Anda di halaman 1dari 14

Tugas 8

Mata Kuliah : Keperawatan Anak

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN KEJANG


DEMAM

KELOMPOK 9

OLEH :

NAMA : FITRIANI SAHLAN

NIM : 18144010028

SEMESTER : IV/A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE

D-III KEPERAWATAN

2020
A. Konsep Dasar Medis

1. Pengertian

Kejang demam merupakan serangan kejang yang terjadi akibat


kenaikan suhu tubuh suhu rektal diatas 38°C (Riyadi dan Sujono,
2009 dalam Caring Nursing Journal 2017).Menurut Nurrarif dan
Kusuma (2013) Kejang demam di klasifikasikan menjadi dua, antara
lain Kejang Demam sederhana dan Kejang Demam Kompleks.
Kejang demam sederhana yaitu demam disertai kejang yang
berlangsung singkat < 10 menit dan tidak berulang dalam waktu 24
jam. Kejang Demam Kompleks yaitu demam disertai kejang yang
berlangsung > 15 menit dan berulang 2 kali atau lebih, dalam 24 jam.

2. Klasifikasi Kejang Demam

Kejang Demam Sederhana: kejang bersifat umum ,lamanya kejang


berlangsung singkat (≤15 menit), usia waktu kejang demam pertama
kali muncul ≤ 6 tahun, frekuensi

Kejang Demam Kompleks : kejang berlangsung lama atau bersifat


local, usia penderia lebih dari 6 tahun saat serangan demam pertama
,frekuensi serangan melebihi 4 kali dalam 1tahun, gambaran EEG yang
dibuat setelah anak tidak normal lagi adalah normal.

3. Etiologi

Menurut Lestari (2016) Hingga kini belum diketahui dengan pasti


demam sering disebabkan infeksi saluran pernapasan atas, pneumonia ,
gastroentitis, dan infeksi saluran kemih. Menurut Riyadi (2013) dalam
Caring Nursing Journal (2017), Kondisi yang menyebabkan terjadinya
kejang demam yaitu infeksi ektrakranial seperti tonsilitis, faringitis,
otitis media akut, bronkitis.
4. Patofisiologi

Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi


dipecah menjadi CO2dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri
dari permukaan dalam yaitu lipoid dan permukaan dalam yaitu lipoid
dan permukaan luar yaitu ionik. Dalam keadaan normal membran sel
neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium (K+) dan sangat sulit
dilalui dengan mudah oleh ion natrium (Na+) dan elektrolit lainnya,
kecuali ion klorida (Cl-). Akibatnya konsentrasi ion K+ dalam sel neuron
tinggi dan konsentrasi Na+ rendah, sedang di luar sel, maka terdapat
perbedaan potensial membran yang disebut potensial membran dari
neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membran diperlukan
energi dan bantuanenzim Na-K ATP-ase yang terdapat pada permukaan
sel.
Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh :

a. Perubahan konsentrasi ion di ruan ekstraselular

b. Rangsangan yang datang mendadak misalnya mekanisme,

Kimiawi atau aliran listrik dari sekitarnya

c. Perubahan patofisologi dari membran sendiri karena penyakit


atau keturunan
Pada keadaan demam kenaikan suhu 1oC akan mengakibatkan
kenaikanmetabolisme basal 10-15% dan kebutuhan oksigen akan
meningkat 20%.

5. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala anak mengalami kejang demamantara lain:


a. Kenaikan suhu tubuh > 380C

b. Kehilangan kesadaran atau pingsan


c. Tubuh, Kaki, dan tangan menjadi kaku

d. Biasanya kepala anak terkulai kebelakang

e. Disusul dengan gerakan kejut / kejang

f. Gigi terkatup

g. Kadang disertai muntah

h. Nafas tak terkontrol atau berhenti beberapa saat.

6. Pemeriksaan penunjang

 Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah perifer,elektrolit dan gula darah
 Pungsi Lumbal
Pemeriksaan dilakukan pada bayi ≤ 12 bulan, bayi antara 12-18
bulan, bayi ≥ 18 bulan.
 Pemeriksaan EEG
 Pemerksaan Pencitraan
Foto X-ray kepala, CT-scan, MRI

B. Konsep Dasar Keperawatan

1. Pengkajian
Pengkajian pada anak kejang demam meliputi :
Riwayat kejang , riwayat psikososial, pola persepsi kesehatan, pola
nutrisi,/metabolic, pola eliminasi, pola tidur/istirahat, pola
koping/toleransi stress,. pemeriksaan fisk.
2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa yang sering muncul pada anak kejang demam dengan


gangguan:
a. Hipertermia berhubungan dengan kejang demam.
b. Resiko cidera berhubungan dengan Kejang.

c. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis

d. Kurang pengetahuan keluarga b.d kurangnya informasi

e. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolic

f. Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan otot pernafasan akibat


kejang

g. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak


adekuat

3. Intervensi Keperawatan

Rencana Keperawatan pada Hipertermi (Sue Moorhead dkk, 2016)

1) Batasan karakteristik

Kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal, serangan atau konvulsi


(kejang), kulit memerah, pertambahan respirasi, takikardia, saat di
sentuh tangan terasa
hangat.

2) Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan suhu dalam rentang


normal.

3) NOC :Termoregulation(Sue Moorhead dkk, 2016)

Kriteria hasil:

a) Suhu tubuh dalam rentang normal

b) Nadi dan respirasi dalam rentang normal

c) Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak pusing


4) Intervensi(Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)

Manajemen hipertermi

Observasi

a) Identifikasi penyebab hipertermia (mis. Dehidrasi, terpapar


lingkungan panas, penggunaan incubator)
b) Monitor suhu tubuh

c) Monitor kadar elektrolit

d) Monitor haluaran urine

e) Monitor komplikasi akibat hipertermia

Terapiutik

a) Sediakan lingkungan yang dingin

b) Longgarkan atau lepaskan pakaian

c) Basahi dan kipasi permukaan tubuh

d) Berikan cairan oral

e) Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidosis

(Keringat berlebihan).

f) Lakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut hipotermia atau


kompres dingin pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
g) Hindari pemberian antipiretik atau aspirin

h) Berikan oksigen, jika perlu


Edukasi

a) Anjurkan tirah baring

Kolaborasi

a) Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika


perlu

Manajemen Kejang

Observasi

a) Monitor terjadinya kejang berulang

b) Monitor karakteristik kejang (mis. Aktivitas motorik, dan progresi


kejang)

c) Monitor status neurologis

d) Monitor tanda tanda vital

Terapeutik

a) Baringkan pasien agar tidak terjatuh

b) Berikan alas empuk di bawah kepala, jika memungkinkan

c) Pertahankan kepatenan jalan nafas

d) Longgarkan pakaian, terutama di bagian leher

e) Dampingi selama periode kejang


f) Jauhkan benda benda berbahaya terutama benda tajam

g) Catat durasi kejang

h) Reorientasikan setelah periode kejang

i) Dokumentasikan periode terjadinya kejang

j) Pasang akses IV, jika perlu

k) Berikan oksigen, jika perlu

Edukasi

a) Anjurkan keluarga menghindari memasukkan apapun ke dalam mulut


pasien saat periode kejang
b) Anjurkan keluarga tidak menggunakan kekerasan untuk menahan
gerakann pasien
Kolaborasi

a) Kolaborasi pemberian antikonvulsan, jika perlu

4. Evaluasi

Evaluasi yang direncanakan, berkelanjutan, dan terarah ketika klien dan


profesional kesehatan menentukan kemajuan klien menuju pencapaian
tujuan / hasil dan keefektifan rencana asuhan keperawatan.Evaluasi adalah
aspek penting proses keperawatan karena kesimpulan yang ditarik dari
evaluasi menentukan apakah intervensi keperawatan harus diakhiri,
dilanjutkan, atau diubah. Evaluasi dilaksanakan berdasarkan tujuan an
outcome.
KASUS :

An K. berusia 19 bulan di rawat dirumah sakit dengan keluhan


demam dan kejang . sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, saat
pengkajian pasien mengalami kejang 1 kali selama 5 menit. Saat kejang
gigi geligi terkunci, pasien tampak pucat , saat kejang pasien pernah
hilang kesadaran,pasien terlihat lemah setelah kejang , keluarga
mengatakan pasien terlihat sesak nafas setelah kejang, RR: 16 x/menit,
S: 40ºC, suhu tubuh klien tidak mengalami penrunan,adanya pernafasan
cuping hidung , Nafas terlihat lambat,Vocal vremetus menurun, ada
nyeri tekan dada . Tubuh klien kaku ,pasien,tampak tidak nafsu makan,
porsi makan menurun 1 x sehari, , keluarga tampak khawatir dan tidak
tahu tindakan apa yang dilakukan saat kejang, keluarga sering bertanya
tentang penyakit anaknya, keluarga mengatakan pasien sering rewel,
sering BAB cair 2 hari yang lalu, pasien mual muntah, turgor kulit tidak
elastis, akral teraba hangat,keluarga mengatakan BB klien 11 kg,
keluarga mengatakan cemas terhadap kondisi anaknya, ,pemeriksaan
laboratorium WBC 13,37 10³/µL(normal:4,8-10,8).

Diagnosa Keperawatan

a. Hipertermi b.d kejang demam di tandai dengan :


Ds:
 pasien mengalami kejang 1 kali selama 5 menit
 pasien geligi terkunci, pasien tampak pucat , saat kejang
pasien pernah hilang kesadaran,
 saat kejang pasien pernah hilang kesadaran,pasien terlihat
lemah setelah kejang
 Tubuh klien kaku
 saat kejang pasien pernah hilang kesadaran
DO :
 TTV:
S:40ºC
 turgor kulit tidak elastis,
 akral teraba hangat
 WBC 13,37 10³/µL(normal:4,8-10,8).

b. Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan otot pernafasan d.d :

DS :
 keluarga mengatakan pasien terlihat sesak nafas setelah kejang

DO:

 adanya pernafasan cuping hidung ,


 Nafas terlihat lambat,
 Vocal vremetus menurun,
 ada nyeri tekan dada .
 RR 16x/menit

c. Kurang pengetahuan keluarga b.d kurangnya informasi
DS:
 keluarga tampak khawatir dan tidak tahu tindakan apa yang
dilakukan saat kejang,
 keluarga sering bertanya tentang penyakit anaknya,
 keluarga mengatakan pasien sering rewel

DO:
 Keluarga pasien tampak bingung

d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake


tidak adekuat
DS:
 porsi makan menurun 1 x sehari

DO :

 Klien tampak tidak nafsu makan


 Tampak lemas
 Klien sering mual dan muntah
 Sering BAB cair 2 hari

Intervensi Keperawatan

Dx 1. Hipertermi b.d kejang demam

Mandiri :

 Monitor suhu tubuh pasien


 Monitor warna kulit dan suhu
 Tutup pasien dengan selimut atau pakaian ringan tergantung
fase demam
 Catat durasi kejang
 Catat karakteristik kejang

 Longgarkan pakaian, terutama di bagian leher

 Balikkan badan klien ke satu sisi

 Dampingi selama periode kejang

Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian antikonvulsan,
 Kolaborasi pemberian antipiretik
 Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena,

Dx.2. Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan otot pernafasan

Mandiri:

 posisikan pasien dalam memaksimal ventilasi


 auskultasi bunyi nafas ,catat adanya nafas tambahan
 Pertahankan jalan nafas yang paten
 Monitor vital sign
 Monitor pola nafas
Kolaborasi :
 Berkolaborasi dengan dokter tentang pemberian expectoran
 Berkolaborasi dengan dokter tentang pemberian oksigen

c. Dx.3 Kurang pengetahuan keluarga b.d kurangnya informasi


Mandiri:
 Kaji tingkat pengetahun keluarga
 jelaskan tentang proses penyakit kepada keluarga
 jelaskan tentang program pengobatan dan alternative
pengobatan
 diskusikn pilihan terapi atau penanganan
 eksplorasi kemungkinan sumber atau dukngan, dengan cara
yang tepat.

d. Dx.4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d


intake tidak adekuat
Mandiri:
 Kaji keluhan mual dan muntah pasien
 Timbang dan catat berat badan pasien
 Jelaskan manfaat nutrisi makanan bagi pasien
 Anjurkan keluarga pasien makan tapi sering
 Anjurkaan pasien makan selagi hangat
 Pantau asupan dan haluaran

Kolaborasi:

 Kolaborasi dengan tim ahli gizi

Evaluasi

Dx.1 Hipertermi b.d kejang demam

S: keluarga mengatakan demam sudah menurun

O:Kulit masih teraba hangat,

Suhu :37.2ºC

A: masalah teratasi sebagian

P: lanjutkan intervensi

Dx.2. Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan otot pernafasan

S: keluarga mengatakan sesk nafas pasien berkurang

O: klien sedikit tampak sesak nafas

A: masalah teratasi sebagian

P: lanjutkan intervensi
Dx.3. Kurang pengetahuan keluarga b.d kurangnya informasi

S: keluarga mengatakan sedikit paham dengan penjelasannya

O: keluarga tampak memahami

A:masalah teratasi sebagian

P: lanjutkan intervensi

Dx.4 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak
adekuat

S: Pasien sudah tidak merasa mual dan muntah,

O: Tampak rileks

A: masalah teratasi sebagian

P: lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai