Anda di halaman 1dari 65

IDENTIFIKASI STATUS PROTEIN URINE PADA IBU HAMIL

DI PUSKESMAS UNAAHA KABUPATEN KONAWE

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Diploma D III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

Jurusan Analis Kesehatan

OLEH:

ANNA UCHRIJA MAHDY TASLIM


P00320013102

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN D III ANALIS KESEHATAN
2016

i
ii
iii
iv
RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri
Nama : Anna Uchrija Mahdy Taslim
NIM : P00320013102
Tempat, Tanggal Lahir : Arombu, 17 April 1995
Suku / Bangsa : Tolaki,Wawonii / Indonesia
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam

B. Pendidikan
1. SD Negeri 2 Unaaha, tamat tahun 2007
2. SMP Negeri 2 Unaaha, tamat tahun 2010
3. SMA Negeri 1 Unaaha, tamat tahun 2013
4. Sejak tahun 2013 melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan

v
MOTTO

Kesuksesan tidak dapat diperoleh secara instan

Kita membutuhkan perjuangan dan pengorbanan

Serta semangat yang besar dan kuat.

Namun, setiap orang pasti selalu memiliki kesempatan

Untuk meraih kesuksesan yang penting kita yakin dan giat

berusaha

Kupersembahkan untuk alamamaterku,

Ayahanda dan ibunda tercinta

Keluargaku tersayang

Sahabat-sahabatku tersayang

Doa dan nasehat untuk menunjang keberhasilanku

vi
ABSTRAK

Anna Uchrija Mahdy Taslim (P00320013102) Identifikasi Status Protein Urine


Pada Ibu Hamil di Puskesmas Unaaha Kabupaten Konawe. Dibimbing oleh
Fonnie E. Hasan dan Supiati (xiii + 2 tabel + 1 gambar + lampiran + 40 halaman).
Kebutuhan protein ibu hamil lebih banyak semasa kehamilan dibandingkan dengan
yang tidak hamil, hal ini dikarenakan protein diperlukan untuk perkembangan badan
ibu hamil dan janinnya. Adanya protein dalam urine dapat di ketahui dengan
melakukan pemeriksaan urine. Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya status
protein urine pada ibu hamil dengan menggunakan metode carik celup. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium
Puskesmas Unaaha Kabupaten Konawe pada tanggal 28 juni sampai 15 juli 2016.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 orang yang merupakan ibu hamil yang
diambil secara Accidental Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil
pemeriksaan protein pada ibu hamil diperoleh hasil positif pada 25 dan hasil negatif 7
sampel. Dapat disimpulkan bahwa dari 32 orang ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan protein urine pada ibu hamil didapatkan normal protein berjumlah 7
sampel dan protein abnormal berjumlah 25 sampel. Diharapkan bagi peneliti
selanjutnya agar dapat melanjutkan penelitian ini terkait dengan pengaruh tekanan
darah terhadap kadar protein pada ibu hamil.

Kata Kunci : Pemeriksaan Protein Urine Pada Ibu Hamil


Daftar Pustaka : 30 buah (1981 – 2013)

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT , yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan dan merampungkan
Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Identifikasi Status Protein Urine Pada Ibu
Hamil di Puskesmas Unaaha Kabupaten Konawe”. Penelitian ini disusun dalam
rangka melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program
Diploma III (D III) pada Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Analis Kesehatan.

Proses penulisan karya tulis ini telah melewati perjalanan panjang, dan
penulis banyak mendapat petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis juga menghanturkan rasa terima kasih kepada ibu
Fonnie E.Hasan selaku pembimbing I dan ibu Supiati selaku pembimbing II yang
telah memberikan bimbingan, kesabaran dalam membimbing dan atas segala
pengorbanan waktu dan pikiran selama menyusun karya tulis ini. Olehnya itu, dengan
segala kerendahan hati peulis menghanturka rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :

1. Bapak Petrus, SKM,.M.Kes. selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari


2. Kepala Kantor Badan Riset Sultra yang telah memberikan izin penelitian kepada
penulis dalam penelitian ini.
3. Kepala Puskesmas Unaaha Kabupaten Konawe Sunusi SKM,.M.Kes dan
penanggung jawab laboratorium Hj. Miratna
4. Ibu Ruth Mongan, B.SC,.S.pd,.M.Pd selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan
5. Kepada Ibu Dewan Penguji, Ibu Anita Rosanty, S.ST., M.Kes, Ibu Hj.
St.Nurhayani, S.Kep.,Ns.M.Kep, dan Ibu Satya Darmayani, S.Si., M.Eng yang
telah memberikan arahan perbaikan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

viii
6. Bapak dan Ibu dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan
serta seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan pelayanan akademik yang
diberikan selama penulis menuntut ilmu.
7. Teristimewa dan tak terhingga penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda
Pirkan Mahdy dan Ibunda Jamaeni yang selama ini telah banyak berkorban baik
materi maupun non materi demi kesuksesan penulis serta terima kasih buat
saudara-saudaraku tersayang Falyas Tatiyunis M.T dan Ahmad Ulil M.T
8. Sahabatku dan rekan – rekan seluruh mahasiswa Analis Kesehatan angkatan 2013
telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah penelitian ini.
Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan keterbatasan
yang ada, sehingga bentuk dan isi Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih terdapat kekeliruan, dan kekurangan. Oleh karena itu
dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah.
Akhir kata , semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya. Karya
ini merupakan tugas akhir yang wajib dilewati dari masa studi yang telah penulis
tempu, semoga menjadi awal yang baik bagi penulis, Amin.

Kendari, Juli 2016

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS .......................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... v
MOTTO ......................................................................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3
C. Manfaat Penelitian....................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan ........................................ 4
B. Tinjauan Umum Tentang Protein .............................................. 14
....................................................................................................
C. Tinjauan Umum Tentang Protein Dalam Urine ......................... 22
D. Tinjauan Umum Tentang Metode Pemeriksaan Urine .............. 24
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran ......................................................................... 26
B. Kerangka Pikir ........................................................................... 27
C. Variabel Penelitian ...................................................................... 27
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ................................ 27
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................... 29
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 29

x
C. Populasi dan Sampel .................................................................. 29
D. Prosedur Pengumpulan Data ...................................................... 30
E. Prosedur Kerja ........................................................................... 30
F. Instrumen Penelitian .................................................................. 31
G. Jenis Data ................................................................................... 31
H. Analisa Data ............................................................................... 32
I. Sumber Data .............................................................................. 32
J. Pengolahan Data ........................................................................ 32
K. Penyajian Data ........................................................................... 32
L. Etika Penelitian .......................................................................... 32
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .......................................................................... 34
B. Pembahasan ............................................................................... 38
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 40
B. Saran .......................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 DistribusiHasil Pemeriksaan Protein Pada Ibu


Hamil ............................................................................................ 37
Tabel 2 Distribusi Status Protein Pada Ibu Hamil ..................................... 37

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Data Jumlah Tenaga Puskesmas


Unaaha ..................................................................................... 35

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Hasil Pemeriksaan


Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian dari Poltekkes Kemenkes Kendari
Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan
Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara
Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan
Kabupaten Konawe
Lampiran 5 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 6 : Dokumentasi Penelitian
Lampiran 7 : Surat Keterangan Bebas Pustaka

xiv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingkat kehamilan di Indonesia terutama di Sulawesi Tenggara
menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2016) mengalamii
peningkatan dari tahun 2011 yaitu 5.060.637 sampai pada tahun 2015 yaitu
5.290.235.Pada kehamilan berbagai perubahan terjadi di dalam tubuh,
termasuk tahapan-tahapan janin. Kehamilan normal akan berpengaruh
terhadap keseimbangan cairan dan elektrolit, keseimbangan asam basa,
metabolisme karbohidrat, protein maupun lemak, keseimbangan kalsium dan
elektrolit serta endokrin (Saryono, 2008).
Kebutuhan protein ibu hamil lebih banyak semasa kehamilan
dibandingkan dengan yang tidak hamil.Hal ini dikarenakan protein diperlukan
untuk perkembangan badan ibu hamil dan janinnya.Protein juga disimpan
untuk persiapan menghadapi laktasi.Ibu hamil membutuhkan sekitar 75 gram
protein setiap hari (Wiknjosastro, 2006).Protein urine adalah protein yang
terdapat di dalam urine akibat dari penurunan fungsi ginjal.Protein yang larut
dalam pemanasan akibat aktivitas yang berlebih dapat melewati glomelurus
dan tubulus sehingga terbaca sebagai proteunuria (Baron, 1981).
Proteinuria adalah adanya protein di dalam urine manusia yang
melebihi nilai normalnya yaitu kurang dari 150 mg/24 jam atau pada anak-
anak lebih dari 140 mg/24 jam. Dalam keadaan normal protein di dalam urine
sampai sejumlah tertentu masih dianggap fungsional. Biasanya proteinuria
baru dikatakan patologis bila kadarnya di atas 200 mg/24 jam, ada yang
mengatakan proteinuria persisten jika protein urine telah menetap selama 3
bulan atau lebih dari jumlahnya di atas normal. Selain itu proteinuria
merupakan suatu petanda adanya kerusakan ginjal dan proteinuria mempunyai
peran sebagai petanda resiko mortalitas kardiovaskuler dan predictor
progresivitas penyakit ginjal dan jumlah protein yang dikeluarkan melalui
urine berkolerasi dengan besarnya penurunan laju filtrasi glomerulus
(Supriyanti, 2007).

