Anda di halaman 1dari 3

NAMA : FREDITYA ARIE PUTRA PRADANA

NRP : 461189771
NO. ABSEN : 13
KELAS : KALK IV B
MATA KULIAH : PERENCANAAN PELAYANAN KAPAL, BARANG DAN PENUMPANG

BAGIAN I
1. Perbandingan Pelabuhan Dumai dan Pelabuhan Tanjung Perak.
2. Perbandingan
a. Pelabuhan Dumai
 Waktu pelayanan kapal (jam) :
 Waiting Time : 88
 Berthing Time : 55
 Idle Time : 7,2
 Not Operating Time : 11
 Effective Time : 36,8 (66,9%)
 Produktivitas bongkar muat
 Peti kemas (B/C/H) :-
 Gencar (T/G/H) :25,99
 Utilisasi BOR (%) : 81,83 %
b. Pelabuhan Tanjung Perak
 Waktu pelayanan kapal (jam) :
 Waiting Time : 35-45
 Berthing Time : 36
 Idle Time : 2,9
 Not Operating Time : 3,7
 Effective Time : 29,4 (81,6%)
 Produktivitas bongkar muat
 Peti kemas (B/C/H) : 23
 Gencar (T/G/H) : 61
 Utilisasi BOR (%) : 74,00 %
3. Penyebab:
a. Effective time Pelabuhan Tanjung perak lebih baik dibanding Pelabuhan Dumai karena
prosentase waktu efektif Pelabuhan Tanjung Perak lebih tinggi dari Pelabuhan Dumai.
Ini artinya, waktu yang terbuang saat kapal tambat di dermaga lebih sedikit karena
pengerjaan/pelayanan B/M di Pelabuhan Tanjung Perak lebih cepat.
b. Rasio penggunaan dermaga/Berth Occupancy Ratio Pelabuhan Tanjung Perak lebih baik
dibanding dengan Pelabuhan Dumai karena kinerja Pelabuhan Tanjung Perak lebih
efisien dalam penggunaan waktu, oleh sebab itu kapal tidak perlu terlalu lama
menghabiskan waktu di Pelabuhan.
4. Langkah yang perlu dilakukan:
a. Pelabuhan Dumai perlu memaksimalkan kinerja pelayanan dermaga karena dilihat dari
data yang ada, waktu yang terbuang saat kapal tambat di Pelabuhan Dumai masih
sangat besar. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan memaksimalkan waktu
pelayanan kapal agar kapal tidak membuang banyak waktu di Pelabuhan.
b. Not Operating Time (NOT) dan Idle Time di Pelabuhan Dumai perlu diperkecil karena
sangat banyak waktu yang terbuang sia-sia sejak kapal berada di dermaga tetapi tidak
segera dilakukan proses bongkar muat.
c. Rasio penggunaan dermaga (BOR) Pelabuhan Dumai masih tergolong tinggi dibanding
Pelabuhan Tanjung Perak, hal ini terjadi karena kurang efektifnya kerja di Pelabuhan
maka penggunaan dermaga terlalu tinggi dibanding dengan jumalh muatan yang ada di
Pelabuhan, Langkah yang perlu dilakukan adalah dengan meningkatkan keefektifan
kinerja bongkar muat di dermaga.

BAGIAN II
1. Cara membongkar/memuat barang curah kering:
a. Bongkar:
Muatan curah kering (Dry Bulk Cargo) mengalir dari kapal hingga ke lokasi penimbunan
pada rute tidak langsung (indirect delivery) tanpa di letakkan di dermaga karena
tersedia instalasi unloader, hopper dan conveyor atau pipelines. Lokasi penimbunan
terdiri dari tangki tertutup atau lapangan terbuka. Pada rute penyerahan langsung
(direct delivery), muatan dari unloader langsung ke gerbong kereta api atau ke atas
dump truck, atau ke tongkang.
b. Muat:
Barang/muatan mengalir dari tongkang, kereta api, atau dump truck jika rute langsung.
Pada rute tidak langsung barang mengalir dari lokasi timbun (stock pile) di darat ke atas
kapal melalui instalansi conveyor dan loader.
Kegiatan bongkar-muat barang curah kering/cair diselenggarakan di terminal serba-guna
(multipurpose terminal) atau di terminal khusus curah yang dilengkapi dengan fasilitas dan
instalasi khusus.

2. Cara melakukan pemuatan barang curah cair:


Muatan curah cair muat dan bongkar di alirkan melalui saluran pipa (pipeline) dengan
tenaga pompa. Instalasi pipa menghubungkan ruang muatan di kapal dengan tangki simpan
di darat, atau sebaliknya dari tangki timbun di darat ke kapal. Pompa, motor listrik, keran-
keran (valves), dan jaringan pipa berfungsi sebagai alat utama bongkar muat muatan curah
cair ke dan atau dari kapal.

3. Kapal Ro-Ro adalah kapal yang bisa memuat kendaraan yang berjalan masuk
(menggelinding/Roll) ke dalam kapal dengan penggeraknya sendiri dan bisa keluar dengan
sendiri juga, sehingga disebut sebagai kapal roll on - roll off atau disingkat Ro-Ro. Oleh
karena itu, kapal ini dilengkapi dengan pintu rampa/ramp door yang dihubungkan dengan
moveble bridge atau dermaga apung ke dermaga.

4. Lashing adalah satu metode pengikatan barang/cargo di dalam kapal agar barang/cargo
tidak bergerak/bergeser yang bertujuan untuk keamanan pada saat di atas kapal sehingga
aman sampai di tujuan.
5. Pelayanan penumpang kapal laut di Pelabuhan:
Pada pelayanan penumpang, faktor kenyamanan, keamanan, keselamatan, dan tanpa delay
merupakan tujuan utama. Di sisi lain operator terminal mempunyai tugas sebagai pelaksana
standar pelayanan yang telah ditetapkan. Pelayanan lalu lintas penumpang terdiri dari
kegiatan di beberapa titik, jalan tanpa hambatan untuk penumpang debarkasi.
Untuk penumpang dan awak kapal asing disediakan fasilitas pemeriksaaan keimigrasian dan
pemeriksaan security di terminal. Terhadap penumpang embarkasi pemeriksaan berjalan
lebih intensif mengingat bahwa keselamatan pelayaran di laut dimulai dari pelabuhan
pemuatan.
Akses bagi penumpang yang naik (boarding) dilengkapi dengan loket pemeriksaan tiket,
peralatan metal detector, X-ray facility atau scanner, dan jika diperlukan pemeriksaan tiket
atau surat/dokumen perjalanan terisolasi dari calon penumpang dan pengantar.

Anda mungkin juga menyukai