Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TENTANG

“MIOMA UTERI”

Untuk Memenuhi Tugas Belajar

Mata Kuliah Asuhan Keperawatan Pembedahan Khusus

Disusun oleh:

Dwi Atika Safitri 180106003

Iski Fatimah 180106006

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI D4 KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Pemenuhan keutuhan dengan judul
“mioma uteri“.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kesehatan ibu saat ini, merupakan suatu tantangan yang cukup besar
di Indonesia. Tingginya angka kesakitan ibu tidak terlepas dari beberapa faktor
diantaranya diagnosa karena tanda-tanda dan gejala yang masih banyak kurang
dipahami/kurang diketahui, kurangnya pengetahuan ibu, pencegahan jarang
disosialisasikan dan penanganannya yang terlambat / fasilitas yang kurang. Salah satu
penyebab angka kesakitan ibu adalah, adanya penyakit dan kelainan tidak langsung
yang menyertai kehamilan, yaitu, myoma uteri.
Insiden myoma yang mempersulit kehamilan adalah 1 dalam 200, tetapi
kebanyakan myoma tersebut kecil dan tidak menimbulkan masalah. Komplikasi yang
terjadi tergantung pada jumlah, ukuran, dan posisi myoma di dalam uterus. Dengan
adanya neoplasma jinak yang paling umum pada fraktus genitalia ini akan saling
berkaitan, dengan kehamilan dan persalinan. Dimana kehamilan dan persalinan
berpengaruh pada mioma uteri dan mioma uteri mempengaruhui kehamilan dan
persalinan. Oleh karena itu, kehamilan pada myoma uteri memerlukan pengamatan
yang cermat.
Selain itu penyebab dari myoma uteri itu sendiri belum jelas kebenarannya.
Berdasarkan basil penelitian semua hasilnya masih sebatas perkiraan-perkiraan saja.
Yang pasti myoma uteri merupakan salah satu dari sekian banyak penyakit yang
menjadi momok tersendiri bagi kaum wanita.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas kami membuat makalah mengenai myoma uteri
yang diambil, dari beberapa pustaka bersama kesimpulan .

C. Tujuan

a)      Mahasiswa mengetahui dan memahami pengertian mioma uteri


b)      Mahasiswa mengetahui dan memahami penyebab dari mioma uteri
c)      Mahasiswa mengetahui dan memahami klasifikasi mioma uteri
d)     Mahasiswa mengetahui dan memahami pencegahan dan deteksi dini terhadap
mioma uteri
e)      Mahasiswa mengetahui dan memahami bagaimana cara mengobati mioma uteri
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan
ikat sehingga dalam kepustakaan disebut juga leiomioma, fibromioma, atau fibroid.
Mioma Uteri (Fibromtoma, Fibroid). Mioma merupakan tumor yang paling umum
pada traktus genitalia. Mioma terdiri atas serabut-serabut otot polos yang diselingi
dengan untaian  jaringan ikat, dan dikelilingi kapsul yang tipis.

1. Miometrium
Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
rnenumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah fibrbmioma,
leiomioma, atau pun fibroid.

2. Fibroid/fibromyoma
Myoma uteri yaitu pertumbuhan sel miometrium yang immature. Penyakit ini
timbul dan tumbuh secara perlahan. Bila banyak mengandung sel otot maka
konsistensinya lunak, sedangkan bila mengandung banyak jaringan ikat (fibroid )
maka konsistensinya kenyal.

3. Leimyomata (Fibroid)
Tumor jinak tersebut berasal dari dinding otot uterus. Ukuran bervariasi, dari
sangat kecil sampai sangat besar yang mengisi pelvik dan abdomen, dapat tunggal
atau multipel.
Mioma uteri merupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya,
sehingga dapat dalam bentuk padat karena jaringan ikatnya dominan dan lunak karena
otot rahimnya dominan. Kejadian mioma uteri sukar ditetapkan karena tidak semua,
mioma uteri memberikan keluhan dan memerlukan tindakan operasi. Sebagian
penderita mioma uteri tidak memberikan keluhan apapun dan ditemukan secara
kebetulan saat pemeriksaan.

4. Leiomiowa
Tumor uterus jinak tak berkapsul, berbatas tegas Otot polos dengan beberapa
elemen jaringan penyambung fibrosa (Scott, James R, dkk, 2002 : 484)
B. Etiologi
Pada dasarkan penyebab myoma uteri ini sebelumnya diketahui secara pasti
dan belum jelas. Namur dari perkiraan sementara, penyebabnya yaitu adanya sel-sel
otot miometrium yang belum matang (immature). Perkiraan lainnya yaitu ada
hubungannya dengan pengaruh estrogen. Dimana, terjadinya tumor yaitu mulai dari
adanya, benih-benih multiple yang sangat kecil dan tersebar di miometrium. Benih-
benih ini tumbuh sangat lambat tetapi progresif dibawah pengaruh estrogen, dan jika
tidak terdeteksi dini maka akan membentuk tumor yang berat. Dan setelah
menopause, ketika estrogen tidak lagi diskresi dalam, jumlah yang banyak, myoma
cenderung mengalami otrofi.

C. Klasifikasi
Pengaruh Kehamilan dan Persalinan pada, mioma uteri adalah meningkatnya
vaskularisasi uterus ditambah dengan meningkatnya kadar estrogen. Sirkulasi sering
menyebabkan pembesaran dan pelunakan mioma, terjadinya torsi dengan tanda dan
gejala sindrom abdomen akut, infeksi dan necrosa dari mioma, pengaruh mioma pada
kehamilan dan persalinan, subfertil sampai infertil
Pada umumnya wanita yang menderita myoma uteri ini akan menjadi infertil.
Hal ini dapat disebabkan oleh karena:
 Hambatan pada jalannya telur.
 Gangguan ovulasi karena kadar estrogen yang tinggi.
 Gangguan implantasi
 Abortus
 Dapat menyebabkan abortus karena:
 Gangguan nutrisi.
 Gangguan vaskularisasi placenta
 Penekanan oleh myoma yang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan
menyebabkan late abortion (partus immaturus)
Kelainan letak janin dalam rahim (malpersentasi)
Distosia tumor yang menghalangi jalan lahir
Iersia uteri pada kala I dan kala II
Atonia uteri
Kelainan letak plasenta
Plasenta sukar lepas   
Menghalangi kemajuan persalinan karena letaknya pada servik uteri
    Perdarahan pasca persalinan karena adanya gangguan mekanik dalam fungsi 
miometrium
    Mengganggu involusi dalam masa nifas
    Menyebabkan placenta previa dan placenta accreta
    Prematuritas (karena kapasitas uterus menurun)
    Intrauterine fetal death
D.    PATOLOGI
Tumor ini hampir selalu berasal dari miometrium dan dapat tumbuh ke berbagai arah.
Menurut letaknya, mioma terdiri dari:
1.   Mioma Submukosum.
          Tumbuh tepat di bawah endometrium hingga ke dalam rongga uterus. Hal ini
ditunjukkan dengan perubahan pada pola menstruasi. Mioma jenis ini sering
mempunyai tangkai yang panjang sehingga menonjol melalui cervix dan vagina atau
disebut myomageburt.

2.    Mioma Interstisial atau Intramural


        Merupakan jenis yang sering terdapat di dalam dinding uterus diantara serabut
miometrium. Jika besar atau multiple, dapat menyebabkan pembesaran uterus dengan
berbenjol-benjol.
3.  Mioma Subserosum
    Tumbuh keluar dinding uterus dan letaknya di bawah tunika serosa. Kadang vena
yang ada di permukaan pecah dan menyebabkan perdarahan intraabdominal. Dapat
bertangkai atau melayang dalam ovum abdomen. Myoma sabserosa yang bertangkai
dapat mengalami torsi.
4.  Mioma Intraligamenter
    Tumbuh keluar ke dalam ruang diantara ligamentum latum yang dapat menekan
ureter dan A. Iliaca.
5.  Mioma Servikal
    Merupakan fibroid tungkai dan menyebabkan distorsi  serviks yang sering disertai
disminorhoe. Jika terlalu besar dapat menekan kandung kemih dan rectum. Jika
pasien hamil akan terjadi kesulitan dalam persalinan.
6.  Mioma Leiomyomatosis
    Tejadi karena penyebaran tumor melalui pembuluh darah setelah, menyerang
saluran vaskuler.
Perubahan sekunder pada myoma, uteri sebagian besar bersifat degeneratif karena
berkurangnya aliran darah ke myoma uteri. Perubahan sekunder tersebut meliputi :
1.      Atrofi
        Sesudah menopause atau hamil mioma uteri akan  menjadi kecil.
2.      Degnerasi Hialin
    Perubahan ini sering terjadi terutama  pada penderita berusia lanjut. Tumor akan
kehilangan struktur aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi sebagian besar atau
hanya sebagian kecil,seolah-olah memisahkan satu kelompok serabut otot dari
kelompok lainnya.
3.      Degenarsi kistik
    Dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana sebagian dari mioma menjadi
cair, sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak teratur berisi seperti agar-agar.
Dapat juga terjadi  pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga
menyerupai limfangioma. Dengan konsistensi yang lunak ini tumor sukar dibedakan
dari kista ovarium atau suatu kehamilan.
4.     Degenarasi membatu (Calcireous degeneration)
    Terjadi pada wanita usia lanjut oleh adanya gangguan dalam sirkulasi. Karena
adanya pengedapan pada sarang mioma oleh garam kapur sehingga mioma menjadi
keras.
5.      Degenarasi merah (corneuus degeneration)
    Perubahan ini biasanya terjadi pada kehamilan dan nifas. Patogenesis: diperkirakan
karena suatu nekrosis subakut sebagai gangguan vaskularisasi. Pada pembelahan
dapat dilihat mioma seperti daging mentah berwarna merah disebabkan oleh pigmen
hemosiderin dan hemofusin. Degenerasi merah tampak khas apabila terjadi pada
kehamilan muda disertai emesis, haul, sedikit demam, kesakitan, tumor pada uterus
membesar dan nyeri pada perabaan. Penarnpilan klinik ini seperti pada putaran
tangkai tumor ovarium atau mioma bertangkai.
6.      Degenarasi lemak
    Jarang terjadi dan merupakan kelanjutan dari degenerasi hialin

E.    GEJALA DAN TANDA


    Gejala Primer
o    Perdarahan abnormal, karena meluasnya permukaan endometrium dalam proses
menstruasi dan adanya gangguan kontraksi otot rahim. Perdarahan abnormal tersebut
antara lain : menoragia dan metroragia
o    Nyeri abdomen
o    Gejala dan tanda penekanan, dimana akibat adanya penekanan oleh rahim yang
membesar dapat terjadi
-  Penekanan pada kandung kemih yang menyebabkan pollari
-  Penenakan pada uretra dapat menyebabkan rotensia urine
-  Penekanan pada ureter dapat menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis
-  Penekanan pads rectum dapat menyebabkan obstipasi
-  Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan yaitu abortus spontan
    Nyeri pada pinggul yang menyebabkan gangguan pada saat berhubungan   seksual
(coitus)
    Tanda fisik
-   Dengan adanya massa pada abdomen sangat teraba jelas
-   Pembesaran uterus dengan pergeseran abdominal,
    Gejala Sekunder
-    Anemia, karena perdarahan yang banyak
-    Lemah
-    Pusing
-    Sesak nafas
F.   Penanganan 
Beberapa tindakan yang dapat ditempuh jika terdapat mioma uteri yaitu :
a.    Pemeriksaan secara berkala untuk melihat perkembangan mioma uteri.
b.    Pemberian obat-obatan antara lain gonadotropin-realising hormone (GnRH)
agonist, androgen, kontrasepsi oral atau progestin, clan NSAIDs.
c.    Histerektomi, yaitu operasi pengangkatan uterus.
d.    Miomektomi, yaitu operasi untuk mengangkat mioma, ada tiga macam yaitu
miomektomi abdominal, miomektomi laparoskopi, clan miomektomi histeroskopi.
e.    Embolisasi arteri uterus, yaitu suntikan untuk menghentikan suplai darah ke
jaringan mioma, sehingga mioma mengecil.
f.    Pembedahan ultrasonik terfokus.)
G.     Penatalaksanaan
1. Konservatif dengan pemeriksaaan periodik
    Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah, 55% dari semua mioma
uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apapun terutama apabila,
mioma itu masih kecil dan tidak menimbulkan keluhan. Walaupun demikian mioma
uteri memerlukan pengamatan setiap 3 – 6 bulan. Dalam menopause dapat terhenti
pertumbuhannya atau mengecil. Apabila mioma besarnya sebesar kehamilan 12-14
minggu apalagi disertai pertumbuhan yang cepat sebaiknya dioperasi, walaupun tidak
ada keluhan. Dalam decade terakhir ada usaha mengobati mioma uterus dengan
GnRH agonist (GnRHa).    
      Pemberian GnHRa (buseriline acetate) selama 16 minggu pada mioma uteri
rnenghasil degenerasi hialin di miometrium hingga uterus, menjadi lebih kecil. Akan
tetapi bila dihentikan dapat tumbuh kembali di bawah pengaruh estrogen karena
mioma itu masih mengandung reseptor estrogen dalam konsentrasi tinggi.
2.      Radioterapi
-  Hanya dilakukan pada wanita yang tidak dapat dioperasi
-  Uterus harus lebih kecil dari kehamilan 3 bulan
-   Bukan jenis submucosa
-   Tidak disertai radang pelvis, atau penekanan pada rectum
-   Tidak dilakukan pada wanita muda (dapat menyebabkan menopause) 
Jenis radioterapi
       -   Radium dalam cavum uteri,
       -    X – trai pada ovum (castrasi)
    -   Radioterapi hendaknya hanya dikerjakan apabila tidak ada keganasan pada  
uterus.

3.   Myomektomi
    Adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus sehingga
pasien masih bisa hamil. Jika menyebabkan infertilitas dikerjakan myomektomi
sebelum kehamilan. Boleh dikerjakan pada kehamilan bila tenyata terpaksa yaitu
karena menyebabkan komplikasi
 ●  Kerugian
-  Melemahkan dinding uterus – rupture uteri pada waktu hamil
-   Menyebabkan perlekatan
-   Residif
4.   Hyterektomi
    Hysterektomi yaitu operasi pengangkatan uterus. Dapat dilaksanakan per abdomen
atau pervaginam Dilakukan pada :
-   Myoma yang besar
-   Multipel 
Pada wanita muda sebaiknya ditinggalkan 1 atau kedua ovarium   maksudnya :
a.  Menjaga jangan terjadi menopause sebelum waktunya
b.  Menjaga gangguan coronair atau aeroteroselerosis umum, Indikasinya :
-   Anak sudah cukup
-   Anak sudah tua
-   Ada keluhan penekanan yaitu : retensi urine, penekanan saraf
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mioma uteri atau disebut liomioma, fibromioma dan fibroid adalah neoplasma
jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat dengan ukuran bervariasi.
Menurut, hasil pemantauan ultrasonografik kemungkinan akurat pertumbuhan mioma
tidak dapat dibuat, meningkatnya vaskularisasi dan estrogen menyebabkan
pembesaran dan pelunakan mioma, mengalami degradasi, terjadi torosi dan infeksi.
Pengaruh mioma pada kehamilan dan persalinan : subfertil – fertile, abortus,
kelainan   letak janin, distorsi tumor, insersia uteri kala I dan II, anatonia uteri dan
lain-lain.
Menurut letaknya, mioma terdiri dari : submukosum, interstisila, subserosum, 
intaligamenter, servikal, leiomyoma tosis.Perubahan sekunder meliputi : atrofi,
degenerasi hialin, degenerasi kistik, degenerasi membatu, degenerasi merah,
degenerasi lemak.
Gejala primer : perdarahan abnormal, nyeri abdomen, gejala dan tanda  penekanan,
abortus spontan, nyeri panggul. Gejala Sekunder : anemia, lemah, pusing, sesak
nafas.Untuk membantu mengegakkan dugaan klinis . yaitu dengan : pemeriksaan
bimanual,USG abdominal klinis dan transvaginal, pemeriksaan ultrasound pelvic,
dan uterus sonde.
Komplikasi myoma uteri degenerasi ganas, torsi.
Penatalaksanaan : Konservatif, radioterapi, myomektomi, hysterektomi.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai