Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Krisi moneter yang terjadi di Indonesia yand ditandai dengan merosotnya
sendi-sendi perekonomian termasuk perbankan yang diakibatkan nilai tukar rupiah
yang jatuh terhadap nilai tukar dollar. Inflasi merupakan salah satu dampak dari
terjadinya krisis ekonomi berkepanjangan yang melanda suatu negara.
Pada sekitar pertengahan tahun 1997, permasalahan inflasi dan krisi nilai tukar
semakin mecuat dan menyebabkan nilai mata uang rupiah merosot tajam. Hal ini
mengakibatkan jumlah hutang Negara terhadap luar negeri meningkat tajam. Selain
itu berpengaruh terhadap timbul Non Performing Loans (NPL) atau kredit macet yang
langsung dan tidak langsung akan mengganggu (dalam jumlah yang besar bahkan
akan menghentikan) operasional bank. Masalah lain yang ditimbulkan adalah
perginya para investor asing dalam hal menanam modalnya di indonesia.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh peemerintah untuk mengatasi inflasi
adalah dengan menekan uang beredar baik dalam arti sempit (M1) maupun arti luas
(M2) atau likuidasi perekonomian. efek dari kebijakan ini, bank-bank berlomba-
lomba menaikkan suku bungan. Bunga yang diberikan bank-bank pada masyarakat
merupakan daya tarik yang utama bagi masyarakat untuk melakukan penyimpanan,
dengan demikian bank akan mampu membiayai operasional aktivanya yang sebagian
besar berupa pemberian kredit pada masyarakat. Untuk itu pemerintah melakukan
kebijakan moneter dengan menekan jumlah uang beredar melalui peningkatan suku
bunga bank.
B. Rumusan Masalah
1. jelaskan sejarah tigkat suku bunga ?
2. Jelaskan teori suku bunga ?
3. Bagaimana mekanisme penetuan tingkat suku bunga ?
4. Jelaskan pasar uang antar bank ?
5. Studi kasus manipulasi PUAB oleh perbankan berskala global !

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Bunga Uang


Kegiatan bisnis dengan sistem bunga telah ada sejak tahun 2500 sebelum masehi, baik
yunani kuno, Romawi kuno, dan Mesir kuno. Demikian juga pada tahun 2000 sebelum
masehi, di mesopotania (wilayah iraq sekarang) telah berkembang sistem bunga.
Sementara itu, 500 tahun sebelum masehi Temple Of Babillion mengenakan sistem
bunga sebesar 20% setahun.
Sejarah mencatat, bangsa yunani kuno yang mempunyai peraaban tinggi, melarang
keras peminjaman uang dengan bunga. Aristoteles dalam karyanya Politics telah
mengecam sistem bunga yang berkembang pada masa yunani kuno. Dengan
mengandalkan pikiran rasional filosofis, tanpa bimbingan wahyu ia menilai bahwa bunga
merupakan sistem yang tidak adil. Menurutnya uang bukan seperti ayam yang bisa
bertelur. Sekeping mata uang tidak bisa beranak kepingan mata uang lainnya.
Selanjutnya ia mengatakan bahwa meminjamkan uang dengan bunga adalah sesuatu
yang rendah derajatnya. Sementara itu, Plato dalam bukunya “Laws”, juga mengutuk
bunga dan memandangnya sebagai praktek yang zholim. Dua filosofi yunani yang paling
terkemuka itu dipandang cukup representatif untuk mewakili pandangan filosofi yunani
tentang bunga.
Selanjutnya, pada tahap-tahap awal, kerajaan romawi kuno juga melarang keras setiap
pungutan atas bunga dan pada perkembangan berikutnya mereka membatasi besarnya
suku bunga melalui undang-undang. Kerajaan romawi adalah negara pertama yang
menerapkan peraturan tentang bunga untuk melindungi para konsumen. Kebiasaan bunga
juga berkembang di tanah arab sebelum nabi muhammad menjadi rasul. Catatan sejarah
menunjukkan bahwa bangsa arab cukup maju dalam perdagangan. Hal ini digambarkan
dalam Al-Quran surat Al-Quraisy dan buku-buku sejarah dunia. Bahkan kota mekah
pada saat itu pernah menjadi kota dagang internasional yang dilalui tiga jalur-jalur
perdagangan dunia, Eropa dan Afrika, India dan China, serta Syam dan Yaman.
Suatu hal yang tidak bisa dibantah, bahwa dalam rangka menunjang arus perdagangan
yang begitu pesat, mereka membutuhkan fasilitas pembiayaan yang memadai guna
menunjang kegiatan produksi. Peminjaman modal untuk perdagangan dilakukan dengan
sistem bunga. Tegasnya pinjaman uang pada saat itu, bukan semata untuk konsumsi,

2
tetapi juga untuk usaha-usaha produktif. Sistem bungan inilah selanjutnya yang dilarang
Al-Qur’an secara bertahap.
Sementara itu tradisi bunga terus berkembang di Eropa dan menjadi sistem ekonomi
kapitalis. Raja Inggris, Hendri VIII, pada tahun 1545 M, mengatakan bahwa riba tidak
dibenarkan, sedangkan bunga dibolehkan asal tidak berlebihan. Gaung Raja Hendri itu
sampai ke Belanda. Ketika Belanda menjajah indonesia, mereka menyebar luaskan
pandangan Hendri VIII, sehingga ada orang indonesia yang melarang dan
mempraktekkan bunga. Mereka membedakan bunga dan riba. Padahal bunga dan riba
sama saja. Ayat Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 30 yang melarang riba yang berlipat
ganda, belum selesai(tuntas). Sebab setelah itu, turun ayat lagi tentang riba yang
mengharamkan segala bentuk riba, baik riba yang berlipat ganda maupun yang ringan
bunganya (Q. S. 2 : 275 : 279).1

B. Teori Suku Bunga


1. Pengertian suku bunga
Bunga adalah tanggungan pada pinjaman uang, yang biasanya dinyatakan dengan
presentase dari uang yang dipinjamkan.2 Suku bunga adalah tingkat bunga yang
dinyatakan dalam persen, jangka waktu tertentu (perbulan atau pertahun).3 Suku
bunga dibedakan menjadi dua, yaitu :
a) Suku bunga nominal atau rate yang dapat diamati pasar.
b) Suku bunga riil adalah konsep yang mengukur tingkat bunga yang
sesungguhnya, suku bunga riil sama dengan suku bunga nominal dikurangi
dengan laju inflasi yang diharapkan.
r=i–μ
dimana : r = suku bunga riil
i = suku bunga nominal
μ= laju inflasi
2. Teori klasik suku bunga
Tabungan , simpanan menurut teori klasik adalah fungsi tingkat bunga, makin
tinggi tingkat bunga, maka makin tinggi keinginan masyarakat untuk menyipan

1
Choir, Sejarah Singkat Bunga, diakses dari http://zonaekis.com/sejarah-ringkas-bunga/ , pada
tanggal 29 Maret 2010.
2
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yokyakarta : UPP AMPYKPN) 2002, hal. 40.
3
Robert Marshaal dan miranda , Kamus Besar Popular Uang dan Bank, (Jakarta : Ladangpustaka
dan intimedia), hal 134.

3
dananya di bank. Artinya pada tingkat bunga yang lebih tinggi masyarakat akan
terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk berkomsumsi
guna menambah tabungan. Sedangkan bunga adalah“harga” dari (penggunaan)
loanable funds, atau dapat diartikan sebagai dana yang tersedia untuk di pinjamkan
atau dana investasi, karena menurut teori klasik, bunga adalah “harga” yang terjadi
di pasar investasi.4 Investasi juga merupakan tujuan dari tingkat bunga. Semakin
tinggi tingkat bunga, maka keinginan untuk melakukan investasi juga semakin
kecil, alasannya adalah seorang pengusaha akan menambah pengeluaran
investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut lebih besar
dari tingkt bunga yang harus di bayarkan untuk dana investasi tersebut sebagai
ongkos untuk penggunaan dana (cost of capital).5 Makin rendah tingkat bunga,
maka pengusaha akan terdorong untuk melakukan investasi, sebab biaya
penggunaan dana juga semakin kecil, tingkat bunga dalam keadaan seimbang
(artinya tidak ada dorongan naik turun) akan tercapai apabila keinginan menabung
masyarakat sama dengan keinginan pengusaha untuk melakukan investasi.

3. Teori Keynes tentang suku bunga


Teori Keynes menyebutkan bahwa, tingkat bunga ditentukan oleh permintaan
dan penawaran uang, menurut teori ini ada tiga motif, mengapa seseorang bersedia
untuk memegang uang tunai, yaitu motif transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi. Tiga
motif inilah yang merupakan sumber timbulnya permintaan uang yang diberi istilah
Liquidity preference6, adanya permintaan uang menurut teori Keynes berlandaskan
pada konsepsi bahwa umumnya orang menginginkan dirinya tetap likuid untuk
memenuhi tiga motif tersebut. Teori Keynes menekankan adanya hubungan
langsung antara kesediaan orang membayar harga uang tersebut (tingkat bunga)
dengan unsur permintaan akan uang untuk tujuan spekulasi, dalam hal ini
permintaan besar apabila tingkat bunga rendah dan permintaan kecil apabila bunga
tinggi.

4
Boediono, Ekonomi Moneter edisi ke-3, ( Yogyakarta : BPFE ), 2001, hal 76
5
Nopirin, Ekonomi Moneter edisi ke-4, (Yogyakarta : BPFE), 2000, hal 71.
6
Nopirin, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro edisi pertama, (Yogyakarta : BPFE), 2000,
hal 95.

4
C. Mekanisme Penetapan Suku Bunga
pada dasarnya suku bunga merupakan harga yang dibayar untuk dana atau modal.
Faktor faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga adalah :
1. Permintaan akan dana, dan
2. Penawaran dana
Teori “loanable funds” memberikan penjelasan mengapa suku bunga naik atau turun.
Fokus teori ini ada pada penawaran (supply) dan permintaan (demand) terhadap dana
yang dipinjamkan (loanable funds). Kurva penawaran untuk loanable funds (SF)
memiliki kemiringan (slope) positif, sedangkan kurva permintaan untuk loanable funds
(DF) memiliki slope negatif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi supply dari loanable funds (SF) adalah :
1. Rumah tangga (household)
Jika suku bunga tinggi atau penghasilan meningkat, tabungan rumah tangga
semakin bertambah SF meningkat.
2. Sektor usaha (bussines)
Kelebihan kas yang dapat dinvestasikan dalam jangka pendek akan meningkat SF.
3. Pemerintah (government)
Pemerintah mempengaruhi supply dana melalui Bank Sentral ini merupakan faktor
yang paling dominan dalam menentukan besar kecilnya SF. Bank Sentral
mempengaruhi jumlah kredit yang tersedia dalam pertumbuhan penawaran uang
(money supply) melalui operasi pasar terbuka (open market operation).
4. Investor asing
Semakin banyak investor asing yang tertarik untuk memberikan pinjaman atau
menginvestasikan dananya disuatu Negara, SF akan naik.
Keempat faktor itu juga mempengaruhi permintaan akan loanable funds (DF).
Yaitu jika konsumsi rumah tangga meningkat, bila perekonomian membaik dan
perusahaan memiliki banyak alternative investasi, kebutuhan modal meningkat, dan
jika pemerintah menaikkan anggaran belanja. Maka DF akan meningkat pula.7
Menurut Kasmir (2010: 137-140), faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran
penentuan tignkat suku bunga (pinjaman dan deposito) adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan dana

7
Liestiyowati, Pennetuan Tingkat Suku Bunga, diakses dari
http://akuntan-si.blogspot.com/2013/05/penentuan-tingkat-suku-bunga.html?m=1/ pada tanggal 10 Mei
2013.

