Anda di halaman 1dari 27

THERMODINAMIKA DAN PENGGERAK MULA

CRITICAL JOURNAL REVIEW

1. Sistem Kontrol Torsi pada Motor DC


2. Rancang Bangun Jangkar Motor DC
3. Perancangan Alat Pengaturan Kecepatan Motor DC Shunt
Menggunakan Rangkaian DC Chopper Berbasis Komputer

NAMA MAHASISWA :
NIM :
SEMESTER / TA : GENAP / 2018 - 2019
DOSEN PENGAMPU : ARWADI SINURAYA, ST, MT

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas “Critical Jurnal Review Mesin-Mesin
Listrik” dengan tepat waktu meskipun masih banyak terdapat kekurangan. Dan juga penulis
berterima kasih pada Bapak Arwadi Sinuraya, ST, MT selaku dosen di Prodi Teknik elektro
yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.

Penulis sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna.

Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun.

Medan, 16 Maret 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Identitas jurnal (tiap jurnal)

BAB II REVIEW JURNAL

A. REVIEW JURNAL 1

B. REVIEW JURNAL 2

C. REVIEW JURNAL 3

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan dan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN

A. Identitas Jurnal

JURNAL I

1. JUDUL JURNAL : Sistem Kontrol Torsi pada Motor DC


2. PENULIS : Arifin Wahid Ibrahim, Triyogatama Wahyu Widodo, Tri Wahyu Supardi
3. KOTA TERBIT : -
4. PERNERBIT : -
5. TAHUNTERBIT : April 2016
6. ISSN : 2088-3714
7. JUMLAH HALAMAN : 12 Halaman

JURNAL II

1. JUDUL JURNAL : Rancang Bangun Jangkar Motor DC


2. PENULIS : Moh. Nur Yuski, Widyono Hadi, Azmi Saleh
3. KOTA TERBIT : Jember
4. PERNERBIT : BERKALA SAINSTEK
5. TAHUN TERBIT : 2017
6. ISSN : 2339-0069
7. JUMLAH HALAMAN : 6 Halaman

JURNAL III

1. JUDUL JURNAL : Perancangan Alat Pengaturan Kecepatan Motor DC Shunt


Menggunakan Rangkaian DC Chopper Berbasis Komputer
2. PENULIS : Yusmartato
3. KOTA TERBIT : Medan
4. PERNERBIT : -
5. TAHUN TERBIT : 2016
6. ISSN : 2502 – 3624
7. JUMLAH HALAMAN : 7 Halaman
BAB II
PEMBAHASAN
JURNAL I (APRIL 2016)

1. Latar Belakang :
A. Alasan :

Kemajuan teknologi saat sekarang ini begitu cepat mempengaruhi seluruh aspek pada
kehidupan ini. Tidak bisa dipungkiri lagi, kebutuhan akan teknologi begitu besar bila
dibandingkan beberapa dekade yang lalu. Salah satu akibatnya, adanya persaingan global,
terutama dibidang industri. Beberapa pelaku industri membangun atau meng-upgrade sistem di
Industri untuk menghasilkan produk yang unggul dari para pesaingnya , fokus pada kecepatan
dalam menghasilkan suatu produk. Salah satu yang mempengaruhi ialah motor elektrik.
Kebutuhan akan motor elektrik merupakan kebutuhan pokok untuk memajukan suatu industri.
Proyeksi kebutuhan akan motor elektrik di dunia akan meningkat 6,5 % setiap tahun.

Wilayah Asia/Pasifik yang memiliki penjualan terbesar. Data ini menunjukkan bahwa motor
elektrik, salah satunya motor DC sangat berperan penting dalam kecepatan produksi dan kualitas.
Namun, seringkali dalam penggunaan motor DC di lingkungan industri mengalami kesulitan
dalam hal pengaturan nilai torsi . Untuk itu, diperlukan sistem kontrol motor DC yang dapat
diatur kecepatan dan torsinya. Banyak pelaku industri mengeluhkan kerusakan pada motor DC
disebakan beban yang diangkut motor melebihi kemampuan torsi motornya.

Berdasarkan permasalahan tersebut dibuatlah sistem kontrol torsi motor DC. Sistem kontrol
torsi dibuat dengan cara mengatur arus armaturnya pada motor DC penguat terpisah dengan
kondisi arus fieldnya tetap. Sistem kontrol torsi ini bersifat dua level yaitu, sistem kontrol
kecepatan dan sistem kontrol arus sehingga sinyal keluaran sistem kontrol kecepatan akan
menjadi sinyal reference arus maka Hal iniah yang melatarbelakangi penulisan penelitian
tersebut.

B. Tujuan :

Untuk lebih memahami pengaturan nilai torsi. Dimana kerap terjadi yaitu variabel torsi pada
motor DC sulit untuk diukur sehingga hanya bisa mencari estimasi variabel torsi.

C. Teori :
Dalam jurnal tersebut memuat teori dasar tentang :

a. Prinsip Motor DC Penguat Terpisah

Motor DC penguat terpisah merupakan salah satu dari jenis motor DC yang dapat menambah
kemampuan daya dan kecepatan karena memiliki fluks medan (Ф) yang dihasilkan oleh
kumparan medan, yang terletak secara terpisah dan mempunyai sumber pembangkit tersendiri
berupa tegangan DC sehingga jenis motor DC penguat terpisah ini sangat memungkinkan untuk
dapat membangkitkan fluks medan (Ф) bila dibandingkan dengan motor DC magnet permanen.
Karena motor DC penguat terpisah mempunyai fleksibilitas dalam pengontrolan.

b. Kontrol PI

Karakteristik dari kontrol tersebut terdiri dari dua bagian, yaitu sebuah kontrol integral dan
sebuah kontrol proporsional.Kontrol proporsional dapat menghilangkan error dan mempercepat
respon sedangkan kontrol integral dapat menurunkan overshoot dan mempercepat steady state.

c. Tacho Generator

Tacho generator adalah sebuah generator kecil yang membangkitkan tegangan DC ataupun
tegangan AC.

Metode :

A. Subjek penelitian :

Penelitian ini dilakukan pada a proses penipisan baja di industri baja besar PT Krakatau
Steel, khususnya divisi CTCM (Continous Tendem Cold Mill)..

B. Teknik pengambilan data :


Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dokumentasi,
perancangan system dan tes.

C. Alat pengumpulan data :

Dokumentasi dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Arifin Wahid Ibrahim, Triyogatama
Wahyu Widodo, Tri Wahyu Supard dan hasil perancangan system yang telah dilakukan di PT.
Krakatau Steel.

D. Analisis data :

Teknik secara deskriptif dan observasi. Teknik secara deskriptif ialah Merupakan teknik
analisis yang digunakan untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan
data data yang sudah dikumpulkan seadanya tanpa ada maksud membuat generalisasi dari hasil
penelitian. Yang termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif diantaranya seperti
penyajian data kedalam bentuk grafik, tabel, presentase, frekwensi,diagram, grafik, mean, modus
dll. Dan teknik observasi merupakan sebuah teknik yang dilakukan dengan cara mengamati

secara langsung suatu keadaan atau pun situasi dari sebuah subjek penelitian.

Hasil dan pembahasan

A. Hasil :

Berdasarkan hasil implementasi pada konstruksi motor bor yang telah terpasang tacho
generator, didapatkan hasil karakteristik motor pada Tabel 1 :
Hasil data Tabel 1 didapat dengan kondisi tanpa beban pada rotor tacho dan pemilihan
tegangan armatur maksimum sedangkan pemilihan tegangan field dipilih tegangan minimum
pada label trafo step down. Berdasarkan data karakteristik Tabel 1, dengan perumusan kecepatan
motor kita bisa menentukan konstanta kecepatan motor ini. Sehingga nilai rata-rata konstanta (c)
untuk motor DC penguat terpisah ialah 0,442. Sehingga persamaan kecepatan motor DC penguat
terpisah menjadi persamaan (11).

3.1 Pengujian Torsi Motor

Nilai torsi yang dihasilkan oleh motor DC ditentukan dengan nilai konstanta torsi motor.
Untuk itu, kita harus menentukan nilai konstanta torsi motor dengan cara membuat lengan beban
yang dipasang pada rotor motor seperti terlihat pada Gambar 12.

