Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah investasi masa depan untuk menyiapkan Sumber Daya


Manusia (SDM) yang berkualitas. Para pakar umumnya berpandangan bahwa
pendidikan merupakan proses pengembangan potensi individu, pewarisan budaya,
dan interaksi antara potensi individu dengan budaya lingkungannya.1 Tujuan
esensial pendidikan adalah demi pengembangan potensi serta kemampuan peserta
didik dalam rangka memelihara dan meningkatkan martabat manusia (human
dignity).2 Yaitu, manusia yang memiliki kecerdasan intelligence, spiritual,
emotional untuk menjalani kehidupannya dengan bertanggung jawab, baik secara
pribadi, sosial, maupun profesional.3 Permasalahan pendidikan selalu muncul
bersamaan dengan perkembangan peningkatan kemampuan siswa, situasi dan
kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi dan kebudayaan, serta
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu untuk
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah selalu
merevisikurikulum yang sudah ada selaras dengan perkembangan zaman,
demikian pula dengan model pembelajaran yang diterapkan selalu mengalami
perkembangan.4 Suasana atau iklim belajar mengajar harus diciptakan dalam
proses pembelajaran sehingga dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar
dengan baik dan bersemangat. Sebagaimana diketahui bahwa metode mengajar
merupakan sarana interaksi guru dengan siswa di dalam kegiatan belajar
mengajar. Dengan demikian, yang perlu diperhatikan adalah ketepatan metode

1
Hasan Langgulung, Pendidikan Islam dalam Abad ke 21 (Jakarta: PT Pustaka Al-
HusnaBaru,2003), hlm. 69-71
2
Paul Suparno, dkk, Reformasi Pendidikan; Sebuah Rekomendasi (Yogyakarta: Kanisius,2002),
hlm, 24.
3
Azyumardi Azra,Esei-Esei, Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam (Jakarta: Logo
WacanaIlmu,1998), hlm. 7.
4
Ahmad Munib, Pengantar Ilmu Pendidikan, (semarang : UPT MKK UNNES, 2004), hlm.29.

1
mengajar yang dipilih dengan tujuan, jenis, dan sifat materi pelajaran dengan
kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut.5

B. RUMUSAN MASALAH

a. Bagaimana pengertian dan tujuan portofolio?

b. Bagaimana prinsip penilaian portofolio?

c. Bagaimana manfaat dan karakteristik penilaian portofolio?

d. Bagaimana tahap-tahap penilaian portofolio?

e. Bagaimana jenis penilaian portofolio?

C. TUJUAN MASALAH
a. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan portofolio

b. Untuk mengetahui prinsip penilaian portofolio

c. Untuk mengetahui manfaat dan karakteristik penilaian portofolio

d. Untuk mengetahui tahap-tahap penilaian portofolio

e. Untuk mengetahui jenis penilaian portofolio

BAB II

PEMBAHASAN
5
Moh Usman Uzer dan Lilis Setyawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (Bandung:
Remaja Rosdakarya: 1993), hlm. 120.

2
A. PENGERTIAN DAN TUJUAN PORTOFOLIO

Pengertian Portofolio secara etimologi, portofolio berasal dari dua kata,


yaitu port (singkatan dari report) yang berarti laporan dan folio yang berarti penuh
atau lengkap. Secara terminology, Portofolio adalah kumpulan karya siswa yang
disusun secara sistematis dan terorganisir sebagai hasil dari usaha pembelajaran
yang telah dilakukannya dalam kurun waktu tertentu. Melalui hasil karya tersebut
guru dapat melihat perkembangan kemampuan siswa baik dalam aspek
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) maupun keterampilan
(psikomotorik)sebagai bahan penilaian. Hasil karya yang dihasilkan bisa hasil
karya yang dikerjakan di dalam kelas atau bisa juga hasil kerja siswa yang
dilakukan di luar kelas. Hasil karya siswa itu kemudian dinamakan evidence,
melalui evidence inilah siswa dapat mendemonstrasikan unjuk kerja kepada orang
lain baik tentang pengetahuan, sikap maupun keterampilan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.6

