Anda di halaman 1dari 3

A.

STIMULAN

Stimulan adalah zat yang dapat meningkatkan kerja organ-organ tubuh manusia
namun juga dapat menimbulkan efek negatif jika digunakan secara berlebihan, misalnya
penurunan berat badan, kerusakan syaraf hingga kematian.

EFEK-EFEK JANGKA PENDEK

Efek-efek jangka pendek zat stimulan termasuk keletihan, apatis dan depresi—rasa “jatuh”
yang menyusul rasa “high”. Keletihan yang segera dan yang berlangsung lama yang dengan
cepat berakibat si pengguna untuk membutuhkan narkobanya lagi. Dalam waktu tidak lama
dia tidak lagi ingin mencapai “high”, dia ingin merasa “enak”—merasa memiliki energi lagi.

EFEK-EFEK JANGKA PANJANG

Zat-zat stimulan bisa adiktif. Pemakaian stimulan dosis tinggi secara berulang dalam waktu
yang singkat dapat menyebabkan perasaan bermusuhan atau paranoia. Dosis tersebut
mungkin juga mengakibatkan suhu tubuh tinggi yang berbahaya dan detak jantung yang tidak
teratur.

Berdasarkan efek yang terjadi pada tubuh orang yang mengkonsumsi stimulan, ada 2 jenis
yaitu:

a) Obat yang bersifat stimulansia sedang :

Kafein dalam Kopi

Kafein adalah zat psikoaktif yang terdapat dalam tanaman kopi, daun teh dan
coklat. Zat kafein terbanyak terdapat pada kopi. Kafein dapat meningkatkan
gairah dan kesiagaan, tetapi juga dapat menimbulkan kecemasan (anxietas).

Nikotin dalam tembakau (rokok)

Nikotin bersifat racun. Zat inilah yang menyebabkan adiksi dalam rokok.
Nikotin dapat menstimulan susunan saraf pusat. Kadar nikotin dalam sebatang
rokok berkisar antara 1% sampai 4%.Sedangkan kadar nikotin yang masuk ke
paru-parau sekitar 0,25 mg dari setiap batang rokok yang di hisap. Dosis fatal
nikotin pada manusia adalah 60 mg.

Ephedrin yang digunakan untuk mengobati asma dan bronchitis

Sama seperti obat-obatan pada umumnya, ephedrine juga memiliki efek


samping penggunaan obat. Efek samping yang mungkin terjadi adalah
pandangan mata menjadi buram, kepala terasa pusing dan berat, detak jantung
tak menentu, kadang terlalu cepat, merasa panik, telinga terasa seperti
berdengung, iritasi perut, tremor, kehilangan selera makan, tubuh tidak bisa
beristirahat, gangguan tidur

b) Obat yang bersifat stimulansia kuat :


Kokain

Dalam bidang kedokteran, dulu kokain digunakan sebagai obat bius (anestesi)
local, tetapi sekarang tidak digunakan lagi. Penyalahgunaan pemakaiannya
dapat dengan cara ditelan, disedot melalui hidung, disuntik atau dihisap
melalui rokok. Kokain tergolong stimulan susunan saraf pusat. Pada dosis
rendah, dapat melambatkan denyut jantung, tetapi pada dosis tinggi dapat
meningkatkan denyut jantung sehingga tekanan darah naik. Penyalahgunaan
pemakaian kokain, dapat menimbulkan eksitasi ( perasaan senang sekali),
kesadaran yang berkabut, pernapasan tidak teratur, kejang dan tremor, pupil
melebar, denyut nadi bertambah cepat, tekanan darah naik ,rasa cemas dan
ketakutan, kokain dimetabolisasi secara cepat oleh hati , sehingga toleransi
cepat terjadi.

Amfetamin

Amfetamin juga dikenal dengan nama speed, uppers, whiz atau sulfat.Contoh
obat-obat penenang yang mengandung amfetamin adalah ektasi dan shabu-
shabu (SS). Bila dipakai terus-menerus, amfetamin dapat menimbulkan
ketergantungan fisik dengan gejala rasa lelah, apatis (sikap tak peduli),
depresi, rasa nyeri pada seluruh tubuh, gerakan motorik lamban, hipersomnia
(tidur terus) dan banyak mimpi.

B. DEPRESAN

Depresan berfungsi untuk mengurangi kegiatan sistem saraf sehingga menurunkan


aktivitas pemakainya. Ada 5 kategori utama depresan, yaitu sebagai berikut:
a. Etanol (etil alkohol)

Efek samping yang memungkinkan yang dapat terjadi dalam obat-obat yang
mengandung Ethyl Alcohol yaitu penyakit hati, penyakit kardiovaskular,
kerusakan sistem saraf, kanker, kegelisahan.

b. Barbiturat, mencakup obat-obat flu seperti seconal dan amytal

Barbiturat tergolong obat penenang yang digunakan untuk membantu agar cepat
tidur, menghalau kecemasan, ketegangan, dan frustasi. Efek samping yang umum
saat menggunakan barbiturat adalah pusing, ngantuk, merasa seperti sedang
mabuk, dan gangguan keseimbangan. Efek tersebut biasanya tidak membutuhkan
penanganan medis dan akan hilang dengan sendirinya. Meski demikian,
barbiturat juga dapat menyebabkan efek samping yang berat bila dikonsumsi
untuk jangka panjang atau tidak sesuai anjuran dokter, antara lain nyeri otot,
sendi, atau tulang, kelemahan otot, perdarahan, hilang nafsu makan, berat badan
menurun, penyakit kuning, nyeri dada.

c. Opiat, mencakup opium, morfin, kodoin, dan metadon


Morfin diperoleh dari getah tumbuhan Papaver somniferum. Berguna untuk
mennghilangkan/mengurangi rasa sakit, memberikan perasaan nyaman /gembira, dan
mengurangi perasaan cemas/gelisah.

d. Ganja

Mariyuana atau ganja adalah obat-obatan herba yang terdiri dari daun, bunga, dan
tunas tanaman Cannabis sativa. Beberapa efek ganja bagi tubuh adalah sebagai
berikut:
Paru-paru
Asap ganja diduga memiliki kandungan zat penyebab kanker 70% lebih banyak dari
asap rokok tembakau. Oleh karena itu, risiko Anda terkena kanker paru-paru pun
semakin tinggi, terutama jika pemakaian ganja dalam waktu lama.
Otak
Terlalu lama menggunakan ganja dapat menyebabkan gangguan pada kemampuan
berpikir, kehilangan memori, dan menghambat fungsi otak. Penelitian dengan
memanfaatkan pemindaian MRI otak menunjukkan adanya perubahan struktur di
bagian tertentu pada otak pengguna ganja dalam jangka panjang. Perubahan ini juga
memengaruhi kinerja otak.
Kesehatan mental
Biasa mengisap ganja diduga memperburuk atau meningkatkan risiko kambuhnya
gejala psikotik (psikosis) pada penderita skizofrenia. Selain itu, efek ganja juga bisa
menimbulkan halusinasi (melihat hal-hal yang tidak benar-benar ada), delusi (percaya
dan meyakini hal-hal yang tidak benar), rasa cemas, dan serangan panik. Penggunaan
ganja dalam jangka panjang juga memungkinkan seseorang untuk terkena gejala putus
obat, yang meliputi insomnia, perubahan mood, dan penurunan nafsu makan. Risiko
ketergantungan ganja juga bisa terjadi.
C. HALUSINOGEN

Efek halusinogen pada otak


Sejumlah zat dapat menyebabkan halusinasi yang dapat mengubah persepsi seseorang
terhadap realita/kenyataan. Dengan awalnya mengganggu interaksi sel saraf dan
serotonin neurotransmiter serotonin. Ini didistribusikan ke seluruh otak dan sumsum
tulang belakang, di mana sistem serotonin terlibat dalam pengendalian sistem
perilaku, perseptual, dan sistem tubuh. Ini juga mencakup perasaan, sensor lapar, suhu
tubuh, perilaku seksual, kontrol otot, dan persepsi sensorik.

Penggunaan LSD akan mengalami penglihatan kabur, pelebaran pupil, kelemahan


otot, dan gerakan denyut jantung, tekanan darah, serta suhu tubuh meningkat semua.

Anda mungkin juga menyukai