Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN (LPJ) PENDIDIKAN

KESEHATAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA


ORANG DEWASA DI DUSUN DUKUSIAH DESA RAMBIGUNDAM
KECAMATAN RAMBIPUJI KABUPATEN JEMBER

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Komunitas

Oleh
Kelompok 2

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No.37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Infeksi saluran pernafasan adalah suatu keadaan dimana saluran pernafasan (hidung,
pharing dan laring) mengalami inflamasi yang menyebabkan terjadinya obstruksi jalan
nafas dan akan menyebabkan retraksi dinding dada pada saat melakukan pernafasan
(Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 450).
Infeksi saluran nafas adalah penurunan kemampuan pertahanan alami jalan nafas
dalam menghadapi organisme asing (Whaley and Wong; 1991; 1418).
Pada rumah sakit umum yang telah menjadi rumah sakit rujukan terdapat 8,76 %-
30,29% bayi dan neonatal yang masih mengalami infeksi dengan angka kematian
mencapai 11,56%-49,9%. Pengembangan perawatan yang canggih mengundang masalah
baru yakni meningkatnya infeksi nosokomial yang biasanya diakhiri dengan keadaan
septisemia yang berakhir dengan kematian (Victor dan Hans; 1997; 220).
Diagnosis dari penyakit ini adalah melakukan kultur (biakan kuman) dengan swab
sebagai mediator untuk menunjukkan adanya kuman di dalam saluran pernafasan. Pada
hitung jenis (leukosit) kurang membantu sebab pada hitung jenis ini tidak dapat
membedakan penyebab dari infeksi yakni yang berasal dari virus atau streptokokus karena
keduanya dapat menyebabkan terjadinya leukositosis polimorfonuklear (Pincus Catzel &
Ian Roberts; 1990; 453).
Berdasarkan hasil pengkajian Pada hari selasa tanggal 23 Januari 2017 didapatkan
data masyarakat di dusun dukusiyah desa Rambigunam kecamatan rambipuji penyakit
yang sering dialami Masyarakat yaitu ISPA, 59 %, masyarakat tidak tau penyebab
terjadinya ISPA.
1.2 Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam kegiatan yang akan
dilakukan ini adalah pendidikan kesehatan tentang ISPA pada masyarakat di dusun dukusiyah
desa Rambigunam kecamatan Rambipuji.

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT


2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan pendidikan kesehatan ini bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada pada
masyarakat di dusun dukusiyah desa Rambigunam kecamatan Rambipuji.
2.1.2 Tujuan Khusus
1. Masyarakat Mengerti definisi tentang ISPA;
2. Mayarakat mampu Mengenali Penyebab ISPA;
3. Masyarakat Mampu Menghindari penyebab terjadinya ISPA;
2.2 Manfaat
1. Menambah pengetahuan tentang ISPA;
2. Menambah Kemapuan dalam menghindari penyebab terjadinya ISPA dengan tepat di
dusun dukusiyah desa Rambigunam kecamatan Rambipuji.
BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH
3.1 Dasar Pemikiran
Paragraf 1, 2, dan 3 berisi konsep atau teori terkait untuk menyelesaikan masalah.
( Dasar Teoritis)
3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah

Penjelasan Singkat Tentang Prilaku sehat pada masyarakat.

Memberikan Waktu bertanya kepada masyarakat

Mengevaluasi hasil Penyuluhan

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN


4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah
Pendidikan kesehatan merupakan upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan suatu kondisi bagi Masyarakat untuk menerapkan cara-cara hidup sehat.
Dalam realisasi penyelesaian masalah mengenai ISPA yang dapat dilakukan adalah
melakukan pendidikan kesehatan tentang ISPA pada masyarakat didusun dukusiyah desa
Rambigunam kecamatan Rambipuji.
4.2 Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran pada kegiatan kesehatan ini yaitu masyarakat didusun dukusiyah desa
Rambigunam kecamatan Rambipuji kabupaten Jember telah dapat mempraktikan tentang
Pencegahan Terjadinya ISPA.
4.3 Metode yang Digunakan
1. Jenis model pembelajaran : ceramah
2. Landasan teori : Diskusi
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Menagajukan masalah
c. Mengidentifikasi pilihan tindakan
d. Memberi komentar
e. Menetapkan tindakan lanjut
= Sasaran

= Pemateri

BAB V. HASIL KEGIATAN

5.1 Analisis Evaluasi dan Hasil Kegiatan


5.1.1 Evaluasi Struktur
1) Kegiatan pendidikan kesehatan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)
dilakukan pada hari Senin, tanggal 23 Januari 2017 pukul 19.00-19.30 WIB.
2) Pemateri dan rekan menuju tempat dilakukannya pendidikan kesehatan
Saluran Pernafasan Atas (ISPA) di Musholla pak H.maksum masyarakat
didusun dukusiyah desa Rambigunam kecamatan Rambipuji pada pukul 19.00
WIB. Acara dimulai pada pukul 19.00 WIB.
3) Persiapan lain yang dilakukan adalah menyiapkan ruang dan perlengkapan
untuk pendidikan kesehatan Saluran Pernafasan Atas (ISPA) seperti Leaflet
dan Lembar Balik.
4) Persiapan kegiatan pendidikan kesehatan Saluran Pernafasan Atas (ISPA)
yang terdiri dari preplanning (Bab I-IV), SAP, Leaflet, lembar daftar hadir
dan berita acara.
5) Pemateri mampu menyiapkan diri untuk bersikap empati, netral, menghargai
dan caring pada Masyarakat.
6) Pemateri telah melakukan pengkajian yang akurat dari berbagai sumber
(klien, masyarakat) sebagai data dasar sebelum memulai proses pendidikan
kesehatan Saluran Pernafasan Atas (ISPA)
7) Masyarakat menyatakan bersedia mengikuti proses pendidikan kesehatan
tentang Saluran Pernafasan Atas (ISPA).
8) Telah terbina mutual relationship dan trust relationship antara Masyarakat
dan pemateri.
5.1.2 Evaluasi Proses
Selama proses kegiatan berjalan dengan lancar dan dengan durasi waktu 5 menit
untuk penyuluhan materi dan 20 menit untuk Tanya Jawab 5 Menit, dimana pada
perencanaan awal waktunya 30 jam dan 5 menit untuk evaluasi dengan
Masyarakat. Hal tersebut disebabkan karena peserta kooperatif dan adanya
bantuan rekan sebagai fasilitator saat kegiatan sangat membantu memperlancar
jalannya kegiatan pendidikan kesehatan tentang Saluran Pernafasan Atas (ISPA).
Adanya peran rekan sebagai fasilitator cukup optimal untuk membantu
Masyarakat apabila kesulitan dalam penyampaian materi yang dicontohkan oleh
pemateri.

5.1.3 Evaluasi Hasil


a. Kegiatan pendidikan kesehatan tentang Perilaku Saluran Pernafasan Atas
(ISPA) dihadiri oleh orang yang terdiri dari 20 Masyarakat dan 7 mahasiswa
Universitas Jember.
b. Masyarakat tampak antusias mengikuti Penyuluhan yang didemonstrasikan.
c. Masyarakat mengikuti semua rangkaian penyuluhan mulai dari awal sampai
akhir.
d. Masyarakat aktif mengikuti permainan dan pertanyaan yang telah diajarkan
saat dilakukan posttest.

5.2 Faktor Pendorong


5.2.1 Dukungan dari kepala dusun dukusiah, yang menyambut baik dan memberikan
izin dengan adanya pendidikan kesehatan Saluran Pernafasan Atas (ISPA) di
Musholla pak H.maksum masyarakat didusun dukusiyah desa Rambigunam
kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember.
5.2.2 Ketua dusun dukusiyah memfasilitasi tempat untuk diberikannya pendidikan
kesehatan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) di Musholla pak H.maksum
masyarakat didusun dukusiyah desa Rambigunam kecamatan Rambipuji.
5.2.3 Masyarakat didusun dukusiyah desa Rambigunam kecamatan Rambipuji terlihat
antusias.
5.2.4 Mahasiswa lainnya membantu pelaksanaan kegiatan pendidikan kesehatan
Saluran Pernafasan Atas (ISPA) di Musholla pak H.maksum masyarakat
didusun dukusiyah desa Rambigunam kecamatan Rambipuji, baik menjadi
fasilitator, dokumentasi, presensi, dan sebagainya.

5.3 Faktor Penghambat


5.3.1 Adanya kendala bahasa antara pemateri dengan siswa yang mayoritas bersuku
Madura, sehingga membutuhkan bantuan dari mahasiswa lain dalam memberikan
penyuluhan Kesehatan.
Laporan PBL Keperawatan Komunitas III – PSIK Universitas Jember 2014

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
Infeksi saluran pernafasan adalah suatu keadaan dimana saluran
pernafasan (hidung, pharing dan laring) mengalami inflamasi yang
menyebabkan terjadinya obstruksi jalan nafas dan akan menyebabkan retraksi
dinding dada pada saat melakukan pernafasan (Pincus Catzel & Ian Roberts;
1990; 450).

SARAN
6.2.1 Bagi Sasaran
Saran yang diberikan pada masyarakat memberikan informasi secara
baik serta membantu sasaran agar sasaran tersebut dari tidak tahu menjadi
tahu atau sadar dan dari tahu menjadi mau hingga mampu melakasanan
perilaku yang diperkenankan.

6.2.2 Bagi Masyarakat


Saran yang diberikan pada lingkungan Antirogo yaitu sebaiknya
masyarakat lebih memperhatikan lingkungan bersih dan sehat , karna sangat
mempengaruhi kesehatannya dan sebaiknya masyarakat lingkungan dukusiah
tidak melakukan Pembakaran sampah, Makan Gorengan karna dapat
menyebabkan penyakit.

6.2.3 Bagi Tenaga Kesehatan


Saran bagi tenaga kesehatan yaitu sebaiknya tenaga kesehatan dapat
memperhatikan masyarakat didusun dukusiyah desa Rambigunam kecamatan
Rambipuji. Agar lebih efektif sebaiknya tim tenaga kesehatan melatih
masyarakat yang ditunjuk sebagai kader dalam membiasakan hidup sehat dan
melakukan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan dukusiah untuk
mengurangi penyakit yang biasanya di keluhkan oleh masyarakat dusun
dukusiyah seperti Batuk Pilek, dll.
Laporan PBL Keperawatan Komunitas III – PSIK Universitas Jember 2014

DAFTAR PUSTAKA

Catzel, Pincus & Ian robets. (1990). Kapita Seleta Pediatri Edisi II. alih bahasa
oleh Dr. yohanes gunawan. Jakarta: EGC.
Whalley & wong. (1991). Nursing Care of Infant and Children Volume II
book 1. USA: CV. Mosby-Year book. Inc
Yu. H.Y. Victor & Hans E. Monintja. (1997). Beberapa Masalah Perawatan
Intensif Neonatus. Jakarta: Balai penerbit FKUI.

Daftar Lampiran
Lampiran 1 :berita acara
Lampiran 2 : daftar hadir
Lampiran 3 : SAP
Lampiran 4 : SOP bila ada
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Media Leflet
Lampiran 7 : Dokumentasi
Laporan PBL Keperawatan Komunitas III – PSIK Universitas Jember 2014

Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2014/2015

BERITA ACARA

Pada hari ini, Senin tanggal 23 Bulan Januari tahun 2017 jam 19.00 s/d selesai
WIB bertempat di Musholla pak H.maksum dusun dukusiyah desa
Rambigunam kecamatan Rambipuji telah dilaksanakan implementasi
Keperawatan Komunitas oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh 7 mahasiswa dan 20 orang.

Jember, 01 Februari 2017


Mengetahui,

Dosen Pembimbing
Keperawatan Komunitas III
PSIK Universitas Jember

Hanny Rasni M.Kep


NIP 197612192002122003
Laporan PBL Keperawatan Komunitas III – PSIK Universitas Jember 2014

Lampiran 2: Daftar Hadir

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2014/2015

DAFTAR HADIR

Pada hari ini, Senin tanggal 23 Bulan Januari tahun 2017 jam 19.00 s/d selesai
WIB bertempat di Musholla pak H.maksum di dusun dukusiyah desa
Rambigunam kecamatan Rambipuji telah dilaksanakan implementasi
Keperawatan Komunitas oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh 7 mahasiswa dan 20 orang.

Jember, 01 Februari 2017

Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Keperawatan Komunitas III
PSIK Universitas Jember

Hanny Rasni M.Kep


NIP 197612192002122003
Laporan PBL Keperawatan Komunitas III – PSIK Universitas Jember 2014

Lampiran 3: SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN
 

Pokok Bahasan                 : Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA)


Sub Pokok Bahasan            :Mengenali tanda dan gejala serta upaya
pencegahan   dan pengobatan ISPA
Sasaran                               : Masyarakat dusun dukusiyah
Hari / tnaggal                       : Senin, 23 Januari 2017
Waktu                              : 19.00 - Selesai
Tempat                               : Musholla H.Maksum
Penyuluh                             : Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Jember
I. Tujuan Intruksional umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini, diharapkan masyarakat mengetahui
dan memahami kondisi lingkungan sekitar mereka yang masih kabut dan
polusi yang tercemar agar tidak terserang ISPA, dan bisa mencegah dari
penyakit tersebut dengan upaya kuratif dan preventif agar masyarakat sehat
sejahtera.

II. Tujuan intruksional khusus


Setelah mengikuti penyuluhan masyarakat dapat :

a. Mampu menyebutkan pengertian dari infeksi saluran pernapasan.


b. Mengetahui dan memahami penyebab dari infeksi saluran pernapasan.
c. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala dari seseorang yang terinfeksi
saluran pernapasannya dan dapat menyebutkan upaya pencegahan dari
infeksi saluran pernapasan.
d. Mengetahui kegunaan dari masker dan cara serta waktu menggunakannya.

III. Materi ( terlampir)


1. Pengertian Infeksi Saluran Pernapasan
2. Penyebab Infeksi Saluran Pernapasan
3. Tanda dan Gejala Infeksi Saluran Pernapasan
4. Upaya Pencegahan Infeksi Saluran Pernapasan
5. Penatalaksanaan ISPA.
VI.Media penyuluhan
1. Leaf leat

V.  Metode penyuluhan


1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
Laporan PBL Keperawatan Komunitas III – PSIK Universitas Jember 2014

1. Kegiatan penyuluhan
No. Acara Waktu Kegiatan penyuluhan Evaluasi
1. Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan salam dan Menjawabsalam,
terima kasih atas mendengark
kedatangan para peserta. an dengan
2. Memperkenalkan diri dan seksama
apersepsi.
2. Inti 15menit 1. Menyampaikan materi Mendenngarkan
tentang pengertian ISPA. dan
2. Menjelaskan tentang memperhatik
perilaku hidup sehat yang an
dianjurkan bagi
masyarakat.
3. Menjelaskan tentang
perilaku yang tidak
dianjurkan bagi masyarakat
4. Menjelaskan tentang
manfaat perilaku hidup
sehat bagi masyarakat.
Tanya 20 menit 1. Meminta peserta untuk Peserta
jawab mengajukan pertanyaan mengajukan
jika belum jelas pertanyaan
3. Penutup 10 menit 1. Menyimpulkan hasil Peserta
penyuluhan memperhatik
2. Memberi saran dan kritik an dan
3. Memberi salam dan menjawab
meminta maaf bila ada salam
kesalahan
4. Mengucapkan terima kasih
atas perhatian dan
mengucapkan salam
penutup

1. Evaluasi secara lisan


2. Apakah masyarakat mampu menyebutkan pengertian infeksi saluran
pernapasan.
3. Apakah masyarakat mampu menyebutkan penyebab infeksi saluran
pernapasan.
4. Apakah masyarakat mampu menyebutkan tanda dan gejala serta upaya
pencegahannya.
5. Apakah masyarakat mampu mengulangkan kembali penggunaan masker
yang benar.
 
Laporan PBL Keperawatan Komunitas III – PSIK Universitas Jember 2014

Lampiran 4: Materi

MATERI PENYULUHAN
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN (ISPA)
 
1. PENGERTIAN
ISPA merupakan penyakit infeksi akut yang melibatkan salah satu atau
lebih dari organ saluran pernapasan, hidung, sinus, faring dan laring. ISPA
mencakup: tonsilitis (amandel), sinusitis, rhinitis, laringitis, faringitis.
( Sarwono.2011)

` Infeksi ini biasa terjadi sampai 14 hari lamanya. ISPA seringkali


menjangkit dan rentan kepada anak-anak, lanjut usia serta ibu hamil karena
daya tahan tubuh yang memang sudah rendah terutama anak balita.
( Sarwono.2011)