Dewasa ini, model penilaian yang telah diterapkan secara nasional adalah
Penilaian Berbasis Kelas/PBK (classroom-based assessment). Salah satu teknik
pendekatannya yaitu dengan menggunakan portofolio. Teknik ini menjadi bagian
integral dalam PBK daripada cara-cara tes tertulis (paper andpencil test) yang
biasa dilakukan oleh guru. Secara praktik, penilaian berbasis portofolio tidak
banyak membandingkan kemampuan hasil belajar seorang peserta didik dengan
kemampuan hasil belajar teman-temannya, melainkan hal itu dibandingkan
dengan kemampuan sebelumnya.7

Itulah sebabnya, evaluasi dalam pembelajaran konstruktivistik sama sekali


tidak bergantung pada bentuk assessment yang menggunakan paper dan pencil
test ataupun tes objektif. Bentuk-bentuk assessment yang digunakan sering
6
Nazarudin, Manajemen Pembelajaran Implementasi Konsep, Karakteristik Dan Metodologi
Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Umum, (Yogyakarta : Teras, 2007), Cet. 1, hlm. 186.
7
Depdiknas, Kurikulum Berbasis Kelas(Penilaian Kelas) (Jakarta:Pusat
KurikulumBalitbangdiknas, 2002), hlm. 5.

3
disebut sebagai alternative assessment,seperti portofolio, observasi proses,
dinamika kelompok, studi kasus, simulasi dan permainan,performance appraisal.

Portofolio bukanlah objek, melainkan perantara penilaian oleh peserta didik


dan guru yang menggambarkan aktifitas dan proses.Yaitu,mendorong peserta
didik untuk berdialog, merencanakan tujuan, bekerjasama, memilih,
membandingkan, berbagi pengetahuan, mempertimbangkan, membuat keputusan
dan tidak hanya mempertanggung jawabkan apa yang telah dilakukannya tetapi
juga menguatkan dengan argumentasi yang tepat. Dalam penilaian portofolio,
guru dalam kelas adalah pasangan dalam suatu tim dimana guru adalah seseorang
yang memberikan bantuan, memimpin dan melainkan memberi petunjuk. Guru
bukan sebagai pusat (teacher centered), melainkan peserta didiklah yang menjadi
pusat dalam proses belajar mengajar (student centered). Peserta didik diberi
kesempatan berpartisipasi untuk dalam mengambil keputusan yang didasari oleh
pengetahuan dan keaktifannya sebagai anggota masyarakat.

Portofolio menyangkut usaha-usaha yang dilakukan peserta didik, kemajuan


dan prestasi yang dicapainya untuk suatu bidang studi/tema/topik tertentu dalam
jangka waktu tertentu. Koleksi bahan menunjukkan cakupan dan tingkat
partisipasi (keaktifan belajar). Adanya bahan-bahan yang benar-benar bermanfaat
(meaningful) merupakan bukti refleksi bahwa peserta didik bertangungjawab atas
kegiatan belajarnya, sekaligus terpupuk kesadarannya. Untuk melakukan
perbaikan dan penyempurnaan atas cara-cara/kegiatan belajar yang ditempuhnya.

Penilaian portofolio pada dasarnya adalah menilai karya-karya peserta didik


berkaitan dengan mata pelajaran tertentu. Semua tugas yang dikerjakan peserta
didik dikumpulkan, dan diakhir satu unit program pembelajaran diberikan
penilaian. Dalam menilai dilakukan diskusi antara peserta didik dan guru
menentukan skornya.8

8
Depdiknas, Model Penilaian Kelas KTSP Taman Kanak-kanak (Jakarta: Pusat Kurikulum-
Balitbangdiknas, 2006), hlm.13.

4
Martini Jamaris mengungkapkan bahwa asesmen (penilaian) portofolio
merupakan alat penilaian yang cocok untuk anak usia dini karena dapat menilai
hasil belajar dari waktu ke waktu.