Dengan asumsi nilai momen kopel lengan beban yang besarnya sebanding, tetapi arah
resultan gayanya berlawanan. Sehingga mencapai titik kesetimbangan antara momen kopel
beban dan torsi motor. Data hasil terlihat pada Tabel 2
Pada Tabel 2 merupakan hasil implementasi yang menunjukkan nilai variasi beban
mempengaruhi simpangan (x) yang dihasilkan oleh torsi motor. Simpangan (x) ini merupakan
nilai jarak perpindahan beban dari posisi awal hingga keadaan setimbang dalam lintasan
lingkaran yang diukur terhadap sumbu x. Keadaan setimbang diartikan motor tidak mempu lagi
memutarkan beban setelah beban berpindah sebelumnya dari titik awal. Sehingga nilai konstanta
bisa didapat dari penurunan persamaan (12).

∑Mbeban = ∑τefektif motor (12)

(Wlengan beban .0.5 . X) + (Wbeban . X) = k . If . IA (13)

Dengan persamaan (13) kita bisa menentukan nilai tetapan torsi efektif motor. Hasilnya
dapat dilihat pada Tabel 3. Sehingga didapat nilai tetapan torsi motor efektif sebesar 0.918 NmA-
2. Sehingga kita bisa menentukan hubungan nilai torsi dengan arus armaturnya.
Dari hubungan antara torsi motor dan arus armaturnya didapat persamaan dari Gambar 13
tersebut. Sehingga kita bisa menentukan nilai torsi motor (y) berdasarkan nilai arus reference (x)
dengan persamaan (14).

Kemudian untuk menguji bahwa hasil sistem kontrol torsi ini bekerja, kita melakukan
pengujian torsi terhadap variasi beban. Berdasarkan hasil pengamatan motor akan berjalan pada
arus reference bernilai 0,45 A. Kemudian nilai torsi efektif yang dapat dikontrol, maksimum
pada arus reference 0,63 A karena beban uji maksimum yang disediakan sebagai beban rotor
motor.terbatas yaitu 3690 gram. Oleh karena itu, kita bisa melihat sistem kontrol torsi bekerja
baik pada arus reference 0,45 A – 0,63 A. Berikut hasil pengujianya pada Gambar 14.

Dari Gambar 14 tersebut terlihat bahwa sistem kontrol torsi bekerja sesuai dengan yang
diharapkan dengan berprinsip bahwa dengan mengendalikan arus armatur, secara otomatis kita
mengendalikan torsi efektif motor.

Pembahasan :

1. Pengujian Kontrol PI

Dengan menggunakan metode osilasi Ziegler-Nichols kita bisa mendapatkan grafik optimum.
Untuk itu, kita mengambil tiga sampel grafik optimum dengan acuan metode osilasi Ziegler-
Nichols. Pertama, stabilkan sinyal kontrol kecepatan dengan cara mencari nilai Kp yang dapat
membuat sinyal kontrol berosilasi konstan. Berikut hasil sinyal kontrol kecepatan yang sudah
memiliki osilasi konstan seperti Gambar 15
Setelah mendapatkan nilai Kp yang dapat membuat sinyal berosilasi konstan. Selanjutnya
kita mengambil tiga sampel grafik yang mendekati grafik optimum.
Dari ketiga sampel tersebut, kita memilih grafik optimum berdasarkan nilai settling time
cepat, offset minimum, dan nilai overshoot minimum. Kita lihat grafik Gambar 16 terlihat bahwa
nilai settling time sekitar 2,2 sekon, nilai offset bisa mencapai 2 volt, dan overshoot sekitar 20%.
Kemudian kita lihat grafik selanjutnya Gambar 17 menunjukkan nilai settling time sekitar 2
sekon, nilai offset bisa mencapai 2 volt, namun osilasi rendah bila dibandingkan grafik Gambar
16. Kemudian nilai overshoot sekitar 25%. Selanjutnya grafik Gambar 18 terlihat sinyal
memiliki nilai settling time sekitar 2,6 sekon, nilai offset sekitar 1 volt - 2 volt, dan overshoot
25%. Dari hasil pengamatan dan analisis grafik didapat bahwa grafik kedua pada Gambar 17
merupakan grafik terbaik. Karena grafik ini memiliki nilai settling time lebih cepat dibandingkan
dua grafik lainnya. Pengambilan grafik optimum kontrol arus juga menggunakan metode yang
sama. Gambar 19 merupakan hasil grafik optimumnya.
2. Kesimpulan :
Dari penelitian yang sudah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Penelitian ini mampu mengimplementasikan sistem kontrol torsi motor DC penguat


terpisah.

2. Motor DC penguat terpisah pada penelitian ini memiliki karakteristik nilai tetapan
kecepatan motor (c = 0,442) dan tetapan torsi motor (k = 0.918 NmA-2).

