Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kehamilan biasanya ditandai dengan adanya riwayat terlambat haid dan keluhan
mual muntah. Mual dan muntah dalam kehamilan dikenal dengan morning sickness,
dialami 80% wanita hamil. Mual dan muntah adalah gejala yang umum dan wajar
terjadi pada usia kehamilan trimester I . Mual biasanya terjadi pada pagi hari, dapat
juga timbul setiap saat dan pada malam hari. Gejala ini biasanya terjadi 6 minggu
setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung ± 10 minggu. Derajat beratnya
mual dan muntah yang terjadi pada kebanyakan kehamilan sampai dengan gangguan
yang berat dimana keluhan semakin memburuk, menetap, hingga mengganggu
aktivitas sehari-hari dikenal dengan hiperemesis gravidarum.1,2
Perasaan mual ini desebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen
dan HCG (Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum. Pengaruh Fisiologik
kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau
pengosongan lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita hamil dapat
menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah yang
berat dapat berlangsung sampai empat bulan. Jika pekerjaan sehari – hari menjadi
terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut
Hyperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat
ringannya penyakit.2
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan
sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang begitu hebatnya
sehingga segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat
mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan
menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin.1,2
Mual dan muntah mempengaruhi hingga 50% kehamilan, kebanyakan
perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet dan

1
simptom akan teratasi hingga akhir trimester I. Etiologinya belum diketahui secara
pasti, tetapi adal beberapa ahli yang menyatakan bahwa erat hubungannya dengan
endokrin, biokimia dan psikologis.1,2,4
Penelitian-penelitian memperkirakan bahwa mual dan muntah terjadi pada 50-
90% dari kehamilan. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primi gravida dan 40-
60% multi gravida. Dari seluruh kehamilan di USA 0,3-2% diantaranya mengalami
hiperemesis gravidarum. Mual dan muntah yang berkaitan dengan kehamilan
biasanya dimulai pada usia kehamilan 9-10 minggu, puncaknya pada usia kehamilan
11-13 minggu, dan kebanyakan sembuh pada umur kehamilan 12-14 minggu, 1-10%
dapat berlanjut melampaui 20-22 minggu.3,4 Hyperemesis gravidarum didefinisikan
sebagai vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil, yang
menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan
kehilangan berat badan. Insiden kondisi ini sekitar 3,5 per 1000 kelahiran. Walaupun
kebanyakan kasus hilang dan hilang seiring perjalanan waktu, satu dari setiap 1000
wanita hamil akan menjalani rawat inap. Hyperemesis gravidarum umumnya hilang
dengan sendirinya (self-limiting), tetapi penyembuhan berjalan lambat dan relaps
sering umum terjadi. Kondisi ini sering terjadi diantara wanita primigravida dan
cenderung terjadi lagi pada kehamilan berikutnya.4

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Hiperemesis Gravidarum.


Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan
sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang begitu hebatnya
sehingga segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat
mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan
menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin.1-4 Hiperemesis Gravidarum
merupakan keadaan dimana penderita mual dan muntah yang berlebihan, lebih dari
10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan
sehari-hari.3
Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan sehingga
menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan bahkan dapat membahayakan hidup
ibu hamil.5
Disamping itu Hiperemesis Gravidarum juga mual dan muntah yang berat sehingga
menyebabkan pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum Ibu
menjadi buruk Mual dan muntah 60-80% sering terjadi pada primigravida, hal ini
merupakan gejala yang wajar dan sering didapatkan pada kehamilan trimester I.5
2.2 Konsep Kehamilan
1. Kehamilan
Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin.Lama
kehamilan normal adalah 280 hari atau 40 hari atau 9 bulan 7 hari, dihitung dari hari
pertama haid terakhir.
Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu (280hari) dan tidak
lebih dari 43 minggu (300hari). Kehamilan berlangsung antara 28 dan 36 minggu
disebut kehamilan premature, sedangkan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan post
matur.6

3
2. Tanda-tanda Kehamilan
a. Tanda kehamilan tidak pasti
1. Amenorea (tidak dapat haid)
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi.
Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan
tuanya kehamilan dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi. 6

2. Nausea(enek) dan emesis (muntah)


Enek terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama kehamilan, disertai kadang-
kadang oleh emesis. Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak elalu. Keadaan ini
lazim disebut morning sickness. 6
3. Mengidam (ingin makanan khusus/tertentu).
Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang
dengan makin tuanya kehamilan. 6
4. Pingsan
Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai. Dianjurkan untuk
tidak pergi ke tempat-tempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan. Hilang
sesudah kehamilan 16 minggu. 6
5. Anoreksia(Tidak ada selera makan)
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makan
timbul lagi. 6
6. Sering kencing
Terjadi karena kandung kemih tertekan oleh Rahim yang membesar. Gejala
ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini
kembali, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin. 6
7. Obstipasi
Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon
steroid.

4
8. Pigmentasi kulit
Terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Pada pipi, hidung dan dahi
kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan, dikenal sebagai chloasma
gravidarum.Areola mammae juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit
pigmen yang berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam. Demikian pula linea alba
di garis tengah abdomen menjadi lebih hitam (linea griea). Pigmentasi ini terjadi
karena pengaruh dari hormon kortiko-steroid plasenta yang merangsang melanofor
dan kulit. 6
9. Epulis
Epulis adalah suatu hipertrofi papilla ginggivae, sering terjadi pada triwulan
pertama. 6
10.Varises.
Sering dijumpai padaa triwulan terakhir pada triwulan terakhir. Didapat pada
daerah genitalia eksterna, fosa poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida kadang-
kadang varises ditemukan pada kehamilan terdahulu, timbul kembali pada triwulan
pertama. Kadang- kadang timbulnya varises merupakan gejala pertama kehamilan
muda. 6

b. Tanda pasti kehamilan.