1
Tingginya kadar protein dalam urin ibu hamil dapat mengindikasikan
terjadinya preeklampsi. Preeklampsi ialah penyakit dengan tanda - tanda
hipertensi, edema dan proteinuria yang timbul karena kehamilan.Penyakit ini
umumnya terjadi dalam trimester kedua - kehamilan.Pemeriksaan protein urin
dibutuhkan oleh ibu hamil bila dicurigai mengalami preeklampsi ringan atau
berat, dari hasil pemeriksaan ini kita dapat memberikan asuhan kepada ibu
hamil yang ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah potensial yaitu
terjadinya eklamsi.
Penetapan kadar protein dalam urin biasanya dinyatakan berdasarkan
timbulnya kekeruhan pada urin.Kekurangan protein selama hamil berpotensi
menyebabkan tidak maksimalnya perkembangan otak, otot, dan organ tubuh
janin.Sedangkan pada jangka panjang dapat menyebabkan kurangnya
kemampuan belajar, kurangnya ketahanan tubuh terhadap penyakit, serta
calon bayi kelak lebih berisiko terkena penyakit metabolik seperti diabetes dan
penyakit jantung.Deteksi kekurangan protein pada ibu hamil memang tidak
secara rutin dilakukan.Kekurangan protein juga tidak menimbulkan gejala
khusus yang dapat dirasakan oleh ibu hamil.Mengingat asupan protein didapat
bersamaan dengan asupan bahan makanan lain (karbohidrat, lemak, dan
lainnya). Jadi, dugaan adanya ketidakcukupan protein umumnya dilihat dari
penambahan berat badan ibu hamil yang kurang atau bahkan menurun. Seperti
kita ketahui, kecukupan gizi ibu hamil secara sederhana akan tercermin pada
penambahan berat badan yang cukup selama hamil (untuk ibu dengan indeks
masa tubuh normal penambahan BB selama hamil adalah 11.5—16 kg)
(Mochtar, 2007).
Puskesmas unaaha merupakan salah satu puskesmas terbesar diwilayah
Unaaha dimana luas wilayah menurut kelurahan sangat beragam, kelurahan
unaaha merupakan kecamatan yang terluas kerena memiliki 12 kelurahan
yaitu kelurahan Puunaaha, Tumpas, Arombu, Latoma, Ambekairi, Tuoy,
Asinua, Wawonggole, Unaaha, Inolobunggadue, Asambu, dan Tobeu,
sehingga Puskesmas Unaaha memiliki pasien yang cukup banyak. Salah satu
pasien yang paling banyak mengunjungi puskesmas unaaha ini adalah pasien

2
ibu hamil, pada bulan Januari sampai April memiliki jumlah pasien ibu hamil
yaitu 287 pada tahun 2016, ini dikarenakan ibu hamil merupakan salah satu
kelompok beresiko terkena bermacam gangguan kesehatan misalnya
kurangnya gizi pada ibu hamil (protein) apabila kekurangan protein pada ibu
hamil maka akan beresiko pada ibu hamil dan janinnya sendiri.
Maka dari gambaran diatas penulis tertarik untuk meneliti “identifikasi
kadar protein pada ibu hamil” di Wilayah Kerja Puskesmas Unaaha
Kabupaten Konawe”
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui status protein urine pada ibu hamil di
Puskesmas Unaaha Kabupaten Konawe.
2. Tujuan Khusus
1. Dilakukan pemeriksaan urine dengan metode carik celup
2. Dilakukan interpretasi hasil pemeriksaan dengan nilai standar
3. Diketahui hasil status protein urine ibu hamil di Puskesmas Unaaha
Kabupaten Konawe
C. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Sebagai pembelajaran bagi petugas laboratorium khususnya pemeriksaan
kadar protein pada ibu hamil.
2. Memberikan informasi tentang kadar protein pada ibu hamil
3. Sebagai dasar bagi peneliti selanjutnya terkait dengan penelitian
identifikasi status protein urine pada ibu hamil.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan proses fisiologi yang harus dijalani manusia
untuk mempertahankan generasi penerusnya. Berbagai perubahan di dalam
tubuh terjadi dalam proses kehamilan, termasuk tahap-tahap pembentukan
janin (Saryono, 2008). Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin
didalam rahim seorang perempuan. Masa kehamilan didahului oleh
terjadinya pembuahan yaitu bertemunta sel sperma laki-laki dengan sel
telur yang dihasilkan oleh idung telur .Setelah pembuahan terbentuk
kehidupan baru berupa janin dan tumbuh didalam rahim ibu yang
merupakan tempat berlindung yang aman dan nyaman bagi janin (Dep
Kes, 2009:15).
Wiknjosastro (2002). Ditinjau dari umur kehamilan, kehamilan
dibagi dalam 3 bagian, yaitu:
a. Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu)
Kehamilan triwulan pertama (Trimester I) adalah waktu yang harus
dinikmati, harapan dan perubahan-perubahan seorang ibu terjadi.
Meskipun setiap tahap kehamilan mempunyai karakter yang berbeda,
kehamilan trimester pertama dapat merupakan saat yang sulit juga.
b. Kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu)
Janin memiliki panjang dari kepala ke bokong sekitar 65 – 78 mm
dan beratnya antar 13 – 20 gram, seukuran buah pir.Memasuki
trimester kedua, plasenta sudah berkembang sempurna dan
memberikan oksigen, nutrisi, serta membuang produk sisa
janin.Plasenta juga memproduksi hormone progesterone dan esterogen
untuk menjaga kehamilan.Kelopak mata bayi sudah terbentuk untuk
melindung mata janin selama perkembangan.

4
c. Kahamilan triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu)
Triwulan III adalah triwulan terakhir dari kehamilan. Jainin
sedang berada didalam tahap penyempurnaan dan akan semakin
bertambah besar sampai memnuhi seluruh rongga rahim. Semakin
besar rahim maka akan semakin terasa seluruh pergerakan janin.
Tanda-tanda kehamilan
a. Tanda kehamilan tidak pasti
Tanda kehamilan tidak pasti adalah sebagai berikut:
1) Pigmentasi kulit, kira-kira pada kehamilan 12 minggu atau lebih.
2) Leukorea, secret vagina meningkat karena pengaruh peningkatan
hormone progesterone.
3) Epulis (hipertrofi papilla ginggivae), sering terjadi pada trimester I
kehamilan.
4) Perubahan payudara, dimana:
a. Payudara menjadi tegang dan membesar karena pengaruh
hormon estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan
alveoli payudara.
b. Daerah areola menjadi lebih hitam karena deposit pigmen
berlebihan.
c. Glandula Montgomery tampak lebih jelas.
d. Terdapat kolostrum bila kehamilan lebih dari 12 minggu.
5) Pembesaran abdomen jelas terlihat setelah kehamialn dari 14
minggu.
6) Suhu bakal meningkat terus antara 37,2 – 37,8 0C.
7) Varises, sering tampak pada triwulan terakhir karena pembesaran
uterus menekan v.inferior pada:
a. Genitalia eksterna.
b. Fossa poplitea.
c. Kaki dan betis.
Varises ini sering berulang pada tiap kehamilan (Anik, 2011).

5
b. Tanda kemungkinan hamil
Tanda kehamilan adalah perubahan-perubahan yang diobservasi
oleh pemeriksa (bersifat obyektif), namun berupa dugaan kehamilan
saja.Makin banyak tanda-tanda yang mungkin kita dapati, makin besar
kemungkinan kehamilan.
Yang termasuk tanda kehamilan yaitu :
1. Uterus membesar
Terjadi perubahan bentuk, besar dan konsistensi rahim.Pada
pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan
makin lama makin bundar bentuknya.
2. Tanda hegar
Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak,
terutama daerah ismus.Pada minggu-minggu pertama ismus uteri
mengalami hipertrofi seperti korpus uteri.Hipertrofi ismus pada
triwulan pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang dan lebih
lunak. Sehingga kalau kita letakkan 2 jari dalam fornix posterior
dan tangan satunya pada dinding perut di atas simpisis maka ismus
ini tidak teraba seolah-olah korpus uteri sama sekali terpisah dari
uterus.
3. Tanda Chadwick
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva
tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide).Warna porsiopun
tampak livide.Hal ini disebabkan oleh pengaruh hormone estrogen.
4. Tanda piscaseck
Uterus mengalami pembesaran.Kadang-kadang pembesaran
tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat
tumbuhnya.Hal ini menyebabkan uterus membesar ke salah satu
jurusan pembesaran tersebut.

