Anda di halaman 1dari 5

Setiap benda memiliki energy, salah satu contoh energy tersebut adalah energy

listrik. Listrik merupakan energy utama yang dibutuhkan bagi peralatan listrik/energy yang
tersimpan dalam arus listrik dengan satuan ampere (A) dan tegangan listrik dengan satuan
volt (V) dengan ketentuan kebutuhan konsumsi daya listrik dengan satuan watt (W) untuk
menggerakkan motor, lampu penerangan, memanaskan, mendinginkan, atau menggerakkan
kembali suatu peralatan mekanik untuk menghasilkan bentuk energy yang lain.

Energy yang dihasilkan dapat berasal dari berbagai sumber, seperti air, minyak bumi,
batu bara, angin, panas bumi, nuklir, matahari, dan lainnya. Satuan dasar energy sendiri
adalah joule, satuan lainnya adalah KWh (Kilowattjam). Biasanya untuk energy listrik
berasal dari pembangkit listrik, misalnya : PLTA, PLTB, PLTD, PLTM, PLTS, PLTU, dan
lainnya.

Namun kebanyakan dari kita menggunakan sumber energy yang tak terbarukan.
Konsumsi energy dunia dan emisi yang dihasilkan bagi lingkungan terlalu tinggi sehingga
menimbulkan dampak yang sangat merusak dan merugikan bagi lingkungan. Hal ini menjadi
masalah yang panjang diakibatkan karena energy selalu digunaka baik di sector industry,
transportasi, perumahan, komersil, dan lain-lain.

Tariff energy berdasarkan asumsi dan bervariasi. Tariff energy listrik bergantung dari
kesepakatan tariff yang disetujui masing-masing perusahaan dengan provider energy (PLN).
Tarif Rp. 460 / kWh yang diasumsikan adalah batas bawah, rata-rata tarof listrik biasanya
lebih tinggi ( Rp. 600 – 800 / kWh). Pada topic ketiga ini kita dapat mengetahui berapa
banyak energy yang dapat dimaksimalkan / diefisiensi.

Pencahayaan

Pada pencahayaan biasaya besarnya intensitas cahaya dapat diukur dengan alat Lux
2
Meter. Dengan satuannya adalah Lumen per Meter kuadrat (lm/ m ) atau sering disebut
sebagai “Lux”. Kata “Efikasi’ dalam pencahayaan merupakan ukuran dari seberapa
efisien energy listrik berubah menjadi energy cahaya.

Pencahayaan biasanya berkaitan langsung dengan lampu. Secara umum lampu dapat
dibagi dalam beberapa kategori berdasarkan jenisnya :
1. Lampu Pijar (Incandescent Lamps). Lampu pijar menghasilkan cahaya
melalui proses pemanasan kawat yang ada didalam lampu itu sendiri. Lampu
dengan nilai efisiensi yang rendah akan dilarang pemakainannya pada
beberapa tahun yang akan datang. Australia dan Eropa sudah mempersipkan
renvana untuk menghapuskan lampu-lampu tersebut secara bertahap. Lampu
Halogen juga merupakan jenis lampu pijar, tetapi mempunyai nilai efisiensi
yang lebih baik. Berikut contoh lampu pijar (a) dan Halogen (b) :

(a) (b)
2. Lampu berbahan gas, contohnya Lampu Tabung Neon (Fluorescent Lamp) dan CFL
(Compact fluorescent Lamps). Nilai efisiensi jenis lampu ini lebih baik daripada
penggunaan dari lampu pijar sebelumnya karena hampir semua energy yang dipakai
dapat diubah menjadi cahaya. Lampu ini umumnya disebut LHE / Lampu Hemat
Energy. Berikut contoh dari lampu pundar. Yang panjang lampu tabung sedangkan
yg lebih pendek / spiral disebut lampu neon.

3. Lampu HID (High Intensity Discharge). Lampu ini terdiri dari metal halide, sodium,
dan juga merkuri. Lampu ini memiliki tingkat pencahayaan yang tinggi dan lebih
efisien dari lampu neon dan lampu pijar.
4. Lampu LED (Light Emmitting Diode) adalah lampu generasi baru. Lampu
LED sangat efisien, mempunyai konsumsi energi yang sangat rendah, dan
memiliki umur yang panjang.

Dari semua penjelasan tentang lampu diatas semuanya memiliki


kemampuan untuk mengubah energy listrik menjadi energy cahaya dengan
intensitas yang berbeda-beda pula. Lampu generasi awal yaitu lampu pijar
memiliki sangat banyak kelemahan terutama pada konsumsi daya dan cahaya
yang dihasilkanpun sedikit. Namun serakang telah banyak jenis-jenis terbaru
yg memberikan daya rendah dengan intensitas cahaya yang lumayan tinggi,
seperti lampu LHE/ Lampu Hemat Energi. Contohnya :
1. Daya sebuah lampu pijar 100 W menghasilkan 13.6 lm/W
2. Daya sebuah lampu LHE( Neon) 20 W menghasilkan 60 lm/W.

Dari contoh diatas terlihat perbedaan efisiensi baik daya yang digunakan
dengan cahaya yang dihasilkan lebih baik pada lampu neon.

Berikut contoh penghematan :

Pengukuran Pencahayaan

Mengukur jumlah cahaya aktual dan


menguranginya sampai ke tingkat yang
dibutuhkan.

Biaya*: diperkirakan Rp 0.7 Jt

Penghematan*: berkurang
30 tabung neon 30 X 10 jam
/ hari X 70 W X 293 hari /
tahun

= 6,100 kWh X Rp. 460,- = Rp. 2.800.000, -

Pencahayaan dengan fitting kaca optik


Pengeluaran (output) cahaya dapat ditingkatkan
melalui fitting-kaca optik (optical mirror-
fitting).

Biaya: Investasi tergantung pada jenis fitting.

Kira-kira Rp. 70,000 per reflektor.

Penghematan: 40% sampai 60%


pengurangan dalam konsumsi listrik
dibandingkan dengan pencahayaan
konvensional.

Berkurang 100 tabung neon

100 X 10 jam / hari X 70 W X

293 hari / tahun =

20,500 kWh X Rp. 460 = Rp. 9.400.00

Anda mungkin juga menyukai