Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN M DENGAN MASALAH

DEVISIT VOLUME CAIRAN DI

RS UNIPDU MEDIKA JOMBANG

Diajukan sebaigai salah satu syarat untuk praktik klinik Keperawatan Dasar 1

Pada Program Studi D-III Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Unipdu Jombang

Oleh :

APRIAWAN AJI PRATAMA

7117019

PRODI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM

JOMBANG

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan salah satu bagian
dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air
(pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan
elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV)
dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti
adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya;
jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu: cairan intraseluler dan
cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh
tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri
dari tiga kelompok yaitu: cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan
transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan
intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan transeluler adalah
cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran
cerna.
Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan
tergantung beberapa hal antara lain: umur, kondisi lemak tubuh, sex.
a. Bayi (baru lahir) 75 %
b. Dewasa : Pria (20-40 tahun) 60 %, Wanita (20-40 tahun) 50 %
c. Usia Lanjut 45-50 %
Pada orang dewasa kira-kira 40 % berat badannya berada di dalam sel (cairan
intraseluler/ICF), sisanya atau 20 % dari berat badannya berada di luar sel (ekstraseluler)
yang terbagi dalam 15 % cairan interstitial, 5 % cairan intavaskuler dan 1-2 % transeluler.
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit.
Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan
listrik, seperti: protein, urea, glukosa, oksigen, karbon dioksida dan asam-asam organik.
Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium (Na+), kalium (K+), Kalsium (Ca++),
magnesium (Mg++), Klorida (Cl-), bikarbonat (HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-).
Konsenterasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan bagian
yang lainnya, tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap bagian berbeda, hukum
netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah muatan-muatan negatif harus sama dengan
jumlah muatan-muatan positif.
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu:
a. Fase I: Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi
dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
b. Fase II: Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel.
c. Fase III: Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial
masuk ke dalam sel.
Tujuan umum :
Untuk mengetahui asuhan keperawatan devisit volume cairan di ruang Dahlia
RSUD dr. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

Tujuan khusus :

1. Mengetahui dan memahami pasien dengan gangguan defisit volum cairan.


2. Mampu memberikan intervensi kepada pasien dengan gangguan defisit volum cairan.
3. Mampu mengimplementasikan intervensi keperawatan kepada pasien dengan
gangguan defisit volum cairan.
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
Secara fisik, molekul pembentuk tubuh manusia dapat dibedakan menjadi jenis cairan
dan matriks padat fungsi cairan dalam tubuh manusia, antara lain sebagai alat transportasi
nutrient, elektrolit, dan sisa metabolisme, sebagai komponen pembentuk sel, plasma, darah,
dan komponen tubuh lainnya, serta sebagai media pengatur suhu tubuh dan lingkungan
seluler (Tamsuri, 2004).
Total jumlah cairan yang terdapat dalam tubuh cukup besar dibandingkan dengan
kompartemen zat padat pembentuk tubuh. Bahkan pada tulang manusia yang strukturnya
tampak begitu padat, sebenarnya terdapat kandungan cairan lebih dari 30%. Konsentrasi
cairan pada tubuh sekitar 60%. Cairan tubuh tersebut meliputi cairan darah, plasma jaringan,
cairan synovial, cairan serebropinal, cairan bola mata, cairan pleura dan cairan di berbagai
organ lainnya (Tamsuri, 2004).
Cairan tubuh terdistribusi dalam dua kompartemen, yaitu cairan ekstrasel (CES) dan
cairan intrasel (CIS). Cairan ekstrasel terdiri dari cairan intersisial dan cairan intravaskuler.
Lima belas persen berat tubuh merupakan cairan interstitial. Cairan intravaskuler terdiri dari
plasma, bagian cairan limfe, yang mengandung air yang tidak berwarna dan darah. Plasma
menyusun 5% berat tubuh. Cairan intrasel merupakan cairan dalam membrane sel yang
membentuk 40% berat tubuh. Kompartemen cairan intrasel memiliki banyak solute yang
sama dengan cairan yang berada di ruang ekstrasel. Namun proporsi substansi-substansi
tersebut berbeda (Potter&Perry, 2006).
Defisit volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit ekstrasel
dalam jumlah yang proporsional (isotonik). Kondisi seperti ini disebut juga hipovolemi.
Umumnya gangguan ini diawali dengan kehilangan cairan intravaskuler lalu diikuti dengan
perpindahan cairan intrasel menuju intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan jumlah
cairan ekstrasel. Untuj mengompensasi kondidi ini, tubuh melakukan pemindaha cairan
intrasel. Secara umum, deficit volume cairan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kehilangan
cairan abnormal melalui kulit, penurunan asupan cairan, perdarahan dan pergerakan cairan
ke lokasi ketiga. Lokasi ketiga yang dimaksud adalah lokasi tempat cairan berpindah dan
tidak mudah untuk mengembalikannya ke lokasi semula dalam kondisi cairan ekstrasel
istirahat. Cairan dapat berpindah dari lokasi intravaskuler menuju lokasi potensial seperti
pleura, peritoneum (Tamsuri, 2004).
B. ETIOLOGI
Beberapa yang dapat menyebabkan kondisi deficit volume cairan yaitu kehilangan cairan
aktif dan kegagalan mekanisme regulasi. Kehilangan cairan aktiv seperti demam dan laju
peningkatan metabolic, drainase tidak normal, luka bakar, menstruasi berlebih, diare,
peritonitis (NANDA, 2011)
C. FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor pencetus dari kekurangan volume cairan dapat disebabkan oleh :
1. Kehilangan cairan dari system gastrointestinal seperti muntah, diare dan drainase
2. Kehilangan plasma atau darah utuh seperti luka bakar dan perdarahan
3. Keringat berlebih
4. Demam
5. Penurunan asupan cairan peroral
6. Penggunaan obat-obatan diuretic
7. Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan cairan danelektrolit. Aktivitas
menyebabkan peningkatan proses metabolisme dalam tubuh.Hal ini mengakibatkan penigkatan
haluaran cairan melalui keringat. Dengandemikian, jumlah cairan yang dibutuhkan juga meningkat.
Selain itu,kehilangancairan yang tidak disadari (insensible water loss) juga mengalami peningkatanlaju
pernapasan dan aktivasi kelenjar keringat.
8. Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Saat stress, tubuh mengalami
peningkatan metabolism seluler, peningkatan konsentrasi glukosa darah, dan glikolisis otot. Mekanisme ini
mengakibatkan retensi air dan natrium. Stress juga menyebabkan peningkatan produksi hormone anti deuritik
yang dapat mengurangi produksi urine.
9. Klien yang menjalani pembedahan beresiko tinggi mengalami ketidak seimbangan cairan. Beberapa
klien dapat kehilangan banyak darah selama periode operasi, sedangkan beberapa klien lainya justru
mengalami kelebihan bebancairan akibat asupan cairan berlebih melalui intravena selama pembedahan
atausekresi hormon ADH selama masa stress akibat obat- obat anastesi. (Potter&Perry, 2006)
D. PATOFISIOLOGI
Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit
ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (isotonik). Kondisi seperti ini disebut juga
hipovolemia. Umumnya, gangguan ini diawali dengan kehilangan cairan intravaskuler, lalu
diikuti dengan perpindahan cairan interseluler menuju intravaskuler sehingga menyebabkan
penurunan cairan ekstraseluler. Untuk untuk mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan
pemindahan cairan intraseluler. Secara umum, defisit volume cairan disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu kehilangan cairan abnormal melalui kulit, penurunan asupan cairan,
perdarahan dan pergerakan cairan ke lokasi ketiga (lokasi tempat cairan berpindah dan tidak
mudah untuk mengembalikanya ke lokasi semula dalam kondisi cairan ekstraseluler
istirahat). Cairan dapat berpindah dari lokasi intravaskuler menuju lokasi potensial seperti
pleura, peritonium, perikardium, atau rongga sendi. Selain itu, kondisi tertentu, seperti
terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan, dapat terjadi akibat obstruksi saluran
pencernaan (Faqih, 2011).
E. TANDA DAN GEJALA
Beberapa tanda dan gejala pada kekurangan volume cairan menurut NANDA (2011):
1. Perubahan pada status mental
2. Penurunan tekanan darah
3. Penurunan tekanan nadi
4. Penurunan volume nadi
5. Penurunan turgor kulit
6. Penurunan turgor lidah
7. Penurunan halauan urin
8. Penurunan pengisian vena
9. Membrane mukosa kering
10. Kulit kering
11. Peningkatan hematokrit
12. Peningkatan suhu tubuh
13. Peningkatan frekuensi nadi
14. Peningkatan konsentrasi urin
15. Penurunan BB tiba-tiba
16. Haus
17. Kelemahan
F. PENATALAKSANAAN
1. Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan penyerta asam-basa dan
elektrolit.
2. Perbaikan perfusi jaringan pada syok hipovolemik.
3. Rehidrasi oral pada diare pediatrik.
4. Tindakan berupa hidrasi harus secara berhati-hati dengan cairan intravena
5. Tindak an terhadap penyebab dasar.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kadar elektrolit serum untuk menentukan status hidrasi. Elektrolit yang sering diukur
adalh ion natrium, kalium, klorida, dan bikarbonat. Hitung darah lengkap khususnya
hematokrit untuk melihat respon dehidrasi. Kadar kreatininuntuk mengukur fungsi ginjal.
Pemeriksaan berat jenis urin mengukur derajat konsentrasi urin.
H. PENGKAJIAN
Hal-hal yang dapat dikaji pada gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tersebut, yaitu:
1. Pola manajemen kesehatan-persepsi kesehatan
Bagaimana perilaku individu tersebut mengatasi masalah kesehatan dengan cairan, adanya
faktor risiko sehubungan dengan kesehatan yang berkaitan dengan cairan.
2. Pola metabolik-nutrisi
Kebiasaan diit buruk (rendah serta, tinggi lemak, bahan pengawt), anoreksia, mual,
muntah, intoleransi makanan atau minuman, perubahan berta badan, berat badan turun,
frekuensi makan dan minum, adanya sesuatu yang dapat mempengaruhi makan dan
minum (agama, budaya, ekonomi). Adakah status fisik seseorang yang mempengaruhi
makan dan minum.
3. Pola eliminasi
Perubahan pola defekasi (darah pada feses, nyeri saat devekasi), perubahan berkemih
(perubahan warna, jumlah, ferkuensi)
4. Aktivitas-latihan
Adanya kelemahan atau keletihan, aktivitas yang mempengaruhi pola cairan seseorang,
5. Pola istirahat-tidur
Perubahan pola istirahat dan jam kebiasaan tidur, adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi tidur (nyeri, bangun malam untuk minum),
6. Pola persepsi-kognitif
Rasa kecap lidah berfungsi atau tidak, gambaran indera pasien terganggu atau tidak,
penggunaaan alat bantu dalam penginderaan pasien.
7. Pola konsep diri-persepsi diri
Keadaan social yang mempengaruhi nutrisi seseorang (pekerjaan, situasi keluarga,
kelompok sosial), penilaian terhadap diri sendiri (gemuk/ kurus).
8. Pola hubungan dan peran
Kebiasaan berkumpul dengan orang-orang terdekat ketika makan, adanya ketegangan dan
ansietas saat terjadi gangguan cairan dalam tubuh.
9. Pola reproduksi-seksual
Perilaku seksual setelah terjadi gangguan nutrisi dikaji
10. Pola toleransi koping-stress
Adanya stress yang mempengaruhi ke minum.
11. Keyakinan dan nilai
Status ekonomi dan budaya yang mempengaruhi nutrisi, adanya pantangan atau larangan
minuman tertentu dalam agama pasien.

I. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan fisik: apatis,lesu, letargi, konfusi, disorientasi

2. Berat badan turun.

3. Kepala: pusing, fontanel bayi cekung,

4. Mata: cekung, konjungtiva kering, air mata berkurang atau tidak ada.

5. Sistem saraf: bigung,rasa terbakar, reflek menurun.

6. Fungsi gastrointestinal: abdomen cekung, muntah, hiperperistaltik disertai diare atau


hipoperistaltik.

7. System ginjal: oliguri atau anuria, berat jenis urin meningkat


BAB II

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

DEVISIT VOLUME CAIRAN

A. PENGKAJIAN :

Nama,umur,pekerjaan dan pendidikan,pada usia dewasa dan sering terjadi


masalah kekurangan volume cairan dikarenakan kekurangan cairan dan elektrolit
mengakibatkan demam,karena cairan elektrolit mempengaruhi keseimbangan
termogulasi di hipotalamus anterior.Jika apaabila terjadi dehidrasi atau
kekurangan cairan dan elektrolit maka kesimbangan termogulasi di hipotalamus
anterior akan mengalami gangguan pada pasien.

B. KELUHAN UTAMA :

Pada pasien ganguan kekurangan cairan dan elektrolit menglami demam dehidrasi
dan lemas

C. AKTIVITAS SEHARI HARI

Pengkajian pola aktivitas meliputi :

1. Pola tidur dan istirahat :

Sebelum sakit pasien mengatakan kurang lebih tidur 7-8jam dalam satu hari
tanpa keluhan di malam hari.setelah masuk rumah sakit pasien tidur kurang
lebih 5-6 jam
2. Pola makan dan minum :

Pola makan dan minum pasien sebelum masuk rumah sakit normal 3 kali
sehari,setelah masuk rumah sakit nafsu makan dan pasien menurun,

3. Aktivitas :

Aktivitas selama di rumah sakit berkurang hanya tidur di bed,karena merasa


lemas. Tidak bisa aktivitas seperti biasa.
BAB III

I. PENGKAJIAN
Nama : Tn M
Umur : 25 Thn
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang
Tanggal MRS : 9 Desember 2018
Diagnose Medis : DHF
Nomer registrasi :
Tanggal pengkajian : 12 Desember 2018
Alamat : Janti,Jogoroto.

II. KELUHAN UTAMA


Pasien mengatakan Lemas.

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien mengatakan demam tinggi saat tanggal 7-9 Desember 2018,pasien di bawa ke
RSUM Jombang sekitar jam 23.00 wib ddengan di antar oleh istrinya,pasien masuk
melalui ugd RSUM Jombang,di UGD dilakukan tindakan pemeriksaan fisik dan
pemasangan infus.selanjutnya pasien di pindahkan ke ruang rwat inap kelas 3.

IV. RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU


Pasien mengatakan tidak pernah ada penyakit masa lalu dan baru pertama ini di rawat
inap.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Keluarga pasien dan pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit dari keluarga.

VI. POLA AKTIVITAS SEHARI HARI


1. Pola tidur/istirahat :
SMRS : Px mengatakan tidur 22.00-05.00 dengan tidur nyenyak tidak ada
gangguan tidur.
MRS : Px ,mengatakan tidak bisa tidur malam karena demam pada malam hari.
2. Pola Eliminasi :
SMRS : BAK 3-4 kali sehari,dengan warna kuning,jernih,bau khas tidak ada
darah. BAB 1-2 kali sehari,dengan konsistensi lembek,warna kuning,bau khas.
MRS : selama di Rs px belum px BAK 2-3 kali kurang lebihnya dengan warna
kuning,jernih,bau khas,tidak ada darah.BAB 1 kali sehari dengan konsistensi
lembek,warna kuning,bau khas.
3. Pola Makan/Minum :
SMRS : px makan 3 kali dalam sehari dengan menu seadanya dan habis 1
porsi.Minum px 1 hari 1500 ml.
MRS : Makan selama di rumah sakit nafsu makan menurun 3 kali sehari kurang
lebih 5 sendok makan karena terasa mual.Minum px kurang lebih 1000ml.
4. Pola Kebersihan Diri :
SMRS : px mengatakan mandi dan gosok gigi 2 kali sehari,mencuci rambut
setiap sehari(sehari sekali) menggati baju setiap habis mandi.
MRS : px mengtakan mandi di bantu oleh istrinya(seka) belom menggosok gigi
dan mencuci rambut selama masuk rumah sakit.
5. Pola Kegiatan/Kebiasaan :
SMRS : Px mengatakan sebagai tulang punggu keluarga berkerja untuk
menafkahi istri dan anak-anak nya.
MRS : px hanya berbaring di tempat tidur rs dan aktivitas di bantu istri.
6. Pola Hubungan Pasien(Konsep Diri) :
SMRS : px ialah seorang suami dari 1 anak dan istri pasien berkerja sebagai
pedagang pentol keliling.
MRS : px hanya tidur dan berbicara kekeluarga jika membutuhkan sesuatu.
7. Pola Seksual :
Px memiliki 1 anak (putra)
8. Pola penanggulangan stress :
SMRS : jika px mempunyai masalah selalu berbicara kepada istrinya.
MRS : px jika memiliki masalah bercerita kepada istri,perawat dan dokter.
VII. DATA PSIKOSOSIAL
Px mengtakan ingin segera sembuh dan sehat kembali agar bisa pulang dan
melakukan aktivitas seperti biasanya.
VIII. DATA SPIRITUAL
SMRS : Px mengatakan rutin menjalankan sholat 5 waktu berjamaah di mushola
terkadang berjamaah di rumah bersama istrinya.
MRS : px mengatakan sholat di atas tempat tidur.
IX. PEMERIKSAAN FISIK
A. KEADAAN UMUM : Lemas,kesadaran komposmetisi,terpasang infus di tangan
kiri.
B. TTV (TANDA TANDA VITAL)
TD : 120/80 MmHg.
N : 86 X/menit
S : 38,5 OC
RR : 20 X/menit
C. Pemeriksaan Kepala dan Leher
Inspeksi : tidak ada lesi,rambut hitam,rambut kotor.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan tidak ada benjolan dan vena jugolaris teraba.
D. Mata
Inspeksi : bentuk simetris,bulu mata warna hitam,tidak ada lesi,kongjutiva tidak
anemis,sclera warna putih,pupil isokor,fungsi pengeliatan normal,mata tampak
sayu.
E. Hidung
Inspeksi : bentuk simeitris tidak ada pernafasa cuping hidung,sputum
normal,tidak ada polip.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan tidak ada benjolan
F. Telinga
Inspeksi : telinga kanan kiri simetris,tidak ada lesi,fungsi pendengaran normal.
G. Mulut
Inspeksi : tidak ada sinosis,bibir kering dan simetris,tidak ada lesi gigi bagian
atas bawah kotor.
H. Integumen
Inspeksi : warna kulit kuning langsat,tidak ada lesi
Palpasi : adanya tugor,tidak adanya nyeri tekan.
I. Thorak dan Dada
Paru - Paru
Inspeksi : tidak ada lesi, dada kanan dan kiri simetris
Auskultasi : suara veikuler normal tidak ada suara tambahan
Perkusi : suara paru kanan dan kiri sonor
Palpasi : tidak ada nyeri tekan focal frimetus sama kanan dan kiri
Jantung
Palpasi : ictus codis pada ics 5
Auskultasi : iup dup normal
J. Abdomen
Inspeksi : abdomen simetrik,tidak ada lesi.
Auskultasi : bising usus 4x/menit
Palpasi : saat di tekan perut teraba adanya skibala
Perkusi : timpani.
K. Kelamin da daerah sekitarnya
Kelamin : tidak terpasang katetr,tidak adanya kelainan
Anus : bersih tidak ada lesi.
L. Muskuloskeletal
Extemitas Atas
Inspeksi : simetris kanan da kiri simetris,tidak ada edem
Palpasi : tidak ada lesi dan nyeri tekan
Extemitas Bawah
Inspeksi : simetris kanan dan kiri
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
M. Neurologi
Kesadaran : sadar penuh tidak terdapat gangguan pada syaraf lain
GCS : 456 Ket : 4 : membuka mata secara normal
5 : berbicara normal jika di Tanya jawab
6 : gerakan normal bisa menggunakan extremitas mandiri

X. PENATALAKSANAAN/TERAPI
a. Infus asering 35 tetes/menit
b. Injeksi : -antrain 3x1 1gr/bolus
-ranitidin 2x1 50mg/bolus
-ondansentron 3x1 4mg/bolus
PEMERIKSAAN PENUNJANG

LABORATORIUM

Nama pasien : TN M Tanggal Masuk : 9-Desember-2018

Registrasi : Jam : 08.30 Wib

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Hb 16,2 13,2-12,3 g/dl
Leukosit 4.700 4000-11.00 /cmm
Trombosit 85.000 150.000-450.00/ cmm
Hematokrit 47,9% 40-54%
Ureum (BUN) 4,7-23,4 mg/dl
kreatinin L : 0,8-1,5 P : 0,7-1,5
Uric Acid L : 3,1-7,0 P : 1,9-6,0
SGOT 28 L : < 37 U/L P : <31 U/L
SGPT 32 L : <40 U/L P : 31 U/L
Salmonella O (+) 1/160 NEGATIP
Salmonella H (+) 1/80 NEGATIP
Parathypi A (+) 1/80 NEGATIP
Paratypi B (+) 1/80 NEGATIP

