalah.

D3 Keperawatan| FIKes | Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 26

Anda mungkin juga menyukai