Portofolio berbentuk berbagai sajian-sajian dan unjuk kerja atau bukti nyata
dari hasil belajar anak.9

B. PRINSIP PENILAIAN PORTOFOLIO

Menurut Ibadah Malawi dan endang Sri Maruti Ada beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan dan dijadikan sebagai pedoman dalam penggunaan penilaian
portofolio di sekolah, antara lain :

a. Saling percaya (mutual trust) antara guru dan siswa

Dalam proses penilaian portofolio, guru dan siswa harus memiliki rasa
saling mempercayai, mereka harus merasa sebagai pihak-pihak yang saling
memerlukan, dan memiliki semangat untuk saling membantu. Oleh karena itu,
mereka harus saling terbuka dan jujur satu sama lain. Dengan demikian, akan
terwujud hubungan yang wajar dan alami, yang memungkinkan proses pendidikan
berlangsung dengan baik.

b. Kerahasiaan bersama (confidentiality) antara guru dan siswa

Kerahasiaan hasil pengumpulan bahan dan hasil penilaiannya perlu dijaga


dengan baik, tidak disampaikan kepada pihak-pihak lain yang tidak
berkepentingan, pelanggaran terhadap norma ini, selain menyangkut etika, juga
dapat memberi dampak negatif kepada proses pendidikan anak siswa.

c. Milik bersama (joint ownership) antara siswa dan guru

9
Martini Jamaris, Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-kanak,
(Jakarta:Grasindo,2006), hlm. 64.

5
Guru dan siswa perlu merasa memiliki bersama berkas portofolio. Oleh
karena itu, guru dan siswa perlu menyepakati bersama di mana hasil karya yang
telah dihasilkan siswa akan disimpan, dan bahan-bahan baru yang akan
dimasukkan. Dengan demikian siswa akan merasa memiliki terhadap hasil kerja
mereka, dan akhirnya akan tumbuh merasa tanggung jawab pada diri mereka.

d. Kepuasan ( satisfaction)

Hasil kerja portofolio seyogyanya berisi keterangan-keterangan dan atau


bukti-bukti yang memuaskan bagi guru dan siswa. Portofolio hendaknya juga
merupakan bukti prestasi cemerlang siswa dan keberhasilan pembinaan guru.

e. Kesesuaian (relevance)

Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang berhubungan dengan
tujuan pembelajaran yang relevan dengan tujuan pembelajaran dalam kurikulum.

f. Penilaian proses dan hasil

Penilaian portofolio merupakan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang
dinilai misalnya diperoleh dari catatan perilaku harian siswa (anecdote) mengenai
sikapnya dalam belajar, antusias tidaknya dalam mengikuti pelajaran dan
sebagainya. Aspek lain dari penilaian portofolio adalah penilaian hasil, yaitu
menilai hasil akhir suatu tugas yang diberikan oleh guru.10

C. MANFAAT DAN KARAKTERISTIK PENILAIAN PORTOFOLIO

Adapun manfaat penilaian portofolio diantaranya adalah :

a. Penilaian portofolio dapat memberikan gambaran yang utuh tentang


perkembangan kemampuan siswa.

b. Penilaian portofolio merupakan penilaian yang autentik.

Malawi, Ibadullah dan Endang Sri Martuti. 2016. Evaluasi Pendidikan. Penerbit C.V AE Media
10

Grafika : Jawa Timur. Hal. 87.

6
c. Penilaian portofolio merupakan teknik penilaian yang dapat mendorong siswa
pada pencapaian hasil yang lebih baik dan dapat belajar secara optimal tanpa
merasa tertekan.

d. Penilaian portofolio dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. Penilaian


portofolio dapat mendorong orang tua siswa untuk aktif terlibat dalam proses
pembelajaran siswa.11

Adapun juga beberapa karakteristik Portofolio, yaitu:

a. Merupakan hasil karya siswa yang berisi kemajuan dan penyelesaian tugas-
tugas secara terus menerus (continue) dalam usaha pencapaian kompetensi
pembelajaran.

b. Mengukur setiap prestasi siwa secara individual dan menyadar perbedaan


diantara siswa.

c. Merupakan suatu pendekatan kerjasama.

d. Mempunyai tujuan untuk menilai diri sendiri.

e. Memperbaiki dan mengupayakan prestasi.

f. Adanya keterkaitan antara penilaian dan pembelajaran.12

D. TAHAP-TAHAP PENILAIAN PORTOFOLIO

Tahap-tahap penilaian portofolio

Berdasarkan ringkasan dari pendapat Anthoni J. nitko dalam Aripin, Tahap-


tahap penilaian portofolio antara lain:

1) Menentukan tujuan dan fokus portofolio.

Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta:


11

Kencana, 2011), Cet. 5, hlm. 195-196.

Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta:


12

Kencana, 2011), Cet. 5, hlm. 195-196.

7
Hal ini dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut:

a) Mengapa portofolio itu akan dilakukan?

b) Tujuan pembelajaran dan tujuan kompetensi dasar apa yang akan dicapai?

c) Alat penilaian yang bagaimana yang tepat untuk menilai tujuan tersebut?

d) Apakah portofolio akan difokuskan pada hasil pekerjaan yang baik?

e) Siapa yang akan dilibatkan dalam penilaian portofolio tersebut?

2) Menentukan isi portofolio.

Setelah menentukan tujuan, langkah selanjutnya adalah menentukan isi


portofolio yang harus sesuai dengan tujuan portofolio tersebut. Isi portofolio harus
menunjukkan kemampuan siswa sesuai dengan kompetesi yang diharapkan.

3) Mengembangkan kriteria penilaian.

Kriteria penilaian harus dirumuskan dengan jelas, baik dalam penilaian


proses maupun penilaian hasil belajar. Hal ini dikarenakan untuk memudahkan
pemberian skor pada setiap perkembangan siswa.

4) Menyusun format penilaian.

5) Mengidentifikasi pengorganisasian portofolio, menggunakan portofolio dalam


praktik.

6) Menilai pelaksanaan portofolio dan menilai portofolio secara umum.13

E. JENIS PENILAIAN PORTOFOLIO

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran : Prinsip-Teknik-Prosedur: Bandung: PT Remaja


13

Rosdakarya Terbitan Tahun 2017. Hlm. 215-219

8
Menurut Ibadah Malawi dan Endang Sri Maruti secara umum penilaian
portofolio dapat dibedakan menjadi lima bentuk, yaitu portofolio ideal (ideal
portofolio), portofolio penampilan (show portfolio), portofolio dokumentasi
(documentary portofolio), portofolio evaluasi (evaluation portfolio), dan
portofolio kolas (danassroom portfolio).

Bentuk portofolio tersebut memiliki deskripsi dan penekanan yang berbeda


satu sama lain. Tetapi, untuk membedakan bentuk portofolio tersebut diperlukan
karakteristik dan format ideal. Dalam buku evaluasi pendidikan hanya diuraikan
tiga mavam portofolio yaitu portofolio kerja, portofolio dokumentasi, dan
portofolio penampilan.

1. Portofolio Kerja

Portofolio kerja (working portofolio) sangat identik dengan pekerjaan para


artis, pelukis atau fotografer seperti sketsa, catatan, draft setengah jadi, dan
pekerjaan yang telah jadi yang digunakan untuk memonitor perkembangan dan
menilai cara siswa mengatur atau mengelola belajar mereka. Hasil pekerjaan
siswa yang paing baik dapat menjadi petunjuk apakah siswa telah memahami
program pembelajaran dan dapat merupakan bahan masukkan bagi guru, baik
untuk mengetahui pencapaian kurikulum maupun sebagai alat penilaian formatif.

Berbagai macam tugas yang setara atau yang berbeda disajikan kepada
siswa. Siswa boleh memilih tugas-tugas yang dianggapnya cocok untuk mereka.
Guru juga dapat memutuskan apa yang harus dikerjakan siswa. Siswa dapat
bekerja sama dengan siswa lain dalam mengerjakan tugas tertentu. Portofolio
kerja menyediakan data tentang:

Pencapaian program pengajaran yang optimum selain juga dapat merupakan


masukan bagi guru. Portofolio kerja merupakan hal yang utama dalam kurikulum
dan merupakan alat untuk penilaian formatif.

