Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
“ Hiperemesis Gravidarum ’’
Nama Kelompok 1 :
1. Evi Agustina (191403015)
2. Shofia Ayu S (191403028)
PENDAHULUAN
Perasaan mual ini desebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan
HCG (Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum. Pengaruh Fisiologik kenaikan hormon
ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung lambung yang
berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun
demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan
sehari – hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang
disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat
ringannya penyakit. (Prawirohardjo, 2002). Wanita hamil memuntahkan segala apa yang
dimakan dan diminum hingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis
berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum dan memerlukan
perawatan di rumah sakit. Perbandingan insidensi hiperemesis gravidarum 4 : 1000
kehamilan. (Sastrawinata, 2004)
Hiperemesis gravidarum didefinisikan sebagai vomitus yang berlebihan atau tidak
terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit,
atu defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan. Insiden kondisi ini sekitar 3,5 per 1000
kelahiran. Walaupun kebanyakan kasus hilang dan hilang seiring perjalanan waktu, satu dari
setiap 1000 wanita hamil akanmenjalani rawat inap. Hiperemesis gravidarum umumnya
hilang dengan sendirinya (self-limiting), tetapi penyembuhan berjalan lambat dan relaps
sering umum terjadi. Kondisi sering terjadi diantara wanita primigravida dan cenderung
terjadi lagi pada kehamilan berikutnya. (Lowdermilk, 2004).
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Dalam buku obstetri patologi (1982) Hiperemesis Gravidarum adalah suatu
keadaan dimana seorang ibu hamil memuntahkan segala apa yang di makan dan di
minum sehingga berat badannya sangat turun, turgor kulit kurang, diuresis kurang dan
timbul aseton dalam air kencing.
2. Etiologi
Kejadian hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Tetapi
beberapa faktor predisposisi dapat dijabarkan sebagai berikut :
b. Faktor psikologis
Hubungan faktor psikologis dengan kejadian hiperemesis gravidarum belum jelas.
Besar kemungkin bahwa wanita yang menolak hamil, takut kehilangan pekerjaan,
keretakan hubungan dengan suami dan sebagainya, diduga dapat menjadi faktor
kejadian hiperemesis gravidarum.
3. Patofisiologis
Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat. Mual muntah terus menerus
dapat menyebabkan dehidrasi, hiponatremia, hipokeoremia, penurunan berat badan
yang signifikan serta penurunan klorida urin, selanjutnya terjadi hemokonsentrasi
yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan tertimbulnya zat toksik.
Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak
sempurna sehingga terjadi ketosis, hipokalemia akibat muntah dan ekskresi yang
berlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput
lendir esofagus dan lambung dapat robek (Sindrom Mallory-Weiss) sehingga terjadi
perdarahan gastrointestinal. Jantung atrofi, kecil di biasanya. Terdapat perdarahan
pada otak, terdapat degenerasi lemak pada tubuh kontorfi serta ginjal tampak pucat
Dari otopsi wanita yang meninggal (menurut Manuaba, 1999. hal: 102) karena
hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ-
organ tubuh sebagai berikut :
a. Hepar : Pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa
nekrosis. Kelainan lemak ini nampaknya tidak menyebabkan kematian dan
dianggap sebagai akibat muntah teru-menerus.
b. Jantung : jantung atrofi, kecil dari biasa. Kadang kala dijumpai perdarahan sub-
endokardial, ini sejalan dengan lamanya penyakit, kadang-kadang ditemukan
perdarahan sub-endokardial.
c. Otak : terdapat perdarahan pada otak dan kelainan seperti pada ensefalopati
wernicke dapat dijumpai (dilatasi kapiler dan perdarahan kecil-kecil didaerah
korpora mamilaria ventrikel ketiga dan ke empat).
d. Ginjal : tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuli kontorti.
6. Pencegahan
Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis
gravidarum dengan cara :
a. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu
proses yang fisiologik
b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang – kadang muntah merupakan
gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah
kehamilan 4 bulan.
c. Menganjurkan mengubah makan sehari – hari dengan makanan dalam jumlah
kecil tapi sering
d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur,
terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan dengan teh hangat.
e. makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan
f. Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin
g. Defekasi teratur
h. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting, dianjurkan
makanan yang banyak mengandung gula
Selama masa pengobatan, ibu hamil sebaiknya menjaga asupan makanan dengan cara ini:
a. Mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan protein, tetapi rendah lemak. Makanan
jenis ini akan lebih mudah untuk dicerna. Mengonsumsi jahe juga dapat membantu.
b. Menghindari makanan berminyak, pedas, dan banyak menggunakan bumbu.
c. Makan dalam porsi yang kecil tetapi sering.
d. Banyak minum air mineral. Teh jahe juga bisa diminum untuk variasi.
e. Hindari bau-bauan, makanan, atau keadaan yang dapat menyebabkan timbulnya rasa
mual dan muntah.
f. Selalu konsumsi multivitamin, terutama vitamin B6 yang dapat mengurangi rasa
mual.
8. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar.Harus ditentukan
adanya kehamilan muda dan muntah terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan
umum.Tetapi harus difikirkan kemungkinan kehamilan muda dengan penyakit lain
yang juga dapat menyebabkan muntah seperti ileus, appendicitis akuta, pielonefritis,
ulkus ventrikulus, dan tumor serabi. Pemeriksaan diagnostic:
a. Labolatorium
Darah : hb, haemotokrit, golongan darah, kadar estriol
urin : kemungkinan ditemui protein, aceton dan kadar estriol yang berkurang,
reduksi. Pada pemeriksaan hiperemesis gravidarum grade I yang dilakukan :
elektrolit darah dan urinalisis. Pada hiperemesis gravidarum urin terdapat aseton
b. USG
Untuk mengetahui keadaan janin hidup, intrauterine, tunggal, cairan amnion
berkurang, derajat kematangan plasenta
c. Pemeriksaan Cardiotokografi (CTG)
untuk mengetahui DJJ yang abnormal
d. Pemeriksaan Amnioskopi
untuk mengetahui air ketuban berkurang, bercampur mekonium dan mengandung
sel-sel
e. Pemeriksan Sitosol Vaginal
untuk mengetahui adanya tanda-tanda post-term
PENUTUP
https://www.klikdokter.com/penyakit/hiperemesis-gravidarum
https://www.scribd.com/doc/177287804/MAKALAH-HIPEREMESIS-GRAVIDARUM