Anda di halaman 1dari 12

30

BAB II

RUANG LINGKUP PENELITIAN

2.1. Karakteristik Kegiatan Usaha Reklamasi Pasca Tambang Tanah Urug

Kegiatan penelitian dilakukan di Dusun Grogol, Desa Magelung, Kecamatan

Kaliwungu Selatan, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah. Penelitian dilakukan

di tambang tanah urug. Menurut data Kabupaten Kendal Dalam Angka (KSDA)

2018 lokasi pelelitian memiliki intensitas hujan 125 mm/th. Lokasi penelitian terletak

pada ketinggian ± 90 mdpl.

Kegiatan penambangan dimulai sejak 2003 sampai sekarang dengan sistem

tambang terbuka (open pit mining), dengan volume per-hari 500 m3. Harga tanah

urug yang dijual per-truk (5m3) yaitu Rp 175.000,00. Kegiatan penambangan yang

dilakukan tidak dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD) seperti helm, masker,

sarung tangan, dan sepatu. Kegiatan penambangan tanah urug dilakukan aktif setiap

hari.

Pembersihan Lahan Penggalian Bahan Pemuatan Bahan


Tambang Tanah Galian ke dalam truk
Urug

Pengangkutan dan
Pemasaran
Gambar 2. Diagram alur kegiatan penambangan

Tahap pembersihan lahan dimaksudkan untuk membersihkan area tambang

dari tumbuhnya tanaman dan semak-semak yang menutupi lahan tersebut.

Selanjutnya penggalian bahan tambang dilakukan dalam rangka mencari bahan

galian yang dapat dimanfaatkan dan dijual. Hasil bahan galian berupa tanah urug
kemudian dimuat dengan menggunakan truk untuk dapat dipasarkan kepada

konsumen. Tahap terakhir kegiatan penambangan tanah urug dipasarkan langsung ke

konsumen. Tanah urug di lokasi penelitian dipasarkan ke pembangunan Kawasan

Industri Kendal dan daerah Semarang.

2.2. Lingkup Kegiatan Usaha Reklamasi Pasca Tambang Tanah Urug

Kegiatan yang berlangsung di lokasi penelitian adalah kegiatan

penambangan tanah urug. Penambangan di lokasi penelitian yang dilakukan tidak

dilaksanakan sesuai kaidah pertambangan baik dan benar sehingga lingkungan

sekitar area tambang kurang dipertimbangkan. Dampak dari kegiatan penambangan

yang telah dilakukan tanpa perencanaan dengan baik dapat menimbulkan perubahan

lahan. Lingkup penelitian yang akan dilakukan berupa kegiatan untuk mengetahui kondisi

eksisting lahan akibat penambangan tanah urug sebagai perancangan reklamasi tambang.

Setelah mendapatkan hasil maka akan dihubungkan dengan rona lingkungan yang ada di

lokasi penelitian.

2.3. Kriteria, Indikator dan Asumsi

Parameter komponen yang digunakan dipilih berdasarkan kaitan permasalahan

dan kegiatan penelitian untuk mendapatkan kondisi eksisting lingkungan di sekitar

penambangan. Berikut kriteria, asumsi dan keterkaitan dengan parameter dalam

komponen lingkungan diwilayah yang ingin diteliti dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Kriteria dan Indikator pada Parameter Penelitian

No. Kriteria Indikator Asumsi Parameter


Iklim Bentuk Tanah Batuan Struktur Biotis Tata Air Sosia Rekayasa
Lahan Geologi l
1 Topografi -Semakin berubah bentuk topografi
yang dilihat dari tinggi dinding
galian serta semakin terjal
Kemiringan kemiringan tebing galian akan
Kerusakan dan Tinggi meningkatkan kerusakan
Lahan Dinding lingkungan.
PascaPenam Galian -Semakin tinggi dinding galian di
bangan lokasi penelitian maka semakin
berpotensi terjadinya gerakan
massa tanah
Relief Dasar -Semakin berubahnya relief
Galian permukaan pada lahan pasca
tambang akan mengakibatkan
perubahan ekosistem.
-Semakin jauh jarak galian dengan
Batas Tepi batas kepemilikan lahan maka
Galian akan memperkecil dampak dari
kegiatan penambangan terhadap
ekosistem atau lingkungan di
sekitar area tambang
Kondisi -Semakin baik kondisi jalan akan
Jalan meminimalisir adanya kerusakan
lingkungan
-Apabila kondisi jalan di sekitar
area penambangan bergelombang
serta berdebu maka dapat
mengganggu masyarakat karena
dalam beraktivitas sehari-hari
penduduk melewati jalan tersebut
serta dapat mengganggu kesehatan
Tabel 2.1. Kriteria dan Indikator pada Parameter Penelitian