5
Faktor kebutuhan dana dikhususkan untuk mendepositkan dana, yaitu seberapa
besar kebutuhan dana yang diinginkan. Jika bank kekurangan dana sementara
aplikasi pinjaman meninkat, hal itu dilakukan bank sehingga dan dengan cepat
dipenuhi dengan meningkatkan suku bunga deposito. Namus, kenaikan bunga
deposito juga akan meningkatkan suku bunga pinjaman.
2. Terget laba
Yang diinginkan adalah bahwa faktor ini dikhususkan untuk bunga pinjaman.
Sebaliknya, jika dana dalam deposito di bank banyak, sementara aplikasi
pinjaman kecil, mka bunga deposito kan berkurang karena ini merupakan
beban.
3. Jaminan kualitas
Penjamin kualitas juga ditujukan untuk bunga pinjaman. Semakin banyak
jaminan yang diberikan, semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan
sebaliknya.
4. Kebijakan pemerintah
Dalam menentukan bunga deposito dan pinjaman bank tidak boleh melebihi
batas yang ditetapkan oleh pemerintah.
5. Jangka waktu
Faktor priode sangat menentukan. Semakin lama jangka waktu pinjaman,
semakin tinggi tingkat suku bunganya, hal ini disebabkan oleh kemungkinan
besar resiko gagal bayar di masa depan. Begitu pun sebaliknya, jika pinjaman
jangka pendek, bunganya relatif rendah.
6. Reputasi perusahaan
Reputasi perusahaan juga menentukan tingkat bunga, terutama untuk bunga
pinjaman. Bonafiditas sebuah perusahaan yang mendapat kredit sangat
menentukan tingkat suku bunga yang dibebankan nantinya, karena biasanya
perusahaan yang bonafid kemungkinan risiko kredit macet dimasa depan
relatif kecil dan sebaliknya.
7. Produk kompetitif
Untuk produk kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah
dibandingkan dengan produk yang kurang kompetetif. Ini karena produk yang
kompetitif memiliki pergantian produk yang tinggi, sehingga pembayarannya
diharapkan lancar.
8. Hubungan baik

6
Biasanya bunga pinjaman dikaitkan dengan faktor kepercayaan untuk
seseorang atau lembaga. Dalam praktiknya, bank mengklasifikasi pelanggana
antara pelanggan primer dan pelanggan biasa. Klasifikasi ini didasarkan pada
aktivitas dan loyalitas pelanggan yang bersangkutan kepada bank.
9. Kompetisi
Dalam kondisi ketidakstabilan dan bank kekurangan dana, sementara tingkat
persaingan untuk dana simpanan cukup ketat, bank harus bersaing keras
dengan bank lain. Untuk bunga pinjaman, itu harus dibawah bunga pesaing
sehingga akumulasi dana dapat disalurkan, meskipun margin laba menyusut.
10. Jaminan pihak ketiga
Pihak yang memberikan jaminan kepada bank untuk menanggung semua
risiko yang dikenakan pada penerima kredit. Biasanya jika pihak memberikan
jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik dan
loyalitas kepaa bank, maka bunga yang dibebankan juga berbeda.8

D. Pasar Uang Antar Bank


Pasar uang antar Bank (PUAB/interbank call money) merupakan kegiatan
pinjam meminjam antara satu bank kepada bank lain. kegiatan ini pada dasarnya
dibolehkan oleh bank indonesia. Pasar uang ini dilakukan oleh pejabat bank yang
ditunjuk, dan melakukan tanggung jawabnya yaitu pinjam meminjam kepada bank
lain, selain dari unsur kepercayaan (trust) dan issue, sebagai tolak ukur yang benar
adalah berdasarkan laporan keuangan bank.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa informasi keuangan dapat
membantu para pemakainya dalam menaksir potensi perusahaan menghasilkan laba.
“suku bunga PUAB merupakan harga yang terbentuk dari kesepakatan pihakyang
meminjam dan meminjamkan dana. Kegiatan di PUAB dilakukan melalui mekanisme
over the counter (OTC) yaitu terciptanya kesepakatan antara pemilik dan peminjam
dana yang dilakukan tidak melalui lantai bursa. Transaksi PUAB dapat berjangka
waktu dari satu hari kerja (overnight) sampai dengan satu tahun, namun pada
praktiknya mayoritas transaksi PUAB berjangka waktu kurang dari tiga bulan.

8
Gumelar Ardiansyah, Pengertian Suku Bunga, Fungsi, Dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Suku Bunga, diakses dari http://guruakutansi.co.id/suku-bunga/ pada tanggal 4 September 2019.

7
PUAB menurut Hadi Prionggo, Hani Triyanti dan Lucyana merupakan media
pertama bagi transmisi kebijakan moneter. Melalui transaksi pinjaman antar bank
yang sebagian besar berjangka waktu pendek, sinyal kebijakan moneter
ditransmisikan kepada suku bunga instrumen lainnya di pasar keuangan. Melalui
interverensi ke pasar uang secara periodik bank sentral mempengaruhi level reserve
bank-bank dan sekaligus mengedalikan volatilitas suku bunga agar mencapai target
yang dikehendaki. Bagi perbankan, PUAB menjadi salah satu alternatif pemenuhan
kebutuhan likuiditas harian.
Dasar hukum pembentukan PUAB
Regulasi Bank Indonesia :
1. Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/1/PBI/2012 Tentang perubahan atas
peraturan Bank Indonesia Nomor 9/5/PBI/2007 Tentang Pasar Uang Antar Bank
berdasarkan prinsip syariah;
2. Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/5/PBI/2007 TentangPAsar Uang Antar Bank
Berdasarkan Prinsip Syariah;
3. SuratKeputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 21/55/KEP/DIR/1988 tentang
Pasar Uang dan Penempatan Dana Antar Bank.
4. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/DPM 2012 perihal Pasar Uang Antar
Bank Berdasarkan Prinsip Syariah;
5. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 21/32/UPG 1998 perihal Pasar Uang dan
Penempatan Dana Antar Bank.
Tujuan pembentukan PUAB
Untuk membantu mengerahkan dana-dana masyarakat guna menunjang
pelaksanaan pembayaran dan stabilitas moneter maka perlu diciptakan prasarana-
prasarana yang dapat membantu memperlancar stabilitas dana-dana masyarakat
tersebut.
Langkah-langkah yang diambil dengan merintis pasar uang yang terorganisir yaitu
pasar uang antar bank, pasar uang antar bank ini dimaksud untuk memenuhi
kebutuhan dana bank misalnya :
1. Bank –bank yang sangat memerlukan dana tambahan untuk menutup kekalahan
kliring pada hari yang bersangkutan dan atau memenuhi ketentuan kewajiban
pemeliharaan likuiditas.

8
2. Bank-bank yang mempunyai kelebihan dana (iddle) dapat menjadikan dana
tersebut untuk earnig assets dalam rangka mendapat rentabilitas yang optimsl
dengan cara meminjam dengan hanya untuk waktu yang relatif pendek.

Peserta dalam pasar uang antar bank


Yang ikut serta dalam pasar uang antar bank adalah Bank-Bank umum dan
Bank Pembangunan Daerah yang menjadi peserta kliring di tempat pasar uang antar
bank diselengarakan. Setiap bank diwakili oleh kantor pusat atau cabang yang
ditetapkan oleh direksi Bank yang bersangkutan.9

E. Studi Kasus manipulasi PUAB oleh petbankan berskala global


Manipulasi bunga PUAB di asia
Regulator Korea Selatan tengah menyelidiki dugaan manipulasi penetapan suku bunga
oleh empat bank melalui sertifikat deposito/ certificates of deposit (CD). Hasilnya
digunakan untuk menentukan suku bunga PUAB dalam cara yang mirip dengan Libor.
Regulator di singapura dan jepang juga melakukan pemerikasaan serupa pada bank
mereka penyusul skandal Linor. Berikut yang menginvestigasi dan hasilnya :
1. Fair Trade Commission (FTC), Kore Selatan
Memeriksa sembilan bank Korea Selatan, empat diantaranya yang sudah jelas
adalah Kookmin, Shinhan, Worri Bank dan Group Hana bank. FTC masih mencari
bukti kolusi keempatnya dalammenentukan bunga sertifikat deposit dan merevisi
penetapan tarif tersebut.
Sanksi/hasil : belum ada sanksi atau penalti yang diumumkan ke publik
2. Japanese Bankers Association (JBA)
18 bank diminta untuk memeriksa prosedur mereka dalam mengirim suku
bunga PUAB dalam mata uang yen. Perintah ini menyusu maraknya dugaan kolusi
dalam penetapan suku bunga antar bank
Sanksi/hasil : tidak ditemukan kejanggalan dalam proses pelaporan. Namun, JBA
akan menganalisis lebih lanjut apakah metode perhitungan yang digunakan antar
bank sudah benar atau tidak, jika terbukti salah, perhitungan tersebut harus diubah.
9
Nurul Chaeriah, Pasar Uang Antar Bank sebagai Sasaran Operasional, diakses dari
http://nurulchaeriah.blogspot.com/2013/12/pasar-uang-antar-bank-sebagai-sasaran.html?m=1 , pada
tanggal 25 Desember 2013.

9
3. Singapore Monetary Authority
Menyelidiki sejumlah bank yang tak disebutkan namanya diduga menjadi
kartel dan menetukan besaran benchmark bunga bank.
Sanksi/hasil : belum ada sanksi atau penalti yang diumumkan ke publik

Ada perbedaan kecenderungan dalam menetapkan suku bunga. Di Eropa misalkan,


perbankan secara rahasia menyepakati pemberian bunga yang rendah untuk memperoleh
kepercayaan nasabah. Sedangkan dia asia, banyak dugaan, bank justru berkolusi
menetapkan suku bunga yang lebih tinggi untuk meningkatkan prpfitabilitas.10

10
Diah Megasari, Mega Skandal Perbankan Abad 21, diakses dari
https://amp.kontan.co.id/news/mega-skandal-perbankan-global-abad-21 , pada tanggal 13 September
2012.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara historis suku bunga hampir sama tua dengan peradaban manusia, denga kata
lain suku bunga sudah ada sejak lama. Faktor – faktor utama yang memperanguhi besar
kecilnya penetapan suku bunga adalah kebutuhan dana, persaingan dalam
memperebutkankan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, pihak perbankan
harus memperhatikan pesaing. Kebijakan pemerintah, dalam arti baik untuk bunga
simpanan maupun bunga pinjaman kita, tidak boleh melebihi bunga yang sudah
ditetapkan oleh pemerintah.
Tingkat suku bunga sangat berperan terhadap perekonomian suatu negara. Tingkat
suku bunga sangat berperan terhadap naik rendahnya inflasi, investasi dan besarnya dana
simpanan dalam bank.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam memahami tingkat dan
perilaku suku bunga yang sering diterapkan diperbankan konvensional, walaupun bunga
itu dalam islam hukum nya riba. kami selaku penulis mohom maaf apabila ada
kesalahan dalam penulisan karena wawasan kami belum cukup luas dalam membahas
makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Choir. 2010. Sejarah Singkat Bunga. http://zonaekis.com/sejarah-ringkas-bunga/.

Muhammad. . 2002. Manajemen Bank Syariah (Yokyakarta : UPP AMPYKPN).

Marshaal, Robert dan miranda. Kamus Besar Popular Uang dan BanK. (Jakarta :
Ladangpustaka dan intimedia).

Boediono. 2001. Ekonomi Moneter edisi ke-3. ( Yogyakarta : BPFE).

Nopirin. 2000. Ekonomi Moneter edisi ke-4. (Yogyakarta : BPFE).

Nopirin. 2000. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro edisi pertama. (Yogyakarta : BPFE).

Liestiyowati. 2013. Pennetuan Tingkat Suku Bunga.


http://akuntan-si.blogspot.com/2013/05/penentuan-tingkat-suku-bunga.html?m=1/.

Ardiansyah, Gumelar. 2019. Pengertian Suku Bunga, Fungsi, Dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga. http://guruakutansi.co.id/suku-bunga/ .

Chaeriah, Nurul. 2013. Pasar Uang Antar Bank sebagai Sasaran Operasional.i
http://nurulchaeriah.blogspot.com/2013/12/pasar-uang-antar-bank-sebagai-sasaran.html?
m=1 .

Megasari, Diah. 2012. Mega Skandal Perbankan Abad 21. https://amp.kontan.co.id/news/mega-


skandal-perbankan-global-abad-21..

12

Anda mungkin juga menyukai