5. Tanda Braxton hicks

6
Bila uterus dirangsang akan mudah berkontraksi. Waktu
palpasi atau pemeriksaan dalam uterus yang tadinya lunak akan
menjadi keras karena berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus
dalam masa kehamilan.
6. Goodle sign
Di luar kehamilan konsistensi serviks keras, kerasnya
seperti kita merasa ujung hidung, dalam kehamilan serviks menjadi
lunak pada perabaan selunak vivir atau ujung bawah daun telinga.
c. Tanda pasti hamil
Tanda pasti adalah tanda-tanda obyektif yang didapatkan oleh
pemeriksa yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnose pada
kehamilan.
Yang termasukk tanda pasti kehamilan yaitu :
1. Terasa gerakan janin
Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh
ibunya pada kehamialn 18 minggu.Sedangkan pada multigravida
pada kehamilan 16 minggu karena telah berpengalaman dari
kehamialan terlebih dahulu.Pada bulan IV dan V janin itu kecil jika
dibandingkan dengan banyaknya air ketuban, maka kalau rahim
didorong atau digoyangkan, maka anak melenting di dalam
rahim.Ballottement ini dapat ditentukan dengan pemeriksaan
dalam.Ballottement di luar rahim dapat ditimbulkan oleh tumor-
tumor bertangkai dalam acites seperti fibroma ovarii.Karena
seluruh badan janin yang melenting maka ballottement semacam
ini disebut ballottement in toto untuk membedakan dengan
ballottement yang ditimbulkan oleh kepala saja pada kehamilan
yang lebih tua.

2. Teraba bagian-bagian janin

7
Bagian-bagian janin secara obyektif dapat diketahiu oleh
pemeriksa dengan cara palpasi menurut Leopold pada akhir
trimester kedua.
3. Denyut jantung janin
Denyut jantung janin secara obyektif dapat diketahui oleh
pemeriksa dengan menggunakan :
a. Fetal electrocardiograph pada kehamilan 12 minggu
b. Sistem Doppler pada kehamilan 12 minggu
c. Stetoskop laenec pada kehamilan 18-20 minggu
4. Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan sinar rontgen (Nurul,
2011).
2. Perubahan Fisiologi pada Ginjal Selama Kehamilan
Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum
dibuahidan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus
yang aterm.Masa kehamilan dimulai dan konsepsi sampai lahirnya
janin.Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terahir (Guyton, 2007).Menurut
Williams (2005) terjadi perubahan pada ginjal selama kehamilan.Ukuran
ginjal sedikit bertambah besar selama kehamilan. Bailey dan Rollenston
(1971), misalnya menemukan bahwa ginjal 1,5 cm lebih panjang selama
masa nifas awal dibanding ketika diukur bulan kemudian. Laju filtrasi
glomerulus (GFR) dan aliran plasma ginjal (RPF) meningkat pada awal
kehamilan, GFR sebanyak 50 % pada awal trimester kedua, dan RPF tidak
cukup banyak (Chesley,1963; Dunlop,1981).
Kalakrein, protease jaringan yang disintesis dalam sel tubulus
distal ginjal meningkat pada beberapa kondisi yang berhubungan dengan
meningkatnya perfusi glomerular pada individu yang tidak hamil.Selama
kehamilan konsentrasi kreatinin dan ureum plasma normalnya menurun
akibat meningkatnya filtrasi glomerulus.Sewaktu-waktu, konsentrasi urea
dapat menjadi sedemikian rendah sehingga mengesankan cendrung
mengakumulasi air dalam bentuk edema dependen, dapat terjadi pada

8
malam hari, saat berbaring, mereka memobilisasi cairan ini dan
mengekskresikan lewat ginjal.Dalam kehamilan reabsorbsi ditubulus tidak
terjadi perubahan sehinggalebih banyak dikeluarkan urea, asam urik,
glukosa, asam amino, asam folik. Proteinuria normalnya tidak terjadi
selama kehamilan, kecuali kadang-kadang dalam jumlah yang sangat kecil
pada waktu atau segera setelah persalinan yang berat (Wiknjosastro,
2006). Higby dan rekan (1994) mengukur ekskresi protein pada 270
wanita normal selama kehamilan.Menurut Bawazier (2006)proteinuria
didefinisikan sebagai terdapatnyaprotein dalam urin manusia yang
melebihi nilai normal yaitu lebih dari 150mg/hari atau pada anak-anak
lebih dari 140 mg/m2. Biasanya proteinuria barudikatakan patologis bila
kadarnya melebihi 200 mg/hari pada beberapa kalipemeriksaan dalam
waktu yang berbeda.Ada yang mengatakan proteinuriapersisten jika
protein urin telah menetap selama 3 bulan atau lebih dan
jumlahnyabiasanya hanya sedikit dari atas nilai normal.
3. Perubahan Fisiologis
Perubahan fisiologis terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Perubahan sistem reproduksi
1. Uterus
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat
pertumbuhan isi konsepsi intrauterine.Esterogen menyebabkan
hiperplasi jaringan, progesterone berperan untuk
elastisitas/elunturan uterus.
2. Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh
plasenta, terutama fungsi produksi progesteron dan
esterogen.Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat.Tidak
terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi
siklus hormonal menstruasi.

3. Vagina

9
Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh esterogen dan
progesteron, warna merah kebiruan (tanda Chadwick).
4. Payudara
Akibat pengaruh esterogen terjadi hyperplasia sistem
duktus dan jaringan interstisial payudara.Hormon laktogenik
plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan
hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta
meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin,
sel-sel lemak, kolostrum.Memmae membesar dan tegang, terjadi
hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery,
terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor.
Putting susu membesar dan meninjol (Adele, 2002).
b. Perubahan sistemik
1. Kardiovaskuler
Selama kehamilan, sistem kardiovaskuler mengalami
perubahan-perubahan.Perubahan ini sangat bermakna terhadap
kesehatan janin karena kardiovaskuler sangat penting untuk
sirkulasi janin dan plasenta yang kuat.Sehingga ditemukan volume
darah meningkat, konsentrasi hemoglobin dan eritrosit menurun
(karena volume plasma meningkat pertama kali), curah jantung
meningkat, dan sebagainya.
2. Endokrin
Selama kehamilan, sistem endokrin mengalami
perubahan.Perubahan yang paling menonjol adalah terbentuknya
plasenta sebagai sebuah organ endokrin tambahan yang
menghasilkan sejumlah besar estrogen dan progesteron. Sehingga
ditemukan kadar esterogen meningkat, kadar progesteron
meningkat, dan produksi follicle stimulating hormones (FSH) dan
luteinizing hormones (LH) berhenti.

3. Gastrointestinal

10
Selama kehamilan, sistem gastrointestinal mengalami
perubahan.Perubahan ini sering mengakibatkan banyak
ketidaknyamanan umum kehamilan.Sehingga ditemukan mual,
muntah, keasaman lambung meningkat, pengosongan lambung
melambat, dan perdarahan gusi.
4. Muskuloskeletal
Selama kehamilan, sistem muskulosketal mengalami
perubahan.karena rangka janin harus dibuat, kebutuhan kalsium
dan fosfor meningkat. Sehingga ditemukan ligamen-ligamen
panggul dan sendi melunak, relaksasi sendi, pemisahan simfisis
pubis, lengkungan spinal lumbodorsal meningkat, sakit pinggang.
5. Integument
Selama kehamilan, sistem integument mengalami
perubahan.Perubahan ini diakibatkan oleh perubahan janin dan
sekresi hormon.Sehingga ditemukan stria abdominal, linea nigra,
melasma, keringat dan kelenjar sebasea meningkat.
6. Urinaris
Selama kehamilan, sistem perkemihan mengalami
perubahan.Ginjal harus mengekresikan tidak hanya produk sisa
dari tubuh produk wanita, tetapi juga produk sisa dari janin (Adele,
2002). Pada bulan-bulan pertama kehamilan atau trimester pertama
kandung kemih tertekan, sehingga sering timbul kencing, keadaan
ini hilang dengan tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari
rongga panggul.
Kandung kemih tertekan oleh uterus yang membesar mulai
berkurang, karena ureter mulai keluar dari uterus.Pada trimester
kedua, kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari panggul sejati
kearah abdomen, pembesaran uterus menimbulkan rasa ingin
berkemih walaupun kandung kandung kemih hanya berisi sedikit
urine.

11
Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun kepintu atas
panggul keluhan sering kencing akan mulai tertekan kembali.
Selain itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme air
menjadi lancar.Pada kehamilan tahap lanjut pelvis ginjal kanan dan
ureter lebih berdilitasi daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus
yang berat ke kanan akibat terdapat kolon rektosimoid disebelah
kiri.Perubahan ini membuat pelvis dan ureter dalam volume yang
besar dan juga memperlambat laju aliran urine (Kirana, 2013).
7. Metabolisme Pada Kehamilan
Menurut Winjosastro (2006), pada wanita hamil basal
metabolic rate (BMR) meninggi, sistem endorin juga meninggi,
dan tampak lebih jelas kelenjar gondoknya. BMR meningkat
hingga 15-20% yang umumnya ditemukan pada triwulan
terakhir.Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh terutama dari
pembakaran hidrat arang, khususnya sesudah kehamilan 20 minggu
keatas.Akan tetapi bila dibutuhkan, dipakai lemak ibu untuk untuk
mendapatkan tambahan kalori dalam peerjaan sehari-hari.
Protein sangat diperluan dalam kehamilan untuk
perkembangan badan, alat kandungan, mammae, dan untuk
janin.Protein harus disimpan pula untuk kelak dapat dikeluarkan
pada laktasi.Olehnya itu, perlu diperhatikan agar wanita hamil
perlu memperoleh cukup protein selama hamil.Diperkirakan satu
gram protein setiap kilogram berat badan memenuhi kebutuhan
sehari-hari.Pada pemeriksaan plasma protein ditemukan adanya
penurunan dalam fraksi albumin dan pula sedikit penurunan
gamma globulin.Globulin a 1, a 2, dan ᵝ dan fibrinogen
meningkat.Perubahan-perubahan dalam plasma protein ini dalam
satu minggu postpartum kembali pada keadaan sebelum adanya
kehamilan.
Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira diantar 6,5-
16,5 kg rata-rata 12,5 kg. Kenaikan berat badan ini terjadi terutama