3. Nilai torsi dapat diatur dari 0 – 0,243 Nm pada maksimum beban 3690 gram dengan
arus nominal 0,8 A.

4. Grafik optimum sinyal kontrol kecepatan berada pada nilai Ki = 2,640 dan Kp =
1,042.

5. Grafik optimum sinyal kontrol arus berada pada nilai Ki = 2,351 dan Kp = 0.117

JURNAL II ( 2017 )
1. Latar belakang
A. Alasan
Dengan kemajuan teknologi saat ini motor DC dituntut untuk memiliki karakteristik yang
handal dan efesien. Untuk memperoleh karateristik yang handal dan efisien telah banyak
dilakukan pengaturan dan modifikasi terhadap motor DC, baik pada Stator maupun pada Rotor
(jangkar).
B. Tujuan
Pada penelitian ini dilakukan rancang bangung jangkar motor DC agar memperoleh
karakteristik motor yang handal dan efisien.

C. Teori
A. Motor DC magnet permanen
Motor DC magnet permanen adalah motor arus searah dengan stator yang menggunakan
magnet permanen.
Adanya medan magnetic disekitar arus listrik dibuktikan oleh Hans Christian Oersted
melalui percobaan. Gaya yang diberikan satu magnet terhadap yang lainnya dapat dideskripsikan
sebagai interaksi antara suatu magnet dan medan magnet dari yang lain.
T =F r sin θ
Ket :
T = Torsi
F = Gaya = B.I.L
r = Jari-jari
θ = sudut
P× 60
n=
T ×2 π
Ket :
n = Kecepatan Putar (Rpm)
P = Daya (watt)
Ea I a=T ωm
Ket :
Ea = Tegangan Jangkar
Ia = Arus Jangkar
2 πn
ωm = , Kecepatan sudut
60
B. Konstruksi Motor DC

1. Stator Motor DC

Stator adalah bagian yang berfungsi sebagai rangkaian magnetik yang mempunyai sepasang
kutub medan yang terpasang pada bagian dalam stator.
2. Jangkar atau rotor motor DC

Jangkar atau Jangkar berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi gerak dalam bentuk
gerak putar. Jangkar terdiri dari poros baja dimana tumpukan kepingkeping inti yang berbentuk
silinder dijepit. Pada inti jangkar terdapat aur-alur dimana lilitan jangkar diletakkan.

3. Komutator

Konstruksi dari komutator terdiri dari batangan tembaga yang dikeraskan (drop forged) yang
diisolasi dengan sejenis mika. Fungsi komutator ini adalah mengumpulkan arus induksi dari
konduktor jangkar dan mengkonversikan menjadi arus searah melalui sikat.

4. Sikat (Brush)

Sikat terbuat dari karbon, graphite, logam graphite atau campuran karbon dan grafit yang
dilengkapi dengan pegas penekanan dan kontak sikatnya. Sikat biasanya dipasang dengan
menumpangkannya pada sisi komutator untuk menyuplai listrik ke motor.

3. Metode

A. Eksperimen

Metode yang digunakan adalah dengan merubah sudut dan arah alur jangkar Motor Dc.
Motor dc normal yang awalanya memiliki alur lurus dirubah arahnya ke kanan dan ke kiri
sebesar 30º.

B. Objek penelitian

Untuk penelitian kali ini penulis akan melakukan penelitian pada bagian rotor dan
menggunakan motor DC sebagai objek penelitian.

Pada penelitian ini digunakan motor DC 24 V dengan karaketrisrik konstruksi pada rotor
yaitu jumlah alur 7, lilitan 54, diameter tembaga 0,35 mm, panjang jangkar cm dan konstruksi
kumpuran yang digunakan kumparan jerat. Sedangkan stator menggunakan magnet permanet 2
kutub.

C. Teknik pengumpulan data

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (experimental research). Atau


lebih tepatnya menggunakan metode observasi non partisipan, dimana dengan melakukan
pengamatan terhadap hasil yang diperoleh dari alat yang digunakan di saat dalam melakukan
penelitian.

D. Alat pengumpulan data

Lembar observasi, peneliti pastilah menulis dan menyusun setiap data atau hasil yang
didapat dari setiap pengujian yang dilakukannya. Seperti perbandingan data yang dihasilkan dari
setiap pengujian yang dilakukannya

E. Analisis data

Analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif, karena penyajian datanya yang
dideskripsikan dengan menggunakan grafik perbandingan.

3. Hasil dan pembahasan

A. Perancangan Alur Miring Jangkar Motor DC

Berikut adalah hasil modifikasi alur jangkar motor DC.


B. Analisa Pengaruh Perubahan Sudut dan Arah Alur Jangkar Motor DC

Dari analisa grafik perbandingan


nilai RPM motor DC dari ketiga motor
Normal, Kanan dan Kiri, terlihat
bahawa RPM akan semakin besar jika
tegangan yang masuk ke rotor motor DC
semakin besar. Hal ini sesuai dengan
teori yang menyatakan bahawa
kecepatan putar motor berbanding lurus
dengan tegangan yang masuk pada
motor. Dari ketiga nilai RPM motor DC
terlihat nilai RPM pada motor DC yang
telah dimodifikasi baik miring ke kanan
maupun ke kiri memiliki nilai RPM
yang lebih besar daripada nilai RPM
motor DC Normal. Sedangkan nilai
RPM motor DC miring ke kanan dan miring ke kiri memliki nilai RPM yang hampir sama. hal
ini disebabkan karana ada perubahan kemiringan alur pada rotor motor DC sehingga mejadikan
nilai RPM pada motor DC lebih besar.

Dari data torsi motor DC yang


diperoleh dapat dilihat bahwa torsi pada
motor DC kanan dan kiri memiliki nilai
torsi yang lebih kecil dibanding nilai torsi
pada motor DC normal. Hal ini
disebabakan karana berubahnya derajat
alur, yang semula alur jangkar motor DC
sebesar 90 derajat dirubah sebesar 30
derajat ke kanan dan ke kiri. Untuk nilai
torsi motor DC kanan dan kiri, memiliki
nilai torsi yang sama. Untuk torsi awal
motor DC alur jangkar yang dimodifikasi
lebih besar dibandingkan motor DC
normal, hal dipengaruhi oleh besar arus
yang masuk pada motor DC yang
dimodifikasi lebih besar daripada arus pada motor DC normal. Nilai torsi motor DC normal lebih
besar dibanding motor DC kanan dan kiri ketiga tegangan 16 v sampai 24 v.

C. Analisa Kerja Motor DC pada Tegangan Nominal

Motor DC alur jangkar miring


ke kanan dan ke kiri memiliki nilai
RPM yang lebih besar dan Torsi yang
lebih kecil dibandingkan dengan
motor DC alur lurus atau Normal
disebabkan karena perubahan sudut
alur. Hal ini sesui dengan rumus T =
B I L r sin θ . Dari nilai teta terlihat
bahwa motor DC alur lurus akan
memiliki torsi yang lebih besir
dibanding motor DC alur jangkar miring kanan dan kiri yaitu 1 : 0,866 . Sedangkan untuk nilai
torsi motor DC alur jangkar miring kanan dan kiri memiliki nilai torsi yang sama, hal ini dapat
dilihat pada perbandingan nilai sin⁡θ° yang memiliki nilai yang sama sebesar 0,866.

4. Kesimpulan
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tentang pengaruh perubahan kemiringan sudut alur dan arah miring
sudut alur pada motor DC magnet permanent dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut:

1. Dengan mengubah derajat kemiringan alur jangkar motor DC sebesar 30 derajat baik ke kanan
maupun ke kiri, akan memperbesar nilai RPM pada motor DC dan memperkecil nilai Torsi pada
motor DC.

2. Dengan menggubah arah kemiringan dengan besar derajat yang sama sebesar 30 derajat akan
diperoleh hasil RPM dan Torsi yang sama pada Motor DC.

3. Pada saat motor DC bekerja pada tegangan nominal 24 V, diperoeleh nilai torsi motor DC
normal yang lebih besar yaitu 0,01092 Nm daripada torsi pada motor DC miring ke kanan dan
miring ke kiri yaitu sama sama memeiliki torsi sebesar 0,0102 Nm.

4. Pada saat motor DC bekerja pada tegangan nominal 24 V, motor DC yang telah dimodifikasi
30 derajat ke kanan dan ke kiri memiliki RPM yang lebih besar daripada motor DC Normal yaitu
3823 dan 3849 dan RPM normal 3569.

B. SARAN

Dari hasil penelitian penulis menyarankan untuk dilakukan penelitian dengan


membandingkan besar sudut alur jangkar. Saat melakukan modifikasi jangkar rotor dengan
variasi sudut sebesar 30°, 45°, 60°, 90° dan pengujian dilakukan dengan menggunakan beban.
JURNAL III (Februari 2016)

3. Latar Belakang :
D. Alasan :

Motor merupakan suatu alat pengubah energi listrik menjadi energi gerak dalam bentuk
putaran energi, gerak motor di gunakan untuk menghasilkan suatu proses industri misalnya
menggiling atau mencetak dalam menggendalikan besar energy yang di keluarkan oleh motor
adalah dengan menggendalikan kecepatanya.

Pengaturan kecepatan motor dc banyak dilakukan dengan cara, seperti kontaktor, relay, dan
modulasi lebar pulsa pengendalian kecepatan motor dalam teknologi elektronika menggunakan
teknik pengoperasian modulasi lebar pulsa dengan mengendalikan penyulutan sudut phasa
listrik, dapat mempermudah pengendalian kecepatan putaran motor. Dengan terjadinya
perubahan penyulutan sudut phasa, maka terjadi perubahan tegangan. Perubahan tersebut
menggakibatankan perubahan kecepatan putaran motoe sehingga diharapkan menghasilkan
produksi yang optimal.

Energi listrik yang menghasilkan motor dc shunt sangat dipengaruhi oleh kecepatan
putarannya. Dengan kata lain, maka motor harus mampu mempertahankan kecepatan putaranya
sehingga energi listirk yang dihasikan motor dc shunt tetap stabil. Oleh karena itu diperlukan
sistem yang dapat mengendalikan putaran motor berbasis mikrokontroller AT89S51 agar motor
dc shunt tetap fokus mempertahankan kecepatan putanya.

E. Tujuan :

Merancang suatu system kendali kecepatan motor yang dilengkapi dengan komputer yaitu
alat pengatur kecepatan motor dc shunt mengunakan mikrokontroler yang mengatur sinyal-sinyal
dc chopper atau sinyal dc terputus-putus, sebagai input system di gunakan computer atau laptop
yang di program dengan bahasa pemograman basis 6,0.

F. Teori :
Motor dc shunt

Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara paralel dengan
gulungan dinamo (A). Oleh karena itu total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan
dan arus dinamo. Karakteristik kecepatan motor DC tipe shunt adalah : Kecepatan pada
prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torque tertentu setelah kecepatannya
berkurang) dan oleh karena itu cocok untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang
rendah, seperti peralatan mesin.

Rangkaian DC Chopper

Salah satu aplikasi elektronika daya adalah converter DC-DC atau yang lazim disebut DC
Chopper. Converter DC-DC berfungsi untuk mengkonversi tegangan masukan searah konstan
menjadi tegangan keluaran searah yang dapat divariasikan berdasarkan perubahan duty cycle
rangkaian control Chopper nya.

DC Chopper (Pengubah daya DC - DC)

Pengubah daya DC-DC (DC-DC Converter) tipe peralihan atau dikenal juga dengan sebutan
DC Chopper dimanfaatkan terutama untuk penyediaan tegangan keluaran DC yang bervariasi
besarannya sesuai dengan permintaan pada beban.

Aplikasi DC Chopper

Gambar Rangkain aplikasi DC chopper


MOSFET memungkinkan arus dari baterai untuk melewatinya, tapi bila memungkinkan arus
melewatinya diatur oleh gelombang pulse modulasi (PWM). The PWM menciptakan
kacangkacangan, dan bagian tinggi pulsa ini menyalakan MOSFET. Semakin lama MOSFET
diaktifkan, semakin cepat motor berputar.

Mikrokontroller AT89S51

Mikrokontroller, sesuai namanya adalah suatu alat atau komponen pengontrol atau
pengendali yang berukuran kecil ( mikro ) sebelum mikrokontroller ada telah terlebih dahulu
muncul apa yang disebut mikroprosesor.

4. Metode :
E. Eksperimen :
Metode yang digunakan dalam proses penelitian atau rancangan dalam metode riset dan
penggembangan yaitu meneliti dan menggembangkan suatu objek yang menjadi bahan
pembahasan. Kemudian merancang, mengguji dan menyempurnakan suatu rancangan hingga
dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari.

F. Subjek penelitian :

Penelitian ini makukan perancangan dengan bahan-bahan yang digunakan yaitu: 1 unit
computer atau laptop, 1 motor dc shunt, 1 buah trafo daya ( step down ), 1 unit rangkaian
controller , Transistor-transistor, Kapasitor, Diode penyearah, 1 kabel perantara ( interples
computer ) serta bahan-bahan pendukung seperti kabel, timah dan sebagainya

Sedangkan alat yang digunakan dalam proses perancangan yaitu:


a. Alat-alat ukur seperti voltmeter, ampermeter, osiloskop dan sebagainya
b. Alat-alat pertukagan seperti mesin bor, gergaji, toolset dan sebagainya

G. Teknik pengambilan data :

Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu.


1. Mencari dan mempersiapkan data-data mentah maupun informasi yang berkaitan dengan
rancangan sebagai bahan kajian dan ajuan dalam proses perancangan
2. Melakukan pendataan setelah rancangan selesai melalui penggukuran-penggukuran dan
pengujian yang dilakukan
3. Menganalisa data-data hasil penggukuran dan membandingkan dengan data-data yang
diperoleh standarisasi untuk mencari error dari system yang dirancang

H. Alat pengumpulan data :

Lembar observasi, peneliti pastilah menulis dan menyusun setiap data atau hasil yang didapat
dari setiap pengujian yang dilakukannya. Seperti perbandingan data yang dihasilkan dari setiap
pengujian yang dilakukannya.

I. Analisis data :

Teknik secara deskriptif karena penyajian datanya dengan mendeskripsikan atau


menggambarkan data data yang sudah dikumpulkan kedalam bentuk grafik, tabel, presentase,
frekwensi,diagram, grafik, mean, modus dll.

5. Hasil dan pembahasan


B. Hasil :

Pengujian Secara Keseluruhan

Dalam pengujian keseluruhan ini kita dapat mengetahui bagaimana bentuk gelombang dari
pengaturan Kecepatan motor dc shunt yang dikendalikan oleh komputer. Dari hasil pengujian ini
kita dapat mengetahui sistem kerja dari pada alat tersebut.

Analisa Dan Pengukuran Pulsa DC Chopper


Pulsa FWM sebagai Ic Chopper diperlihatkan pada gambar berikut :
Kecepatan Amplitudo I
Untuk mengukur suatu tegangan DC maka osiloskop diatur untuk menampilkan suatu jejak
berkas sinar. Langkah berikutnya adalah mengaatur garis acuan dan hal ini dilukiskan dalam
Gambar 4. Saklar pemilih masukan diletakkan dalam posisi GND dan pengatur  VERT SHIFT
untuk menepatkan jejak berkas sinar terhadap  garis tengah.

Gambar 4.Mengatur Garis Acuan Pada Osiloskop


Apabila garis acuan sudah ditempatkan maka kemudian pindahkan saklar pemilih masukan
ke posisi DC. Dengan demmikian ini menghubungkan tegangan masukan ke masukan CRO.
Tegangan DC akan ditampilkan sebagai sebuah garis lurus karena garis ini adalah suatu tegangan
yang konstan dan posisi garis akan tergantung pada besarnya tegangan DC. Saklar VOLT/DIV
dalam posisi 2 V/DIV dan jejak berkas sinar tampak kirakira 2,4 cm ( 2,4 kotak = 2,4 cm).
Tegangan Pulsa : 2 v/cm x2,4 cm (2,4 cm = 2,4 kotak) = 4,8 volt
T on = 1x5ms = 5ms
T off = 9x5ms = 45ms
T = 10x5ms = 50ms