1) Pada palpasi dirasakan bagian janin dan balotemen serta gerak janin.
2) Pada auskultasi terdengar bunyi jantung janin(BJJ).
Dengan stetoskop laennec BJJ terdengar pada kehamilan pada kehamilan 18-20
minggu. Dengan alat doppler BJJ terdengar pada kehamilan 12 minggu.
3) Dengan ultrasonogravi (USG) atau scanning dapat dilihat gambaran janin.
4) Pada pemeriksaan sinar X tampak kerangka janin. Tidak dilakukan
lagi sekarang karena dampak radiasi terhadap janin. 6

5
3. Adaptasi Fisiologis Pada Ibu Hamil
a) Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh Estrogen
dan progesterone yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini pada dasarnya
disebabkan oleh hipertrofi otot polos uterus; di samping itu, serabut-serabut kolagen
yang adapun menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga
uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin. Bila ada kehamiln ektopik, uteru akan
membesar pula, karena pengaruh hormon-hormon itu. Begitu pula endometrium
menjadi desidua. 6
Berat uterus normal lebih kurang 30 gram; pada akhir kehamilan (40 minggu)
berat uterus menjadi 1000 gram dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm. Pada
bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk uterus seperti buah alpukat agak gepeng.
Pada kehamilan 16 minggu, uterus berbentuk bulat. Selanjutnya pada akhir kehamilan
kembali seperti bentuk semula, lonjong seperti telur. Hubungan antara besarnya
uterus dengan tuanya kehamilan sangat penting diketahui antara lain untuk
membentuk diagnosis, apakah wanita tersebut hamil fisiologik, hamil ganda atau
menderita penyakit seperti mola hidatidosa dan sebagainya. 6
Pada minggu-minggu pertama ismus uteri mengadakan hipertrofi seperti
korpus uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan pertama membuat ismus menjadi
panjang dan lebih lunak. Hal ini dikenal dalam obstetric sebagai tanda hegar. 6

b) Serviks Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon
estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya
hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri lebih
banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas kolagen. Karena servik terdiri atas
jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung jaringan otot, maka serviks tidak
mempunyai fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan membuka
saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan bagian bawah janin

6
kebawah. Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak menutup
seperti spinkter. Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini mungkin
pada kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya berhati-hati dan tidak
dibenarkan melakukannya dengan kasar, sehingga dapat mengganggu kehamilan. 6
Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi
lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan
cairan pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih
merupakan keadaan fisiologik. 6

c) Vagina dan vulva


Hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah dan
agak kebiru-biruan (livide). Warna porsio tampak livide. Pembuluh-pembuluh darah
alat genetalia interna akan membesar. Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi dan
nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut menigkat. Apabila terjadi kecelakaan pada
kehamilan/persalinan
maka perdarahan akan banyak sekali, sampai dapat mengakibatkan kematian. 6

d) Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis sampai
terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu. Korpus luteum graviditas
berdiameter kira-kira 3 cm. Kemudian, ia mengecil setelah plasenta terbentuk. Eperti
telah dikemukakan, korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan
progesteron. Lambat-laun fungsi ini diambil alih oleh plasenta. Dalam dasawarsa
terakhir ini ditemukan pada awal ovulasi hormone relaxin, suatu immunoreactive
inhibin dalam sirkulasi maternal. Diperkirakan korpus luteum adalah tempat sintesis
dari relaxin pada awal kwhamilan. 6
Kadar relaxin di sirkulasi maternal dapat ditentukan dan meningkat dalam
trimester pertama. Relaxin mempunyai pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan
janin menjadi baik hingga term. 6

7
e) Mamma
Mamma akan membesar dan tegang akibat hormone somatomammotropin,
estrogen, dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Estrogen
menimbulkan hipertrofi sistem saluran, sedangkan progesterone Menambah sel-sel
asinus pada mamma.
Somatomammotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus pula dan
menimbulakan perubahan dalam sel-sel, sehingga terjadi pembuatan kasein,
laktalbumin, dan laktoglobulin. Dengan demikian mamma dipersiapkan untuk laktasi.
Di samping ini, di bawah pengaruh progesteron dan somatomammotropin, terbentuk
lemak i sekitar kelompok-kelompok alveolus, sehingga mamma menjadi lebih besar.
Papila mamma akan membesar, lebih tegak, dan tampak lebih hitam, seperti seluruh
areola mamma karena hiperpigmentasi. Glandula Montgomery tampak lebih jelas
menonjol di permukaan areola mamma. 6
Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu dapat keluar cairan
berwarna putih agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal dari
kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi. 6

f) Sirkulasi Darah
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke
plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluhdarah yang membesar
pula, mamma dan alat lain-lain yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan.
Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya
pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah akan bertambah banyak ± 25%
pada puncak usia kehamilan 32 minggu. Meskipun ada peningkatan dalam volume
eritrosit secara keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma jauh lebih besar
sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah. Walaupun kadar
hemoglobin ini menurun menjadi 9± 120 g/L. Pada minggu ke-32, wanitahamil
mempunyai hemoglobin total lebih besar daripada wanita tersebut ketika tidak hamil.

8
Bersamaan itu, jumlah sel darah putih meningkat (± 10.500/ml), demikian jugahitung
trombositnya. Untuk mengatasi pertambahan volume darah, curah jantung akan
meningkat ± 30% pada minggu ke-30. Kebanyakan peningkatan curah jantung
tersebut disebabkan oleh meningkatnya isi sekuncup, akan tetapi frekuensi denyut
jantung meningkat ± 15%. Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat
kecenderungan peningkatan tekanan darah. 6

g) Sistem Respirasi
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena pergerakan
diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita hamil bernafas lebih dalam, dengan
meningkatkan volume tidal dan kecepatan ventilasi, sehingga memungkinkan
pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan
efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi progesteron. Keadaan tersebut dapat
menyebabkan pernafasan berlebih dan PO2 arteri lebih rendah. Pada kehamilan
lanjut, kerangka iga bawah melebar keluar sedikit dan mungkin tidak kembali pada
keadaan sebelum hamil, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi
wanita yang memperhatikan penampilan badannya. 6

h) Traktus Digestifus

Di mulut, gusi menjadi lunak, mungkin terjadi karena retensi cairan


intraseluler yang disebabkan oleh progesteron. Spinkter esophagus bawah relaksasi,
sehingga dapat terjadi regorgitasi isilambung yang menyebabkan rasa terbakar di
dada (heathburn). Sekresi isi lambung berkurang dan makanan lebih lama berada di
lambung. Otot-otot usus relaks dengan disertai penurunan motilitas. Hal ini
memungkinkan absorbsi zat nutrisi lebih banyak, tetapi dapat menyebabkan
konstipasi, yang memana merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil. 6

9
i) Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus
yang mulai membesar, ehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan
makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir
kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering kencing dan timbul lagi
karena kandung kencing mulai tertekan kembali. Disamping itu, terdapat pula poliuri.
Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan
sehingga laju filtrasi glomerulus juga meningkat sampai 69%.
Reabsorbsi tubulus tidak berubah, sehingga produk-produk eksresi seperti
urea, uric acid, glukosa, asam amino, asam folik lebih banyak yang dikeluarkan. 6