12
dalam kehamilan 20 minggu terakhir.Kenaikan berat badan terlalu
banyak sering ditemukan pada pre-ekslamsia dengan akibat
peningkatan morbiditas dan mortalitas ibu7 dan janin.Sebaiknya
wanita tersebut diawasi dan diberi pengertian, sehingga berat badan
hanya naik 2 kg tiap bulan sesudah kehamilan 20 minggu.
4. Kategori Pembagian Umur yang Beresiko dan tidak Beresiko Pada
Kehamilan
a. <dari 20 tahun adalah usia yang dapat merugikan kesehatan ibu
maupun pertumbuhan dan perkembangan janin karena belum
matangnya alat reproduksi untuk hamil. penyulit pada kehamilan
remaja (<20 tahun) lebih tinggi dibandingkan kurun waktu
reproduksi sehat antara 20 – 30 tahun. Keadaan tersebut akan
makin menyulitkan bila ditambah dengan tekanan (stress)
psikologi, sosial, ekonomi, sehingga memudahkan terjadinya
keguguran.
b. 20 – 35 tahun adalah usia dimana alat reproduksi ibu sudah matang
dan merupakan waktu reproduksi yang sehat. Ibu juga sudah dapat
mengetahui dan memahami tanda bahaya dalam kehamilan atau
pengawasan kehamilan. Hal ini disebabkan karena usianya yang
semakin matang sehingga membuat ibu semakin banyak wawasan
dan pengetahuannya. Dan hal ini menunjukkan bahwa ibu sudah
menginjak dewasa dan memiliki usia yang matang bagi seorang
ibu, sehingga semakin tinggi kekuatan kematangan dan pola pikir
seorang ibu.
c. > dari 35 tahun adalah fungsi reproduksi seorang wanita sudah
mengalami penurunan dibandingkan fungsi reproduksi normal
sehingga kemungkinan untuk terjadinya komplikasi serta beresiko
lebih tinggi mengalami penyult obstetrik serta mengidap penyakit
kronik atau kondisi fisiknya kurang yang memperlihatkan
peningkatan bermakna dalam insiden hipertensi, diabetes militus,

13
solusi plasenta, persalinan premature, lahir mati dan plasenta
previa.
B. Tinjauan Umum Tentang Protein
1. Pengertian Protein
Menurut Poedjiadi (1994), protein berasal dari bahasa Yunani yaitu
proteios yang berarti pertama yang menunjukkan bahwa zat ini menjadi
dasar kehidupan. Sedangkan menurut Anonim (2008), protein merupakan
senyawa makromolekul polipeptida yang tersusun dari sejumlah asam
amino dan dihubungkan dengan ikatan peptida.Jadi, protein adalah zat
dasar kehidupan atau senyawa makromolekul polipeptida yang tersususun
dari sejumlah asam amino dan dihubungkan dengan ikatan peptida.
Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrient yang
sangat penting.Senyawa ini didapat dalam sitoplasma pada semua sel
hidup baik manusia, hewan dan tumbuhan.Dalam hal ini kandungan unsur-
unsur karbon, hydrogen, nitrogen dan oksigen. Protein mirip dengan
substansi organik lain seperti lemak dan karbohidrat tapi protein juga
mengandung nitrogen, belerang, fosfor dan besi (Gamma, 1994). Untuk
melakukan pemeriksaan protein digunakan sampel darah dan urine.
a. Protein urine adalah protein yang terdapat di dalam urine akibat dari
penurunan fungsi ginjal. dalam hal ini hampir seleruh hasil akhir
metabolisme diekskresi melalui glomerulus. Proteinuria disebabkan
oleh kerusakan fungsi ginjal yaitu fungsi glomerulus dan fungsi
tubulus. Kerusakan fungsi glomerulus mengakibatkan penurunan laju
filtrasi yang mengakibatkan sekresi produk-produk nitrogen untuk
diekskresikan. Kerusakan patologis membran glomerulus
menyebabkan plasma dan dan eritrosit tidak terfiltrasi oleh glomerulus
sehingga dalam urine terdapat protein dan hematuria. Jika terjadi
kerusakkan fungsi tubulus dapat mengakibatkan kegagalan reabsorbsi
dan kehilangan kompensasi untuk mengubah volume cairan tubu, ini
juga berakibat protein tidak dapat di reabsorbsi ke dalam darah
sehinnga terbentuk proteinuria (Baron, 1981).

14
b. Protein darah adalah protein yang terdapat dalam darah, protein darah
merupakan bahan yang masih diperlukan tubuh manusia untuk
kebutuhan hidup manusia khususnya sel dan bagian tubuh yang lain.
Protein darah terdiri dari :
1. Albumin berperan untuk pengatur tekanan darah
2. Globulin berperan untuk melawan bibit penyakit
3. fibrinogen berfungsi membentuk benang-benang fibrin, benang-
benang ini berperan penting dalam proses pembekuan darah apabila
tubuh kita terluka (Daroji,2006).
2. Fungsi Protein
Protein mempunyai beberapa fungsi, lima diantaranya ialah
sebagai:
a. Pembangun
b. Sumber energi
c. Pengangkut zat-zat gizi
d. Penyusun, dan
e. Pelindung
3. Klasifikasi Protein
Berdasarkan struktur molekulnya, protein dapat dibagi menjadi dua
golongan utama, yaitu:
a. Protein globuler, yaitu protein berbentuk berbulat atau elips dengan
rantai polipeptida yang berlipat.
b. Protein fiber, yaitu protein berbentuk seratatau serabut berbentuk
dengan rantai polipeptida memanjang pada satu sumbu (Yasid, 2006).
4. Kebutuhan Protein
Kebutuhan manusia akan protein dapat dihitung dengan
mengetahui jumlah nitrogen yang hilang (obligatory nitrogen). Bila
sesesorang mengkonsumsi makanan tanpa protein, maka nitrogen yang
keluar dari tubuh merupakan bahan buangan hasil metabolisme protein,
karena itu jumlah protein yang terbuang mewakili jumlah yang harus
diganti setiap harinya.Nitrogen yang keluar bersama urine rata-rata 37

15
mg/kg berat badan dalam feses 12 mg/kg berat badan.Nitrogen yang
dilepas bersama kulit mg/kg serta jumlah sekitar 54 kg berat badan
perhari.Jadi, nitrogen yang dibuat oleh tubuh dapat digunakan sebagai
pedoman untuk menentukan kebutuhan minimal protein yang diperlukan
tubuh (Winarno, 1989).
5. Sifat-sifat Protein
Menurut Winarno (2004), sifat-sifat protein di bagi empat, yaitu:
a. Ionisasi
Seperti asam amino, protein yang larut dalam air akan
membentuk ion yang mempunyai muatan positif dan negative. Dalam
suasana asam molekul protein akan membentuk ion positif sedangkan
dalam suasana basa akan membentuk ion negatif. Ion-ion positif yang
dapat mengendap protein antara lain Ag+, Ca+2, Hg+, Fe+2, Cu+2, dan
Pb+2, sedangkan ion-ion negatif yang dapat mendapatkan protein
adalah salisilat, tiklorasetat, pikrat, tenat dan sulfosalisilat.
b. Denaturasi
Bila susunan atau rantai polipeptida suatu molekul protein
berubah, maka dikatakan protein ini terdenaturasi.
c. Viskositas
Viskositas adalah tahanan yang timbul oleh adanya gesekan
antara molekul-molekul di dalam zat.
d. Kristalisasi
Proses kristalisasi protein sering dilakukan dengan jalan
penambahan (NH4)2 SO4 atau NaCl pada larutan dengan pengaturan
pH pada titik kelistrikannya.
6. Metabolisme Protein
Metabolisme adalah suatu proses kimiawi yang terjadi dalam tubuh
makhlukhidup. Proses metabolisme adalah pertukaran zat atau organisme
dengan lingkungannya. Istilah metabolisme berasala dari bahasa Yunani,
yaitudari kata metabole yang berarti perubahan. Sehingga dapat dikatan
bahwa metabolisme adalah makhluk hidup mendapat, mengolah dan

16
mengubah suatu zat melalui proses kimiawi untuk mempertahankan
hidupnya (Aryulina, 2007).
Dalam tubuh terdapat 3 proses metabolism yang utama antara lain
sebagai berikut:
a. Proses metabolisme karbohidrat
Metabolisme berlangsung dalam organisme secara mekanis dan
kimiawi. Metabolisme terdiri dari dua proses yaitu anabolisme sebagai
pembentukan molekul dan katabolisme sebagai penguraian molekul.
Proses metabolisme karbohidrat, Makanan dicerna, kemudian
karbohidrat mengalami proses hidrolisis atau penguraian dengan
menggunakan molekul air yang mengurai polisakarida menjadi
monosakarida. Disaat makanan dikunyah, makanan akan bercampur air
liur yang mengandung enzim ptialin (suatu amilase yang disekresikan
oleh kelenjar parotis di dalam mulut). Enzim ini menghidrolisis pati
(salah satu polisakarida) menjadi maltosa dan gugus glukosa kecil
dengan terdiri dari 3-9 molekul glukosa.Makanan dalam waku singkat
berada dalam mulut dengan terdapat tidak lebih 3-5% dari pati yang
telah terhidrolisis sewaktu makanan ditelan.
Ptialin dapat berlangsung terus menerus memecah makanan
menjadi maltosa selama 1 jam setelah makanan memasuki lambung
disaat isi lambung bercampur dengan zat yang disekresikan oleh
lambung. Pada akhirnya aktivitas ptialin dihambat oleh zat asam yang
diekskresikan oleh lambung. Hal tersebut dapat terjadi karena ptialin
merupakan enzim amilase yang tidak aktif pada PH medium turun
dibawah 4,0. Setelah makan dikosongkan dari lambung dan masuk ke
duodenum (usu dua belas jari), makanan kemudian akan bercampur
dengan getah pankreas. Pati yang belum dipecah akan dicerna oleh
amilase yang berfungsi sama dengan a-amilase pada air liur yaitu
sebagai pemecah pati menajdi maltosa dan polimer glukosa kecil
lainnya. Namun, pati umumnya hampir sepenuhnya di ubah menjadi
maltosa dan polimer glukosa kecil sebelum melewati lambung. Hasil

17
akhir proses pencernaan adalah glukosa, fruktosa, galaktosa, manosa
dan monosakarida lainnya. Senyawa-senyawa kemudian diabsorpsi
melalui dinding usus dibawah ke hati oleh darah.
b. Proses Metabolisme Protein
Protein makanan, sebagian besar ada pada daging dan sayur-
sayuran.Protein dicerna didalam lambung menggunakan enzim pepsin
yang aktif pada pH 2-3.Pepsin dapat mencerna semua jenis protein
dalam makanan yang mencerna kolagen.Kolagen adalah bahan dasar
yang utama dalam jaringan ikat pada kulit dan tulang rawan. Mulai
dari proses pencernaan protein, pepsin meliputi 10-30% dari
pencernaan protein total. Pada proses ini, pemecahan protein
merupakan proses hidrolisis pada rantai polipeptida.
Proses pencernaan protein sebagian besar terjadi di usus dengan
bentuk yang telah beruah yaitu proteosa, pepton, dan polipeptida besar.
Setelah memasuki usus, produk-produk yang telah pecah sebagian
besar akan bercampur dengan enzim pankreas dibawah pengaruh
enzim proteolitik seperti tripsin, kimotripsin, dan peptidase. Baik
tripsin maupun kimotripsin memecah molekul protein menjadi
polipeptida kecil.Kemudian peptidase melepas asam-asam amino.

Asam amino yang ada didalam darah bersumber dari penyerapan


melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel, dan hasil
protein sintetis asam amino dalam sel, dan hasil sintetis asam amino
dalam sel. Asam amino yang disentetis dalam sel maupun yang
dihasilkan dari proses penguraian protein dalam hati kemudian
dibawah darah untuk digunakan dalam jaringan. Pada hal ini, hati
berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam darah.
Kelebihan protein tidak disimpan dalam tubuh, melainkan akan
dirombak dalam hati menjadi senyawa yang mengandung unsur N,
seperti NH3 (amonia) dan NH4OH (amonium hidroksida), serta
senyawa yang tidak mengandung unur N. Senyawa mengandung unsur

18
N disentesis menjadi urea. Pembentukan urea yang berlangsung dalam
hati karena sel-sel hati dapat menghasilkan enzim arginase.Urea yang
dihasilkan tidak dibutuhkan oleh tubuh, sehingga diangkut bersama
zat-zat lainnya menuju ginjal, lalu dikeluarkan melalui urin.
Sebaliknya terjadi, pada senyawa yang tidak mengandung unsur N
disentetis kembali menjadi bahan baku karbodihdrat dan lemak,
sehingga dapat dioksidasi dalam tubuh agar menghasilkan energi.
c. Proses metabolism lemak
Pencernaan lemak terjadi dalam usus, karena usus mengandung
enzim lipase. Proses metabolisme lemak adalah lemak keluar dari
lambung, masuk ke usus dengan menimbulkan ransangan terhadap
hormon kolesistokinin. Hormon ini menyebabkan kantung empedu
berkontraksi dengan mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus dua
belas jari (duodenum).Dalam empedu terdapat garam empedu berperan
mengemulsikan lemak.Emulsi lemak adalah pemecahan lemak yang
berukuran besar menjadi butiran lemak berukuran lebih kecil.Lemak
berukuran lebih kecil adalah trigeliserida yang teremulsi berperan
memudahkan hidrolisis lemak oleh lipase dari hasil pankreas. Lipase
pankreas akan menghidrolisis lemak teremulsi menjadi campuran asam
lemak dan monogliserida (gliserida tnggal). Pengeluaran cairan
pankreas dirancang oleh hormon sekretin yang berperan dalam
meningkatkan jumlah senyawa penghantar listrik (elektrolik) dan
cairan pankreas serta pankreoenzim dengan peran merangsang
pengeluaran enzim-enzim dalam cairan pankreas.
Sekitar 70% absorpsi hasil pencernaan lemak terjadi dalam usus
halus.Asam lemak dan monogliserida di absorpsi melalui sel-sel
mukosa yang terdapat pada dinding usus, kemudian keduanya diubah
kembali menjadi lemak trigliserida berbentuk partikel-partikel
kecil.Jaringan lemak saat dibutuhkan, timbunan lemak kemudian
diangkut menuju hati.

19
7. Kelebihan dan kekurangan protein pada ibu hamil
a. Kelebihan kadar protein dalam urin ibu hamil dapat mengindikasikan
terjadinya preeklampsi. Preklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda
hipertensi, edema dan protein urine yang timbul karena kehamilan.
Penyakit ini umumnya terjadi pada triwulan ke tiga kehamilan
(Rukiyah, 2010). Preklamsi di bagi menjadi 2, yaitu preklamsi ringan
dan berat.
1) Preklamsi ringan
Dikatakan preeklamsi ringan jika ditandai dengan keadaan
kenaikan tekanan darah diastolic 15 mmHg atau >90 mmHg
dengan 2 kali pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan diastolic
sampai 110 mmHg denagn proteinuria kuantitatif 0,3 gram atau
lebih perliter pada kualitatif 1+ dan 2+.
2) Preklamsi berat
Suatu komplikasi kehamilan yang terjadi setelah kehamilan
20 minggu yang ditandai dengan tekanan darah 160/110 mmHg,
nedema, proteinuria 715 gram atau secara kualitatif 3+ dan 4+
disertai dengan oliguria dan gangguan unsur nyeri epigastrium
hipererfleksia edema paru-paru dan sianosis ( UPK Kebidanan,
1994 :43).
b. Kekurangan protein dalam urine ibu hamil dapat mengakibatkan ibu
hamil tersebut akan mengalami kelemahan atau sistem imun yang
kurang baik sehingga rentan terhadap penyakit. Pertumbuhan janin
akan terhambat sehingga terjadi bayi dengan berat lahir yang rendah.
Biasa juga janin dilahirkan kurang bulan (prematur), biru saat
dilahirkan (asfiksia) dan sebagainya (Mochtar, 2007).

20
C. Tinjauan Umum Tentang Protein dalam urine
1. Definisi Protein Urine (Proteinuria)
Protein dalam urine normal sangat kecil, kurang dari 100 mg
protein/24 jam, 2/3 dari jumlah tersebut adalah protein yang dikeluarkan
dari tubulus, biasanya protein yang sudah melebihi batas lebih dari 150 mg
protein/24 jam sudah tidak normal, ini dapat dijumpai pada kerusakan-
kerusakan membran kapiler glomerulus, atau karena gangguan mekanisme
reabsorbsi tubulus atau kerusakan pada kedua mekanisme tersebut
(Mulyati, 2010).
2. Proses Terjadinya Protein Dalam Urine (Proteinuria)
Perubahan permeabilitas membran glomerulus pada penyakit ginjal
terjadi perubahan protein yang dikeluarkan.
a. Perubahan Muatan Listrik Pada Molekul
Albumin adalah molekul bermuatan negatif yang sedikit
difiltrasi, tapi dekstran yang mempunyai berat molekul sama dengan
albumin yang bermuatan netral dapat difiltrasi 20 kali lebih banyak
dari albumin, efek hambatan dari muatan ini akibat penolakan
elektrostatik dari protein yang bermuatan negatif yang terdapat pada
dinding kapiler, ini disebut polianion. Penambahan filtrasi albumin
pada penyakit-penyakit glomerulus disebabkan oleh karena hilangnya
polianion juga karena penambahan besar pori-pori pada membran
glomerulus (Mulyati, 2010).
b. Perubahan Hemodinamika
Apabila ginjal dibuat iskhemik dengan pemberian obat secara
infuse norepinoprin atau angiotensi II maka kenaikan filtrasi dari
protein, ini akibat perubahan hemodinamika.
3. Macam-macam Proteinuria
a. Fungsional Proteinuria
Disebabkan oleh kerja ekspose dengan udara yang sangat
dingin, otot-otot yang bekerja keras yang akan menghilang setelah
istrahat. Pada kehamilan disebut ostortatik atau postural proteinuria.

21
b. Pre Renal Proteinuria
Dikarenakan penyakit yang umum terjadi dan merupakan
indikasi penyakit ginjal misalnya ascites dan keracunan obat atau
bahan kimia seperti Hg dan Pb. Karena peningkatan permeabilitas
glomerulus, seperti keadaan-keadaan hipertensi esensial preklamsia
pada kehamilan, pada proteinuria jenis prerenal sejati, tanpa kerusakan
ginjal tetapi apabila berkepanjangan dengan sendirinya dapat
menyebabkan kerusakan ginjal.
c. Renal Proteinuria
Terjadi karena perdagangan (Nephritis), proses degenerasi
ginjal (Nephrosis) infrak pada ginjal, TBC dan infeksi ginjal.
d. Pasca Renal Proteinuria
Protein yang berasal dari pasca renal selalu berhubungan
dengan sel-sel dan mineral ditemukan pada infeksi berat, kapus
urinaris bagian bawah dan disertai dengan hematuri bila pelvis ginjal
atau ureter dirangsang oleh sesuatu atau penyakit keganasan setempat
(Mulyati, 2010).

22
Penafsiran Keberadaan Protein Dalam Urine (Proteinuria)

No Keberadaan protein Tafsiran gangguan organ/penyakit


Dalam urine

1 Proteinuria ringan - Orang sehat setelah kerja jasmani


<0,5 gr/hari berat
- Kondisi demam, stress emosi,
hipertensi
- Disfungsi tubulus ginjal
- Ginjal polikistik
- Infeksi saluran urine distal
- Hemoglobinuria kerena hemolisis
berat

2 Proteinuria sedang - Glumerulonefritis kronis


0,5-3 gr/hari - Gagal jantung kongesti
- Nefropatie DM
- Pielonefritis
- Mieloma multiple
- Preeklamsia

3 Proteinuria berat - Glumerulonefritis akut


>3 gr/har - Glumerulonefritis kronis berat
- Nefrosis lipoid
- Nefropatie DM berat
- Nefritis pada lupus
- Penyakit amiloid

23
D. Tinjauan Umum Tentang Metode Pemeriksaan Urine
Beberapa metode pemeriksaan protein urine :
1. Metode Carik Celup
Metode yang saya gunakan yaitu metode carik celup. Carik celup
berupa secarik plastik kaku yang pada sebelah sisinya dilekati dengan satu
sampai sembilan kertas isap atau bahan penyerap lain yang masing-masing
mengandung reagen-reagen spesifik terhadap salah satu zat yang mungkin
ada di dalam urine. Adanya dan banyaknya zat yang dicari ditandai oleh
perubahan warna tertentu pada bagian yang mengandung reagen spesifik;
skala warna yang menyertai carik celup memungkinkan penilaian
semikuantitatif (Gandasoebrata, 2010).
Meskipun sensitif dan spesifik, pemakaian carik celup
menghendaki agar cara memakainya mengikuti petunjuk-petunjuk yang
ditentukan oleh perusahaan pembuat carik celup itu, kalau tidak
mengikutinya dengan seksama, hasil pemeriksaan dapat menyimpang dari
keadaan sebenarnya.
Keadaan yang menyebabkan hasil carik celup tidak akurat
pemakaian reagen strip haruslah dilakuakan secara hati-hati. Oleh karena
itu harus diperhatikan cara kerja dan batas waktu pembacaan. Setiap habis
mengambil 1 batang reagen strip, botol/wadah harus segera ditutup
kembali dengan rapat, agar terlindung dari kelembaban, sinar, dan uap
kimia. Setiap strip harus diamati diamati sebelumdigunakan untuk
memastikan bahwa tidak ada perubahan warna. Keterbatasan lain dari
carik celup adalah harus dipakai secara hati-hati. Strip harus dipakai dalam
wadah tertutup rapat dilingkungan yang dingin dan terlindung dari
kelembaban, sinar, dan uap kimia (Mogensen, 2010).
Reaksi pada tes carik celup proteinuria adalah reaksi kimia yang
sederhana yang menunjukkan perubahan warna ketika group amino dari
molekul albumin bereaksi dengan indikator pada carik celup, kemudian
indikator melepaskan ion hidrogen pada group amino bebas dari molekul
albumin (Zeller, 2009).

24
2. Metode Sulfosalisitat
Asam sulfosalisilat dapat digunakan untuk uji urine sebagai
penentu ada tidaknya protein dalam urine, karena ikatan kimia yang ada di
dalamnya sedemikian mampu menyebabkan presipitasi protein terlarut,
yang dapat di ukur dan ditentukan dari derajat turbiditas (Lyon, 2010).
Protein dalam suasana asam kuat akan mengalami denaturasi dan
presipitasi.
3. Metode Asam Asetat
Asam asetat dapat juga digunakan untuk uji protein, pemberian
asam asetat untuk mencapai titik isiolektrik protein.Dengan pemanasan
mengakibatkan denaturasi dan terjadi presipitasi, proses presipitasi dibantu
dengan pemberian garam natrium asetat.
Asam asetat merupakan protein dengan pemanasan akan terbentuk
presipitat yang terlihat berupa kekeruhan. Pemberian asam asetat
dilakukan untuk mencapai atau mendekati titik isiolektrik
protein.pemanasan selanjutnya mengadakan denaturasi dan terjadi
presipitasi.
Kekeruhan yang ringan sangat sukar dilihat, maka harus digunakan
tabung yang bersih dan bagus.Jika tabung telah tergores tidak dapat
digunakan lagi.Sumber reaksi negatif palsu pada tes pemanasan dengan
asam asetat adalah pemberian asam asetat berlebihan.Sampel urine ynag
dipakai harus jernih, bila tidak jernih maka harus dilakukan sentrifugasi
dan y6ang dipakai adalah supernatant (Karim, 2011).

25
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran
Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrient yang
sangat penting.Senyawa ini didapat dalam sitoplasma pada semua sel hidup
baik manusia, hewan dan tumbuhan.Dalam hal ini kandungan unsur-unsur
karbon, hydrogen, nitrogen dan oksigen. Protein mirip dengan substansi
organik lain seperti lemak dan karbohidrat tapi protein juga mengandung
nitrogen, belerang, fosfor dan besi.
Protein urine adalah protein yang terdapat di dalam urine akibat dari
penurunan fungsi ginjal.dalam hal ini hampir seleruh hasil akhir metabolism
diekskresi melalui glomerulus. Proteinuria disebabkan oleh kerusakan fungsi
ginjal yaitu fungsi glomerulus dan fungsi tubulus.Kerusakan fungsi
glomerulus mengakibatkan penurunan laju filtrasi yang mengakibatkan sekresi
produk-produk nitrogen untuk diekskresikan.Kerusakan patologis membran
glomerulus menyebabkan plasma dan dan eritrosit tidak terfiltrasi oleh
glomerulus sehingga dalam urine terdapat protein dan hematuria.Jika terjadi
kerusakkan fungsi tubulus dapat mengakibatkan kegagalan reabsorbsi dan
kehilangan kompensasi untuk mengubah volume cairan tubuh, ini juga
berakibat protein tidak dapat di reabsorbsi ke dalam darah sehinnga terbentuk
proteinuria.
Tingginya kadar protein dalam urin ibu hamil dapat mengindikasikan
terjadinya preeklampsi. Preeklampsi ialah penyakit dengan tanda - tanda
hipertensi, edema dan proteinuria yang timbul karena kehamilan.Penyakit ini
umumnya terjadi dalam trimester kedua – kehamilan.Kekurangan protein
selama hamil berpotensi menyebabkan tidak maksimalnya perkembangan
otak, otot, dan organ tubuh janin.Sedangkan pada jangka panjang dapat
menyebabkan kurangnya kemampuan belajar, kurangnya ketahanan tubuh
terhadap penyakit, serta calon bayi kelak lebih berisiko terkena penyakit
metabolik seperti diabetes dan penyakit jantung.Deteksi kekurangan protein

26
pada ibu hamil memang tidak secara rutin dilakukan.Kekurangan protein juga
tidak menimbulkan gejala khusus yang dapat dirasakan oleh ibu hamil.
B. Kerangka Pikir

Fungsi Ginjal Penurunan Fungsi


IBU HAMIL
Normal Ginjal

Proteinuria Negatif Proteinuria

Tidak Preeklamsi Preeklamsi

C. Variable Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang datang di Puskesmas
Unaaha Kabupaten Konawe.
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Definisi Operasional
a. Protein urine
Protein urine adalah protein yang ditemukan di dalam urirne
ibu hamil.Untuk mengidentifikasi status protein dilakukan
pemeriksaan dengan metode carik celup.