No. Kriteria Indikator Asumsi Parameter


Iklim Bentuk Tanah Batuan Struktur Biotis Tata Air Sosia Rekayasa
Lahan Geologi l
Kriteria
No. Indikator Asumsi Parameter
Bentuk Struktur Sosia
Iklim Tanah Batuan Biotis Tata Air Rekayasa
Lahan Geologi l
2 -Semakin banyaknya kuantitas dan
kesuburan tanah yang dapat
ditinjau dari ketebalan dan uji sifat
kimia fisika tanah akan
mempengaruhi kesuburan tanah
Pengelolaan
-Semakin tebal dan baik kesuburan
Tanah Tanah
tanah pucuk pasca tambang yang
Pucuk
dikembalikan akan mempengaruhi
daya tumbuh tanaman dan
kemajuan pelaksanaan penutupan
bekas tambang guna
mengembalikan peruntukkannya
3 Iklim -Semakin tinggi curah hujan
mengakibatkan banyaknya
genangan air karena sifatnya
Penyelesain impermiabel sehingga
Akhir meningkatkan laju erosi
Jenis -Semakin banyak vegetasi yang
Tumbuhan tumbuh di lahan penambangan ini
Vegetasi menunjukkan bahwa kesuburan
atau unsur hara tinggi
Teknis -Semakin baik teknis reklamasi
Reklamasi yang akan dipilih mempengaruhi
aspek sosial ekonomi kedepannya
dan mengembalikan fungsi awal
lahan sesuai peruntukkannya
2.4. Kerangka Alur Pikir Penelitian
Rumusan Masalah Latar Belakang
1. Bagaimana kondisi eksisting lahan Sumberdaya alam yang sering
yang diakibatkan kegiatan digunakan sebagai sebagai menimbun area dasar
penambangan tanah urug di Dusun dari bangunan seperti tanah urug. Kegiatan
Grogol, Desa Magelung, Kecamatan penambangan tanah urug sangat
Kaliwungu Selatan, Kabupaten mengkhawatirkan karena dapat merusak
Kendal, Provinsi Jawa Tengah? lingkungan apabila dalam penggunaan lahannya
2. Bagaimana perancangan teknis tidak bersamaan dengan suatu tindakan
reklamasi tambang yang sesuai pada reklamasi.
lahan bekas penambangan tanah urug Kegiatan penambangan tanah urug di
tersebut? Dusun Grogol, Desa Magelung, Kecamatan
Kaliwungu Selatan, Kabupaten Kendal, Provinsi
Jawa Tengah akan membawa dampak terhadap
Tujuan Penelitian lingkungan dan terganggunya fungsi lingkungan.
1. Mengetahui kondisi eksisting lahan Upaya reklamasi perlu dilakukan pada lahan
akibat penambangan tanah urug di yang menyebabkan kerusakan lahan
Dusun Grogol, Desa Magelung,
Kecamatan Kaliwungu Selatan, Kegunaan Penelitian
Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa 1. Penerapan dan pengembangan ilmu
Tengah pengetahuan Teknik Lingkungan dibidang
2. Menentukan dan membuat kajian reklamasi tambang.
perancangan teknis reklamasi yang 2. Informasi arahan perancangan reklamasi
tepat yang akan dilakukan pada lahan tambang yang berwawasan lingkungan
pasca tambang tanah urug yang tepat 3. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah
di Dusun Grogol, Desa Magelung daerah sektor pertambangan / PU-ESDM dan
Bappeda Kendal yang berkaitan dengan
arahan reklamasi lahan bekas tambang.
Kajian Teori
Pertambangan, Kerusakan Lingkungan, Kegiatan Penelitian
Reklamasi, Teknis Reklamasi. Survei, pemetaan,
pemetaan, pengukuran,
pengukuran,pendataan,
pendataan,olah
olah
data
Rona Lingkungan
Metode Penelitian Geofisik (Iklim, Bentuk Lahan, Tanah, Batuan,
1. Teknik pengambilan data: Metode survei Struktur Geologi, Tata Air, Bencana Alam),
lapangan dan pemetaan (geofisik, biotis,sosial) Biotis (Flora, Fauna), Sosial (Demografi,
2. Teknik pengambilan sampel: purposive Ekonomi, Budaya, Kesehatan Masyarakat)
sampling
3. Teknik analisis data: Metode analisis
laboratorium Evaluasi
4. Teknik evaluasi : pengharkatan Reklamasi berjalan dengan baik sesuai
dengan parameter penelitian yang telah
diarahkan sesuai perencanaan reklamasi

