Anda di halaman 1dari 8

Seminar Nasional Matematika, Statistika, Pendidikan Matematika dan Ilmu 1

Komputer SENAMAS 2017, Unhas, Makassar – Indonesia, 11 - 12 Juli 2017

Interaksi antar Variabel Pengetahuan Matematika untuk


Mengajar dalam Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Sugilar
Universitas Terbuka

Abstrak
Tujuan penelitian ini ialah menganalisis interaksi antar variabel pengetahuan
matematika untuk mengajar (mathematical knowledge for teaching) yang dimiliki
guru dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Pengetahuan matematika dalam
penelitian ini terdiri dari (1) pengetahuan matematika umum (common
mathematical knowledge), (2) pengetahuan matematika wawasan (horizon
mathematical knowledge), dan (3) pengetahuan matematika khusus (specialized
mathematical knowledge). Pengetahuan matematika untuk mengajar dan hasil
belajar siswa dibatasi pada materi pembagian bilangan pecahan di sekolah dasar.
Metoda yang digunakan ialah quasi-eksperimen dengan rancangan faktorial
dengan tiga faktor dan masing-masing faktr 2 taraf (2x2x2). Sampel penelitian ini
terdiri dari 63 guru dan 1217 siswa. Teknik analisis yang digunakan ialah ANOVA
untuk rancangan faktorial 2x2x2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ketiga
variabel pengetahuan matematika tersebut masing-masing memberikan pengaruh
positif dan siginifikan terhadap hasil belajar siswa, meskipun effect size yang
dihasilkan oleh pengetahuan matematika wawasan tidak sebesar yang dihasilkan
oleh dua variabel lainnya, (2) terdapat interaksi antara variabel pengetahuan
matematika wawasan dengan pengetahuan matematika umum (F=36.61; alpha <
0.01) dan interaksi antara pengetahuan matematika wawasan dengan pengetahuan
matematika khusus (F=19.42; alpha < 0.01). Kesimpulan yang diajukan dalam
penelitian ini ialah bahwa pengetahuan matematika wawasan yang dikuasai guru,
meskipun tidak banyak berpengaruh langsung terhadap hasil belajar siswa, tetapi
berperan penting dalam mengaktifkan peranan variabel pengetahuan matematika
umum dan pengetahuan matematika khusus dalam meningkatkan hasil belajar
siswa dalam matematika.

Kata Kunci: pengetahuan matematika untuk mengajar, pengetahuan matematika


umum, pengetahuan matematika khusus, pengetahuan matematika
wawasan.

1. Pendahuluan
Pengetahuan matematika untuk mengajar (mathematical knowledge for
teaching) merupakan kajian yang berangkat dari asumsi bahwa seorang guru
membutuhkan pengetahuan matematika yang lebih dari sekadar materi matematika yang
diajarkannya. Seperti diungkapkan oleh Delaney [1] bahwa pengetahuan matematika
untuk mengajar mengandung pengetahuan matematika yang akan diajarkan, tetapi lebih
dari itu. Lebih lanjut, Delaney menjelaskan bahwa bagi orang yang bukan guru dapat
menjawab perkalian 35 x 25 dengan benar saja sudah cukup, tetapi bagi seorang guru
itu belum cukup. Sebagai contoh guru perlu memiliki pengetahuan untuk menilai
apakah jawaban siswa berikut ini benar dan dapat digeneralisasikan:
1. 35 x 25 = 125 + 750 = 875
2. 35 x 25 = 175 + 700 = 875
Seminar Nasional Matematika, Statistika, Pendidikan Matematika dan Ilmu 2
Komputer SENAMAS 2017, Unhas, Makassar – Indonesia, 11 - 12 Juli 2017

3. 35 x 25 = 25 + 150 + 100 + 600 = 875

Andaikan seorang guru mengetahui metoda digunakan untuk perkalian adalah


penyelesaian nomor 2. Jika siswa menggunakan penyelesaian 2 maka guru akan tidak
kesulitan mengenalinya. Tetapi, pengetahuan guru tersebut tidak mencukupi untuk
memahami penyelesaian 1 dan 3. Untuk penyelesaian 1, guru memerlukan pemahaman
hukum komutatif perkalian (yaitu 35 x 25 sama dengan 25 x 35). Untuk penyelesaian 3,
guru memerlukan pemahaman mengenai hukum distributif perkalian. Dari contoh ini
terlihat bahwa pengetahuan seorang guru untuk dapat mengerjakan soal matematika
perkalian 25 x 35 bukanlah pengetahuan yang cukup untuk mengajar, tetapi seorang
guru memerlukan penegtahuan untuk memeriksa berbagai metoda alternatif
penyelesaian, memeriksa struktur matematika dan prinsip serta menilai apakah
penyelesaian tersebut dapat digeneralisasikan atau tidak. Hal ini sejalan dengan yang
disampaikan oleh Lo & Luo [2] bahwa pengetahuan matematika untuk mengajar bukan
hanya digunakan untuk diajarkan langsung kepada siswa tetapi juga digunakan untuk
memeriksa berbagai metoda alternatif penyelesaian, memeriksa struktur matematika,
dan menilai apakah penyelesaian tersebut dapat digeneralisasikan atau tidak.
Salah satu skema pengetahuan matematika untuk mengajar yang banyak
digunakan dalam pendidikan matematika ialah yang diajukan oleh Ball, Thames, dan
Phelps [3], seperti ditampilkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Komponen Pengetahuan Matematika untuk Mengajar

Penelitian ini terkait dengan pengetahuan materi yang diajarkan (subject matter
knowledge) yang terdiri dari variabel pengetahuan matematika umum (common content
knowledge) (PMU), pengetahuan matematika khusus (specialized content knowledge)
(PMK), dan pengetahuan matematika wawasan (knowledge at the mathematical horzon)
(PMW) yang tampak pada bagian kiri pada Gambar 1. Sugilar [4] berhasil
mengidentifikasi pengetahuan materi matematika untuk mengajar pembagian bilangan
pecahan di sekolah dasar. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa untuk mengajar
pembagian bilangan pecahan di sekolah dasar secara efektif, guru dituntut menguasai
pengetahuan matematika umum yang meliputi (1) operasi hitung yang melibatkan
Seminar Nasional Matematika, Statistika, Pendidikan Matematika dan Ilmu 3
Komputer SENAMAS 2017, Unhas, Makassar – Indonesia, 11 - 12 Juli 2017

berbagai bentuk pecahan (pecahan biasa, campuran, desimal dan persen), (2)
menguraikan suatu bilangan pecahan sebagai hasil penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian dua buah pecahan yang dinyatakan dalam desimal dan persen,
(3) menyelesaikan soal cerita yang melibatkan pembagian bilangan pecahan. Hasil ini
didasarkan pada metoda Delphi yang diikuti oleh 23 pakar pendidikan matematika
terhadap yang dirumuskan dari kompetensi dasar pada kurikulum 2013. Selanjutnya,
Sugilar [5] melakukan identifikasi pengetahuan matematika wawasan untuk mengajar
pembagian bilangan pecahan di sekolah dasar dan menghasilkan delapan butir, yaitu:
(1) definisi formal bilangan rasional, (2) himpunan bilangan rasional sebagai himpunan
tak terhingga dan terbilang, (3) bukti bahwa himpunan bilangan rasional terbilang, (4)
operasi dalam bilangan rasional, (5) kesamaan dua bilangan rasional, (6) kelas ekivalen
bilangan rasional dalam relasi kesamaan, (7) himpunan bilangan rasional sebagai
sebuah grup, dan (8) pembagian sebagai invers perkalian, yaitu:
a a  b 1
a :b    a b 1
b b  b 1
Berdasarkan hasil identifikasi pengetahuan matematika untuk mengajar
pembagian bilangan pecahan di sekolah dasar tersebut di atas, Sugilar [6]
menyimpulkan bahwa pengetahuan matematika untuk mengajar yang dikuasai guru
memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Khusus untuk PMW, Sugilar
[7] menyimpulkan bahwa bahan ajar yang digunakan pada program Pendidikan Guru
SD pada FKIP-UT memiliki kandungan 50% dari PMW untuk mengajar pembagian
bilangan pecahan di sekolah dasar. Padahal penguasaan guru terhadap PMW
memberikan pengaruh peningkata keprcayaan diri (self-efficacy) dalam mengajar
pembagian bilangan pecahan [8].
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa pengetahuan matematika
untuk mengajar terdiri dari materi matematika yang langsung tampil untuk diajarkan
kepada siswa dan materi matematika yang tidak secara langsung ditampilkan pada saat
mengajar tetapi sebagai materi matematika yang dipahami guru untuk menilai berbagai
situasi terkait materi yang diajarkan. Dalam hal ini, PMU merupakan materi matematika
yang muncul pada saat pembelajaran yang perlu dikuasai siswa, PMK merupakan
materi yang dibutuhkan guru untuk mengajarkan PMU, sedangkan PMW merupakan
materi yang memperkuat PMU dan PMK. Tujuan penelitian ini menganalisis bagaimana
PMW berinteraksi dengan PMU dan PMK dalam mempengaruhi hasil belajar siswa.

3. Metoda Penelitian
Metoda penelitian ini menggunakan rancangan quasi-eksperimen dengan desain
faktorial 23, yaitu tiga variabel independen, yaitu penguasaan guru terhadap PMU,
PMW, dan PMK untuk mengajar pembagian bilangan pecahan di sekolah dasar, dengan
masing-masing dua taraf tinggi dan rendah. Variabel dependen pada penelitian ini ialah
penguasaan siswa terhadap pembagian bilangan pecahan yang diajarkan oleh guru yang
memiliki n variasi taraf penguasaan terhadap PMU, PMW, dan PMK. Prosedur
penelitian ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

 Sebanyak 63 guru dipilih dari tiga kabupaten di provinsi Bengkulu berdasarkan


usulan dari kantor dinas pendidikan setempat untuk diberikan pelatihan ketiga
komponen pengetahuan matematika untuk mengajar.
Seminar Nasional Matematika, Statistika, Pendidikan Matematika dan Ilmu 4
Komputer SENAMAS 2017, Unhas, Makassar – Indonesia, 11 - 12 Juli 2017

 Pada akhir pelatihan, guru-guru peserta pelatihan tersebut mendapatkan test ketiga
komponen pengetahuan matematika untuk mengajar. Pada tahap inilah dilakukan
pengukuran variabel independen.
 Berdasarkan hasil test untuk tiap komponen pengetahuan matematika untuk
mengajar, guru-guru tersebut dikelompokkan kedalam kelompok guru dengan
penguasaan tinggi dan rendah untuk tiap komponen pengetahuan matematika untuk
mengajar.
 Guru-guru tersebut kemudian mengajar pembagian bilangan pecahan kepada
siswanya di kelas masing-masing, dengan total jumlah siswa sebanyak 1152 siswa.
Pada akhir pengajaran siswa mendapatkan test penguasaan pembagian bilangan
pecahan. Pada tahap inilah dilakukan pengukuran variabel dependen.

Penelitian ini menggunakan rancangan quasi-experimen, bukan eksperimen


sebenarnya, disebabkan oleh keterbatasan dalam penetapan siswa kedalam perlakuan
yang tidak dapat ditetapkan secara acak karena siswa tersebut sudah melekat pada guru
tertentu. Quasi-eksperimen banyak digunakan dalam penelitian pendidikan karena
keterbatasan randomisasi subyek penelitian kedalam kelompok perlakun. Meskipun
memiliki keterbatasn dalam hal validitas internal, quasi-eksperimen memiliki kelebihan
dalam hal generalisasi hasil penelitian (Glass & Hopkins, [9]). Analisis data untuk
menguji perbedaan perlakuan menggunakan teknik ANOVA.

4. Hasil Penelitian
4.1 Pengujian Efek Komponen PMM

Tabel 1 menyajikan hasil analisis untuk menguji efek penguasaan guru pada masing-
masing komponen pengetahuan matematika untuk mengajar (PMU, PMW, dan PMK)
terhadap hasil belajar siswa.

Tabel 1.
ANOVA 2X2X2
Sum of Mean
Source df F Sig.
Squre Square
PMU 15193.35 1 15193.35 35.23 0.00
PMW 3178.81 1 3178.81 7.37 0.01
PMK 18795.13 1 18795.13 43.58 0.00
PMU * PMW 15791.24 1 15791.24 36.61 0.00
PMU * PMK 337.53 1 337.53 0.78 0.38
PMW * PMK 8373.91 1 8373.91 19.42 0.00
PMU* PMW *
PMK 868.79 1 868.79 2.01 0.16
Error 521463.90 1209 431.32
Total 2080625.00 1217
Corrected Total 564846.45 1216
Seminar Nasional Matematika, Statistika, Pendidikan Matematika dan Ilmu 5
Komputer SENAMAS 2017, Unhas, Makassar – Indonesia, 11 - 12 Juli 2017

Tabel 1 menunjukkan bahwa (1) penguasaan guru pada komponen PMU


berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa (F=35.23, p<0.05), (2) PMW yang
dimiliki guru berpengaruh signifikan terhadap hasil (F=7.37, p<0.05), dan (3) PMK
yang dikuasai guru berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa (F=43.58,
p<0.05). Dari Tabel 1 juga dapat dilihat bahwa terdapat interaksi antara PMU dan PMW
(F=36.61, p<0.05) dan interaksi antara PMW dan PMK (F=19.42, p<0.01).
Berdasarkan pembahasan di atas, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh positif dan signifikan dari masing-masing variabel PMU, PMK, dan
PMW yang dimiliki guru untuk mengajar matematika di sekolah terhadap hasil belajar
siswa dalam materi pembagian bilangan pecahan. Selain itu, terdapat interaksi yang
siginifikan antar PMW dan PMU serta PMW dan PMK. Pembahasan selanjutnya adalah
menganalisis secara deskriptif interaksi tersebut yang merupakan tujuan penelitian ini.

4.2 Interaksi

Pada Gambar 2 tampak bahwa varaibel PMW membedakan hasil belajar siswa
yang diajar oleh guru dengan PMU tinggi dan rendah. Untuk guru dengan PMW tinggi,
PMU yang dimiliki guru memberikan efek yang signifikan (garis solid) terhadap hasil
belajar siswa, yaitu bahwa hasil belajar siswa yang diajar oleh guru dengan PMU tinggi
mengahasilkan hasil belajar siswa yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang
diajar oleh guru dengan PMU rendah. Sedangkan untuk guru dengan PMW rendah,
perbedaan hasil belajar siswa yang diajar oleh guru dengan PMU rendah dan tinggi
menunjukkan hasil belajar siswa yang hampir sama (garis putus-putus). Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa PMU guru yang tinggi akan berfungsi dengan baik
untuk meningkatkan hasil belajar siswa bilamana guru tersebut memiliki PMW yang
tinggi. Sedangkan, bilamana guru tersebut memiliki PMW yang rendah maka PMU
yang tinggi maupun PMU yang rendah tidak banyak memberikan perbedaan terhadap
hasil belajar siswa yang diajarnya.

