Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KETERAMPILAN DASAR KLINIK KEBIDANAN

”LAPAROSKOPI”

DOSEN PENGAMPUH : YURISSETIOWATY, SST, M. Kes

DISUSUN OLEH :

NAMA : SITI JUBAEDAH

KELAS: 1B

KEMENTRIAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKES KEMENKES KUPANG

JURUSAN KEBIDANAN

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas rahmat daan
karunianya saya dapat menyelesaikan tugas KDK tentang “laparoskopi KDK”
yang di berikan oleh ibu dosen pengampuh.

Jika ada yang salah dalam penulisan tugas ini, saya memohon maaf jika ada
kalimat atau kata-kata yang salah.
Untuk itu saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini
supaya nantinya dapat di perbaikki menjadi lebih baik lagi.

Demikian saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Kupang, 22 maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................

DAFTAR ISI…………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….
A. latar belakang………………………………………………... 1
B. Rumusan masalah…………………………………………… 2
C. tujuan………………………………………………………....3

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………...........
A. PENGERTIAN PEMERIKSAAN LAPAROSKOPI..................
B.Manfaat laparoskopi.....................................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................

A.Kesimpulan………………………………………………………7

B.Saran……………………………….............................................. 8

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya prinsip operasi laparotomi ginikologi konvensional
d gunakan pada laparoskopi operatif. Di samping itu, operator
laparoskopi hrus berpengalaman dalam melakukan operasi laparoskopi
diagnostic. Oleh karena itu mereka sebelumnya harus mengenal dengan
baik jaringan atau organ genitalia internal serta patologi tertentu lewat
pandangan laparoskop. Operator laparoskopi di tuntut pula untuk
terbiasa dan terlatih mengunakan berbagai alat khusus yang telah di
sebutkan di atas. Operator laparoskopi juga di tuntut agar terbisa
melakukan jahitan atau ikatan hemostasis pada jaringan dalam rongga
pelvis dengan endolog dan endosuture cara ikatan luar atau dalam.
Untuk melatih hal-hal tersebut, oleh semm telah di buat satu
modal yang disebut pelvic-trainer. Dengan pelvic trainer ini seseorang
dapat melatih keterampilannya untuk melakukan hal-hal khusus tersebut
di atas.

B. Rumusan Masalah
1. jelaskan apa yang di maksud dengan sejarah perkembangan
iaparoskopi ?
2. jelaskan apa yang di maksud dengan indikasi dan kontra
indikasi laparoskopi operatif ?
3. jelaskan apa yang di maksud dengan prosedur laparoskopi
operatif ?
4. jelaskan apa yang di maksud dengan macam atau jenis
laparoskopi operatif ?
5. jelaskan apa yang di maksud dengan anestesia pada
laparoskopi operatif ?
6. jelaskan apa yang di maksud dengan robotic laparoskopi ?

C. Tujuan
1. mampu menjelaskan sejarah perkembangan laparoskopi ?
2. mampu menjelaskan indikasi dan kontra indikasi laparoskopi
operatif ?
3. mampu menjelaskan prosedur laparoskopi operatif ?
4. mampu menjelaskan macam atau jenis laparoskopi operatif ?
5. mampu menjelaskan anestesi pada laparoskopi operatif ?
6. mampu menjelaskan robotic laparoskopi ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERSIAPAN DAN PEMERIKSAAN DIAGNOSE


LAPAROSKOPI

Perkembagan yang pesat di bidang teknologi kesehatan khususnya


ilmu bedah telah mendatangkan manfaat dan keuntungan yang besar bagi
kehidupan manusia. Di temukannya teknik bedah laparoskopi atau bedah
minimal infasive. Misalnya, kini telah mulai menggantikan teknuk-teknik
konvensional, kecuali pada kasus-kasus tertentu. Laparoskopi adalah prosedur
untuk melihat rongga perut melalui sebuah teleskop yang di masukan melaui
dinding perut. Prosedur pembedahan pda laparoskopi menggunakan alat-alat
yang juga di masukan melalui dinding perut. Melalui teleskop, prosedur
pembedahan lebih jelas terlihat karena bisa di lakukan pemaparan yang lebih
baik pada rongga panggul dan efek pembesaran dari teleskop. Pada bidang
ginekologi ( kesehatan organ reproduksi wanita ), kondisi yang dapat di
tangani dengan teknik laparoskopi antara lain mioma uteri, tumor ovarium,
nyeri haid, endometriosis, adenomeosis, infertilitas, sterilisasi tubah,
pelengketan saluran tubah, pelengketan organ genitalia, kehamilan di luar
kandungan, pengangkatan rahim atau ovarian drilling.

B. SEJARAH LAPAROSKOPI

Sulit menyebutkan siapa penemu alat laparoskopi pertama kali.


Pada tahun 1902, Georg Keling, di Deresden, Saxoniy melakukan tindakan
laparoskopi pertama pada anjing. Tahun 1910 Hans christian jacobaeus di swedia
melaporkan operasi laparoskopi dilakukan pertama kalinya terhadap manusia.
Dengan di temukan chip komputer pada kamera TV, inovasi laparoskop lebih
berkembang lagi. Dengan adanya alat ini, dapat di lakukan pembesaran lapangan
operasi yang terlihat di monitor.

C. KEUNTUNGAN

Laparoskopi, yang merupakan revolusi besar di bidang ilmu bedah,


kini banyak di pilih karena prosedurnya yang mudah serta waktu operasi yang
relatif singkat dan lama pemulihan pasca operasi yang lebih singkat
ketimbang konvensional. Ukuran lubang yang di perlukan untuk operasi
hanya kurang lebih 0,5-1,5 cm, jauh lebih kecil di bandingkan ukuran lubang
untuk operasi konvensional. Karena alasan inilah maka operasi laparoskopi di
sebut juga bandaid surgery atau keyhole surgery.. operasi ini di sebut juga
minimal invasive, karena bagian tubuh di buka dengn sedikit sayatan saja.
Perlengketan pasca operasi yang dapat menyebabkan nyeri
berulang setelah operasi, sumbatan usus, dan infertilitas juga lebih jarang
terjadi. Pasien yang sudah menjalani operasi besar apapun, kemungkinan
mengalami pelengketan 20 hingga 40 persen.

D. KERUGIAN

Biaya yang di butuhkan untuk operasi ini relatif lebih mahal


karena operasi ini memerlukan peralatan-peralatan yang canggih seperti
sistim kamera, sistim lampu. Selain itu operasi laparoskopi ini relatif lebih
lama di bandingkan laparotomi tetapi jika di lakukan oleh seorang operator
laparoskopi yang terlatih dan terampil maka lama operasi tidak berbedah
jauh dengan laparotomi.

E. KEGUNAAN LAPAROSKOPI

Beberapa kegunaan laparoskopi secara umum dapat di bagi


dalam dua kelompok yakni untuk mengetahui penyebab dari suatu penyakit
(diagnosis) dan untuk mengatasi masalah tersebut (terapi). Sebagai alat
diagnostik, laparoskopi seringkali digunakan untuk mendiagnosis penyebab
dari ketidaksuburan (infertilitas), terutama untuk pasangan yang telah lama
mencoba berbagai cara untuk mendapatkan anak.

F. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI OPERASI LAPAROSKOPI

Dengan telah berkembangnya inovasi instrumentasi dan tekhnik


operasi seperti yang telah di utarakan diatas, maka indikasi untuk melakukan
opersi dengan teknik laparoskopi menjadi lebih luas.

1. Indikasi
2. kontra indikasi

G. PROSEDUR LAPAROSKOPI OPERATIF

Operasi laparoskopi usus dapat di gunakan untuk melakukan operasi berikut:


1. proctosingmoidectomy. Opersi pengangkatan bagian rektum dan
kolon sigmoid yang sakit
2. right colectomy atau ileocolectomy. Selama kolektomi kanan, sisi
kanan usus besar akan di buang.
3. total abdominal colectomy. Operasi pengangkatan usus besar.
4. fecal diversion. Bedah pembuatan saluran baik sementara atau
permanentileostomy (pembukaan antara permukaan kulit dan usus
kecil) atau (kolostomi) (pembukaan antara permukaan kulit dan
usus besar).

5. abdominoperineal resection. Operasi pengangkatan anus, rektum


dan kolon sigmoid.
6. rectopexy. Suatu prosedur dimana jahitan digunakan untuk
mengamankan rektum pada posisi yang tepat. Digunakan untuk
memperbaiki prolapsrektum.
7. total proctocolectomy. Ini adalah operasi usus paling luas di
lakukan dan melibatkan pembuangan rektum dan usus besar.

Tata pelaksanaan
1. teknik umum laparoskopi
2. persiapan gastroin testinal sebelum operasi
3. persiapan preoperatif
4. dokumentasi

H. JENIS-JENIS LAPAROSKOPI

I. Laparoskopi histerektomi
Yang di lakukan oleh tabung optik standar ramping yang juga
dikenal sebagai laparoscopes di sebut histerektomi laparoskopi.

2. miomektomi
jika miom tersebut bertangkai maka tangkai tersebut dengan
mudah dapat di insisi. Untuk jenis intramural, resiko perdarahan sangat besar,
kadang di perlukan injeksi vasopressin untuk mempertahankan hemostasis.

J. ANESTESIA PADA LAPAROSKOPI OPERATIF

Apapun jenis atau cara pemberiannya, tindakan pemberian


anestesi ini tidak boleh di anggap ringan. Apabila tindakan dan cara
pemberian anastesi tidak benar, dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak
diinginkan.

1. anastesi local
2. anastesi regional
3. anastesi umum
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perkembangan yang pesat di bidang teknologi kesehatan


khususnya ilmu bedah telah mendatangkan manfaat dan keuntungan yang besar
bagi kehidupan manusia. Ditemukannya teknik bedah laparoskopi atau bedah
minimal invasive. Misalnya, kini telah mulai menggantikan teknik-teknik
konvensional, kecuali pada kasus-kasus tertentu. Laparoskopi adalah prosedur
untuk melihat rongga perut melalui sebuah teleskop, prosedur pembedahan lebih
jelas terlihat karena bisa di lakukan pemaparan yang lebih baik pada rongga
panggul dan efek pembesaran dari teleskopi.

B. SARAN

Di harapkan mahasiswa dapat memahami tentang laparoskopi dan


dapat menambah wawasan. Mugkin dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari kata sempurnah, untuk itu saya mengharapkan kritik,
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini
untuk lebih baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi B., keberhasilan hamil pada pasien inferlitas setelah menipulasi
histeroskopi dan laparoskopi operatif tahun 1997

Bayer R.S., Alper M., penzias S.A., laparoskopi tahun 2002

Georg keling, di Deresden, Saxoniy laparoskopi tahun 1902

Hans chiristian jacobaeus melakukan operasi laparoskopi tahun 1910

Anda mungkin juga menyukai