Anda di halaman 1dari 29

ASKEP PADA ANAK DENGAN SISTEM

PERKEMIHAN

Oleh : Dr.Kadek Ayu Erika, S.Kep., Ns.M.Kes


Pengertian SN
Merupakan manifestasi dari gangguan pada
glumelurus, ditandai dengan proteinuria, hipoalbumin, edema,
hiperkolestoremia.

Angka Kejadian
Terbanyak pada anak berumur antara 3-4
tahun dengan perbandingan wanita : pria = 1 : 2.
Etiologi
Umumnya para ahli membagi etiologinya menjadi :
1. Sindrom nefrotik bawaan
Diturunkan sebagai resesif autosomal atau karsena
reaksi maternofetal.
Resisten terhadap semua pengobatan
Gejalanya adalah edema pada masa neonatus.
2. Sindrom nefrotik sekunder
Disebabkan oleh :
* Malaria kuartana atau parasit lain
Penyakit kalogen seperti lupus eritematosus diseminata,
purpura anafilaktoid.
* Glomerulonefritis akut atau glomerulonefritis kronis,
trombosis vena renalis.
* Bahan kimia seperti trimetadion. Paradion, penisilamin,
garam emas, sengatan lebah, racun oak, air raksa.
* Amiloidosis, penyakit sel sabit, hiperprolinemia, nefritis
embranoproliteratif hipokomplementemik.
3. Sindrom nefrotik idiopatik (tidak diketahui
sebabnya).
Patofisiologi
• Manifestasi primer sindrom nefrotik adalah hilangnya plasma
protein, terutama albumin, kedalam urine.
• Meskipun hati mampu meningkatkan produksi albumin,
namun organ ini tidak mampu untuk terus
mempertahankannya jika albumin terus menerus hilang
melalui ginjal. Akhirnya terjadi hipoalbuminemia.
• Menurunnya tekanan onkotik menyebabkan edema
generalisata akibat cairan yang berpindah dari system vaskuler
kedalam ruang cairan ekstraseluler.
• Penurunan sirkulasi darah mengaktifkan system rennin –
Angiotensin, menyebabkan retensi natrium dan edema lebih
lanjut.
• Hilangnya protein dalam serum menstimulasi sintesis
lipoprotein dihati dan peningkatan konsentrasi lemak dalam
darah (hiperlipidemia)
Manifestasi Klinik

• Manifestasi sindrom nefrotik adalah edema.


• Edema biasanya lunak dan cekung bila ditekan (pitting), dan umumnya
ditemukan disekitar mata (periorbital), pada area ekstremitas (sacrum,
tumit dan tangan), dan pada abdomen (acites).
• Gejala lain seperti malaise, sakit kepala, irritabilitas dan keletihan
umumnya terjadi
KOMPLIKASI
Infeksi sekunder, terutama infeksi kulit yang disebabkan oleh streptococcus,
staphylococcus; bronkopneumonia dan tuberkulosis.
Penatalaksanaan

• Istirahat sampai tinggal edema sedikit.


• Makanan yang mengandung protein sebanyak 3-4 mg/kgBB/hari : minimun
bila edema masih berat. Bila edema berkurang diberi garam sedikit.
• Mencegah infeksi. Diperiksa apakah anak tidak menderita TBC.
• Diuretika.
• Digitalisasi.
Inter national Cooperatife study of Kidney disease in Children
mengajukan:
• Selama 28 hari prednison per os sebanyak 2 kg/kgBB/sehari dengan
maksimun sehari 80 mg.
• Kemudian prednison per os selama 28 hari sebanyak 1,5 mg/kgBB /
hari setiap 3hari dalam 1mingggu dengan dosis maksimun sehari :
60mg . Bila terdapat respons selama (b) maka dilanjutkan dengan 4
minggu secara intermiten.
• Pengobatan prednison dihentikan. Bila terjadi relaps maka seperti
pada terapi permulaan diberi setiap hari prednison sampai urine
bebas protein. Kemudian seperti terapi permulaan selama 5 minggu
tetapi secara interminten.
• Antibiotika hanya diberikan jika ada infeksi.
• Lain-lain : Fungsi acites, Fungsi hidrotoraks dilakukan bila
ada indikasi vital. Bila ada dekompensasi jantung diberikan
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Genitourinary
- Oliguri
- Proteinuria
- Hematuria
Kardiovaskuler
- Hipertensi
Integumen
- Edema pada wajah (pada pagi hari)
- Edema umum/anasarka pada ekstremitas
dan perut.
- Pucat
2. Diagnosa Kep dan Intervensi
a. Resiko tinggi gangguan integritas b/d edema
dan immobilisasi
KE : Anak tidak menunjukkan tanda dan gejala
kerusakan kulit ditandai dgn tidak adanya
kemerahan, iritasi dan kelemahan otot.
Intervensi
- Rubah Posisi setiap 2 jam sekali
- Sediakan produksi perawatan kulit, termasuk
mandi setiap hari dengan sabun yang mengan-
dung pelembab, perubahan posisi, mengganti
seprei dan pakaian yang basah/lembab.
Lanjutan…..
- Kaji adanya iritasi dan kerusakan kulit, kemerahan,
edema dan lecet setiap 4 – 8 jam.
- Sokong atau tinggikan daerah yang mengalami
edema, lengan, kaki, scrotum dengan memakai
bantal gunakan bedak pada area tersebut.
- Tingkatkan aktifitas anak pada area yang edema

b. Resiko infeksi b/d immurosupresi


KE : Anak tidak mengalami infeksi ditandai dengan
suhu tubuh kurang dari 1000F (37,80C), tidak
ada batuk, radang tenggorokan, drainase yang
purulen.
Intervensi
- Jangan biarkan orang-orang dengan infeksi akut
datang mengunjungi klien
- Monitor setiap hari tanda dan gejala infeksi :
batuk, demam, hidung berair, drainase yang
purulen dan radang tenggorokan.

c. Gangguan Perfusi jaringan b/d hipertensi


KE : Anak dapat mempertahankan jaringan perfusi
yang normal, ditandai dengan TD dalam batas
normal, tidak ada sakit kepala dan kejang,
capilary refill time 3 – 5 detik.
Lanjutan…..
Intervensi
- Monitor TD setiap 4 jam
- Perhatikan tindakan pencegahan pada saat kejang :
* Awasi kebersihan jalan nafas, sediakan alat
suction
* Pasang stiker/tanda diatas kepala tempat tidur
agar staf medis siaga saat anak mengalami
kejang.
* Dokumentasikan status kejang anak pada chart.
- Atur Pemberian anti hipertensi setiap order.
Lanjutan…
d. Perubahan status nutrisi : kurang dari kebutuhan
b/d penyakit.
KE : Anak akan menunjukkan perbaikan status
nutrisi ditandai dengan porsi makan dihabis-
kan sedikitnya 80%.
Intervensi
- Tawarkan makanan dalam porsi kecil tapi sering
- Sajikan makanan kesukaan anak selama pem-
batasan pola makan.
Lanjutan….
e. Peningkatan volume cairan b/d penyakit
KE : Anak tidak mengalami/menunjukkan ada-
nya tanda-tanda kekurangan volume cairan
ditandai dengan penurunan edema dan urine
output 1 – 2 ml/kg/jam.
Intervensi
- Timbang BB setiap hari pada waktu yang sama
gunakan timbangan yang sama dan pakaian yg
sama.
- Monitor intake dan output
- Batasi pemasukan sodium selama fase dema
- Atur pemberian duretik order
- Kaji status/keadaan integritas kulit.
Lanjutan…..
f. Kurang pengetahuan b/d perawatan kulit
KE : Orangtua dapat memahami tentang
instruksi perawatan rumah
Intervensi
- Kaji pengetahuan orangtua tentang penyakit
dan keperawatannya.
- Jelaskan pada orangtua pentingnya memper-
tahankan diit/pembatasan sodium.
- Jelaskan pada orangtua anak mungkin akan
mengalami perubahan mood dan meningkat-
nya iritabilitas. Yakinkan bahwa hal ini normal.
- Anjurkan orang orangtua untuk membatasi
aktifitas anak tidak sampai kelelahan.
ASUHAN KEPERAWATAN GNA
PENGERTIAN :
 Adalah suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap
bakteri atau virus tertentu, yang sering terjadi
akibat infeksi kuman streptococcus.

ETIOLOGI :
 Penyakit ini sering ditemukan pada umur 3-7 tahun.
 Timbulnya GNA didahului oleh infeksi ekstra-renal,
terutama ditraktus respiratorius bagian atas dan kulit oleh
kuman streptococcus beta hemolitikus golonganA.
 Faktor lain yang dapat menyebabkan adalah faktor :
iklim,keadaan gizi, keadaan umum dan faktor allergi .
PATOGENESIS :
Hasil penyelidikan klinis imunologis dan perbobaan pada
binatangmenunjukkan adanya kemungkinan proses imunologis
sebagai penyebab.Beberapa penyelidik mengajukan hipotesis sebagai
berikut :
1. Terbentuknya kompleks antigen antibody yang melekat pd
membrana basalis glumelurus dan kemudian merusaknya.
2. Proses auto-imun kuman streptococcus yang nefritogen
dalam tubuh menimbulkan badan autoimun yang merusak
glumelurus.
3. Streptococcus nefritogen dan membrana basalis glimelurus
mempunyai komponen antigen yang sama sehingga dibentuk
zat anti yang langsung merusak membran basalis ginjal.
GEJALA KLINIK :
Gejala yang sering ditemukan :
1. Hematuri
2. Edema
3. Hypertensi
4. Peningkatan suhu badan
5. Mual, tdk ada nafsu makan
6. Ureum dan kreatinin meningkat
7. Oliguri dan anuria
KOMPLIKASI :
1. Oliguri sampai anuria sebagai akibat berkurang-
nya filtrasi glumelurus.
2. Ensefalopati hipertensi yang merupakan gejala
serebrum karena hipertensi ---
gangguan penglihatan, pusing, muntah, kejang
hal ini disebabkan spasme pembuluh darah dan
edema otak
3. Gangguan sirkulasi berupa dispne, ortopne, ter-
dapat ronchi, pembesaran jantung – bertambah-
nya volume darah.
4. Anemia karena adanya hipervolemia disamping
adanya sintesis eritripoetik yang menurun.
Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian
- Genitourinaria :
* Urine keruh
* Proteinuria
* Penurunan urine output
* Hematuri
- Kardiovaskuler
* Hipertensi
- Neurologis :
* Letargi
* Iritabilitas
* Kejang
Lanjutan…..

- GI :
* Anorexia
* Vomitus
* Diare
- Hematologi
* Anemia
* Azotemia
* Hiperkalemi
- Integumen :
* Pucat
* Edema
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan b/d retensi air dan
hipernatremia
Intervensi
- Monitor dan catat TD setiap 1- 2 jam/hari
selama fase akut.
- Jaga kebersihan jalan nafas, siapkan suction
- Atur pemberian anti hypertensi, monitor
reaksi anak.
- Monitor status volume cairan setiap 1-2 jam
monitor urine output,seharusnya 1-2 ml/kg/jam
- Kaji status neurologis setiap 8 jam
- Atur pemberian deuretik; esidrix,lasix sesuai
order.
2. Peningkatan volume cairan b/d oligury
Intervensi
1. Timbang BB tiap hari, monitor urine output se-
tiap 4 jam.
2. Kaji adanya edema, ukur lingkar perut setiap
8 jam, dan untuk anak laki-laki check adanya
pembengkakan pada skrotum.
3. Monitor reaksi anak terhadap therapi diuretik,
terutama bila menggunakan iazide/furosemide
4. Monitor dan catat intake cairan.
5. Kaji warna konsentrasi dan berat jenis urine.
6. Monitor hasil test laboratorium
3. Perubahan status nutrisi b/d anorexia
Intervensi
- Sediakan makanan dengan KH yang tinggi
- Sajikan makanan kecil tapi sering, termasuk
makanan kesuakaan anak.
- Batasi pemasukan sodium dan protein sesuai
order.
4. Intolerance aktiviti b/d fatigue
Intervensi
- Buat jadual/periode istirahat setelah aktivitas
- Sediakan/ciptakan lingkungan yang tenang,
permainan yang menantang sesuai usia anak.
- Buat rencana/tingkatan dalam perawatan anak
agar tdk dilakukan pd saat anak istirahat mlm.
5. Gangguan istirahat tidur b/d immobilisasi
dan edema
Intervensi
- Sediakan kasur busa pada tempat tidur anak
- Bantu merubah posisi setiap 2 jam
- Mandikan anak setiap hari dengan sabum yang
mengandung pelembab
- Dukung/beri sokongan dan elevasikan ekstre-
mitas yang mengalami edema.
- Jika anak laki-laki, balutlah scrotum.
TERIMA KASIH DAN RAJIN MEMBACA YA....

Anda mungkin juga menyukai