Gambar 2. Interaksi PMU dan PMW


Seminar Nasional Matematika, Statistika, Pendidikan Matematika dan Ilmu 6
Komputer SENAMAS 2017, Unhas, Makassar – Indonesia, 11 - 12 Juli 2017

Hasil ini menunjukkan bahwa PMU yang dikuasai guru memiliki pengaruh positif
terhadap hasil belajar siswa bilamana guru tersebut menguasai PMW pada taraf yang
tinggi. Dengan demikian, meningkatkan PMU saja belumlah cukup, perlu disertai
dengan peningkatan PMW. Ini membuktikan bahwa penguasaan guru terhadap materi
matematika yang diajarkan perlu ditunjang oleh penguasaan guru terhadap materi
matematika yang lebih lanjut untuk memberikan pengajaran yang lebih bermutu yang
tercermin dari hasil belajar siswa.
Dari Gambar 3 tampak bahwa PMK dan PMW berinteraksi dalam
mempengaruhi hasil belajar siswa. Guru dengan PMW yang tinggi dan juga PMK yang
tinggi memberikan perbedaan yang sangat besar dalam hasil belajar dibandingkan
dengan guru dengan PMW yang tinggi dan PMK yang rendah. Akan tetapi, untuk PMW
yang rendah (garis biru), perbedaan tersebut tidak sebesar untuk PMW yang tinggi,
meskipun tetap bahwa siswa yang diajar oleh guru dengan PMK tinggi memiliki hasil
belajar yang lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar oleh guru dengan
PMK rendah.

Gambar 3. Interaksi PMK dan PMW

Gambar 3 memberikan deskripsi bahwa PMK yang dimiliki guru efektif dalam
mencapai hasil belajar siswa, tetapi penguasaan guru terhadap PMW memberikan hasil
belajar siswa yang lebih baik lagi. Hasil ini menunjukkan bahwa penguasaan guru
terhadap PMK memang efektif untuk meningkatkan hasl belajar siswa, tetapi bilamana
guru tersebut juga menguasai PMW dengan baik maka pengajaran yang dilaksanakan
oleh guru tersebut akan menghasilkan hasil belajar siswa yang lebih baik lagi.
Pembahasan di atas menunjukkan bahwa PMW yang dikuasai guru memberikan
pengaruh terhadap hasil belajar siswa baik secara langsung maupun melalui PMU dan
PMK. Ditinjau dari nilai F pada Tabel 1, pengaruh PMW guru terhadap hasil belajar
siswa tidak sebesar pengaruh PMU maupun PMK yang dikuasai guru. Dengan
perkataan lain, varabel PMW merupakan variabel yang palng memberikan efek terkecil
terhadap hasil belajar siswa dibandingkan dengan dua variabel lainnya dalam penelitian
ini. Meskipun demikian pembahasan interaksi antar variabel independen
memperlihatkan bahwa variabel PMW memberikan efek tidak langsung terhadap hasil
belajar siswa melalui interakasi dengan variabel lainnya, yaitu variabel PMU dan PMK.
Seminar Nasional Matematika, Statistika, Pendidikan Matematika dan Ilmu 7
Komputer SENAMAS 2017, Unhas, Makassar – Indonesia, 11 - 12 Juli 2017

5. Kesimpulan

PMU, PMW, dan PMK untuk mengajar pembagian bilangan pecahan di sekolah
dasar yang dikuasai guru berpengaruh positif dan siginifikan terhadap hasil belajar
siswa dalam pembagian bilangan pecahan. Variabel PMW merupakan variabel yang
berinteraksi secara signifikan dengan variabel PMU dan PMK untuk memberikan
pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Guru dengan kategori PMW yang tinggi
membedakan secara berarti hasil belajar antara kelompok siswa yang diajar oleh guru
dengan PMU kategori rendah dengan kelompok siswa yang diajar oleh guru dengan
PMU kategori tinggi. Hal yang sama juga berlaku untuk variabel PMK, guru dengan
kategori PMW yang tinggi membedakan secara berarti hasil belajar antara kelompok
siswa yang diajar oleh guru dengan PMK kategori rendah dengan kelompok siswa yang
diajar oleh guru dengan PMK kategori tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PMW merupakan variabel yang meskipun
tidak banyak berpengaruh langsung terhadap hasil belajar siswa, tetapi memberikan
pengaruh yang nyata melalui interaksi dengan variabel PMU dan PMK terhadap hasil
belajar siswa. Ini berarti penguasaan guru terhadap pengetahuan matematika untuk
mengajar tidak cukup hanya menyangkut materi matematika yang diajarkan (PMU) dan
materi matematika yng dibutuhkan untuk memberikan penjelasan ketika mengajar
(PMK), tetapi guru perlu pula dibekali dengan materi matematika lanjut (PMW)
meskipun materi matematika lanjut tersebut tidak muncul pada saat pengajaran
berlangsung.

6. Rekomendasi

Pertama, pelatihan bagi guru yang mengajar matematika di sekolah dasar perlu
menyertakan PMW untuk membuat PMU dan PMK yang dikuasai guru berfungsi
dengan efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kedua, perlu penelitian
(kualitatif) bagaimana peran PMW yang sesungguhnya pada saat guru mengajar dan
bagaimana proses interaksi PMW dan PMU serta PMK pada saat guru mengajar.
Ketiga, perlu penelitian lebih lanjut untuk menguji model keterhubungan antara PMW,
PMU, dan PMK terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan analisis jalur (path
analysis) model keterhubungan yang tampak pada Gambar 4.

PMU
Hasil
Belajar
PMW Siswa

PMPMK

Gambar 4. Model Keterhubungan PMW, PMU, PMK, dan Hasil Belajar Siswa
Seminar Nasional Matematika, Statistika, Pendidikan Matematika dan Ilmu 8
Komputer SENAMAS 2017, Unhas, Makassar – Indonesia, 11 - 12 Juli 2017

Referensi

[1] Delaney, F.D., 2008, Adapting and using U.S. measures to study Irish teachers’
mathematical knowledge for teaching (Doctoral Dissertation). Retrieved from:
https://deepblue.lib.umich.edu/bitstream/handle/2027.42/60756/sdelaney_1.pdf
%3Bsequence=1
[2] Lo, J., J. & Luo, F., 2012, Prospective Elementary Teachers’ Knowledge of
Fraction Division. J. Math Teacher Educ 5:481-500.
[3] Ball, D. L., Bass, H., Sleep, L., & Thames, M., 2005, A theory of mathematical
knowledge for teaching. Paper presented at the The Fifteenth ICMI Study: The
Professional Education and Development of Teachers of Mathematics, 15-21 May
2005, State University of Sao Paolo at Rio Claro, Brazil. Diunduh 20 Juni 2015 dari
http://stwww.weizmann.ac.il/G-math/ICMI/log_in.html.
[4] Sugilar, 2014, Identifikasi pengetahuan matematika untuk mengajar pembagian
bilangan pecahan di sekolah dasar. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika, Program Studi Matematika, FST Program Studi
Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
[5] Sugilar, 2016, Identification of horizon mathematical knowledge for teaching
fraction division at elementary schools. IEJME-Mathematics Education, 11(8),
3160-3175.
[6] Sugilar, 2017, Pengaruh pengetahuan matematika untuk mengajar terhadap hasil
belajar siswa. Makalah yang dipresentasikan pada seminar nasional matematika
dan Pendidikan Matematika. Universitas Indonesia, 6 April 2017.
[7] Sugilar, 2015, Analisis isi kandungan pengetahuan matematika untuk mengajar
pembagian bilangan pecahan dalam bahan ajar Pendidikan S-1 Guru SD Universitas
Terbuka. Makalah yang dipresentasikan pada Seminar Nasional Pendidikan
Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat, 14 Maret 2015.
[8] Sugilar, 2016, Peningkatan kepercayaan diri untuk mengajar melalui pelatihan
pengetahuan matematika wawasan untuk mengajar. Prosiding Seminar Nasional
Matematika dan Pendidikan Matematika, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 16
Nopember 2016.
[9] Glass, G. V. & Hopkins, K. D., 1996, Statistical Methods in Education &
Psychology, Third Edition. Boston: Allyn & Bacon.

Pernyataan terima kasih. Makalah ini merupakan hasil penelitian yang dibiayai oleh
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Terbuka (LPPM-
UT). Oleh karena itu pada kesempatan ini disampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pimpinan LPPM-UT dan Rektor Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai