Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Nurulita Wahyu Kartika

NIM : 19430100003
MATA KULIAH : Manajemen Pemasaran
DOSEN PENGAMPU : Candraningrat, S.E., M.SM.

Resume Workshop Kewirausahaan Dikti (19 Mei 2020 - Sesi 2)


“Unique Selling Proposition”
oleh Nilam Sari (Kebab Turki Baba Rafi)

Membawa makanan yang asing dari Timur Tengah ke Indonesia


Bisa dibilang bahwa Nilam adalah orang pertama yang membawa kebab untuk dapat
dirasakan orang-orang di Indonesia. Berkat dari perjalanan liburannya ke Qatar, ia
akhirnya mencoba untuk membawa rasa kebab yang unik ke Indonesia. Nilam
menyuguhkan kebab yang sama yang seingatnya ia pernah santap di Qatar. Tentunya
dengan rasa yang khas sekali dengan rempah-rempah timur tengah. Kemudian, ia
mendapat masukan bahwa rasanya kurang cocok untuk lidah orang Indonesia. Karena
rempah-rempah nya yang cukup berbeda dan tergolong rasanya sangat kuat, akhirnya
Nilam mencoba merubah resep kebab nya dengan modifikasi bumbu yang rasanya
lebih ramah di lidah orang Indonesia. Akhirnya Nilam mendapat feedback yang baik
dari orang-orang di sekitarnya, dan rasanya sudah pas dan sudah cocok di lidah
Indonesia.
Kemudian Nilam menjualnya masih dengan cara kaki lima, bersama dengan bisnis
burger yang dulu juga pernah ia lakukan sebelum bisnis tersebut tutup. Nama ‘Kebab
Turki Baba Rafi’ sangat identik dengan makanan kebab yang telah lama beredar di
Indonesia. Turki diambil sebagai pengingat bahwa kebab merupakan makanan yang
berasal dari timur tengah, ditambah dengan kata ‘baba’ yang semakin membuat nuansa
timur tengah semakin kental. Sehingga orang akan langsung teringat bahwa kebab
adalah makanan timur tengah.

Sistem bisnis waralaba Kebab Turki Baba Rafi


Pada awalnya, Kebab Turki Baba Rafi tidak memikirkan untuk menggunakan sistem
waralaba ini. Orang yang ingin menjual kebab hanya mengambil bahan baku dari Baba
Rafi dan kemudian dijual dengan merek yang berbeda. Hingga suatu hari Nilam
menyadari potensi akan bisnis Kebab Turki Baba Rafi, sehingga ia akhirnya
menerapkan sistem waralaba untuk bisnis tersebut.
Dalam pemasarannya, Kebab Turki Baba Rafi menggunakan banyak cara, yang juga
membuat biaya investasi yang harus dikeluarkan oleh mitra Baba Rafi juga bervariasi.
Banyak aspek yang membuat biaya investasi berbeda, salah satunya adalah bentuk
outlet Baba Rafi yang beragam. Tentunya jika semakin besar outlet yang ingin dibuat
oleh mitra, maka biaya investasi juga semakin besar.
Bisnis waralaba juga cukup tepat untuk para pelaku bisnis yang ingin melakukan bisnis
namun dengan market yang pasti, karena sebelumnya market tersebut telah dibuat oleh
pemiliki waralaba, dan otomatis penjualan juga akan banyak karena market yang telah
teridentifikasi. Selain itu omzet dapat diperkirakan semenjak kita memulai bisnis
waralaba. Oleh sebab itu, para pelaku bisnis pemula cenderung lebih suka melakukan
sistem waralaba ini daripada harus menciptakan bisnis lagi, karena market yang belum
pasti.

Packaging sebagai media penjualan


Jika kita melihat kemasan Kebab Turki Baba Rafi, kita langsung berpikir bahwa
kemasan merupakan hal yang penting sebagai media penjualan. Mengapa demikian?
Mari kita bahas satu persatu.
1. Fungsi
Pertama mari kita bahas dari segi fungsi, bagaimana kemasan dapat digunakan
sebagaimana mestinya. Kemasan akan tetap menjadi wadah untuk produk yang
dijual. Namun jika kita membicarakan bagaimana kemasan tersebut memberikan
kemudahan bagi konsumennya, maka kemasan tersebut patut dihargai dan diberikan
feedback sesuai dengan kemampuan yang diberikan oleh kemasan tersebut.
Kemasan Kebab Turki Baba Rafi menggunakan kerdus yang tidak terlalu tipis,
panjang mengikuti ukuran kebab, dan aman untuk menyimpan produk tersebut
karena ada tutup di bagian atas dan bawahnya. Akan berbeda jika kita membungkus
kebab tersebut hanya dengan kertas minyak saja. Maka resiko kebab tidak tersimpan
dengan aman, lalu kenyamanan konsumen saat mengkonsumsi kebab tersebut juga
terganggu.

2. Pengalaman
Menurut Nilam, kemasan tidak hanya sebagai wadah dari sebuah produk saja. Namun
ia ingin menjadikan kemasan sebagai salah satu media untuk konsumen merasakan
pengalaman mengkonsumsi kebab. Pengalaman tersebut didapat ketika kita
mengeluarkan kebab dari kemasannya. Nilam ingin kemasan tersebut tetap terlihat
seperti awal ketika kebab belum dikeluarkan dari kemasannya. Ia memiliki ide untuk
mengeluarkan kebab tanpa harus merobek kemasannya, karena menurutnya kemasan
yang sudah di desain secara bagus tidak seharusnya disobek hanya untuk
mengeluarkan produknya saja. Oleh sebab itu kemasan Kebab Turki Baba Rafi
memiliki desain kemasan ‘pull up experience’ dimana ketika kita ingin mengeluarkan
kebab tersebut, maka kitataris bagian berwarna merah yang ada di bungkus,
menyerupai ‘lidah’ yang kemudian ketika ditarik maka kebab tersebut akan keluar
dari bungkusnya. Dengan begitu konsumen tidak merasa kerepotan dan tangan
mereka tetap bersih.

3. Kemasan sebagai sumber ‘pemasukan’ lain selain penjualan


Untuk mengembangkan usaha, maka kita dapat melakukan kerjasama dengan
perusahaan serupa. Salah satu contoh dan langkah yang diambil Kebab Turki Baba
Rafi yaitu dengan cara menjualkan produk Nu Green Tea di kios nya. Tentu dengan
menjualkan produk saja, Kebab Turki Baba Rafi juga telah memperoleh profitnya.
Namun ada hal lain yang bisa meningkatkan profit dibanding hanya membantu
menjualkan, yaitu dengan cara mengiklankan produk tersebut melalui Kebab Turki
Baba Rafi. Media yang digunakan tentu saja melalui kemasan mereka. Jadi Kebab
Turki Baba Rafi juga membantu dalam desain kemasan khusus untuk membantu
mengiklankan produk tersebut. Tentunya budget marketing akan dibantu oleh
perusahaan partner. Sehingga kita hanya perlu untuk menjualkan produk mereka
sekaligus menjual merek nya sendiri dan merek perusahaan partner melalui kemasan
edisi khusus.

Outlet Kebab Turki Baba Rafi


1. Gerobak
Di masa awal mula Kebab Turki Baba Rafi merangkak naik penjualannya, dan
mulai menerapkan sistem waralaba, outlet Baba Rafi merupakan outlet gerobak
yang cukup sederhana dengan paduan warna merah dan kuning yang mungkin
cukup identik dengan outlet burger. Namun melihat pasar konsumen saat ini yang
cenderung lebih suka warna yang simpel dan tetap eyecatching maka Baba Rafi
memutuskan untuk merubah elemen warna nya menjadi kuning dan hitam.

2. Container
Kebab Turki Baba Rafi dengan konsep container atau food truck merupakan
konsep baru yang memanfaatkan container sebagai lapak jualnya. Tentunya menu-
menu yang disajikan juga lebih banyak dan bervariasi dibanding dengan menu
yang ada di gerobak Baba Rafi. Harga yang ditawarkan juga cenderung lebih
mahal, namun tentunya dengan lebih banyak variasi rasa.

3. Smokey Kebab
Smokey kebab merupakan outlet yang konsepnya lebih industrialis yang ditujukan
untuk masyarakat saat ini yang sangat menyukai desain yang lebih simpel.

4. Outlet luar negeri


Kebab Turki Baba Rafi juga melebarkan sayapnya ke luar negeri. Untuk strategi
penjualan yang mereka gunakan yaitu dengan menyesuaikan karakteristik
konsumen yang ada di setiap negara tersebut dan kearifan lokal rasa yang ada di
setiap negara. Karena tidak mungkin jika kita membawa satu solusi yang ternyata
tidak tepat bagi orang-orang yang ada di suatu lingkungan tersebut. Salah satu
contoh outlet di luar negeri yang memiliki strategi marketing berbeda yaitu di
Belanda, dimana outlet tersebut berbentuk cafetaria dan tortilla (kulit kebab) yang
digunakan berbahan dasar cassava flour yang gluten free. Hal tersebut dilakukan
karena melihat bahwa masyarakat disana menyukai hidup sehat. Oleh sebab itu
Baba Rafi menawarkan produk yang tetap bisa dikonsumsi oleh masyarakat disana.

Konsep Ghost kitchen yang dilakukan oleh Kebab Turki Baba Rafi
Konsep ghost kitchen merupakan konsep baru dalam dunia FnB yang mana
memanfaatkan dapur pribadi untuk menjalankan bisnisnya. Dengan cara tersebut, maka
biaya operasional untuk dine in akan dipangkas, karena ghost kitchen tidak
menyediakan tempat dine in untuk konsumennya. Mereka hanya menyediakan layanan
delivery order, sehingga cost yang ada untuk memulai operasional restoran akan lebih
kecil dibanding dengan restoran pada umumnya. Sejak tahun lalu, Kebab Turki Baba
Rafi telah mengadopsi konsep ini dan telah memiliki lebih dari 200 mitra yang bekerja
sama. Mulanya, Nilam didaulat menjadi perwakilan APEC di Chile dan ia membawa
konsep ini, yang mana saat itu ia juga mengangkat isu pemberdayaan perempuan.
Sehingga konsep ghost kitchen ini menjadi garda utama dalam Kebab Turki Baba Rafi
memasarkan produknya. Karena biaya investasi untuk memulai bisnis ini juga relatif
kecil dan mudah untuk dilakukan.

Melakukan kolaborasi untuk exchange market


Pasar memang harus ditentukan dari awal sejak kita ingin memulai bisnis, namun tidak
ada salahnya bahwa kita mencoba untuk memasuki suatu kelompok pasar baru yang
belum akrab dengan produk kita. Kolaborasi dengan brand lain merupakan salah satu
langkah untuk menarik kelompok pasar tertentu yang ada di brand partner lain. Hal
tersebut tidak berarti merebut pasar, namun dapat menjadi langkah untuk bertukar pasar
satu sama lain. Karena pasar suatu produk tidak mungkin mencakup semua aspek yang
ada, oleh sebab itu pasar spesifik selalu dimiliki oleh setiap brand. Dan pasar spesifik
inilah yang menjadi tujuan untuk pertukaran pasar. Kebab Turki Baba Rafi melakukan
kolaborasi dengan SangPisang dan menciptakan suatu menu baru khusus untuk dijual
di outlet satu sama lain. Dengan begitu otomatis pasar masing-masing brand dapat
bertukar dan dapat mengetahui brand satu sama lain.

Kesimpulan
Kebab Turki Baba Rafi melakukan upaya maksimal agar semua sarana dan objek dapa
dijadikan media penjualan mereka. Mulai dari tempat, bungkus, rasa, hingga strategi
marketing mereka semuanya dapat dijadikan sebuah media penjualan. Oleh sebab itu
Baba Rafi telah mencapai kesuksesan yang besar seperti sekarang karena mereka
memanfaatkan dan memperhatikan hingga barang terkecil pun. Sehingga konsumen
dapat merasakan experience ketika mereka membeli kebab. Kebab Turki Baba Rafi
juga menjadi contoh bahwa kita dapat memanfaatkan pesaing bisnis kita menjadi
partner bisnis kita. Dengan begitu, kita dapat bertukar pasar dan penjualan juga dapat
dilakukan secara maksimal. Selain itu konsep ghost kitchen yang dilakukan oleh Baba
Rafi juga membantu para pelaku ekonomi kecil untuk dapat merasakan omzetnya pula.
Dan lebih bisa menyesuaikan dengan keadaan apapun, karena tidak adanya tempat dine
in. Sehingga hal tersebut menjadi satu ide cemerlang, untuk menghidupkan berbagai
pelaku ekonomi yang ada di dalam proses pembelian kebab dari konsep Kebab Kitchen
ini. Pada dasarnya saat ini yang kita lakukan bukan lagi tentang membuka cabang
restoran dan memperluas jaringan ekspansi. Namun penting saat ini untuk
menghidupkan ekonomi kembali mulai dari yang terkecil agar semuanya dapat
merasakan dampaknya. Sehingga pertumbuhan ekonomi di Indonesia dapat meningkat.

Anda mungkin juga menyukai