Anda di halaman 1dari 14

DEFEENSI SEL

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Biologi Sel dan Molekuler

Dosen Pengampu : Rasuane Noor, S.Si,M.Sc, dan Anak Agung Oka, M.Pd.

Oleh :

Kelompok 11

Ari Purnama Sari (17320003)

Eka Ayu Aryani (17320042)

Novalia Indah Ade Pratiwi (17320039)

Titik Ambar Wati (17320019)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Juni 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu. Makalah ini kami buat untuk
memenuhi salah satu tugas kelompok matakuliah Biologi Sel dan Molekuler dimana dalam
makalah ini kami membahas tentang Deferensi sel.

Di sini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini, di antaranya yaitu:

1. Bapak Dr. Anak Agung Oka, M.Pd., dan Bapak Rasuane Noor,S.Si.,M.Sc selaku
dosen mata kuliah Biologi Sel dan Molekuler
2. Orang tua yang selalu memberikan motivasi kepada kami, makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, serta
3. Teman-teman yang selalu mengingatkan untuk menyelesaikan tugas ini serta
segala sumber referensi yang telah kami gunakan.

Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga dalam
pembuatan makalah berikutnya dapat lebih baik lagi.

Metro,18 Juni 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................1
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah.............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................2
2.1 Pengertian Deferensi Sel..................................................................................2
2.2 Proses Diferensiasi Sel.....................................................................................6
2.3 Tahap Diferensiasi............................................................................................7
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Diferensiasi.............................8
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................10
3.2 Saran................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua
fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah sel dapat berfungsi
secara otonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk hidup( organisme)
tersusun dari suatu sel tunggal (uniseluler), misalnya bakteri, secara, serta sejumlah fungi
dan protozoa atau dari banyak sel (multiseluler). Pada organisme multiseluler terjadi
pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hierarki hidup
struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua
organisme. Namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar
organisme( regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota
beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan Sel eukariota beradaptasi untuk hidup
saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi. Tiap-tiap jenis sel secara khusus
beradaptasi untuk melakukan suatu fungsi tertentu, misalnya sel-sel penyusun lamela
insang di satu pihak bertugas dalam pertukaran gas dan di pihak lain, bertugas sebagai
tempat pertukaran io- ion dan air. Sel darah merah berfungsi mengangkut oksigen dari
insang ke jaringan. Sel hati berperan sebagai mesin pembantu bagi bahan-bahan yang
sudah rusak sehingga dapat dipergunakan kembali bagi tubuh dan lain-lain. Sel mampu
untuk hidup tumbuh dan makan fungsi-fungsi khususnya selama tersedia oksigen glukosa.
Berbagai ion, asam amino, dan asam lemak yang sesuai dengan lingkungan internal sel.
Selanjutnya semua kehidupan sel pada hakekatnya mempunyai lingkungan yang sama yaitu
cairan ekstern mengandung ion, natrium, klorida dan bikarbonat dalam jumlah besar serta
nutrien untuk sel sebagai oksigen glukosa asam lemak, asam amino juga karbondioksida
yang diangkut ke insang untuk dieksresi.
1.1. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan deferensi sel ?
2. Bagaimana proses deferensi sel terjadi ?
3. Bagaimana tahap deferensi sel ?
4. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya diferensiasi?
1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang deferensi sel.
2. Untuk mengetahui proses deferensi sel.
3. Untuk mengetahui tahap deferensi sel.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya diferensi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

Ayat Al-Quran surat Al mu’min: 12-14

Artinya:
12. dan sungguh, kami telah menciptakan manusia dari sari pati (berasal) dari tanah.
13. kemudian kami jadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
14. kemudian, air mani itu kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu
kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian, kami menjadikannya makhluk
yang lain. Maha suci Allah, pencipta yang paling baik.

2.1 Deferensi Sel


1. pengertian Deferensi Sel

........................Deferensi merupakan sebuah proses umum dalam sel induk dewasa yang membelah
dan berdeferensiasi menjadi sel anak yang khusus. Ada berbagai jenis sel dalam tubuh
manusia. Dalam sebuah sel yang dapat berdeferensiasi menjadi semua jenis sel yang
membentuk tubuh dikenal sebagai sel pluripotetnt. Sel-sel ini dikenal sebagai sel embrionik
pada hewan dan mamalia, sebuah sel yang dapat berdefensiasi menjadi hampir semua jenis
tipe sel, termasuk sel-sel plasenta dikenal sebagai sel totipoten. Dalan biologi
pekembangan, diferensiasi sel merupakan proses ketika sel kurang khusus menjadi jenis sel
yang lebih khusus. Deferensiasi terjadi beberapa kali selama perkembangan organisme
berbuah dari zigot sederhana menjadi suatu sistem jaringan dan jenis sel yang rumit.
Diferensiasi ialah sebuah proses yang lazim pada makhluk dewasa sel punca dewasa

2
terpisah dan menciptakan sel anak yang terdiferensiasi sepenuhnya selama perbaikan
jaringan dan perputaran sel normal.
Diferensiasi secara dramatis mengubah ukuran, bentuk, potensial membran, aktifitas
metabolis dan ketanggapan sel terhadap sinyal. Dalam perubahan-perubahan itu sebagian
besar diakibatkan oleh modifikasi ekspresi gen yang sangan terkontrol. Dengan sejumlah
pengecualian, deferensiasi sel hampir tidak pernah mengubah urutan DNA-nya sendiri.
Karena itu, beberapa sel dapat memiliki ciri yang khas fisik yang sangat berbeda meski
memiliki genom yang sama. Sebuah sel yang mampu mendeferensiasikan dirinya ke semua
jenis sel organisme dewasa disebut pluripoten. Sel-sel seperti dewasa disebut dengan
punca pada hewan dan sel merismatem pada tumbuhan yang lebih tinggi. Untuk sebuah sel
yang mampu mendeferensiasikan diri ke semua jenis sel, termasuk jaringan plasenta
disebut totiten. Pada mamalia, hanya zigot dan blastomer akhir yang totipoten, yang
sementara pada tumbuhan banyak sel deferensiasi yang menjadi totipoten yang melalui
serangkai teknik labolatorium sederhana. Dalam sitopatologi, itngkat diferensiasi sel dipakai
untuk mengukur perkembangan kanker. Grade merupakan penanda diferensiasi suatu sel di
dalam tumor.
Reproduksi atau pembelahan sel pada umumnya dibedakan menjadi 3 jenis
pembelahan sel, yakni pembelahan secara amitosis atau biner, pembelahan sel secara
mitosis, dan pembelahan sel secara miosis.

1. Pembelahan Sel Secara Amitosis

Proses pembelahan secara amitosis biasanya berlangsung secara spontan, tanpa


melewati suatu tahapan-tahapan pada pembelahan sel. Biasanya pada organisme
prokariotik seprti halnya bakteri menggunakan dan memakai cara pembelahan ini.pada
proses pembelahan sel secara amitosis dapat terjadi karena sel-sel bakteri yang tidak
mempunyai bagian-bagian dari membran inti yang berperan penting dalam membatasi
nukleoplasma dengan sitoplasma.

3
2. Pembelahan Sel Secara Mitosis

Pembelahan secara mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi melalui tahapan-
tahapan tertentu. Pembelahan mitosis menghasilkan dua sel anakan. Setiap sel anakan
mengandung jumlah kromosom yang sama dengan induknya. Pembelahan miosis terjadi
pada sel eukariotik. Pada proses pembelahan secara meosis dapat terjadi selama proses
perkembangan, pertumbuhan dan juga reproduksi aseksual. Pembelahan sel miosis ini
dibagi menjadi 2 fase yaitu:
a. Fase kariokinesis
Kariokinensis adalah suatu tahapan pada proses pembelahan inti sel.
Berikut penjelasan mengenai tahapan fase:
1. Profase
Pada tahapan ini, DNA akan mulai digabungkan atau dikemas menjadi kromosom.
Definisi dari kromosom adalah sebagai suatu struktur-struktur paling padat dari
gabungan atau kemasan DNA. DNA sendiri harus digabung atau dikemas dalam suatu
komosom. Definisi dari profase adalah tahapan-tahapan yang paling lama terjadi dalam
proses pembelahan sel secara mitosis.
2. Metafase
Definisi metafase adalah sebagai tahapan-tahapan yang sangat singkat dalam proses
pembelahan sel secra mitosis. Pada tahapan-tahapan tersebut, bagian kromosom
bergerak menuju ke bidang ekuator pada benang-benang spindel. Kromosom akan
mengalami pengikatan pada benang-benang spindel melalui bagian sentromer.
3. Anafase

4
Anafase adalah tahapan-tahapan yang sangat singkat dalam proses pembelahan sel
secara mitosis. Dalam tahapan-tahapan ini, pada masing-masing sentromer akan
melakukan pengikatan pada kromatid yang sedang membelah secara bersama.
Kromatid akan bergerak menuju bagian kutub untuk pembelahan. Hal tersebut karna
terjadinya proses kontraksi pada benang spindel. Saat proses kontraksi sendiri, pada
benang spindel akan mulai memendek dan selanjutnya akan menarik kromatid untuk
membelah menjadi dua bagian yang sama pada kedua kutub yang mempunyai arah
berlawanan. Tahapan-tahapan ini saling menghasilkan salinan kromosom yang saling
berpasangan yakni(1c,2n).
4. Telofase
Pada tahapan-tahapan ini, bagian dari membran inti akan mulai terbentuk dan pada
nukleua akan kembali muncul. Pada bagian kromosom akan melalui proses
pembentukan benang-benang yang bernama kromatin. Selanjutnya, tahapan-tahapan
pada telofase berakhir dengan terjadinya proses pembelahan pada sitoplasma. Proses
ini sering disebut dengan sitokinesis.
b. fase sitokinesis
...........................pada tahapan ini akan terjadi poses pembelahan sel pada sitoplasma yang kan
diikuti dengan suatu proses pembentukan sekat-sekat pada sel yang baru. Sekat-sekat ini
akan memisahkan bagian antara dua inti tersebut yang kemudian akan menjadi dua sel
anakan. Pada sel hewan sendiri, tahapan-tahapan sitokinesis akan dimulai pada saat
tahapan telofase berakhir. Sedangkan pada sel tumbuhan mempunyai bagian dinding sel
keras. Maka dari itu tahapan sitokinesis pada sel tumbuhan berbeda dengan tahapan
sitokinesis pada sel hewan.

3. Pembelahan sel secara meiosis

5
........................... Pembelahan sel secara meiosis adalah sebagai proses pembelahan sel yang melew
suatu tahapan-tahapan tertentu. Proses pembelahan ini yakni terjadi pembelahan sel induk
diploid atau disebut dengan (2n) dan menghasilkan empat sel anakan haploid atau disebut
dengan (n). Proses ini terjadi pada saat pembentukan sel gamet yang prosesnya terjadi
pada bagian reproduktif. Pada makhluk hidup seperti halnya hewan dan manusia, sperma
yang bersifat haploid akan dihasilkan di bagian dalam testis dan sel telur bersifat haploid
yang dihasilkan di bagian dalam ovarium. Sedangkan pada tumbuhan yang memiliki bunga,
sel gamet akan menghasilkan di bagian dalam putik dan dari benang sari yang melalui
proses pembelahan sel secara meiosis. Tujuan meiosis adalah sebagai penghasil gamet
yang secara genetik hanya mempunyai setengah dai induknya sendiri, dampaknya akan
menyebabkan adanya berbagai macam variasi genetik.
Ciri-ciri pembelahan sel meiosis:
a) Reproduksi secara seksual
b) Memiliki sifat generatif
c) Memiliki setengah pasangan kromosom: haploid (n)
d) Terjadi 2 tahap pembelahan sel:
1. Tahap Meiosis I
a. interfase I
b. profase
c. Metafase I
d. Anafase I
e. Telofase I
f. Sitokinesis I
2. Tahap Meiosis II
a. interfase
b. profase II
c. metafase II
d. anafase II
e. Telofase II
f. Sitokinesis II

2 2. Proses Diferensiasi Sel

Pada setiap jenis sel khusus dalam suatu organisme mengungkapkan subset dari
semua gen yang merupakan genom spesies tertentu. Yang setiap jenis sel dideferensi oleh
sebuah pola ekspresi gen. Dengan demikian diferensiasi sel, hanya transisi sel dari satu

