Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Pendahuluan
Setiap individu sangat membutuhkan rasa nyaman. Kebutuhan rasa
nyaman ini dipersepsikan berbeda setiap orang. Ada yang mempersepsikan
bahwa hidup terasa nyaman bila mempunyai uang. Ada juga yang
indikatornya bila tidak ada gangguan dalam hidupnya.
Kondisi yang menyebabkan ketidaknyamanan klien adalah nyeri.
Nyeri merupakan sensasi ketidaknyamanan yang bersifat individual. Klien
merespons terhadap nyeri yang dialaminya dengan beragam cara, misalnya
berteriak, meringis, dan lain-lain. Oleh karena nyeri bersifat subjektif, maka
perawat mesti peka terhadap sensasi nyeri yang dialami klien. Untuk itu,
diperlukan kemampuan perawat dalam mengidentifikasi dan mengatasi rasa
nyeri. Berikut ini akan diuraikan mengenai konsep nyeri dan intervensi
keperawatan yang didapat dilakukan untuk mengatasi rasa nyeri.
B. Definisi Nyeri
Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat
individual. Dikatakan bersifat individual karena respons individu terhadap
sensasi nyeri beragam dan tidak bisa disamakan satu dengan lainnya. Hal
tersebut menjadi dasar bagi perawat dalam mengatasi nyeri pada klien.
Nyeri diartikan berbeda-beda antar individu, bergabung pada
persepsinya. Walaupun demikian, ada satu kesamaan mengenai persepsi nyeri.
Secara sederhana, nyeri dapat diartikan sebagai suatu sensasi yang tidak
menyenangkan baik secara sensori maupun emosional yang berhubungan
dengan adanya suatu kerusakan jaringan atau faktor lain, sehingga individu
merasa tersiksa, menderita yang akhirnya akan mengganggu aktivitas sehari-
hari, psikis, dan lain-lain.
C. Etiologi Nyeri
Penyebab nyeri dapat diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu
penyebab yang berhubungan dengan fisik dan berhubungan dengan psikis.
Secara fisik misalnya, penyebab nyeri adalah trauma (baik trauma mekanik,
termis, kimiawi, maupun elektrik), neoplasma, peradangan, gangguan sirkulasi
darah, dan lain-lain. Secara psikis, penyebab nyeri dapat terjadi oleh karena
adanya trauma psikologis.
Trauma mekanik menimbulkan nyeri karena ujung-ujung saraf bebas
mengalami kerusakan akibat benturan, gesekan, ataupun luka. Trauma termis
menimbulkan nyeri karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan akibat
panas, dingin. Trauma kimiawi teraji karena tersentuh zat asam atau basa yang
kuat. Trauma elektrik dapat menimbulkannyeri karena pengaruh aliran listrik
yang kuat mengenai reseptor rasa nyeri.
Neoplasma menyebabkan nyeri karena terjadinya tekanan atau
kerusakan jaringan yang mengandung reseptor nyeri dan juga karena tarikan,
jepitan atau metastase. Nyeri pada peradangan terjadi karena kerusakan ujung-
ujung saraf reseptor akibat adanya peradangan atau terjepit oleh
pembengkakan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nyeri yang disebabkan
oleh faktor fisik berkaitan dengan terganggunyaserabut saraf reseptor nyeri.
Serabut saraf ini terletak dan tersebar pada lapisan kulit dan pada jaringan-
jaringan tertentu yang terletak lebih dalam.
Nyeri yang disebabkan faktor psikologis merupakan nyeri yang
dirasakan bukan karena penyebab organik, melainkan akibat trauma psikologis
dan pengaruhnya terhadap fisik. Kasus ini dapat dijumpai pada kasus yang
termasuk kategori psikosomatik. Nyeri karena faktor ini disebut pula
psychogenic pain.
D. Klasifikasi Nyeri
Nyeri dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan berdasarkan pada
tempat, sifat, berat ringannya nyeri, dan waktu lamanya serangan.
1. Nyeri berdasarkan tempatnya:
a) Pheriperal pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh.
Misalnya pada kulit, mukosa.
b) Deep pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih
dalam atau organ-organ tubuh viseral.
c) Refered pain, yaitu nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit
organ/struktur dalam tubuh yang ditransmisikan ke bagian tubuh di
daerah yang berbeda, bukan daerah asal nyeri.
d) Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan pada sistem
saraf pusat, spinal cord, batang otak, talamus, dll.
2. Nyeri berdasarkan sifatnya:
a) Incidental pain, yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu
menghilang.
b) Steady pain, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan
dalam waktu yang lama.
c) Paroxymal pain, yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan
kuat sekali. Nyeri tersebut biasanya menetap ± 10-15 menit, lalu
menghilang, kemudian timbul lagi.
3. Nyeri berdasarkan berat ringannya:
a) Nyeri ringan, yaitu nyeri dengan intensitas rendah
b) Nyeri sedang, yaitu nyeri dengan intensitas sedang
c) Nyeri berat, yaitu nyeri dengan intensitas tinggi
4. Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan:
a) Nyeri akut, yaitu nyeri yang dirasakan dalam waktu yang singkat dan
berakhir kurang dari enam bulan, sumber dan daerah nyeri diketahui
dengan jelas. Rasa nyeri mungkin sebagai akibat dari luka, seperti
luka operasi, ataupun pada suatu penyakit arteriosclerosis pada arteri
koroner.
b) Nyeri kronis, yaitu nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan. Nyeri
kronis ini polanya beragam dan berlangsung berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun. Ragam pola tersebut ada yang nyeri timbul dengan
periode yang diselingi interval bebas dari nyeri lalu timbul kembali
lagi nyeri, dan begitu seterusnya. Ada pula pola nyeri kronis yang
konstan, artinya rasa nyeri tersebut terus-menerus terasa makin lama
makin meningkat intensitasnya walaupun telah diberikan pengobatan.
Misalnya, nyeri pada neoplasma.
Suhu tubuh yang optimum sangat penting untuk kehidupan sel agar dapat
berfungsi secara efektif. Perubahan suhu tubuh yang ekstrim dapat
membahayakan bagi tubuh. Oleh karena itu, kita harus berusaha untuk dapat
memelihara suhu tubuh klien agar tetap normal. Ada beberapa tindakan yang
dapat dilakukan untuk memelihara suhu tubuh diantaranya adalah melalui
kompres.
A. Pengertian
Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan
cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian
tubuh yang memerlukan.
B. Jenis Kompres
1. Kompres panas
2. Kompres dingin
C. Tujuan
1. Kompres panas
a) Memperlancar sirkulasi darah
b) Mengurangi rasa sakit
c) Memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien
d) Memperlancar pengeluaran eksudat
e) Merangsang peristaltik usus
2. Kompres dingin
a) Menurunkan suhu tubuh
b) Mencegah peradangan meluas
c) Mengurangi kongesti
d) Mengurangi perdarahan setempat
e) Mengurangi rasa sakit pada suatu daerah setempat
D. Indikasi
1. Kompres panas
a) Klien yang kedinginan (suhu tubuh yang rendah/hipotermia)
b) Klien dengan perut kembung
c) Klien yang mempunyai penyakit peradangan, seperti radang
persendian
d) Spasme otot
e) Adanya abses, hematoma
2. Kompres dingin
a) Klien dengan suhu tubuh yang tinggi
b) Klien dengan batuk atau muntah darah
c) Pascatonsillectomy
d) Radang, memar
E. Efek Fisiologis Kompres Panas dan Dingin
1. Kompres Panas
a) Vasodilatasi
b) Meningkatkan permeabilitas kapiler
c) Meningkatkan metabolisme seluler
d) Merelaksasi otot
e) Meningkatkan inflamasi: meningkatkan aliran darah ke suatu area
f) Meredakan nyeri dengan merelaksasi otot
g) Efek sedatif
h) Mengurangi kekakuan sendi dengan menurunkan viskositas cairann
sinovial
2. Kompres dingin
a) Vasokonstriksi
b) Menurunkan permeabilitas kapiler
c) Menurunkan metabolisme seluler
d) Merelaksasi otot
e) Memperlambat pertumbuhan bakteri, mengurangi inflamasi
f) Meredakan nyeri dengan membuat area menjadi mati rasa,
memperlambat aliran impuls nyeri, dan ambang nyeri
g) Efek anastesi lokal
h) Meredakan perdarahan
Untuk siapa?
Pada persalinan spontan, kebanyakan ibu memilih untuk memperoleh tindakan
epidural saat bukaannya sudah mencapai 4 sampai 5 cm. Bila persalinan
dilakukan dengan operasi Caesar, epidural dilakukan sebelum operasi. Dengan
epidural, Anda akan tetap terjaga, dan meringankan rasa sakit saat pemulihan
sehingga calon ibu merasa lebih santai.
Apa keuntungannya?
Lebih dari 90% wanita yang mendapatkan epidural terbebas total dari rasa sakit.
Selain membuat tenang dan lebih nyaman, epidural juga memungkinkan Anda
untuk fokus dan memberikan kekuatan untuk ikut aktif dalam pengalaman
bersalin Anda Pikiran Anda akan jauh lebih tenang. Sekarang ini epidural lebih
umum dilakukan karena kaki dan paha tidak kebas sepenuhnya, sehingga mama
merasa lebih nyaman.
Apa kerugiannya?
Terkadang Anda merasa hanya kebas pada satu sisi badan, atau merasa ada
sebagian kecil dari perut yang tidak terbius. Mungkin dapat membuat Anda
menggigil atau gemetar. Epidural dapat memperlama waktu persalinan, terlebih
saat mengejan karena tak bisa menentukan tekanan. Beberapa perempuan
mengalami kesulitan buang air kecil setelah diberikan epidural.
Kapan Epidural tak boleh diberikan?
Bila calon ibu menggunakan pengencer darah. Bila calon ibu mengalami infeksi
punggung. Berbahaya karena epidural disuntikkan pada bagian belakang tubuh.
Calon ibu mengalami infeksi darah. Bila calon ibu mengeluarkan terlalu banyak
darah. Bila bukaan kurang dari 4 cm. Bila proses persalinan berjalan terlalu cepat,
sehingga tidak cukup waktu untuk memasukkan obat. Bukaan sudah diatas 5 cm,
karena tidak lama lagi bayi sudah akan keluar.