Kecepatan Amplitudo II T = 10x5ms = 50ms


Tegangan Pulsa : 2 v/cm x2,4 cm (2,4 cm = 2,4
kotak) = 4,8 volt Kecepatan Amplitudo IV
T on = 2x5ms = 10ms Tegangan Pulsa : 2 v/cm x2,4 cm (2,4 cm = 2,4
T off = 8x5ms = 40ms kotak) = 4,8 volt
T = 10x5ms = 50ms T on = 4x5ms = 20ms
T off = 6x5ms = 30ms
Kecepatan Amplitudo III T = 10x5ms = 50ms
Tegangan Pulsa : 2 v/cm x2,4 cm (2,4 cm = 2,4
kotak) = 4,8 volt Kecepatan Amplitudo V
T on = 3x5ms = 15ms Tegangan Pulsa : 2 v/cm x2,4 cm (2,4 cm = 2,4
T off = 7x5ms = 35ms kotak) = 4,8 volt
T on = 5x5ms = 25ms Tegangan Pulsa : 2 v/cm x2,4 cm (2,4 cm = 2,4
T off = 5x5ms = 25ms kotak) = 4,8 volt
T = 10x5ms = 50ms T on = 8x5ms = 40ms
T off = 2x5ms = 10ms
Kecepatan Amplitudo VI T = 10x5ms = 50ms
Tegangan Pulsa : 2 v/cm x2,4 cm (2,4 cm = 2,4
kotak) = 4,8 volt Kecepatan Amplitudo VIII
T on = 6x5ms = 30ms Tegangan Pulsa : 2 v/cm x2,4 cm (2,4 cm = 2,4
T off = 4x5ms = 20ms kotak) = 4,8 volt
T = 10x5ms = 50ms T on = 9x5ms = 45ms
T off = 1x5ms = 5ms
Kecepatan Amplitudo VII T = 10x5ms = 50ms

Pengujian Kecepatan Motor


Pengukuran kecepatan motor yang diatur melalui komputer dari speed 1 sampai ke speed 8 dari
hasil pengukuran terlihat perbedaan kecepatan yang signifikan antara speed 1 sampai ke speed 8.

Tabel 2, merupakan hasil pengukuran kecepatan motor


yang berguna untuk menguji apakah apakah kecepatan
motor telah bekerja secara maksimal
C. Pembahasan :

Rancangan DC Motor Shunt yang dikendalikan melalui computer dapat


digambarkan seperti diagram berikut dimana system merupakan suatu system
kendali kecepatan putaran berdasarkan pengaturan lebar pulsa atau umumnya
disebut dc chopper.
System terdiri dari sebuah computer dan seperangkat rangkaian penggendali
yaitu rangkaian control digital, aliran proses system control kecepatan dimulai
dari sent pein yang diberikan oleh user melalui sebuah computer yaitu besar
kecepatan yang di inginkan kemudian computer mengirim data dari kecepatan
yang di inginkan ke rangkaian pengendalian melalui Inter Ples RS 232 data
tersebut.
Kemudian di baca oleh Mikrokontroller dan di perifikasi menjadi suatu
bentuk pulsa untuk mengendalikan motor, dengan mengatur lebar pulsa kecepatan
motor dapat diatur dan di kendalikan. Makin besar lebar pulsa AIGH makin cepat
motor berputar dan sebaliknya makin kecil pulsa AIGH makin lambat motor
berputar.

6. Kesimpulan :

1. Pengaturan kecepatan sebuah motor dc shunt pada rancangan ini menggunakan konsep
dc chopper yaitu pulsa-pulsa yang di berikan pada motor dengan demikian sinyal kendali
ke motor berbentuk diskrip ( tidak kontinyu ) makin besar pulsa yang di berikan oleh
motor makin cepat putaran motor.

2. Metode pengendali dengan dc chopper merupakan metode pengendalian yang paling


efesien Karena rugi-rugi disipasi daya yang terjadi pada kendali kontitu dapat di
hilangkan dengan demikian efesien pengunaan daya lebih oktimal.

3. System control menggunakan visi pada umumnya di gunakan pada industri-industri


besar yang membutuhkan otomatisasi system kelistrikan pulsanya mengatur kecepatan
computer dari ruangan operatot atau ruang control.,

26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari ketiga jurnal yang telah direview, penulis dapat menyimpulkan :
Pengaturan kecepatan sebuah motor dc shunt pada rancangan ini menggunakan konsep
dc chopper yaitu pulsa-pulsa yang di berikan pada motor dengan demikian sinyal kendali
ke motor berbentuk diskrip ( tidak kontinyu ) makin besar pulsa yang di berikan oleh
motor makin cepat putaran motor.

Penulis menyimpulkan dari peneltian jurnal bahwa semakin banyak jumlah modul yang
digunakan saat pengujian, maka daya yang dihasilkan akan meningkat.

B. Saran
Ketiga jurnal penelitian ini, diharapkan dapat disempurnakan untuk
meningkatkan baik dari ilmunya maupun perkembangan teknologi yang diterapkan. Dan
kami mengharapkan pembahasan maupun penelitian dari motor dc yang dilakukan baik
dari jurnal jurnal, dapat dikembangkan sehingga dapat perkembangan itudapat
bermanfaat bagi kehidupan.

27

Anda mungkin juga menyukai