6
jenis sel ke yang lain dan melibatkan peralihan dari satu pola ekspresi gen ke yang lain.
Dalam perkembangannya dapat dipahami sebagai hasil dari jaringan regulasi gen. Ada
beberapa proses molekuler evaluasi di lestarikan sering terlibat dalam mekanisme seluler
yang mengontrol proses ini. Jenis utama dari proses molekuler yang mengkontol proses ini
melibatkan sel sinyal. Banyak molekul sinyal yang menyampaikan informasi dari satu sel ke
sel lain selama kontrol diferensiasi sel yang dikenal sebagai faktor pertumbuhan. Meskipun
rincian dari jalur tereduksi sinyal spesifik bervariasi, jalur ini sering berbagai langkah umum
tertentu. Untuk sebuah ligan yang dihasilkan oleh satu sel berkaitan dengan reseptro di
wilayah ekstraseluler sel lain, yang demikian mendorong perubahan konformasi dari
reseptor. Karena bentuk domain sitoplasmik dari reseptor, perubahan reseptor memperoleh
aktifitas enzimatik. Reseptor kemudian mengkatalisasi reaksi yang memfodforilasi protein
lain yang mengaktifkan mereka. Sebuah kaskade reaksi fosforilasi akhirnya mengaktifkan
fakto transkripsi aktif atau protein sitosekletal yang memberikan kontribusi untuk sebuah
proses deferensiasi dalam sel target.

2.3 Tahap Diferensiasi

Dalam dideferensiasi terjadi kedalam beberapa tahapan yaitu pada tingkat


pertumbuhan embrio. Seperti zigot, blastula, tubulasi, organogenesis.

a. Zigot
Zigot merupakan ovum yang fertilisasi dibuahi spermatozom. Bagian atau ovum
amphioxus, disebut kutub animalia terdapat daerah ooplas (sitoplasma ovum) yang nantinya
akan menjadi bakal ektoderm. Bagian bawah kutub ovum disebut kutub vegetal ooplas yang
akan menjadi bakal mesoderm. Sedangkan bagian samping antara kedua kutub akan
menjadi bekal endoderm. Endoderm bakal tumbuh menjadi epidermis dan saraf. Endoderm
bakal menjadi lapisan lendir saluran pencernaan bersama kelenjar dan paru, mesoderm
bakal menjadi jaringan pengikat, penunjang, obat, alat dalam.
b. Blastula
terjadi pada tingkat pertumbuhan embrio, terbentuk daerah kelompok sel yang akan
menjadi jaringan utama tubuh. Setelah berdiferensiasi, populasi sel menjadi epidermis,
saraf, notokord (sumbu penyokong primer), mesoderm, sebelah atas bakal jadi ektoderm
dan bagian tengah bakal menjadi mesoderm.
c. Gastrula
pada tingkat gastrula, embrio sudah mengandung 3 lapisan benih yang terdiri dari sel-
sel yang tersusun di daerah tertentu tubuh, yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm. Pada
tingkat gastrula baru berupa daerah sel sedangkan pada tingkat gastrunula sudah

7
membentuk lapisan yang sangat jelas. Diferensiasi berlanjut dengan terbentuknya 3 lapis
benih yaitu ektoderm sebelah luar, endoderm sebelah dalam dan mesoderm di tengah.
d. Tubulasi
pada tingkat tubulasi, ketiga lapisan benih, sudah berupa bumbung sehingga
merupakan bumbung epidermis yang melingkup seluruh permukaan tubuh. Bumbung saraf
bagian depan, bakal jadi otak dan yang belakang bakal jadi batang saraf punggung.
Bumbung endoderm menjadi lapisan lendir saluan pencernaan, dan bumbung mesoderm
akan membentuk otot, alat dalam dan rongga tubuh. Diferensiasi makin rinci pada tingkat
tabulasi. Lapisan ektoderm membentuk bumbung saluran pencernaan, dan lapisan
mesoderm membentuk berbagai bumbung dan saluran pada bebagai alat dalam.
e. Organogenensis
Disini sudah terbentuk seluruh macam jaringan dan alat tubuh secara lengkap,
sehingga seluruh macam jaringan dan alat tubuh secara lengkap, sehingga pada saat
kelahiran anak sudah dalam bentuk yang tetap. Pada beberapa vertebrata rendah, seperti
ikan dan amfibi masih ada tingkat berudu, sebagai bentuk tetap. Bumbung mengalami
didefensiasi lagi berbentuk berbagai alat. Bumbung saraf membentuk bagian-bagian otak
dengan kuncup indera. Bumbung endoterm berdiferensiasi membentuk saluran pencernaan
dan saluran pernapasan termasuk kelenjar hati dan pankreas.

2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya diferensiasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya diferensiasi

Diferensiasi embrionik sel dipengaruhi beberapa faktor, antara lain kontrol gen, hormon
sistemik, letaknya, pertumbuhan pertumbuhan lokal, dan matriks protein. Pengaturan tahap
diferensiasi tergantung pada faktor-faktor tersebut. Selain itu, growth factors juga
mempengaruhi proses diferensiasi sel.

1. Kontrol gen

Seperti pada kebanyakan sel yang berdiferensiasi, perbedaan yang terdapat diantara sel-sel
lain bukan disebabkan oleh peningkatan atau pembuangan gen. Perbedaan sel tersebut
disebabkan sel mengekspresikan gen yang berbeda. Gen diaktifkan dan dimatikan untuk
mengatur sintesis produk gen. Fakta mengatakan bahwa banyak tahap “keputusan” penting
diferensiasi dalam embriogenesis di bawah kontrol transkripsional (pengontrolan
pembentukan mRNA).1

2. Asam retinoat

8
Salah satu yang berperan dalam diferensiasi sel antara lain adalah asam retinoat yang
berasal dari vitamin A. Asam retinoat berfungsi untuk mendorong pertumbuhan dan
diferensiasi normal jaringan epitel.2

3. Growth factor

Growth factor yang mempengaruhi proses diferensiasi sel adalah BMP-4 (Bone
Morphogenic Protein). BMP-4 memiliki peran penting dalam pembentukan tulang.Pada
amfibi, BMP-4 aktif pada sel yang berada pada ventral gastrula. 3

Pada saat pertumbuhan embrio, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan


tersebut, antara lain:

a) Faktor genetic

b) Faktor nutrisi

c) Faktor lingkungan

Pada saat proses diferensiasi sel telah tercapai, kondisi sel harus dijaga. Hal tersebut
dilakukan melalui kombinasi berbagai faktor, yaitu:

a) Cell memory yang terdapat dalam genome.

b) Interaksi dengan sel-sel terdekat, melalui faktor parakrin.

c) Sekresi berbagai faktor (faktor autokrin).

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
......................Deferensi merupakan sebuah proses umum dalam sel induk dewasa yang membelah
dan berdeferensiasi menjadi sel anak yang khusus. Ada berbagai jenis sel dalam tubuh
manusia. Dalam sebuah sel yang dapat berdeferensiasi menjadi semua jenis sel yang
membentuk tubuh dikenal sebagai sel pluripotetnt. Dalam dideferensiasi terjadi kedalam
beberapa tahapan yaitu pada tingkat pertumbuhan embrio. Seperti zigot, blastula, tubulasi,
organogenesis. Zigot merupakan ovum yang fertilisasi dibuahi spermatozom, terjadi pada
tingkat pertumbuhan embrio, terbentuk daerah kelompok sel yang akan menjadi jaringan
utama tubuh, pada tingkat gastrula, embrio sudah mengandung 3 lapisan benih yang terdiri
dari sel-sel yang tersusun di daerah tertentu tubuh, yaitu ektoderm, mesoderm dan
endoderm, pada tingkat tubulasi, ketiga lapisan benih, sudah berupa bumbung sehingga
merupakan bumbung epidermis yang melingkup seluruh permukaan tubuh, Organogenensi
disini sudah terbentuk seluruh macam jaringan dan alat tubuh secara lengkap, sehingga
seluruh macam jaringan dan alat tubuh secara lengkap, sehingga pada saat kelahiran anak
sudah dalam bentuk yang tetap.Pembelahan secara mitosis adalah pembelahan sel yang
terjadi melalui tahapan-tahapan tertentu . Pembelahan sel miosis ini dibagi menjadi 2 fase
yaitu: Fase kariokinesis, fase sitokinesis. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
diferensiasi: Kontrol gen, Asam retinoat, Growth factor.

B. Saran
..............................Demikian makalah ini disusun di harapkan menjadi sumber informasi bagi
mahasiswa maupun semua kalangan masyarakat. Kami menyadari bahwa penyesunan
makalah ii kurang baik dan masih terdapat banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran
membangun dari pembaca sangat kai harapkan dami kesempurnaan makalah ini. Walapun
sesungguhnya kesempurnaan hanyalah miliki Allah swt.

10
DAFTAR PUSTAKA

Champbell. 2002. Biologi. Jakarta: Erlangga.


Hisham. 2018. Pengertian dan Proses Diferensiasi Sel. (online)
http://hisham.id/2018/11/pengertian-dan-proses-diferensiasi-sel.html diakses pada tanggal
20 Juni 2019, pukul 20.00 WIB.

11

Anda mungkin juga menyukai