Landasan Hukum
1. UU RI No. 32 Tahun 2009: Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
2. UU RI No. 4 tahun 2009: Pertambangan Mineral dan Batubara.
3. PP No. 23 Tahun 2010: Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara
4. PP No. 78 Tahun 2010: Reklamasi dan Pascatambang
5. Permen ESDM No. 26 Tahun 2018: Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik dan
Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara
6. Perda Kabupaten Kendal Nomor 20 Tahun 2011: Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Kendal Tahun 2011 – 2031
7. Kepmen ESDM No. 1827 Tahun 2018: Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik

Gambar 2. Kerangka Alur Pikir


2.5. Batas Daerah Penelitian

Batas daerah penelitian terdiri dari beberapa jenis, yaitu batas permasalahan,

batas ekologis, dan batas sosial yang dapat dilihat pada Peta 1.2. Peta Batas

Penelitian.

2.5.1. Batas Permasalahan Penelitian

Suatu ruang rencana usaha/kegiatan atau objek permasalahan yang akan

diteliti yaitu batas permasalahan penelitian. Batas permasalahan berupa batas area

penambangan sesuai dengan izin penambangan daerah. Penambangan tanah urug

yang aktif dilakukan dapat berdampak terhadap lingkungan berupa perubahan

biogeofisik pada lahan tambang dan daerah sekitarnya akan terus terjadi.

2.5.2. Batas Sosial

Suatu ruang yang ada disekitar lokasi kegiatan penelitian berlangsung

berbagai interaksi antara masyarakat sekitar dengan aktivitas penambangan yaitu

batas sosial. Dalam penelitian ini batas sosial yang dimaksud adalah pemukiman

yang berada di lahan penambangan dan di luar penambangan.

2.6. Lingkup Rona Lingkungan Hidup

2.6.1. Geofisik-Kimia

2.6.1.1. Iklim

2.6.1.1.1. Curah Hujan

Penentuan klasifikasi iklim dapat di dasari oleh beberapa faktor iklim,

yaitu curah hujan dan juga temperatur. Penentuan tipe iklim yang digunakan

di daerah penelitian ditentukan menggunakan klasifikasi Mohr (1933)

dengan menentukan jumlah rerata bulan kering dan bulan basah. Kriteria

untuk menentukan bulan basah, bulan lembab, dan bulan kering. Dapat

dilihat ketentuannya sebagai berikut:


 BB: bulan basah : P > 100 mm/bulan; P > E

 BK: bulan kering : P < 60 mm/bulan; P < E

 BL: bulan lembab : 60 < P < 100 mm/bulan

Data curah hujan (CH) Kabupaten Kendal diperoleh dari Dinas

Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jateng sepanjang tahun 2009 hingga

2015 (6 tahun).

Bulan Tahunan  
Tahun R24
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Total (mm/thn)
(mm)
                             
2009 246 530 186 220 105 65 31 0 0 62 249 127 1821 86
2010 242 215 397 181 275 247 111 102 290 296 226 386 2968 150
2011 300 210 125 349 129 21 27 0 5 158 350 226 1900 133
2012 532 185 192 238 74 161 9 0 19 142 164 460 2176 122
2013 325 320 148 237 101 217 193 10 12 74 174 289 2100 135
2014 678 529 177 117 234 217 243 59 0 5 115 274 2648 146
2015 203 309 228 168 228 25 0 9 0 1 93 159 1423 102
                             
Max 678 530 397 349 275 247 243 102 290 296 350 460 2968  
Rerata 360,9328,3207,6215,7163,7136,187,725,746,6105,4 195,9 274,4 2148,0  
Min 203 185 125 117 74 21 0 0 0 1 93 127 1423  
2.6.1.2. Bentuk lahan

Daerah penelitian berdasarkan letaknya pada zona fisiografi (Bemmelen,

1949), berada pada zona Antiklinorium Bogor-Serayu Utara

Gambar 4.2. Zona Fisiografi Pulau Jawa (Bemmelen,1949)


Daerah penelitian memiliki bentuk lahan spesifik yang menggambarkan kondisi awal

merupakan sebuah bukit. Daerah penelitian dapat dideskripsikan satuan bentuk lahan

berupa lereng perbukitan, dimana satuan bentuk lahan ini mendominasi seluruh

daerah penelitian, berada pada ketinggian antara 800-900 meter dari permukaan air

laut. Proses geomorfologi yang sedang berlangsung berupa erosi tanah. Di daerah

penelitian telah tejadi perubahan bentuk lahan akibat dari proses penambangan. Saat

ini banyak ditemukan satuan lereng-lereng terjal dan dataran berlubang atau

bergelombang akibat dari proses pengerukan aktivitas penambangan. Keadaan

eksisting dikaji melakukan perencanaan design penataan pasca tambang.

2.6.1.3. Tanah

Berdasarkan Peta Jenis Tanah Kabupaten Kendal, jenis tanah yang berada di

lokasi penelitian merupakan andosol. Melalui pengamatan langsung di lapangan,

tanah yang ditemukan di daerah penelitian mempunyai ciri fisik warna coklat.

Definisi Andosol dalam Sistem Klasifikasi Dudal (Sukarman, 2014) adalah tanah

berwarna hitam atau coklat tua, struktur remah, kadar bahan organik tinggi, licin

(smeary) jika dipirid. Tanah bagian bawah berwarna coklat sampai coklat

kekuningan, tekstur sedang, porous, pemadasan lemah, akumulasi liat sering

ditemukan di lapisan bawah.

Gambar tanah

2.6.1.4. Batuan

Berdasarkan Peta Geologi Kabupaten Kendal, Desa Magelung, Kecamatan

termasuk Formasi Damar yang terdiri atas batuan pasir tuffan, konglomerat breksi

vulkanik, dan tuffan. Formasi Damar terletak tidak selaras di atas Formasi Kalibeng.

Batupasir tufaan berwarna kuning kecoklatan berbutir halus – kasar, komposisi


terdiri dari mineral mafik, felspar, dan kuarsa dengan masa dasar tufaan, porositas

sedang, keras.

2.6.1.5. Tata Air

Sumber air yang digunakan masyarakat di daerah penelitian yaitu berasal air

sumur dan PDAM. Kedalaman muka air tanah ± 5 meter. Distribusi air tanah telah

dibantu dengan pompa sanyo agar dapat dialirkan ke rumah masing-masing.

Kegiatan penambangan berdasarkan kegiatan wawancara tidak mempengaruhi

ketersediaan ataupun kualitas air. Hal tersebut dapat dikarenakan tidak adanya

penggunaan bahan-bahan kimia dalam kegiatan penambangan.

2.6.1.6. Bencana Alam

Berdasarkan data BPBD Kendal tahun 2019 dan 2018 bencana yang pernah

terjadi di desa penelitian yaitu kebakaran hutan dan lahan pada 17 September 2019

dan bencana banjir pada 9 Februari 2018

Gambar 2. Banjir yang Terjadi di Daerah Penelitian 9 Februari 2019


Sumber : https://news.detik.com/berita/d-3859719/empat-desa-di-kendal terendam-banjir-13-
rumah-rusak
2.6.2. Biotis

2.6.2.1. Flora

Flora adalah jenis tumbuhan yang tumbuh di suatu daerah tertentu. Sesuai

dengan kondisi lingkungannya, flora di suatu tempat dapat terdiri dari beragam jenis

yang masing-masing dapat terdiri dari beragam variasi gen yang hidup di beberapa

tipe habitat (Kusmana, 2015). Keterkaitan keterdapatan flora di daerah penelitian


dengan topik penelitian yaitu untuk menentukan jenis tanaman apa yang perlu

ditanam kembali ketika kegiatan revegetasi dilakukan, tanaman revegetasi yang baik

dipilih berdasarkan tingkat kecocokannya dengan lokasi penelitian dan sesuai

rencana tata ruang wilayah di lokasi pertambangan.

Tabel 2.6 Jenis Flora di Daerah Penelitian

No. Nama Lokal Nama Latin Keterangan


1 Ilalang Imperata cylindrical Tidak dilindungi
2 Pisang Musa paradisiacal Tidak dilindungi
3 Singkong Manihot esculenta Tidak dilindungi
4 Bambu Bambusae Tidak dilindungi

2.6.2.2. Fauna

Berdasarkan UU RI No.5 Tahun 1990 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

Kehutanan, definisi fauna adalah semua jenis sumber daya alam hewani yang hidup

di darat dan atau di air, dan atau di udara, sedangkan fauna liar adalah semua satwa

yang hidup di darat, dan atau di air, dan atau di udara yang masih mempunyai sifat-

sifat liar, baik yang hidup bebas maupun yang dipelihara oleh manusia.

Tabel 2.7 Jenis Fauna di Daerah Penelitian

No. Nama Hewan Nama Latin Keterangan


1 Tikus Rattus argentiventer Tidak dilindungi
2 Lalat Musca domestica Tidak dilindungi
3 Kupu-Kupu Eurema hecabe Tidak dilindungi

2.6.3. Sosial

2.6.3.1. Demografi

Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Kendal Tahun 2017, daerah penelitian yaitu Desa Magelung memiliki jumlah

penduduk yang bervariasi, memiliki penduduk sebanyak 8.294 jiwa, dengan rincian

laki-laki sebanyak 4.241 jiwa, perempuan 4.053 jiwa. Total luas wilayah Desa
Magelung sebesar 800.000 ha (8 km2), serta terhitung kepadatan penduduk di Desa

Magelung yaitu sebesar 1.037 jiwa/km2.

Secara keseluruhan, jumlah penduduk Desa di Kabupaten Kaliwungu Selatan

dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12 Jumlah Penduduk Desa di Kabupaten Kendal


Desa Laki-Laki Perempuan Jumlah
Kedungsuren 2.847 2.863 5.710
Jerukgiling 336 270 606
Darupono 1.164 1.165 2.329
Protomulyo 5.963 5.753 11.716
Magelung 4.241 4.053 8.294
Plantaran 5.262 5.112 10.374
Sukomulyo 2.836 2.728 5.564
Sidomakmur 1.629 1.456 3.085
Sumber : Kaliwungu Selatan Dalam Angka 2018

2.6.3.2. Sosial Ekonomi

Sebagian besar penduduk di Desa Magelung bermata pencaharian pada sektor

pertanian, penambangan, pengusaha kayu, pegawai negeri, dan lain-lain. Pekerjaan

yang paling mendominasi adalah petani, hal ini juga mendukung lokasi dusun yang

memiliki lahan luas untuk ladang tanaman pangan .

2.6.3.3. Sosial Budaya

2.6.3.4. Kesehatan Masyarakat

Kondisi kesehatan masyarakat di daerah penelitian dapat dilihat dari beberapa

indikator seperti keadaan kesehatan, kesehatan lingkungan, dan usaha untuk

meningkatkan pelayanan melalui perbaikan fasilitas kesehatan. Usaha untuk

mewujudkan kesehatan masyarakat yang baik, diperlukan adanya pemeliharaaan dan

pengawasan kesehatan masyarakat setempat dengan adanya fasilitas kesehatan

penunjang.

2.6.4. Penggunaan Lahan


2.7. Isu-isu Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai