Secara geografis, Desa Sekardadi terletak di Kabupaten Bangli, tepatnya di Kecamatan Kintamani. Desa ini memiliki luas wilayah sebesar 834 Ha. Desa Sekardadi dibagi menjadi 3 banjar dinas yaitu Banjar Sekardadi, Banjar Pule, dan Banjar Tinga. Total penduduk di Desa ini adalah 1766 jiwa dimana terdiri dari 830 laki-laki dan 936 perempuan. Penduduk ini tersebar di Tiga Banjar tadi dimana sebaran penduduknya adalah di Banjar Sekardadi sebanyak 953 Jiwa, Banjar Pule sebanyak 455 Jiwa, dan Banjar Tinga sebanyak 358 jiwa. Dilihat dari data diatas bahwa Desa Sekardadi memiliki penduduk yang cukup padat. Dengan indexs kepadatan penduduk 220 jiwa / km 2 . Sebagian besar penduduk di Desa Sekardadi bekerja sebagai seorang petani. Petani jeruk dan sayur misalnya, mengingat desa ini memiliki tanah yang cukup subur serta udara atau iklim yang mendukung pertumbuhan tanaman tersebut. Banyak disekitar lahan yang digunakan sebagai tempat bercocok tanam masih merupakan ekosistem alami hutan, terutama hutan bambu yang kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat setempat dalam beberapa kegiatan seperti kegiatan upacara keagamaan, serta membantu dalam proses pembangunan rumah dan sebagainya. Desa ini memiliki begitu banyak potensi yang dapat dikembangkan oleh masyarakat setempat. Namun karena masyarakat telah secara turun temurun bekerja sebagai petani membuat masyarakat sekitar tidak mau mengembangkan potensinya sendiri terutama untuk meningkatkan produktivitas masyarakat tentunya. Di Desa Sekardadi terdapat perkumpulan Ibu-Ibu PKK yang terdiri dari 104 orang. Para Ibu ini kebanyakan merupakan ibu rumah tangga yang kesehariannya hanya mengurus rumah dan kegiatan bermasyarakat di lingkungan sekitarnya. Hanya ada beberapa diantara mereka yang telah memiliki inisiatif untuk membuat usaha. Tetapi dari beberapa orang tersebut, pengelolaan dirasa belum maksimal mengingat Desa Sekardadi memiliki begitu banyak potensi yang dapat di kembangkan. Banyak masyarakat yang belum menyadari akan potensi yang dapat dikembangkan baik dalam bidang ekonomi maupun sosial. Hal ini mengakibatkan banyaknya potensi dari alam yang terbuang sia-sia. Potensi ini seharusnya dapat meningkatkan produktivitas serta pendapatan masyarakat yang berada dilingkungan tersebut khususnya ibu-ibu rumah tangga.