J) Sistem Integumen
Perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore
stimulating hormone (MSH), pengaruh lobus hipofisis anterior , dan pengaruh
kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum lividae atau
alba, areola mamae, papila mamae, linea nigra, dan pipi (chloasma gravidarum).
Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang. Perubahan kondisi kulit
yang berubah terbalik dari keadaan semula, yang biasanya (pada saat belum hamil)
kulit kering, maka kini akan menjadi berminyak, begitu pula sebaliknya. Hal ini
terjadi karena adanya perubahan hormone didalam tubuh ibu hamil. Rambut menjadi
lebih kering atau berminyak karena adanya perubahan

K) Metabolisme dalam kehamilan


BMR meningkat hingga 15-20% yang umumnya ditemukan pada trimester III.
Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh terutama dari pembakaran karbohidrat,
khususnya sesudah kehamilan 20 minggu ke atas. Akan tetapi bila dibutuhkan,
dipakailah lemak ibu untuk mendapatkan tambahan kalori dalam pekerjaan sehari-
hari. Dalam keadaan biasa wanita hamil cukup hemat dalam hal pemakaia tenaganya.
Janin membutuhkan 30-40 gr kalsium untuk pembentukan tulang-tulangnya dan hal

10
ini terjadi terutama dalam trimester terakhir. Makanan tiap harinya diperkirakan telah
mengandung 1,5-2,5 gr kalsium.
Diperkirakan 0,2-0,7 gr kalsium tertahan dalam badan untuk keperluan
semasa hamil. Ini kiranya telah cukup untuk pertumbuhan janin tanpa mengganggu
kalsium ibu. Kadar kalsium dalam serum memang lebih rendah, mungkin oleh karena
adanya hidremia, akan tetapi kadar kalsium tersebut masih cukup tinggi hingga dapat
menanggulangi kemungkinan terjadinya kejang tetani. Segera setelah haid terlambat,
kadar enzim diamino-oksidase (histamine) meningkat dari 3-6 satuan dalam masa
tidak hamil ke 200 satuan dalam masa hamil 16 minggu. Kadar ini mencapai
puncaknya sampai 400-500 satuan pada kehamilan 16 minggu dan seterusnya sampai
akhir kehamilan.Pinosinase adalah enzim yang dapat membuat oksitosin tidak aktif.
Pinositase ditemukan banyak sekali di dalam darah ibu pada kehamilan 14-38
minggu.
Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira diantara 6,5-16,5 kg rata-rata
12,5 kg. Kenaikan berat badan ini terjadi terutama dalam kehamilan 20 minggu
terakhir. Kenaikan berat badan dalam kehamilan disebabkan oleh hasil konsepsi,
fetus placenta dan liquor.

2.2 Epidemologi

Penelitian-penelitian memperkirakan bahwa mual dan muntah terjadi pada 50-


90% dari kehamilan. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primi gravida dan 40-
60% multigravida. Dari seluruh kehamilan yang terjadi di Amerika Serikat 0,3-2%
diantaranya mengalami hiperemesis gravidarum atau kurang lebih lima dari 1000
kehamilan. Mual dan muntah yang berkaitan dengan kehamilan biasanya dimulai
pada usia kehamilan 9 - 10 minggu, puncaknya pada usia kehamilan 11-13 minggu,
dan sembuh pada kebanyakan kasus pada umur kehamilan 12-14 minggu. Dalam 1-
10% dari kehamilan,gejala-gejala dapat berlanjut melampaui 2-22 minggu. Kejadian
hiperemesis dapat berulang pada wanita hamil. J. Fitzgerald (1938-1953) melakukan

11
studi terhadap 159 wanita hamil di Aberdeen, Skotlandia, menemukan bahwa
hiperemesis pada kehamilanpertama merupakan faktor risiko untuk terjadinya
hiperemesis pada kehamilan berikutnya. Berdasarkan penelitian, dari 56 wanita yang
kembali hamil, 27 diantaranya mengalami hiperemesis pada kehamilan kedua dan 7
dari 19 wanita mengalami hiperemesis pada kehamilan ketiga.7

2.3 Etiologi
Mual dan muntah mempengaruhi hingga 50% kehamilan, kebanyakan
perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet dan
simptom akan teratasi hingga akhir trimester pertama. Etiologinya belum diketahui
secara pasti, tetapi ada beberapa ahli yang menyatakan bahwa erat hubungannya
dengan endokrin, biokimia dan psikologis.1,2 Faktor-faktor yang menjadi predisposisi
diantaranya:2,3
1.Primigravida, mola hidatidosa, dan kehamilan ganda. Pada mola hidatidosa dan
kehamilan ganda, faktor hormon memegang peranan dimana hormon khorionik
gonadotropin dibentuk berlebihan.
2.Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik
akibathamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan tersebut.
3. Alergi, sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.
4. Faktor psikologis
Faktor psikologis seperti depresi, gangguan psikiatri, rumah tangga yang retak,
kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu, tidak siap untuk menerima kehamilan memegang
peranan yang cukup penting dalam menimbulkan hiperemesis gravidarum.
Menurut Goodwin, dkk. (1994) dan Van de Ven (1997), hiperemesis
nampaknya terkait dengan tingginya atau peningkatan bertahap kadar hormon
korionik gonadotropin, estrogen atau kadar keduanya di dalam serum. Selain itu, pada
beberapakasus yang berat mungkin terkait dengan faktor psikologis.

12
2.4 Patofisiogi
Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh
keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ-organ tubuh berikut:2
Hepar: pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentilobuler tanpa
nekrosis.
Jantung: jantung atrofi, kecil dari biasa. Kadang dijumpai perdarahan sub-
endokardial.
Otak: terdapat bercak perdaran pada otak.
Ginjal: tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuli kontorti.8
Terdapat beberapa teori patofisiologi hiperemesis gravidarum yang diajukan
oleh para ahli dan peneliti. Teori-teori tersebut di antaranya sebagai berikut:

Perubahan Hormonal

Kadar hCG mencapai puncaknya pada trimester awal kehamilan. Sebenarnya


hormon hCG ini tidak secara langsung menjadi penyebab hiperemesis gravidarum.
Namun, secara tidak langsung terlibat karena hCG secara fisiologis dapat
menstimulasi reseptor hormon TSH (thyroid stimulating hormone). Hal ini
menyebabkan terjadinya kondisi hipertiroidisme transien (gestational transient
thyrotoxicosis) pada awal kehamilan. Dari penelitian didapatkan banyak perempuan
hamil dengan hiperemesis gravidarum ternyata memiliki kadar tiroksin yang tinggi
dan TSH yang rendah. Kondisi hipertiroidisme transien ini akan kembali menjadi
normal ketika usia kehamilan sudah mencapai pertengahan trimester kedua tanpa
perlu terapi antitiroid. Selain hCG, hormon yang diduga juga berperan dalam
terjadinya hiperemesis gravidarum adalah estrogen. Namun, dibutuhkan penelitian
yang lebih lanjut untuk membuktikan hal ini karena beberapa studi mengatakan
terdapat korelasi antara kadar estrogen dengan tingkat keparahan mual dan muntah
pada perempuan hamil sementara beberapa studi yang lain mengatakan tidak terdapat
korelasi.9