Kerasama yang efektif antara guru dan siswa merupakan sesuatu yang
sangat penting dalam portofolio kerja. Guru harus meyakinkan siswa bahwa apa

9
yang dilakukan siswa harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan, sehingga perkembangan siswa dapat dipantau dari waktu ke waktu.
Hal yang paling penting adalah untuk menemukan sesuatu yang seimbang antara
siswa dan guru untuk mengontrol isi portofolio.

a. Pertemuan guru dan siswa

Hal yang paling utama dalam penilaian portofolio adalah adanya pertemuan
antara guru dan siswa. Pertemuan regular antara guru dan siswa yang dapat
menyajikan rencana untuk penilaian diri yang dilakukan siswa.

Pertemuan antara guru dan siswa bertujuan untuk melhat perkembangan


siswa lebih awal dan memberikan masukan kepada siswa apabila dipandang perlu.
Selama pertemuan guru memberikan perhatian penuh pada pemilihan hasil kerja
siswa. Dalam proses ini dapat juga diajukan pertanyaan-pertanyaan seperti:

1) Bagaimana siswa mengorganisasikan portofolio?

2) Mengapa siswa melakukannya dengan cara ini?

Perhatian guru juga perlu diberikan pada kemampuan dalam proses. Siswa
perlu dimotivasi tentang apa yang harus mereka lakukan. Pertemuan portofolio
memungkinkan untuk merancang prioritas tujuan. Apa yang harus mereka
lakukan. Pertemuan portofolio memungkinkan untuk merancang prioritas tujuan.
Apa yang harus dilakukan kemudian, apa yang harus dipejari kemudian?
Jawabannya mungkin sangat sederhana seperti membaca buku atau belajar
menulis puisi.

b. Sumber portofolio Kerja

Proses pengumpulan (collecting), refleksi (reflecting), dan diskusi tidak


selalu menjamin kualitas portofolio yang dihasilkan. Portofolio kerja menolong
guru untuk secara terus menerus, melakukan penilaian informal tentang kemajuan
belajar siswa. Namun hal tersebut bergantuan kepada kualitas kepada kepada
kualitas isi portofolio yang menggambarkan hasil belajar. Karena itu tantangan

10
untuk guru adalah bagaimana mengembangkan portofolio kerja yang menyajikan
hasil kerja tentang hasil belajar yang relevan, untuk mengembangkan kegiatan
belajar (kelas) yang didefinisikan secara luas yang memungkinkan siswa dapat
mengembangkan kemampuan mereka secara optimum. Selain itu, portofolio kerja
yang dihasilkan hendaknya memungkinan siswa untuk memiliki jumlah tugas yag
cukup untuk memantau perkembangan kemampuan siswa.

Guru memerlukan siswa untuk menyediakan pengenalan umum pada


portofolio mereka atau komentar terhadap hasil karya yang terpilih. Hal ini akan
menolong siswa untuk lebih memfokuskan pada pikiran mereka. Hal ini juga
menyediakan tahap awal bagi siswa untuk berdiskusi dan mengevaluasi kemajuan
mereka.

Guru biasanya menyediakan penilaian diri (self assessment) dan kuesioner


yang digunakan baik oleh guru maupun oleh siswa. Penilaian diri adalah penilaian
yang digunakan siswa untuk menilai hasil kerja mereka. Siswa harus memiliki
kemampuan (skill), pengetahuan (knowledge), dan keyakinan diri (confidence)
untuk mengevaluasi kegiatan yang sedang mereka kerjakan, kerja dan
perkembangan hasil kerjanya ketika mereka bekerja sebagai pelajar yang mandiri.