ANALISA DATA
Nama : Tn M Ds Medis : DHF

No Register : Ruangan : kelas 3 Putra

No Kelompok Data Etiologi Masalah


1. Ds : Kehilangan Cairan ketidak seimbangan
Aktif volume cairan
Pasien mengeluh lemas

Do :

- Terpasang infus di tangan kiri


- Td : 120/80 MmHg
- N : 86 x/menit
- S : 38,5 OC
- RR : 20 X/menit

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


BERDASARKAN PRIORITAS

Nama Pasien : Tn M Ds Medis : DHF

No Registrasi : Ruangan : Kelas 3 putra

No Diagnosa Ditemukan Ttd


1. Ketidak seimbangan volume cairan Ditemukan Teratasi
b/d kehilangan cairan aktif d/d

Ds :

Pasien mengeluh lemas

Do :

- Terpasang infus di tangan kiri


- Td : 120/80 MmHg
- N : 86 x/menit
- S : 38,5 OC
- RR : 20 X/menit

Rencana Keperawatan

Nama Pasien : Tn M Ds Medis : DHF


Nomer Registrasi : Ruangan : Kelas 3 Putra

Tanggal Ds Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi


12/12/2018 Ketidak seimbangan Setelah di keseimbangan cairan : Menegemen cairan :
volume cairan b/d lakukan asuhan
- Tekanan darah - Memonitor status
kehilangan cairan aktif kepererawatan
(5) hidrasi(misalnya,membrane
d/d selama 2x 24 jam
- Keseimbangan mukosa lembab,denyut
di harapkan
Ds : intake output nadi adekuat,dan tekanan
lemas,dan deman
dalam 24 jam darah ortostik)
pasien teratasi.
Pasien mengeluh lemas
(4) - Berikan cairan dengan
- Turgor tepat
Do :
kulit(3) - Tingkatkan asupan
- Terpasang infus - Hematocrit (3) oral(misalnya,menawarkan
di tangan kiri - Denyut nadi cairan pada waktu
- Td : 120/80 radial (5) makan,menggati es secara
MmHg - Denyut perifer rutin,menggunakan jus
- N : 86 x/menit (5) favorit,potongan gelatin ke
- S : 38,5 OC dalam kotak yang
- RR : 20 X/menit meyenangkan
- Dukung pasien dan
keluarga untuk membantu
dalam pemberian makan
dengan baik
- Monitor reaksi pasien
terhadap terapi elektrolit
yang di resepkan
- Konsultasikan dengan
dokter jika ada tanda tanda
gejala kelebihan volume
cairan menetap atau
memburuk
- Kolaborasi dengan tim
medis

Catatan Keperawatan

Nama Pasien : Tn M Ds Medis : DHF

No Register : Ruangan : Kelas 3 putra


Tgl/Jam No Dx Tindakan Respon klien Ttd
keperawatan

Catatan Perkembangan

Nama Pasien : Tn M Ds Medis : DHF

Registrasi : Ruangan : Kelas 3 putra

Tanggal Jam No Dx Catatan Perkembangan Ttd


9/12/2018 08.00 1. S : px mengatakan badan pasnas,mual
muntah
O : k/u cukup,gcs 456, TD :
120/80MmHG, N: 80x/menit S:38,5Oc
RR:20x/menit

A : pemberian cairan dan nutrisi

P : - Intervensi dilanjutkan

- Kolaborasi dengan tim medis


- Observasi medis

10/12/201 13.00 S : px mengatakan tidak ada keluhan


8
O : k/u cukup,gcs 456, TD :
120/80MmHG, N: 80x/menit S:36,5Oc
RR:20x/menit

A: pemberian cairan dan nutrisi


dilanjutkan

P : - Intervensi dilanjutkan

- Kolaborasi dengan tim medis


- Observasi medis

11/12/201 06.00 S : px mengatakan tidak ada keluhan


8
O : k/u cukup,gcs 456, TD :
100/80MmHG, N: 80x/menit S:36,5Oc
RR:20x/menit

A : masalah teratasi sebagian

P : Intervensi di lanjutkan

Anda mungkin juga menyukai