13
Disfungsi Gastrointestinal
Perubahan pada aktivitas ritmik gastrik (disritmia gastrik), baik menjadi lebih
cepat maupun lebih lambat, turut berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah
pada kehamilan. Mekanisme penyebab disritmia gastrik ini di antaranya adalah
peningkatan kadar estrogen dan progesteron, gangguan fungsi tiroid, perubahan tonus
vagal dan simpatis, serta sekresi vasopresin sebagai respon terhadap perubahan
volume intravaskuler yang biasanya terjadi pada awal kehamilan. Pada perempuan
dengan hiperemesis gravidarum, perubahan-perubahan tersebut diduga terjadi lebih
ektsrem atau saluran gastrointestinalnya menjadi lebih sensitif dengan perubahan-
perubahan tersebut.
Perubahan pada tekanan istirahat (relaksasi) spinkter esofagus bagian bawah
(lower esophageal sphincter/LES) dan gangguan peristaltis esofagus (dismotilitas
esofagus) juga memiliki kaitan dengan mual dan muntah pada kehamilan. LES pada
perempuan hamil lebih mudah menjadi longgar. Walaupun sebenarnya perubahan ini
lebih berkaitan dengan terjadinya sensasi heartburn pada kehamilan (GERD), hal ini
juga dapat menyebabkan gejala seperti mual. Estrogen dan progesteron juga disebut
sebagai mediator dismotilitas esofagus dan relaksasi LES.
Komposisi makanan juga dapat memiliki hubungan dengan mual dan muntah
pada kehamilan. Sebuah penelitian membuktikan bahwa makanan dengan komposisi
dominan protein berhubungan dengan menurunnya/membaiknya kondisi disritmia
gastrik sementara makanan dengan komposisi dominan karbohidrat atau lemak tidak
memiliki efek terhadap kondisi disritmia gastrik.8,10

Disfungsi Hati
Mual dan muntah pada kehamilan dapat berefek pada hati. Kerusakan oksidasi
asam lemak mitokondria dihipotesis memiliki peran dalam terjadinya disfungsi hati
maternal yang terkait dengan hiperemesis gravidarum. Disfungsi hati ini terjadi pada
hampir 50% pasien dengan hiperemesis gravidarum dan biasanya berupa biasanya
peningkatan serum transaminase yang tidak terlalu tinggi (tidak lebih dari 200 U/L). 7

14
Infeksi
Bakteri Helicobacter pylori adalah bakteri yang ditemukan di dalam lambung
yang dapat memperberat mual dan muntah pada kehamilan. Namun, keterlibatan
bakteri ini dalam terjadinya hiperemesis gravidarum masih kontroversial. Sebuah
studi di Amerika Serikat baru-baru ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan bakteri
H pylori dengan hiperemesis gravidarun. Namun, mual dan muntah yang menetap
pada trimester kedua dapat terjadi karena ulkus peptikum yang disebabkan oleh
infkesi H pylori.
Keseimbangan dan Penciuman
Hiperakuitas dari sistem olfakori dapat menjadi faktor yang turut
berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah selama kehamilan. Banyak
perempuan yang sedang hamil mengeluhkan bau dari masakan tertentu dapat menjadi
pemicu mual. Sementara itu, gangguan keseimbangan diduga juga dapat
menyebabkan hiperemesis gravidarum karena kemiripannya dengan motion sickness.
Genetik
Sebuah studi memperlihatkan bahwa seorang anak perempuan yang terlahir
dari kehamilan dengan hiperemesis gravidarum memiliki risiko 3% untuk mengalami
hal serupa saat ia hamil sementara anak perempuan yang terlahir dari kehamilan
tanpa riwayat hiperemesis gravidarum memiliki risiko 1.1% untuk mengalami
hyperemesis gravidarum.8 Studi lain menunjukkan bahwa seorang saudara perempuan
dari ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum akan memiliki risiko yang lebih tinggi
untuk mengalami hal serupa. Begitu pula dengan kerabat yang memiliki pertalian
darah dari ibu dan bapak.11
Psikologis
Stres psikologis pada kehamilan dapat menyebabkan dan memperberat mual
dan muntah pada kehamilan. Walaupun begitu, kondisi hiperemesis gravidarum
tampaknya juga menjadi salah satu penyebab stres psikologis pada kehamilan.

15
PATHWAY

Kehamilan

Peningkatan hormon Hormon HCG


estrogen
Peningkatan pada HCL
Peristaltik Lambung Mual Muntah Berlebih
Kosong
Peningkatan HCL ikut keluar Output Berlebih
Nyeri di Gaster Sensitivas Pada
Indra Pengecap
HCL meningkat Rasa pahit
Gangguan Nyamar
dimulut
(Nyeri)
Nafsu makan
menurun
Intake kurang
Perubahan
Psikologis BB turun Ketidaksinambungan
cairan & elektrolit
Krisis Kurang Nutrisi
Metabolisme
Informasi kurang dari Cairan Intrasell
Ancaman Intrasel
kebutuhan
kehilangan Menurun
Kurang tubuh Intertitial
janin
Pengetahua Otot Lemah
n Haus
Cemas Kelemahan
Tubuh
Intoleransi Dehidrasi
aktifitas

16
2.5 Klasifikasi
Secara klinis hiperemesis gravidarum di bedakan atas 3 tingkatan, yaitu:1,2

Tingkat I : muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan
minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar makanan,
lendir dan sedikit cairan empedu, dan yang terakhir keluar darah. Nadi meningkat
sampai 100x/ menit dan tekanan darah sistolik menurun. Mata cekung dan lidah
kering, turgor kulit berkurang dan urin sedikit tetapi masih normal.
Tingkat II : gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus
hebat, subfebril, nadi cepat dan > 100 – 140x/ menit,tekanan darah sistolik < 80
mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam urin,
dan berat badan cepat menurun.
Tingkat III : terjadi gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau
berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin,
dan proteinuria.

Tingkat
Hiperemesis Tanda dan gejala
Gravidarum
Tingkat a. muntah yang terus menerus disertai dengan intoleransi
Pertama terhadap makan dan minum.
b. penurunan berat badan
c. nyeri epigastrium karena asam lambung meningkat
dan terjadi regurgitasi ke esofagus
d. Pertama-tama isi muntahan adalah makanan,
kemudian lendir beserta sedikit cairan empedu, dan
kalau sudah lama bisa keluar darah.
e. Frekuensi nadi meningkat sampai 100 kali/menit

17
pada pemeriksaan fisik :
 mata cekung
      lidah kering
    turgor kulit menurun
 urin sedikit berkurang.
 tekanan darah sistolik menurun
a. pasien memuntahkan segala yang dimakan dan
diminum
b. berat badan cepat menurun
c. ada rasa haus yang hebat

pemeriksaan Fisik :
 Pasien terlihat apatis
Tingkat Kedua
 Pucat
 lidah kotor
 kadang ikterus karena fungsi ginjal terganggu
 ditemukan aseton dan bilirubin dalam urin.
 Frekuensi nadi 100-140 x/i
 tekanan darah sistolik < 80 mmHg

Tingkat ketiga a. berkurangnya muntah atau bahkan berhenti


b. kesadaran menurun (delirium sampai koma)

Pemeriksaan Fisik :
 Pasien mengalami ikterus
 Sianosis
 Nistagmus
 gangguan jantung

18
 ditemukan bilirubin dan protein.

2.6 Diagnosis
Diagnosis hiperemesis gravidarum ditegakkan melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik,
serta pemeriksaan penunjang.1-4
a. Anamnesis
Dari anamnesis didapatkan amenorea, tanda kehamilan muda, mual, dan muntah.
Kemudian diperdalam lagi apakah mual dan muntah terjadi terus menerus, dirangsang
oleh jenis makanan tertentu, dan mengganggu aktivitas pasien sehari-hari. Selain itu
dari anamnesis juga dapat diperoleh informasi mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan terjadinya hyperemesis gravidarum seperti stres, lingkungan sosial pasien,
asupan nutrisi dan riwayat penyakit sebelumnya (hipertiroid, gastritis, penyakit hati,
diabetes mellitus, dan tumor serebri).
b. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik perhatikan keadaan umum pasien, tanda-tanda vital, tanda
dehidrasi, dan besarnya kehamilan. Selain itu perlu juga dilakukan pemeriksaantiroid
dan abdominal untuk menyingkirkan diagnosis banding.7
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk membantumenegakkan diagnosis dan
menyingkirkan diagnosis banding. Pemeriksaan yang dilakukan adalah darah
lengkap, urinalisis, gula darah, elektrolit, USG (pemeriksaan penunjang
dasar),analisis gas darah, tes fungsi hati dan ginjal. Pada keadaan tertentu, jika pasien
dicurigai menderita hipertiroid dapat dilakukan pemeriksaan fungsi tiroid dengan
parameter TSH dan T4.

Pada kasus hiperemesis gravidarum dengan hipertiroid 50-60% terjadi penurunan


kadar TSH. Jika dicurigai terjadi infeksi gastrointestinal dapat dilakukan pemeriksaan

19
antibody Helicobacter pylori. Pemeriksaan laboratorium umumnya menunjukan
tanda-tanda dehidrasi dan pemeriksaan berat jenis urin, ketonuria, peningkatan blood
urea nitrogen, kreatinin dan hematokrit. Pemeriksaan USG penting dilakukan untuk
mendeteksi adanya kehamilan ganda ataupun mola hidatidosa.

2.7 Manifestasi Klinis

Batasan seberapa banyak terjadinya mual muntah yang disebut hiperemesis


gravidarum belum ada kesepakatannya. Akan tetapi jika keluhan mual muntah
tersebut sampai mempengaruhi keadaan umum ibu dan sampai mengganggu aktivitas
sehari - hari sudah dapat dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Hiperemesis
gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu:

1.Tingkat I.

Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu


merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada
epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 per menit, tekanan darah sistolik menurun,
turgor kulit menurun, lidah mengering dan mata cekung.
2. Tingkat II.
Penderita tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebih menurun, lidah
mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan
mata sedikit ikterus. Berat badan turun dan mata menjadi cekung, tensi turun,
hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam bau
pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam
kencing.

3. Tingkat III.

20
Keadaan umum lebih buruk, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen
sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi menurun. Komplikasi
fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai EncephalopathyWernicke
dengan gejala nistagmus, diplopia, dan perubahan mental. Keadaan ini terjadi akibat
defisiensi zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus
menunjukan adanya gangguan hati.

2.8 Diagnosis Banding


Penyakit-penyakit yang sering menyertai wanita hamil dan mempunyai gejala
muntah-muntah yang hebat harus dipikirkan. Beberapa penyakit tersebut antara lain:

Appendicitis akut.
Pada pasien hamil dengan appendicitis akut keluhan nyeri tekan perut sangat
menonjol sedangkan pada pasien hamil tanpa appendicitis akut keluhan tersebut
sedikit bahkan tidak ada. Tanda-tanda defance musculare juga bisa dijadikan
petunjuk membedakan hamil dengan appendictis akut dan tanpa appendicitis akut.

Ketoasidosis diabetes.
Pasien dicurigai menderita ketoasidosis diabetes jika sebelum hamil mempunyai
riwayat diabetes atau diketahui pertama kali saat hamil apalagi disertai dengan
penurunan kesadaran dan pernafasan kussmaul. Perlu dilakukan pemeriksaan keton,
pemeriksaan gula darah, dan pemeriksaan gas darah.

Gastritis dan ulkus peptikum.


Pasien dicurigai menderita gastritis dan ulkus peptikum jika pasien mempunyai
riwayat makan yang tidak teratur, dan sering menggunakan NSAID. Keluhan nyeri
epigastrium tidak terlalu dapat membedakan dengan wanita hamil yang tanpa
gastritis/ulkus peptikum karena hampir semua pasien dengan hiperemesis gravidarum

21
mempunyai keluhan nyeri epigastrium yang hebat. Pasien dengan gastroenteritis
selain menunjukkan gejala muntah-muntah, juga biasanya diikuti dengan diare.
Pasien hiperemesis gravidarum yang murni karena hormon jarang disertai diare.

Hepatitis.
Pasien hepatitis yang menunjukkan gejala mual-muntah yang hebat biasanya sudah
menunjukkan gejala ikterus yang nyata disertai peningkatan Serum Glutamic
Oxaloacetate Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase
(SGPT) yang nyata. Kadang-kadang sulit membedakan pasien hiperemesis
gravidarum tingkat III (tanda-tanda kegagalan hati) yang sebelumnya tidak menderita
hepatitis dengan wanita hamil yang sebelumnya memang sudah menderita hepatitis.

Pankreatitis akut
Pasien dengan pankreatitis biasanya mempunyai riwayat peminum alkohol berat.
Gejala klinis yang dijumpai berupa nyeri epigastrium, kadang-kadang agak ke kiri
atau ke kanan. Rasa nyeri dapat menjalar ke punggung, kadang-kadang nyeri
menyebar di perut dan menjalar ke abdomen bagian bawah. Pemeriksaan serum
amylase dapat membantu menegakkan diagnosis.

Tumor serebri.
Pasien dengan tumor serebri biasanya selain gejala mual-muntah yang hebat juga
disertai keluhan lain seperti sakit kepala berat yang terjadi hampir setiap hari,
gangguan keseimbangan, dan bisa pula disertai hemiplegi. Pemeriksaan CT scan
kepala pada wanita hamil sebaiknya dihindari karena berbahaya bagi janin.

2.9 Penatalaksanaan

22
Pada pasien dengan hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dilakukan
rawat inap dirumah sakit, dan dilakukan penanganan yaitu :

1. Medikamentosa
Berikan obat-obatan seperti yang telah dikemukakan diatas. Namun harus diingat
untuk tidak memberikan obat yang teratogenik. Obat-obatan yang dapat diberikan
diantaranya suplemen multivitamin, antihistamin, dopamin antagonis,
serotoninantagonis, dan kortikosteroid. Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1
dan B6 seperti pyridoxine (vitamin B6). Pemberian pyridoxine cukup efektif dalam
mengatasi keluhan mual dan muntah. Anti histamin yang dianjurkan adalah
doxylamine dan dipendyramine. Pemberian antihistamin bertujuan untuk
menghambat secara langsung kerja histamin pada reseptor H1 dan secara tidak
langsung mempengaruhi sistem vestibular, menurunkan rangsangan di pusat
muntah.9-11

Selama terjadi mual dan muntah, reseptor dopamin di lambung berperan


dalam menghambat motilitas lambung. Oleh karena itu diberikan obat dopamine
antagonis. Dopamin antagonis yang dianjurkan diantaranya prochlorperazine,
promethazine, dan metocloperamide. Prochlorperazin dan promethazine bekerja pada
reseptor D2 untuk menimbulkan efek antiemetik. Sementara itu metocloperamide
bekerja di sentral dan di perifer. Obat ini menimbulkan efek antiemetik dengan cara
meningkatkan kekuatan spincter esofagus bagian bawah dan menurunkan transit time
pada saluran cerna.9-11

Pemberian serotonin antagonis cukup efektif dalam menurunkan keluhan


mual dan muntah. Obat ini bekerja menurunkan rangsangan pusat muntah di medulla.
1. Serotonin antagonis yang dianjurkan adalah ondansetron.
Odansetron biasanya diberikan pada pasien hiperemesis gravidarum yang tidak
membaik setelah diberikan obat-obatan yang lain. Sementara itu pemberian

23
kortikosteroid masih kontroversial karena dikatakan pemberian pada kehamilan
trimesterpertama dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan cacat bawaan.12
2. Terapi Nutrisi
Pada kasus hiperemesis gravidarum jalur pemberian nutrisi tergantung pada derajat
muntah, berat ringannya deplesi nutrisi dan peneriamaan penderita terhadap rencana
pemberian makanan. Pada prinsipnya bila memungkinkan saluran cerna harus
digunakan. Bila peroral menemui hambatan dicoba untuk menggunakan nasogastric
tube (NGT). Saluran cerna mempunyai banyak keuntungan misalnya dapat
mengabsorsi banyak nutrien, adanya mekanisme defensif untuk menanggulangi
infeksi dan toksin. Selain itu dengan masuknya sari makanan ke hati melalui saluran
porta ikut menjaga pengaturan homeostasis nutrisi.
Bila penderita sudah dapat makan peoral, modifikasi diet yang diberikan
adalah makanan dalam porsi kecil namun sering, diet tinggi karbohidrat, rendah
protein dan rendah lemak, hindari suplementasi besi untuk sementara, hindari
makanan yang emetogenik dan berbau sehingga menimbulkan rangsangan muntah.1,2
Pemberian diet diperhitungkan jumlah kebutuhan basal kalori sehari-hari ditambah
dengan 300 kkal perharinya.9-11
3. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, cerah, dan memiliki peredaran
udara yang baik. Sebaiknya hanya dokter dan perawat saja yang diperbolehkan untuk
keluar masuk kamar tersebut. Catat cairan yang keluar dan masuk. Pasien tidak
diberikan makan ataupun minum selama 24 jam. Biasanya dengan isolasi saja gejala-
gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.9-11
4. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada pasien bahwa penyakitnya dapat disembuhkan.
Hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan dan persalinan karena itu merupakan
proses fisiologis, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik lainnya
yang melatarbelakangi penyakit ini. Jelaskan juga bahwa mual dan muntah adalah

24
gejala yang normal terjadi pada kehamilan muda, dan akan menghilang setelah usia
kehamilan 4 bulan.
5. Cairan parenteral
Resusitasi cairan merupakan prioritas utama, untuk mencegah mekanisme
kompensasi yaitu vasokonstriksi dan gangguan perfusi uterus. Selama terjadi
gangguan hemodinamik, uterus termasuk organ non vital sehingga pasokan darah
berkurang. Pada kasus hiperemesis gravidarum, jenis dehidrasi yang terjadi termasuk
dalam dehidrasi karena kehilangan cairan (pure dehidration). Maka tindakan yang
dilakukan adalah rehidrasi yaitu mengganti cairan tubuh yang hilang ke volume
normal, osmolaritas yang efektif dan komposisi cairan yang tepat untuk
keseimbangan asam basa. Pemberian cairan untuk dehidrasi harus memperhitungkan
secara cermat berdasarkan: berapa jumlah cairan yang diperlukan, defisit natrium,
defisit kalium dan ada tidaknya asidosis.9-11
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat, dan protein dengan
glukosa 5% dalam cairan garam fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat
ditambahkan kalium dan vitamin, terutama vitamin B kompleks dan vitamin C, dapat
diberikan pula asam amino secara intravena apabila terjadikekurangan protein.9-11
Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. Urin perlu
diperiksa setiap hari terhadap protein, aseton, klorida, dan bilirubin. Suhu tubuh dan
nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan pemeriksaan
hematokrit pada permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila dalam 24 jam
pasien tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat dicoba untuk memberikan
minuman, dan lambat laun makanan dapat ditambah dengan makanan yang tidak cair.
Dengan penanganan ini, pada umumnya gejala-gejalaakan berkurang dan keadaan
aman bertambah baik. Daldiyono mengemukakan salah satu cara menghitung
kebutuhan cairan untuk rehidrasi inisial berdasarkan sistiem poin. Adapun poin-poin
gejala klinis dapat dilihat pada tabel berikut ini.

25
Tabel 1.Skor Daldiyono

Jumlah cairan yang akan diberikan dalam 2 jam, dapat dihitung:


Defisit = (Jumlah Poin/ 15)x 10 % BB x 1

6. Terapi Alternatif
Ada beberapa macam pengobatan alternatif bagi hiperemesis gravidarum, antara
lain:

a. Vitamin B6
Vitamin B6 merupakan koenzim yang berperan dalam metabolisme lipid, karbohidrat
dan asam amino. Peranan vitamin B6 untuk mengatasi hiperemesis masih
kontroversi. Dosis vitamin B6 yang cukup efektif berkisar 12,5-25 mg per hari tiap 8
jam. Selain itu Czeizel melaporkan suplementasi multivitamin secara bermakna
mengurangi kejadian mencegah insiden hiperemesis gravidarum. Vitamin B6
merupakan ko-enzim berbagai jalur metabolisme protein dimana peningkatan
kebutuhan protein pada trimester I diikuti peningkatan asupan vitamin B6. Vitamin
B6 diperlukan untuk sintesa serotonin dari tryptophan. Defisiensi vitamin B6 akan

26
menyebabkan kadar serotonin rendah sehingga saraf panca indera akan semakin
sensitif yang menyebabkan ibu mudah mual dan muntah. Pada wanita hamil terjadi
peningkatan kynurenic dan xanturenicacid di urin. Kedua asam ini diekskresi apabila
jalur perubahan tryptophan menjadi niacin terhambat. Hal ini dapat juga terjadi
karena defisiensi vitamin B6. Kadar hormon estrogen yang tinggi pada ibu hamil juga
menghambat kerja enzim kynureninase yang merupakan katalisator perubahan
tryptophan menjadi niacin, yang mana kekurangan niacin juga dapat mencetuskan
mual dan muntah.11

b. Jahe (zingiber officinale)


Pemberian dosis harian 250 mg sebanyak 4 kali perhari lebih baik hasilnya
dibandingkan plasebo pada wanita dengan hiperemesis gravidarum. Salahsatu studi di
Eropa menunjukan bubuk jahe (1 gram per hari) lebih efektif dibandingkan plasebo
dalam menurunkan gejala hiperemesis gravidarum. Belum ada penelitian yang
menunjukan hubungan kejadian abnormalitas pada fetus dengan jahe. Namun, harus
diperhatikan bahwa akar jahe diperkirakan mengandung tromboksan sintetase
inhibitor dan dapat mempengaruhi peningkatan reseptor testoteron fetus.

2.10 Komplikasi
Maternal : akibat defisiensi tiamin (B1) akan menyebabkan teradinya diplopia, palsi
nervus ke-6, ataksia, dan kejang. Jika hal ini tidak segera ditangani akan terjadi
psikosis korsakoff (amnesia, menurunnya kemampuan untuk beraktivitas), ataupun
kematian. Komplikasi yang perlu diperhatikan adalah Ensephalopati Wernicke.
Gejala yang timbul dikenal sebagai trias klasik yaitu paralisis otot-otot ekstrinsik bola
mata (oftalmoplegia), gerakan yang tidak teratur (ataksia), dan bingung.
Fetal : penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan kejadian gangguan
pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR).

27
2.11 Prognosis

Gardsby melaporkan semua wanita dengan mual dan muntah pada kehamilan
merasakan awal terjadinya sebelum usia kehamilan 9 minggu. Jumlah tersebut
menurun 30% pada kehamilan 10 minggu, turun lagi 30% pada kehamilan 12
minggu, dan menjadi 30% pada kehamilan 16 minggu. Sepuluh persen mengalami
mual dan muntah setelah 16 minggu dan hanya 1% tetap mengalaminya setelah usia
kehamilan 20minggu.11
Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat memuaskan.
Sebagian besar penyakit ini dapat membaik dengan sendirimya pada usia kehamilan
20-22 minggu, namun demikian pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat
membahayakan jiwa ibu dan janin.11

2.12 Pencegahan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksananakan dengan
jalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses
yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah
merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah
kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan makanan
dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Makanan yang berminyak dan berbau lemak
sebaiknya dihindarkan. Defekasi yang teratur hendaknya dapat teratur.1,2,3

BAB III

PENUTUP

28
3.1. KESIMPULAN

Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan sehingga


pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu hamil akan menjadi buruk.
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada kehamilan usia muda umur
kehamilan trimester I sampai dengan memasuki trimester ke II, dimana segala apa
yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum
ibu yang sedang hamil dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi,
terdapat aseton di urine.

Oleh karena itu pada ibu hamil yang sedang mengalami mual muntah pada
kehamilannya jangan dia nggap biasa, karena mual muntah yang berlebihan pada saat
ibu hamil akan mengakibatkan keadaan ibu menjadi lemah dan perkembangan janin
terganggu.

DAFTAR PUSTAKA

29
1. Prawirohardjo S,Wiknjosastro H. 2007. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Ilmu
Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal 814-818.

2. Mochtar, R., Sofian, A. 2012. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Sinopsis Obstetri.


Jakarta: EGC. Hal 141-142.

3. Tim Obsgin RSUD Ulin- FK UNLAM. 2008. Hiperemesis Gravidarum. Dalam:


Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi. Banjarmasin: Bagian/SMF Obstetri dan
Ginekologi RSUD ULIN – FK UNLAM Banjarmasin. Hal 51-52.
4. Ogunyemi DA. Hyperemesis Gravidarum. Emedicine. Available from:
http://www.emedicine.com (Accesed : 18 Maret 2013).

5. Sumai E, Keintjem F, Manueke I. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan


kejadian Hiperemesis gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Sam Ratulangi
Tonado Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara. Kemenkes Manado. Manado
6. Prawirohardjo,s.2008.Ilmu Kebidanan.jakarta:yayasan bina pustaka sarwono
prawirohardjo. Profi kesehatan 2008.
7. Neumann L, Maymon e, Katz M, Bashiri A. 1995. Hiperemis
gravidarum:Epidemiologic features, complications and outcome. Europan journal of
obstetrics and Gynecology and Reproductive Biologi 63 (1995) 135-138.
8. Cunningham FG, et al, Editor. Wiliams Obstetric text boox. 24th ed. Newyork: Mc
Graw Hill:2014
9. D.A. Ogunyemi, Hiperemesis Gravidarum,
Http://Emedicine.medscape.com/article/254751, 2017.
10. N.M. Lee dan S.Saha, Gastroenterology clinics of north america journal, 2011
40(2), 309-VII.
11. A. Vicanes dkk. Bmj, 2010, 340, 1-5. Tersedia pada
http://www.bmj.com/content/bmj340/bmj.c2050.full.
STATUS ORANG SAKIT

30
Anamnesis Pribadi

Nama : Ny. RHS

Umur : 27 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. B katamso Gg. sejahtera

No.RM : 262474

Tanggal masuk : 22 April 2018

Tanggal keluar : 25 April 2018

Anamnesa Penyakit

Keluhan utama : Mual muntah

Telaah : keluhan mual dan muntah sejak 3 hari yang lalu. Mual
muntah awalnya hanya terjadi pada pagi hari saja dan terjadi setelah makan dan
minum, namun sejak 2 hari sebelum masuk RSUD Lubuk Pakam muntah dialami
> 10 kali per hari dengan volume kurang lebih 1/2 - 3/4 gelas besar. Isi yang
dimuntahkan berupa makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelumnya, pada
muntahan tidak terdapat darah. Keluhan mual dan muntah semakin bertambah
berat bila setelah makan dan minum, dan berkurang saat istirahat. Selain itu
pasien juga mengeluh badan terasa lemas sehingga tak mampu melakukan
aktivitas sehari-hari seperti biasanya, bibir terasa kering, nafsu makan dirasakan
menurun karena pasien takut muntah. BAK jarang dan BAB (-) sejak 3 hari ini.
Pasien juga mengeluh nyeri ulu hati dan berat badan menurun.

31
Riwayat menstruasi :

Menarche : 12 tahun.

Lama : 5-6 hari.

Siklus : 28 hari.

HPHT : 20-02-2018

TTP : 27-11-2018

Riwayat kehamilan/Persalinan : hamil saat ini (G1P0A0)

Riwayat penyakit terdahulu : (-)

Riwayat penggunaan obat : (-)

Riwayat ANC : belum melakukan pemeriksaan

Riwayat KB : (-)

Riwayat penyakit keluarga : (-)

Riwayat sosial ekonomi : pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga, suami
bekerja sebagai karyawan swasta. Biaya pengobatan ditanggung JMPRL. Kesan ekonomi
cukup.

Riwayat pribadi : merokok (-), minum-minuman beralkohol (-)

Status generalisata

Keadaan umum : Tampak Lemas


Kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital
TD : 110/80 mmHg
HR : 84 x/i
RR : 22 x/i

32
Temp : 36,7°C
BB :70 kg
TB : 159 cm
BMI : 27,7

Status Lokalisata

Kepala : Normocephali

Mata : cekung (+) Conjunctiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)

Telinga : nyeri tekan (-), keluar cairan (-)

Hidun : Pernapasan cuping hidung (-), secret (-)

Leher : pembesaran KGB (-)

Thoraks : Inspeksi : simteris fusiformis

Palpasi : stem fremitus ka=ki

Perkusi : sonor di kedua lapangan paru

Auskultasi : suara pernapasan vesikuler, suara tambahan : (-)

Abdomen : Inspeksi : simeteris

Palpasi : nyeri tekan epigastrium

Perkusi : timpani

Auskultasi : peristaltik usus (+)

Ekstremitas : Superior : akral hangat, edema (-)

Inferior : akral hangat, edema (-)

Genitalia : perdarahan (-)

33
Status Obstetri

TFU : tidak teraba HIS : (-)/10 menit. Kontraksi : (-) DJJ : (-)
Inspeksi : Perdarahan (-)
Leopold I : tidak dilakukan pemeriksaan (TDP)
Leopold II : TDP
Leopold III : TDP
Leopold IV : TDP
Inspekulo : TDP
VT : TDP

Laboratorium

HEMATOLOGI ( 22 April 2018 )

Darah lengkap :

Hemoglobin : 15,3 g/dL

Hematokrit : 44,5%

Leukosit : 12,7 /uL (H)

Trombosit : 397,5 /uL

Eritrosit : 4,85 juta/uL

Indeks Eritrosit :

MCV : 91,7 fl

MCH : 31,4 pg (H)

MCHC : 34,3 g/dL

LED : 15 mL/menit

34
KOAGULASI

Waktu perdarahan (BT) : 4 menit

Waktu pembekuan (CT) : 10 menit

IMUNOLOGI

HBsAg kualitatif : negative

Anti HIV : non reaktif

KIMIA KLINIK

Glukosa strip : 82 mg/dL

URIN LENGKAP ( 22 April 2018 )

Mikroskopis Makroskopis

Warna : kuning Eritrosit : 0-2

kejernihan : jernih Leukosit : 1-3

berat jenis : 1,025 Epitel : (-)

PH-reaksi : 6,0 Silinder : (-)

Blood : (-) Krital : (-)

Leukosit : (-) Bakteri : (-)

Nitrit : (-) Plano test : (+)

Protein : (-) Eritrosit : 0-2

Bilirubin : (-) Leukosit : 1-3

Keton : (-) Epitel : (-)

Glukosa : (-) Silinder : (-)

Urobilinogen : (-) Krital : (-)

Bakteri : (-)

35
Plano test : (+)

Diagnosa

G1P0A0 + KDR 8 minggu + Hiperemesis Gravidarum + Dehidrasi Ringan-Sedang

Penatalaksanaan

- IVFD RL 20 gtt/I ( cor 1 fls pertama )

- inj. Metoclopramide 1 amp/8jam

- Inj. Ranitidin 1 amp / 8 jam

- antasida syr 3x1 C

- Vit.B comp 3x 1

- Diet MB

Prognosis

Quo Ad Visam : dubia ad bonam


Quo Ad Sanam : dubia ad bonam
Quo Ad fungionam : dubia ad bonam
Quo Ad Vitam : dubia ad bonam

FOLLOW UP

23 April 2018 24 April 2018 25 april 2018

S : os mengeluhkan lemas. S : os mengatan sudah tidak S : keadaan os baik


Mual dan muntah berkurang lemas. Mual (+) namun lebih

36
O : TD : 120/80 mmHg, jarang muntah (-) O : TD : 110/70 mmHg, HR :
HR : 84 /I, RR : 24 x/I, 76 x /I, RR : 24 x/I, Temp :
O : TD : 110/80 mmHg,
Temp : 36,7°C 37,1°C.
HR : 80 /I, RR : 22 x/I,
A : G1P0A0 + KDR 8 Temp : 36,8°C A : G1P0A0 + KDR 8
minggu + Hiperemesis minggu + Hiperemesis
A : G1P0A0 + KDR 8
Gravidarum Gravidarum
minggu + Hiperemesis
P: Gravidarum P:

IVFD RL 20 gtt/I ( cor 1 fls P: - antasida syr 3x1 C


pertama )
IVFD RL 20 gtt/I ( cor 1 fls
- inj. Metoclopramide 1 pertama ) PBJ
amp/8jam
- inj. Metoclopramide 1
- antasida syr 3x1 C amp/8jam

- antasida syr 3x1 C

37

Anda mungkin juga menyukai