2. Portofolio dokumenatasi

Portofolio dokumentasi adalah koleksi hasil kerja siswa yang khusus


digunakan untuk penilaian. Tidak seperti portofolio kerja yang pengoleksiannya
dilakukan dari hari ke hari. Dokumentasi portofolio adalah seleksi hasil kerja
terbaik siswa yang akan diajukan dalam penilaian. Dengan demikian portofolio
dokumtasi adalah koleksi dari sekumpulan hasil kerja siswa selama kurun waktu
tertentu. Portofolio dokumentasi tidak hanya berisi hasil kerja siswa, tetapi semua
proses yang digunakan oleh siswa untuk menghasilkan karya tertentu. Portofolio
dokumentasi dalam penilaian portofolio bahasa inggris. Misalnya, mungkin tidak
hanya berisi tentang hasil akhir tulisan siswa, tetapi juga berbagai macam draf dan
komentar siswa tentang hasil tersebut termasuk juga proses sampai dihasilkannya
tulisan tersebut. Draf dan komentar siswa harus dipilih untuk menyajikan draf

11
yang paling bagus dari yang dihasilkan siswa. Semua ini dilakukan dalam rangka
menunjukan proses penulisan, dan guru dapat menggunakannya sebagai bahan
penilaian dan pengkajian tentang bagaimana siswa merencanakan, dan
menghasilkan tulisan serta cara mereka menulis.

Kegunaan portofolio dokumentasi sebagai sumber portofolio bergantung :

a) Bagaimana hasil karya siswa berhubungan dengan indicator hasil belajar yang
telah diterapkan; dan

b) Isi penilaian portofolio yang dihasilkan siswa yang menunjukkan kelemahan


dan kelebihan siswa.

Isi penilaian portofolio harus menyajikan suatu bukti yang berkaitan dengan
kompetensi dasar dan indikator pencapaian hasil belajar yang telah ditentukan.
Untuk menunjukan hal ini, kegiatan belajar mengajar harus sesuai dengan
indikator pencapaian hasil belajar yang telah ditentukan. Jika kemampuan
problem solving sebagai salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam pelajaran
matematika misalnya, tetapi kegiatan belajar mengajar di kelas hanya
memfokuskan pada latihan menghitung, maka hasil kerja siswa tidak akan
menunjukan hasil kerja yang berkaitan dengan problem solving sebagai bagian
dari documentary porofolio, melainkan hanya menghitung .

Contoh lain jika kemampuan menarik kesimpulan yang di ukur, tetapi


kegiatan belajar mengajar di kelas hanya memfokuskan pada hafalan, maka hasil
kerja siswa sebagai bagian portofolio dokumentasi hanya akan menunjukan
kemampuan siswa dalam mengingat.

Kriteria koleksi dapat digunakan untuk meyakinkan bahwa isi dari


portofolio dokumentasi sudah sesuai dengan indicator hasil pembelajaran.
Kurikulum berbasis kompetensi misalnya, membantu guru untuk menghasilkan
portofolio dokumentasi.

Jika tujuan instruksional sangat luas, maka hasil kerja yang diperlukan juga
sangat luas. Tujuan instruksional terkadang termasuk tujuan pembelajaran yang

12
lebih luas daripada hanya kemampuan dan pengetahuan. Dengan demikian,
portofolio dokumentasi juga mencangkup usaha siswa dan aplikasi seperti :
perilaku, partisipasi dalam kegiatan di kelas, inisiatif, kerjasama; dan ketekunan
mengerjakan tugas

a. Aturan dalam Pemilihan hasil Kerja

Tujuan utama dilakukannya portofolio dokumentasi adalah untuk penilaian,


maka guru harus mampu menentukan hasil kerja siswa sebagai salah satu bukti
yang dapat menunjukkan pencapaian belajar siswa. Jean kerr Stenmark (1991)
menyerahkan proses seleksi untuk meningkatkan partisipasi dan kepemilikan
siswa dan juga partisipasi guru. Siswa memilih dan menyatukan semua pekerjaan
mereka dalam dokumentasi portofolio. Siswa menulis pargraph, menjelaskan
alasan siswa melakukan seleksi, atau menjelaskan kemampuan mereka. Guru
kemudian menseleksi hasil kerja yang lainnya. Hal ini dilakukan untuk memberi
kesempatan kepada guru dan siswa dalam memilih hasil kerja siswa yang telah
memenuhi kategori tertentu. Partisipasi partisipasi siswa dalam proses seleksi
memberikan kesempatan kepada mereka untuk merefleksikan kerja mereka. Jika
kriteria untuk portofolio dokumentasi telah disetujui berama antara siswa dan
guru, maka siswa telah terlibat dalam proses penilian portofolio.

b. Menilai dan mecatat portofolio

Portofolio dokumentasi berisi hasil kerja berdasarkan metode penilaian yang


luas. Portofolio musik misalnya, mungkin mencakup komposisi asli dan daftar
penampilan selama satu semester terakhir. Guru mungkin mengembangkan
kriteria untuk menilai kelengkapan, keaslian, dan ketepatan notasi dalam
komposisi, tetapi dapat juga tidak menilai daftar penampilan selama satu
semester.

3. Portofolio Pertunjukan

Portofolio pertunjukkan (show portfolio) digunakan untuk memilih hal-hal


yang paling baik yang menunjukkan bahan/pekerjaan terbaik yang dihasilkan oleh

13
siswa. Portofolio pertunjukkan bertujuan untuk menyeleksi pekerjaan terbaik yang
dilakukan oleh siswa. Tidak seperti portofolio dokumentasi, portofolio
penampilan hanya berisi pekerjaan siswa yang telah selesai. Portofolio
pertunjukan tidak mencakup proses pekerjaan , perbaikan dan penyempurnaan
pekerjaan siswa. Portofolio pertunjukan digunakan untuk tujuan seperti seleksi,
sertifikasi, maupun penilaian kelas. Untuk tujuan yang lebih rumit, yang sangat
memerlukan perbandingan, validitas perbandingan haruslah benar-benar
diperhatikan oleh beberapa penilai adalah perlunya realibilitas, yaitu apakah skor
yang berkitan kepada hasil kerja siswa konsisten.

a. Perencanaan portofolio pertunjukan

Portofolio pertunjukkan dirancang untuk menentukkan hasil kerja siswa


yang terbaik dalam satu tujuan yang pembelajaran atau dalam kurun waktu
tertentu. Portofolio pertunjukkan sangat berguna untuk penilaian sumatif yang
bergantung :

a) Seberapa baik isi portofolio mengacu pada tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan.

b) Seberapa baik hasil kerja siswa telah menunjukkan kemampuan siswa yang
sebenarnya

Peniaian portofolio haruslah menujukan kemampuan siswa yang sesuai


dengan apa yang diharapkan oleh kurikulum, yaitu hasil kerja peserta didik harus
sesuai dengan tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang telah ditetapkan.

Tidaklah mudah menjawab pertanyaan seberapa banyak hasil pekerjaan


siswa dapat menunjukkan kemampuan peserta didik sesuai dengan cakupan yang
dituntut oleh kurikulum. Edward haertel menyarankan untuk menggunakan
prinsip nilai tambah “value-added principal” yaitu para pengembang portofolio
memilih hasil kerja peserta didik dan bertanya : informasi apa yang akan
bertambah apabila suatu hasil kerja siswa akan dimasukan sebagai bahan

14
penelitian? Jika jawabannya tidak ada untuk beberapa hasil kerja siswa, maka
kurikulum telah tercapai.

Jika dalam portofolio dimasukkan untuk menjawab penilaian yang valid


tentang kemampuan peserta didik dalam bidang tertentu, maka faktanya tidak
boleh dicampur baurkan hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan kemampuan
peserta didik dalam bidang tertentu. Tugas portofolio dirancang untuk menilai
kemampuan matematika misalnya, maka isi portofolio tidak akan menyangkut
penilaian kemampuan membaca (reading ability)

· Portofolio pertunjukan hanya menunjukkan hasil kerja terbaik dan hanya


menunjukkan hasil akhir.

· Portofolio pertunjukkan harus menggambarkan kurikulum dan menunjukkan


hasil kerja sendiri.

b. Keaslian hasil kerja siswa

Penilaian yang valid haruslah menjadi ciri penilaian portofolio. Oleh karena
itu, portofolio pertunjukkan juga haruslah menggambarkan hasil kerja peserta
didik yang asli. Guru haruslah memperhatikan seberapa bagus perkerjaan peserta
didik yang telah diselesaikan. Apakah hasil pekerjaan itu merupakan karya sendiri
atau kelompok? Apakah ada hubungan antara bimbingan guru dengan hasil kerja
peserta didik?

Hasil kerja yang asli merupakan hal yang paling penting dalam penilaian
portofolio. Oleh karena itu, penilaian haruslah konsisten dan adil bagi setiap
peserta didik dan yang dilakukan oleh penilai yang berbeda, dengan kata lain,
kesepakatan bersama antar penilai yang berbeda. Salah satu pendekatan untuk
meningkatkan tingkat inter-rater reliability adalah merumuskan kriteria yang
spesifik yang akan digunakan dalam penilaian portofolio

15
Dalam pengembangan kriteria penilaian guru hendaknya dipertimbangkan
betul konsistensi dan ketetapan kriteria penilaian yang akan digunakan. Karena
kejelasan kriteria akan meningkatkan penilaian.14

Contoh Penilaian Portofolio

Menurut Ahmad Badarudin, format penilaian portofolio adalah sebagai berikut :

Contoh Penilaian Portofolio

Catatan :
Ibadullah Malawi dan Endang Sri Martuti. 2016. Evaluasi Pendidikan. Penerbit C.V AE Media
14

Grafika : Jawa Timur.hlm. 90.

16
PI : Pencapaian Indikator

Untuk setiap karya peserta didik dikumpulkan dalam satu file sebagai bukti
pekerjaan yang masuk dalam portofolio. Skor yang digunakan dalam penilaian
portofolio menggunakan rentang antara 0-10 atau 10-100. Kolom keterangan diisi
oleh Guru untuk menggambarkan karakteristik yang menonjol dari hasil kerja
tersebut.15

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pengertian Portofolio secara etimologi, portofolio berasal dari dua kata,

yaitu port (singkatan dari report) yang berarti laporan dan folio yang berarti penuh

atau lengkap. Secara terminology, Portofolio adalah kumpulan karya siswa yang

disusun secara sistematis dan terorganisir sebagai hasil dari usaha pembelajaran

yang telah dilakukannya dalam kurun waktu tertentu. Melalui hasil karya tersebut

guru dapat melihat perkembangan kemampuan siswa baik dalam aspek

pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) maupun keterampilan

(psikomotorik)sebagai bahan penilaian.

Hasil karya yang dihasilkan bisa hasil karya yang dikerjakan di dalam kelas

atau bisa juga hasil kerja siswa yang dilakukan di luar kelas. Hasil karya siswa itu

kemudian dinamakan evidence, melalui evidence inilah siswa dapat

mendemonstrasikan unjuk kerja kepada orang lain baik tentang pengetahuan,

sikap maupun keterampilan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

15
Ahmad Badarudin,.. 2014. Langkah Awal Sistem Konseling Pendidikan Nasional. Penerbit :
C.V Abe KreatifIndo : Jakarta. Hlm. 36.

17
DAFTAR PUSTAKA

Paul Suparno, dkk, Reformasi Pendidikan; Sebuah Rekomendasi (Yogyakarta:

Kanisius,2002), hlm, 24.

Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,

(Jakarta: Kencana, 2011), Cet. 5, hlm. 195-196.

Malawi, Ibadullah dan Endang Sri Martuti. 2016. Evaluasi Pendidikan. Penerbit

C.V AE Media Grafika : Jawa Timur. Hal. 87.

Depdiknas, Model Penilaian Kelas KTSP Taman Kanak-kanak (Jakarta: Pusat

Kurikulum-Balitbangdiknas, 2006), hlm.13.

Nazarudin, Manajemen Pembelajaran Implementasi Konsep, Karakteristik

Dan Metodologi Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Umum, (Yogyakarta :

Teras, 2007), Cet. 1, hlm. 186.

18
Martini Jamaris, Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman

Kanak-kanak, (Jakarta:Grasindo,2006), hlm. 64.

19

Anda mungkin juga menyukai