Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok bahasan : Autisme


Sub pokok bahasan : Terapi Anak Autisme dirumah
Sasaran : Ibu dari anak penyandang autisme
Usia : 30 Tahun
Pendidikan : SMA
Waktu pertemuan : 30 menit
Tempat : Di rumah klien

A. Tujuan
I.   Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan ibu dari penyandang
autisme dapat memahami tentang terapi anak autisme dirumah.
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukanpenyuluhan 30 menit ibu dari penyandang autisme diharapkan
mampu:
1.  Menyebutkan kembali pengertian autisme
2.  Menyebutkan kembali  2 jenis autisme
3.  Menyebutkan kembali  penyebab autisme
4.  Menyebutkan kembali  6 dari 13 karakteristik autisme
5.  Menyebutkan kembali  4 dari 6 deteksi dini autisme
6.  Menyebutkan kembali  2 dari 4 terapi anak autis di rumah
B. Materi bahasan :
1. Pengertian Autisme.
2. Jenis-jenis Autisme.
3. Penyebab Autisme.
4. Terapi Pada Anak Autisme Di rumah
C. Proses belajar mengajar:
Waktu Tahap Kegiatan Kegiatan
Penyuluh Sasaran
5 Menit Pembukaan 1. Membuka acara dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam dan mendengarkan.
dan memperkenalkan 2. Mendengarkan dan
diri. mengerti maksud
2. Menyampaikan topik dari tujuan tersebut.
dan tujuan Penkes. 3. Menyetujui kontrak.
3. Kontrak waktu untuk 4. Sasaran sudah siap.
kesepakatan
pelaksanaan Penkes.
4. Apersepsi (menanyakan
sudah siap atau belum)
20 Menit Kegiatan Inti 1. Menjelaskan materi 1. Mendengarkan.
tentang: 2. Bertanya.
a. Pengertian Autisme.
b. Jenis-jenis Autisme.
c. Penyebab Autisme.
d. Karakteristik
Autisme.
e. Deteksi dini
Autisme.
f. Terapi anak Autisme
di rumah.
2. Memberikan
kesempatan pada
sasaran untuk bertanya.
5 Menit Evaluasi / Penutup 1. Memberikan pertanyaan? 1. Menjawab
2. Mengambil kesimpulan pertanyaan.
dari semua materi. 2. Mendengarkan.
3. Menutup acara dengan 3. Menjawab salam.
mengucapkan salam serta
terimakasih kepada
sasaran.

D.Materi penyuluhan : (terlampir)

E.Metode : Ceramah dan Tanya Jawab.

F.Media : leaflet.
G. Sumber :http://forbetterhealth.wordpress.com/2009/01/19merawat-anak-
autis/selasa.
http://id.wikipedia.org./wiki/Autsime.
www.autis.info/index.php/tentang-autisme/apa-itu-autisme.
H. Evaluasi :
1. Prosedur : Post test.
2. Bentuk : Lisan.
3. Jenis : Tanya jawab.
4. Butir pertanyaan :
a. Menyebutkan kembali pengertian autisme.
b. Menyebutkan kembali penyebab Autisme.
c. Menyebutkan kembali 2 jenis autisme.
d. Menyebutkan kembali 4 dari 10 karakteristik autisme.
e. Menyebutkan kembali 4 dari 6 deteksi dini autisme.
f. Menyebutkan kembali 2 dari 4 terapi anak autisme di rumah
Lampiran Materi

A. Pengertian
Autisme adalah gangguan perkembangan yang secara umum tampak ditiga tahun
pertama kehidupan anak. Gangguan ini berpengaruh pada komunikasi, interaksi
sosial, imajinasi dan sikap (Wright, 2007:4).
Menurut Yuwono (2009:26) autis merupakan gangguan perkembangan neurobiologis
yang sangat kompleks/berat dalam kehidupan yang panjang, yang meliputi gangguan
pada aspek interaksi sosial, komunikasi, bahasa dan perilaku serta gangguan emosi
dan presepsi sensori bahkan pada aspek motoriknya. Gejala autistik muncul pada usia
sebelum 3 tahun.
Autisme merupakan suatu gangguan perkembangan pervasif yang secara menyeluruh
mengganggu fungsi kognitif, emosi, dan psikomotrik anak. Oleh sebab itu bisa juga
dikatakan sebagai gabgguan neurobiologis yang disertai dengan beberapa masalah,
seperti autiomunitas, gangguan pencernaan, dybiosis pada usus, gangguan integrasi
sensori, dan ketidakseimbangan susunan asam amino.
B. Jenis-jenis Autisme
a. Autisme Klasik
Adanya kerusakan saraf sejak lahir, karena sewaktu mengandung, ibu
terinfeksi virus, seperti rubella, atau terpapar logam berat berbahaya seperti
merkuri dan timbal yang berdampak mengacaukan proses pembentukan sel-sel
saraf di otak janin.
b. Autisme Regresif
Autisme regresif muncul saat anak berusia antara 12-24 bulan. Sebelumnya
perkembangan anak relatif normal, namun tiba-tiba saat usia anak menginjak 2
tahun kemampuan anak merosot. Yang tadinya sudah bisa membuat kalimat
2-3 kata berubah diam dan tidak lagi berbicara.
C. Faktor pemicu Autisme
1. Jenis kelamin.
Anak laki-laki memiliki risiko hingga 4 kali lebih tinggi mengalami autisme
dibandingkan dengan anak perempuan.
2. Faktor keturunan.
Orang tua seorang pengidap autisme berisiko kembali memiliki anak dengan
kelainan yang sama.
3. Pajanan selama dalam kandungan.
Contohnya, pajanan terhadap minuman beralkohol atau obat-obatan (terutama
obat epilepsi untuk ibu hamil) selama dalam kandungan.
4. Pengaruh gangguan lainnya.
seperti sindrom Down, distrofi otot, neurofibromatosis, sindrom Tourette,
lumpuh otak (cerebral palsy) serta sindrom Rett.
5. Kelahiran prematur.
Khususnya bayi yang lahir pada masa kehamilan 26 minggu atau kurang. Perlu
ditegaskan sekali lagi bahwa keterkaitan antara pemberian vaksin (terutama
MMR) dengan autisme tidaklah benar. Justru, dengan pemberian vaksin, anak
Anda akan terhindar dari terinfeksi maupun menyebarkan kondisi-kondisi yang
berbahaya bagi dirinya maupun orang lain. Aspek-aspek penting dalam
perkembangan anak yang seharusnya menjadi fokus adalah kemampuan
berkomunikasi, berinteraksi, kognitif, serta akademis.

D. Penyebab Autisme
1. Faktor neurobiologis
Gangguan neurobiologis pada susunan saraf pusat (otak). Biasanya, gangguan ini
terjadi dalam 3 bulan pertama masa kehamilan, bila pertumbuhan sel-sel otak di
beberapa tempat tidak sempurna ( Maulana, 2007: 19).
2. Masaslah genetik
Menurut maulana ( 2007: 17) faktor genetik juga memegang peranan kuat, dan ini
terus diteliti. Pasalnya, banyak manusia mengalami mutasi genetik yang bisa
terjadi karena cara hidup yang semakin modern ( penggunaan zat kimia dalam
kehidupan sehari-hari, faktor udara yang semakin terpolusi). Beberapa faktor
yang juga terkait adalah usia ibu saat hamil, usia ayah saat istri hamil, serta
masalah yang terjadi saat hamil dan proses kelahiran ( Ginanjar, 2008).
3. Masalah selama kehamilan dan kelahiran
Masalah pada masa kehamilan dan proses melahirkan, resiko autisme
berhubungan dengan masalah-masalah yang terjadi pada masa 8 minggu pertama
kehamilan. Ibu yang mengkonsumsi alkohol, terkena virus rubella, menderita
infeksi kronis atau mengkonsumsi obat-obatan terlarang diduga mempertinggi
resiko autisme. Proses melahirkan yang sulit sehingga bayi kekurangan oksigen
juga diduga berperan penting. Bayi yang lahir premature atau punya berat badan
dibawah normal lebih besar kemungkinnanya untuk mengalami gangguan pada
otak dibandingkan bayi normal (Ginanjar, 2008). Menurut Hadis (2006:45)
Komplikasi pranatal, perinatal, dan neonatal yang meningkat juga ditemukan
pada anak autistik. Komplikasi yang sering terjadi ialah adanya pendarahan
setelah trimester pertama dan adanya kotoran janin pada cairan amnion yang
merpakan tanda bahaya dari janin. Penggunaan obat-obat tertentu pada ibu yang
sedang mengandung juga diduga dapat menyebabkan timbulnya gangguan
autisme. Komplikasi gejala saat bersalin berupa bayi terlambat menangis, bayi
mengalami gangguan pernapasan, bayi mengalami kekuragan darah juga diduga
dapat menimbulkan gejala autisme.
4. Keracunan logam berat
Keracunan logam berat merupakan kondisi yang sering dijumpai ketika anak
dalam kandungan. Keracunan logam seperti timbal, merkuri, cadmium, spasma
infantile, rubella kongenital, sclerosis tuberosa, lipidosis serebral, dan anomaly
komosom X rapuh. Racun dan logam berat dari lingkungan, berbagai racun
yang berasal dari pestisida, polusi udara, dan cat tembok dapat mempengaruhi
kesehatan janin. Penelitian terhadap sejumlah anak autis menunjukkan bahwa
kadar logam berat (merkuri, timbal, timah) dalam darah mereka lebih tinggi
dibandingkan anak-anak normal (Veskarisyanti, 2008: 17).
5. Terinveksi virus
Lahirnya anak autistik diduga dapat disebabkan oleh virus seperti : rubella,
toxoplasmosis, herpes, jamur, nutrisi yang buruk, perdarahan, dan keracunan
makanan pada masa kehamilan yang dapat menghambat pertumbuhan sel otak
yang meyebabkan fungsi otak bayi yang dikandung terganggu terutama fungsi
pemahaman, komunikasi dan interaksi. Efek virus dan keracunan tersebut dapat
berlangsung terus setelah anak lahir dan terus merusak pembentukan sel otak,
sehingga anak kelihatan tidak memperoleh kemajuan dan gejala makin parah.
Gangguan metabolisme, pendengaran, dan penglihatan juga diperkirakan dapat
menjadi penyebab lahirnya anak autistik (Maulana, 2007: 19).
6. Vaksinisasi
Vaksinisasi MMR (Measles, Mumps dan Rubella) menjadi salah satu faktor
yang diduga kuat menjadi penyebab autisme walaupun sampai sekarang hal ini
masih jadi perdebatan. Banyak orangtua yang melihat anaknya yang tadinya
berkembang normal menunjukkan kemunduran setelah memperoleh vaksinisasi
MMR. Zat pengawet pada vaksinisasi inilah (Thimerosal) yang dianggap
bertanggung jawab menyebabkan autisme. Untuk menghindari resiko maka
beredar informasi bahwa sebaiknya vaksinisasi diberikan secara terpisah atau
menggunakan vaksinisasi yang tidak mengandung thimerosal. Cara lain adalah
menunggu anak berusia 3 tahun untuk meyakinkan bahwa masa kemunculan
ciri-ciri autisme telah lewat. Kelebihan Peptida Opitoid Menurut Sastra
(2011:136) peptida berasal dari pemecahan protein gluten yang ditemukan
dalam gandum dan protein casein. Protein gluten berasal dari protein susu yang
diperlukan dalam jumlah sedikit untuk aktivitas otak. Keadaan abnormal dapat
meningkatkan jumlah peptida opoid, antara lain adalah sebagai berikut:
b. Protein yang masuk ke dalam usus tidak dicerna secara sempurna menjadi
amino sehingga jumlah dan penyerapan peptida dalam usus meningkat.
c. Jumlah peptida dalam usus normal, tetapi terjadi kebocoran pada dinding
usus. Hal tersebut mengakibatkan penyerapan ke dalam darah terlalu banyak.
d. Jumlah protein normal, tetapi kebocoran pada dinding usus dan batas darah
otak.
E. Terapi Pada Anak Autisme Di rumah

1. Memberikan suatu permainan pada anak.

Pemikiran anak harus diasah. Mereka bisa diajak untuk bermain dan juga
untuk melakukan berbagai hal yang sifatnya positif. Salah satu hal yang bisa
dilakukan adalah misalnya dengan mengajak mereka bermain puzzle. Mereka
akan bisa terpadu untuk bisa menyelesaikan suatu masalah dengan lebih baik dan
pasti saja pemikiran mereka semakin lama akan semakin cerdas dengan
berjalannya waktu.

2. Mengenalkan anak pada dunia luar.

Anak Autisme kebanyakan akan menyendiri dan menjadi lebih pemalu. Jangan
biarkan hal ini terjadi, mulailah kenalkan anak pada dunia luar sejak mereka dini.
Ajaklah anak Anda untuk pergi ke taman bermain, berikan ia semangat untuk
pergi ke sekolah dan sebaiknya berikan sesuatu dorongan yang positif.

3. Membacakan suatu cerita A.

Mengenai kosa kata, maka akan lebih baik lagi jika Anda membacakan suatu
cerita, teknik membacanya dan berbicaranya akan semakin meningkat. Namun
Anda lebih baik mencontohnya terlebih dahulu cara membacakan cerita pada
anak dengan terus-menerus dengan tujuan untuk memberikan suatu pemahaman
pada mereka tentang cara yang baik dalam hal berkomunikasi.

4. Selalu menunjukkan mengenai metode dari cara bekerja yang efektif.

Anak Autisme biasanya agak sulit jika diajak bekerja sama secara efektif. Mereka
juga biasanya belum bisa mengorganisir sesuatu yang seperti yang anak normal
lakukan. Anda bisa mengarahkannya untuk bisa melakukan cara tersebut. Cara
yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan suatu contoh bagaimana sistem
kerja lebih efektif. Dan anak pada akhirnya akan terbiasa untuk memperhatikan
Anda dan akan berusaha melakukan apa yang Anda lakukan.

Anda mungkin juga menyukai