2. PENYEBAB
ISPA lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan jamur. Mayoritas
penyebab ISPA adalah virus dengan frekuensi lebih dari 90% untuk ISPA
bagian atas, sedangkan ISPA untuk bagian bawah frekuensinya lebih kecil
(WHO, 1995). Dalam Harrison’s Principle of Internal Medicine di sebutkan
bahwa penyakit infeksi saluran nafas akut bagian atas mulai dari hidung,
nasofaring, sinus paranasalis sampai dengan laring hampir 90% disebabkan
oleh viral, sedangkan infeksi akut saluran nafas bagian bawah hamper 50 %
diakibatkan oleh bakteri streptococcus pneumonia adalah yang bertanggung
jawab untuk kurang lebih 70-90%, sedangkan stafilococcus aureus dan H
influenza sekitar 10-20%. Saat ini telah diketahui bahwa infeksi saluran
pernapasan akut ini melibatkan lebih dari 300 tipe antigen dari bakteri maupun
virus tersebut (DepKes RI.1992)

Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontribusi terhadap kejadian


ISPA pada anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan
buruknya sanitasi lingkungan.

3. GEJALA
Yang termasuk gejala ISPA adalah badan pegal (myalgia), batuk, sakit
kepala, sakit tenggorokan, beringus, demam ringan, tekanan di muka, bersin.
Gejala biasanya tampak setelah 1-3 hari setelah terpapar patogen microbial.
Penyakit ini biasa berlangsung selama 7-10 hari.
Gejala ISPA yang disebabkan oleh streptpcoccus adalah sakit leher tiba-tiba,
sakit saat menelan dan demam tanpa diikuti hidung beringus, suara berubah
atau batuk.
Kadang kala, gejala ISPA dibarengi sakit dan tekanan di kuping yang
disebabkan oleh infeksi telinga tengah (otitis media) dan mata merah
disebabkan oleh virus conjuvitis. (DepKes RI.1992)
Laporan PBL Keperawatan Komunitas III – PSIK Universitas Jember 2014

4. TERAPI
Terapi yg diberikan pada penyakit ini biasanya pemberian antibiotik
walaupun kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus yang dapat sembuh dengan
sendirinya tanpa pemberian obat obatan terapeutik, pemberian antibiotik dapat
mempercepat penyembuhan penyakit ini dibandingkan hanya pemberian obat
obatan symptomatic, selain itu dengan pemberian antibiotik dapat mencegah
terjadinya infeksi lanjutan dari bakterial, pemberian, pemilihan antibiotik pada
penyakit ini harus diperhatikan dengan baik agar tidak terjadi resistensi
kuman/baterial di kemudian hari. Namun pada penyakit ISPA yg sudah
berlanjut dengan gejala dahak dan ingus yg sudah menjadi hijau, pemberian
antibiotik merupakan keharusan karena dengan gejala tersebut membuktikan
sudah ada bakteri yg terlibat. (DepKes RI.1992)

Upaya pencegahan penyakit ISPA:


1. Tetap menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi.
2. Pada bayi / anak dilakukan imunisasi.
3. Selalu menjaga kebersihan baik kebersihan pribadi maupun lingkungantempat
tinggal.
4. Mencegah anak agar tidak berhubungan dengan penderita ISPA.
(DepKes RI.1992)
Upaya pengobatan dan perawatan ISPA:
1. Jika terserang penyakit ISPA harus banyak istirahat.
2. Meningkatkan asupan makanan bergizi.
3. Jika demam beri kompres hangat dan banyak minum ( pada bayi ASI tetap
diteruskan ) gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat, bila perlu
diberikan parasetamol.
4. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan tisu,
kemudian tisu dibuang ke tempat sampah.
5. Jika batuk dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional
misalnya :
a. Dengan herbal jeruk nipis, caranya 1 buah jeruk nipis diambil airnya dan
tambahkan 2 sendok makan madu. Kemudian aduk hingga rata. Ramuan ini
diminum 2 kali sehari.

b. Dengan herbal belimbing wuluh, caranya 10 buah belimbing wuluh, dicuci,


kemudian dihaluskan. Tambahkan 1 cangkir air masak dan sedikit garam.
Peras dan saring. Ramuan ini diminum 2 kali sehari. (DepKes RI.1992)

Daftar Pustaka
Prawirohardjo,Sarwono.2011.Ilmu Kebidanan.Jakarta:PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
DepKes RI.1992. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA). Jakarta:Direktorat Jenderal PPM & PLP
Laporan PBL Keperawatan Komunitas III – PSIK Universitas Jember 2014

Lampiran 5: Media Leaflet

Leaflet Depan

Leaflet Belakang
Laporan PBL Keperawatan Komunitas III – PSIK Universitas Jember 2014

Lampiran 6: Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1.

Gambar 2

Anda mungkin juga menyukai