27
b. Status protein ibu hamil
Status protein adalah jumlah protein berdasarkan hasil
interpretasi dengan kriteria sebagai berikut :
1) Normal jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang negatif
2) Abnormal jika pada hasil pemeriksaan menunjukkan hasil positif
2. Kriteria Objektif
Negatif (-) : Tidak terjadi perubahan warna
Positif (+) : Pada kertas indikator menunjukkan warna hijau
(0,30 gr/L)
Positif (++) : Pada kertas indikator menunjukkan warna hijau tua
(1 gr/L)
Positif (+++) : Pada kertas indikator menunjukkan warna biru
(3 gr/L)
Positif (++++) : Pada kertas indikator menunjukkan warna biru tua
(≥20 gr/L)

28
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Puskesmas Unaaha Kabupaten
Konawe, pada tanggal 28 Juni – 25 Juli 2016.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan atau totalitas objek yang diteliti yang
cirri-cirinya akan diduga atau ditaksir (estimated) (Nasir, 2011). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh pasien ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan di Puskesmas Unaaha Kabupaten Konawe dari bulan Januari
sampai Maret berjumlah 216 orang.
2. Sampel
Sampel adalah wakil dari populasi yang cirri-cirinya diungkapkan
dan akan digunakan untu menaksir cirri-ciri populasi (Nasir, 2011).
Sampal penelitian ini adalah pasien ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan protein urine.Karena populasi >100 maka diambil besar
sampel yang diambil 15% (Notoatmodjo, 2002).
Maka besar sampel yang akan diambil dalam penelitian ini, yaitu
32 orang yang diperoleh dari :
n = N x 15%
n = 216 x

n = 32,4→ 32
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
accidental sampling merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau bertemu dengan
penelitian dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data ( Sugiono, 2007).

29
D. Prosedur Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan mulai dari observasi awal
dengan pengumpulan jurnal atau study literature yang mendukung penelitian
ini. Kemudian dilakukan pengambilan sampel pada pasien yang melakukan
pemeriksaan protein urine.Kemudian dilakukan pemeriksaan protein dengan
metode carik celup menggunakan urine.Hasil pemeriksaan protein diolah dan
dianalisis.

E. Prosedur Kerja
1. Pra Analitik
a. Metode
Metode yang digunakan adalah metode carik celup.
b. Prinsip
Strip dicelupkan pada urine, sehingga memberikan reaksi warna pada
masing-masing indikator pemeriksaan, warna yang terbentuk di
bandingkan secara visual dengan warna yang ada pada botol strip.
c. Persiapan sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu urine sewaktu.
d. Persiapan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Tempat penampungan wadah
2. Tissue
3. Strip urine
e. Persiapan pasien (tidak memerlukan persiapan khusus)
2. Analitik
Prosedur kerja :
1. Disiapakan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Urine ditampung pada wadah pada wadah urine dan diberi label
identitas pasien
3. Dikeluarkan strip urine sesuai kebutuhan pemeriksaan, setelah itu
wadah dari strip urine ditutup rapat. Jangan sentuh bagian dari strip
yang mengandung reagen dengan jari.

30
4. Dicelupkan strip urine pada sampel yang sebelumnya telah disiapkan
atau boleh juga sampel urine di alirkan pada strip sehingga membasahi
semua bantalan pada strip urine sekitar 10 detik.
5. Dihilangkan kelebihan urine dengan meletakkan strip di atas secarik
kertas tissue.
6. Diamkan beberapa saat, kemudian dibaca hasilnya dengan cara
mencocokkan warna pada strip urine dengan warna standar yang
tertera pada wadah strip urine.
3. Pasca Analitik
Interpretasi hasil :
Negatif (-) : Tidak terjadi perubahan warna
Positif (+) : Pada kertas indikator menunjukkan warna hijau
(0,30 gr/L)
Positif (++) : Pada kertas indikator menunjukkan warna hijau tua
(1 gr/L)
Positif (+++) : Pada kertas indikator menunjukkan warna biru
(3 gr/L)
Positif (++++) : Pada kertas indikator menunjukkan warna biru tua
(≥20 gr/L)
F. Instrument Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar hasil
pemeriksaan.
G. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer diperoleh dari hasil penelitian ibu hamil yang
melakukan pemeriksaan di Laboratorium Puskesmas Unaaha Kabupaten
Konawe.
b. Data Sekunder
Data sekunder menyangkut data yang diambil dari sumber-sumber
penelitian dan literatur.

31
H. Analisis Data
Data yang telah diolah kemudian dianalisa dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:

X= xk

Keterangan :
X : Jumlah presentase variabel yang diteliti
f : Jumlah responden berdasarkan variabel
n : Jumlah sampel penelitian
k : Konstanta (100%)
I. Sumber Data
1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil pemeriksaan
protein urine ibu hamil.
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku, jurnal penelitian atau
media lain yang terkait dengan penelitian.
J. Pengolahan Data
1. Editing, yaitu mengkaji dan meneliti data yang telah terkumpul.
2. Coding, yaitu kegiatan mengklasifikasikan data menurut kategori dan jenis
masing-masing untuk memudahkan dalam pengolahan data maka setiap
kategori diberi kode.
3. Scoring, yaitu setelah melakukan pengkodean, maka dilanjutkan dengan
tahap pemberian skor pada masing-masing sampel yang digunakan dalam
bentuk angka.
K. Penyajian Data
Data dalam penelitian ini diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan
diuraikan dalam bentuk narasi.
L. Etika Penelitian
Etika penlitian bertujuan untuk melindungi hak-hak subyek. Dalam
penelitian ini menekankan masalah etika yang meliputi antara lain :
1. Informed concent
Sebuah proses bukan hanya sekedar mendapatkan tanda tangan
lembar persetujuan tindakan tetapi sebuah proses komunikasi intensif

32
untuk mencapai sebuah kesamaan persepsi tentang dapat tidaknya
dilakukan suatu tindakan.
2. Anonimity (Tanpa nama)
Dilakukan dengan cara tidak mencantumkan nama responden pada
alat, hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Yaitu menjamin kerahasiaan hasil peneliti baik informasi maupun
masalah-masalah lainnya. Informasi dikumpulkan dijamin kerahasiaannya
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan di laporkan pada
hasil penelitian.

33
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Letak Geografis
Wilayah Puskesmas Unaaha yaitu 33,75 km2 atau 0,29 % dari
luas Kabupaten Konawe. Puskesmas secara geografis mencakup
jazirah Tenggara Pulau Sulawesi dan bebberapa pulau kecil.Luas
wilayah menurut Desa sangat beragam. Kelurahan Unaaha merupakan
Kecamatan yang terluas yaitu 1.465 Ha atau 43,41 % dan Kelurahan
dengan Luas wilayah terkecil yaitu Kelurahan Latoma dan Arombu
yaitu 16 Ha atau 0,47 %. Semua Desa dapat dijangkau dengan
kendaraan roda dua dan roda empat.Keadaan alam 100% dataran rata
yang di kelilingi oleh pegunungan dan lembah.Prasarana transportasi
di Wilayah kerja Puskesmas Unaaha 100% jalan aspal.
Wilayah kerja Puskesmas Unaaha terdiri dari 12 Desa yaitu
Desa Puunaaha, Tumpas, Arombu, Latoma, Ambekairi, Tuoy, Asinua,
Wawonggole, Unaaha, Inolobunggadue, Asambu dan Tobeu.
Adapun batas Wilayah Kerja Puskesmas Unaaha adalah :
- Sebelah Utara Kecamatan Anggaberi
- Sebelah Barat Kecamatan Tongauna
- Sebelah Selatan Kecamatan Uepai
- Sebelah Timur Kecamatan Wawotobi
b. Sarana Kesehatan
Yaitu upaya kesehatan bersumber masyarakat (UKBM) dimana
untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat,
diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan, pemeliharaan,
peningkatan kesehatan (Promotif), pencegahan penyakit (Preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan
(Rahabilitatif) yang dilaksanakkan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan. Usaha-usaha kesehatan masyarakat meliputi:

34
1. Program pelayanan kesehatan dasar
2. Program kesehatan ibu dan anak (KIA)
3. Program pemberantasan penyakit menular (P@M)
4. Keluarga berencana (KB)
5. Program hygiene sanitasi (HS) lingkungan
6. Hygine perusahaan dan kesehatan kerja
7. Penyuluhan kesehatan masyarakat (PKM)
8. Program gizi masyarakay
9. Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan kesehatan masyarakat
10. Usaha kesehatan gigi, mata dan jiwa
11. Rehabilitasi
12. Usaha-usaha farmasi dan laboratorium kesehatan
13. Statistik kesehatan
Hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa jumlah UKBM
di Puskesmas Unaaha pada tahun 2015 sebesar 100%.
c. Tenaga Kesehatan
Pembangunaan kesehatan adalah bagian dari pembangunan
nasional yang bertujuan meningkatan esadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.Pembangunan kesehatan
tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik
masyarakat, swasta maupun pemerintah.Dalam pembangunan
kesehatan diperlukan berbagai tenaga kesehtan yang memiliki
kemampuan upaya melaksanakan upaya kesehatan dengan paradigm
hidup sehat, yang mengutamaan upaya peningkatan, pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit.Pengadaan tenaga kesehatan di
laksanakan melalui upaya pendidikandan pengembangan tenaga
kesehatan melalui pelatihan oleh pemerintah maupun masyrakat.
Saat ini tenaga kesehataan yang bertugas di Puskesmas Unaaha
pada tahun 2015, selengkapnya pada gambar berikut ini:

35
8

0
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Gambar 5.1 Data jumlah tenaga berdasarkan jenis ketenagaan dan


kualifikasi pendidikan Puskesmas Unaaha Tahun 2015

Dari gambar diatas menunjukkan bahwa tenaga kesehatan yang paling


besar dengan profesi DIII keperawatan yaitu berjumlah 7 orang dan tenaga
kesehatan yang paling kecil dengan rata-rata berjumlah 1 orang.
Keterangan :
1. S2 Kesmas 8. DIII Gizi
2. Dokter Umum 9. DI Gizi
3. Dokter Gigi 10. DIII Kesling
4. S1 Perawatan 11. Perawat Gigi
5. DIII Keperawatan 12. SMAK
6. DIII Kebidanan 13. SMA
7. DI Kebidanan

36
2. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pemeriksaan protein urine pada ibu hamil di
Puskesmas Unaaha Kabupaten Konawe dengan menggunakan metode
carik celup yang dilaksanakan pada tanggal 28 juni – 25 juli 2016 dengan
jumlah 32 sampel diperoleh hasil :
Tabel 5.1 Distribusi Hasil Pemeriksaan Protein Pada Ibu Hamil
Hasil n %
Positif (+) 22 68,75
Positif (++) 3 9,375
Negatif 7 21,875
Total 32 100

Dari tabel 5.1 menunjukkan bahwa jumlah paling besar pada positif
(+) yaitu 22 (68,75%) sampel urine dan jumlah terkecil pada positif (++)
yaitu 3 (9,375%) sampel urine, Sedangkan hasil negatif (-) berjumlah 7
(21,875%) sampel urine.

Tabel 5.2 Distribusi Status Protein Ibu Hamil


Status Protein n %
Normal 7 21,875
Abormal 25 78,125
Total 32 100

Dari tabel 5.2 menunjukkan bahwa terdapat 7 (21,875%) sampel urine


yang normal dan terdapat 25 (78,125%) sampel urine yang abnormal.

37
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan
didapatkan 32 (100%) sampel urine ibu hamil.Dari hasil ini terdapat 7
(21,875%) sampel yang negatif protein pada urine dan 25 (78,125%) sampel
yang positif pada urine.
Pada pemeriksaan protein urine dengan sampel negatif (-), tidak
terdapat protein dalam urine ibu hamil dikatakan normal.Sedangkan
pemeriksaan protein urine dengan sampel positif (+) terdapat protein dalam
urine dikatakan abnormal.
Normal ekskresi protein biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam
atau 10 mg/dl urine. Lebih dari 10 mg/dl urine dikatakan sebagai
proteinuria.Dalam keadaan normal, protein didalam urin sampai sejumlah
tertentu masih dianggap fungsional.Sejumlah protein ditemukan pada
pemeriksaan urin rutin, baik tanpa gejala, ataupun dapat menjadi gejala awal
dan mungkin suatu bukti adanya penyakit ginjal yang serius.Walaupun
penyakit ginjal yang penting jarang tanpa adanya proteinuria, kebanyakan
kasus proteinuria biasanya bersifat sementara, tidak penting atau merupakan
penyakit ginjal yang tidak progresif.
Proteinuria baru dikatakan patologis bila kadarnya diatas
200mg/hari.Pada beberapa kali pemeriksaan dalam waktu
yang berbeda.Ada yang mengatakan proteinuria persisten jika protein urin
telah menetap selama 3 bulan atau lebih dan jumlahnya biasanya hanya sedikit
diatas nilai normal.Dikatakan proteinuria massif bila terdapat protein di urin
melebihi 3500 mg/hari dan biasanya mayoritas terdiri atas albumin.Dalam
keadaan normal, walaupun terdapat sejumlah protein yang cukup besar atau
beberapa gram protein plasma yang melalui nefron setiap hari, hanya sedikit
yang muncul didalam urin. Ini disebabkan 2 faktor utama yang berperan yaitu:

1.Filtrasiglomerulus
2.Reabsorbsi protein tubulus

38
Mekanisme lain dari timbulnya proteinuria ketika produksi
berlebihan dari proteinuria abnormal yang melebihi kapasitas
reabsorbsi tubulus. Ini biasanya sering dijumpai pada diskrasia sel plasma
(mieloma multipel dan limfoma) yang dihubungkan dengan produksi
monoklonal imunoglobulin rantai pendek.Rantai pendek ini dihasilkan dari
kelainan yang disaring oleh glomerulus dan di reabsorbsi kapasitasnya pada
tubulus proksimal. Bila ekskersi protein urin total melebihi 3,5 gram sehari,
sering dihubungkan dengan hipoalbuminemia, hiperlipidemia dan edema
(sindrom nefrotik).
Proteinuria sebenarnya tidaklah selalu menunjukkan
kelainan/penyakit ginjal.Beberapa keadaan fisiologis pada individu sehat
dapat menyebabkanproteinuria.Pada keadaan fisiologis sering ditemukan
proteinuria ringan yang jumlahnya kurang dari 200 mg/hari dan bersifat
sementara.Misalnya, pada keadaaan demam tinggi, gagal jantung, latihan fisik
yang kuat terutama lari maraton dapat mencapai lebih dari 1 gram/hari, pasien
hematuria yang ditemukan proteinuria masif, yang sebabnya bukan karena
kebocoran protein dari glomerulus tetapi karena banyaknya protein dari
eritrosit yang pecah dalam urin akibat hematuri tersebut (positif palsu
proteinuria masif).

39
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan protein urine pada ibu hamil menggunakan metode
carik celup dapat disimpulkan bahwa ibu hamil pada 7 sampel dengan hasil
negatif (-) dan 22 sampel dengan hasil positif (+ ) serta 3 sampel hasil positif
(++). Status protein pada ibu hamil yaitu kekurangan protein berjumlah 7
sampel dan ibu hamil dengan protein yang normal berjumlah 25 sampel.
Ibu hamil memerlukan protein untuk sumber energi agar pertumbuhan dan
perkembangan janin tidak terhambat.
B. Saran
1. Sebaiknya petugas laboratorium lebih memperhatikan strip reagen
sebelum melakukan pemeriksaan kadar protein pada ibu hamil, karena
dapat mempengaruhi hasil.
2. Bagi ibu hamil sebaiknya melakukan pmeriksaan kadar protein untuk
mengetahui perkembangan janin.
3. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar dapat melanjutkan penelitian ini
terkait dengan pengaruh tekanan darah terhadap kadar protein pada ibu
hamil,

40
DAFTAR PUSTAKA

Adele, Pilliteri. 2002. Asuhan Ibu & Anak. Jakarta: EGC

Anna, Poedjiadi. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press

Anik, 2010.Nutrisi Janin Dan Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika

Anonim. 2008. Penuntun Praktikum Biokimia. Kendari: Akademi Analis


Kesehatan Bina Husada
Baron, D.N. 1981.Kapita Selekta Patologi Klinik. Jakarta: Buku Kedokteran

Data Kehamilan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Daroji.2006. Pengertian Protein Darah. Surabaya

Estin Yasid & Nursanti Lisda. 2006. Penuntun Praktikum Untuk Analis. Jakarta:
Andi

Gamma. 1994. Pengertian Protein. Jakarta

Gandasoebrta, R, dkk. 2006. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian rakyat

Karim. 2011. Pengertian Metode Asam Asetat. Yogyakarta

Kirana.2013. Askep Sistem Perkemihan Pada Ibu hamil.Diaskses pada 21 April


2013.
Lyon et al. 2010. Metode Pemeriksaan Protein. Jakarta

Maryunani, Anik. 2010. Biologi Reproduksi Dalam Kebidanan. Jakarta: Trans


Infi Media
Mogensen, CE. 2010. Microalbuminuriaand Hypertension With Focus On Type 1
and type 2 Diabetes. J. of Internal Medicine 2003 : 245, vol : 10-11
Mochtar. 2007. Penjelasan Tentang Protein. Jakarta: TIM

Mulyati. 2010. Proteinuria. Diakses 29 April 2010

Nasir, Abdul., dkk. 2008. Care Yourself, Kolesterol. Bogor: Penebar Plus+.

41
Nurul, S.Si.T. 2011. Kehamilan. Bandar Lampung: Buku Ajar Asuhan Kebidanan

Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Prawiroharjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Pustaka


Prawiroharjo.
Rukiyah.2010. Asuhan Kebidanan 4 Patologi. Jakarta: TIM

Saryono, 2008.Biokimia Reproduksi. Yogyakarta: Mitra Cendekia

Supriyanti. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Bandung: UI Press: 14-15

Sutedjo, AY. 2008. Mengenal Penyakit Melalui Hasil Laboratorium. Yogyakarta:


Amara Books
Wiknjosastro. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Parawirohardjo
Winarno.1989. Kebutuhan Akan Protein. Yogyakarta

Winarno. 2004. Tijauan Tentang Protein. Jakarta

Zeller A, et al. 2009. Value Of Standart Urinary Dipstick Test For Detecting
Microalbuminuria In Patiens With Newly Diagnosed Hypertension.
Swiss Medical Weekly.2009 : 135 (3-4) : 57-61

42
LAMPIRAN

43
44
45
46
47
48
49
DOKUMENTASI PENELITIAN

1. Persiapan alat dan bahan

2. Melakukan pembukaan penutup 3. Dicelupkan strip urine pada sampel


Wadah sampel dan strip

4. Dihilangkan kelebihan urine 5. Mengamati adanaya protein


denganmeletakkan strip di atas
secarik kertas tissue.

50
Hasil Pemeriksaan

51

Anda mungkin juga menyukai