CUCI TANGAN
C. Materi ( Terlampir)
1. Pengertian cuci tangan
2. Manfaat mencuci tangan
3. Waktu yang dianjurkan untuk mencuci tangan
4. Cara cuci tangan 6 langkah pakai sabun yang baik dan benar
D. Media dan alat
1. Leaflet
E. Metode
1. Demonstrasi
2. Tanya Jawab
F. Kegiatan Penyuluhan
NO WAKTU TAHAPAN KEGIATAN KEGIATAN
PENYULUH PESERTA
KEGAIATAN
- Berta
nya apabila
kurang jelas
- Menj
awab salam
G. Evaluasi
Teknik evaluasi akan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan lisan.
Berikut ini pertanyaan lisan yang akan diajukan:
1. Apa itu cuci tangan?
2. Apa saja manfaat dari cuci tangan?
3. Kapan saja waktu cuci tangan yang dianjurkan?
4. Sebutkan dan praktikan 6 langkah cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar?
H. Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. Edisi Revisi 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: CV. Pustaka Setia
Mubarak, et al. 2005. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar
Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
CUCI TANGAN
A. Cuci Tangan
1. Pengertian Cuci Tangan
Menurut Kemenkes (2007), mencuci tangan adalah proses yang secara
mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan
sabun biasa dan air, yang bertujuan mencegah penularan penyakit infeksi.
Sedangkan menurut WHO (2009), mencuci tangan adalah istilah umum yang
mengacu untuk setiap tindakan membersihkan tangan.
2. Manfaat Cuci Tangan
a. Untuk menghindarkan penularan penyakit melalui tangan.
b. Untuk menjaga kebersihan diri (perorangan).
c. Untuk membuat tubuh kita tetap sehat dan bugar.
d. Supaya tidak menjadi agen penular bibit penyakit kepada orang lain
3. Waktu yang dianjurkan untuk Mencuci Tangan
Dalam program PHBS waktu yang tepat untuk mencuci tangan adalah
(Kemenkes RI, 2011):
a) Sebelum dan sesudah makan
b) Sebelum memegang makanan
c) Setelah BAB dan BAK
d) Setelah menyentuh hewan
e) Setelah mengobati luka
f) Sebelum melakukan kegiatan apapun yang memasukkan jari-jari ke dalam
mulut atau mata
g) Setelah membuang ingus dan membuang sampah
h) Setelah memegang uang
i) Setelah memegang sarana umum
j) Sebelum masuk kelas dan kantin
Beberapa waktu tersebut perlu kita biasakan kepada anak sekolah agar
menjadi kebiasaan yang baik setelah mereka dewasa nanti.
4. Cara Cuci Tangan 6 Langkah Pakai Sabun yang Baik dan Benar
a) Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air yang
mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara
lembut.
C. Materi ( Terlampir)
1. Pengertian Demam Berdarah Dengue
2. Penyebab Demam Berdarah Dengue
3. Tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue
4. Cara pencegahan Demam Berdarah Dengue
D. Media dan alat
1. Leaflet
E. Metode
1. Demonstrasi
2. Tanya Jawab
F. Kegiatan Penyuluhan
NO WAKTU TAHAPAN KEGIATAN KEGIATAN
PENYULUH PESERTA
KEGAIATAN
G. Evaluasi
Teknik evaluasi akan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan lisan.
Berikut ini pertanyaan lisan yang akan diajukan:
1. Apa pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD) ?
2. Apa saja yang bisa menyebabkan terjadinya DBD ?
3. Bagaimana cara penularan DBD ?
4. Sebutkan tanda dan gejala DBD ?
5. Bagaimana cara pencegahan DBD ?
MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
A. Pengertian
Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang disebarkan nyamuk Aedes Aegypty yang dapat menyerang pada anak dan
dewasa dengan gejala utama demam,nyeri otot,tulang dan sendi yang biasanya
memburuk setelah dua hari pertama dan dapat menyebabkan perdarahan
B. Penyebab (Etiologi)
Penyebab Demam Berdarah Dengue adalah karena adanya virus dengue dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty. Meskipun dapat juga ditularkan oleh
Aedes Albopictus yang biasanya hidup di kebun-kebun. DBD ini banyak di temukan di
daerah tropis yang curah hujannya cukup tinggi. Sebab nyamuk akan mudah berkembang
biak di daerah yang tergenang air. Umumnya sering terjadi di daerah Asia Tenggara,
khususnya Indonesia yang saat ini menjadi masalah utama di negeri kita ini.
1. Demam tinggi 2 – 7 hari disertai menggigil. kurang nafsu makan, nyeri pada
persendiaan,serta sakit kepala.
3. Nyeri perut ( ulu hati ) tapi tidak ada gejala kuning,ada mual dan muntah.
4. Terjadi syok atau pingsan pada hari ke 3-7 secara berulang-ulang. Dengan tanda syok
yaitu lemah, kulit dingin , basah dan tidak sadar.
C. Materi ( Terlampir)
1) Pengertian anemia pada ibu hamil
2) Ciri-ciri ibu hamil dengan anemia
3) Macam-macam anemia pada ibu hamil serta penyebabnya
4) Akibat anemia pada ibu hamil
5) penatalaksanaan dan pencegahan anemia pada ibu hamil
D. Media dan alat
1. Leaflet
E. Metode
1. Demonstrasi
2. Tanya Jawab
F. Kegiatan Penyuluhan
NO WAKTU TAHAPAN KEGIATAN KEGIATAN
PESERTA
KEGAIATAN PENYULUH
- Mem
praktekkan yang
telah dijelaskan
- Menj
awab salam
G. Evaluasi
Teknik evaluasi akan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan lisan.
Berikut ini pertanyaan lisan yang akan diajukan:
1. Apa itu anemia pada ibu hamil?
2. Apa saja ciri-ciri ibu hamil dengan anemia?
3. Sebutkan macam-macam anemia pada ibu hamil?
4. Apa saja akibat anemia pada ibu hamil?
5. Sebutkan cara pencegahan anemia pada ibu hamil?
H. Daftar Pustaka
1. Asyitah, Sitti. 2012. “Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Anemia Pada Ibu
Hamil Diwilayah Kerja Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa
Tahun 2012”. Skripsi S1. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia.
2. Masrizal. 2007. “Anemia Defisiensi Besi”. Jakarta: Jurnal Kesehatan Masyarakat.
3. Nurhidayati, Rohmani. 2013. “Analisis Faktor Penyebab Terjadinya Anemia
Hilir Tahun 2012”. Skripsi S1. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia.
A. Pengertian
Menurut WHO anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 11,0gr% sebagai akibat ketidakmampuan
jaringan pembentuk sel darah merah (erytrhropoetic) dalam produksinya untuk
mempertahankan kosentrasi Hb pada tingkat normal (Asyirah, 2012).
Anemia pada kehamilan adalah suatu kondisi ibu dengan kadar nilai Hb di bawah
11 g5% pada trimester I dan III, atau kadar nilai Hb kurang dari 10,5 gr% pada trimester
II (Asyirah, 2012). Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hb
dibawah 11 gr/dl pada trimester I dan II, kadar Hb <10,5 gr/dl pada trimester ke II. Nilai
batas tersebut terjadi karena hemodialisis terutama pada trimester II (Salmariantity,
2012).
C. Klasifikasi Anemia
Berdasarkan WHO, kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat di bagi menjadi 3
kategori sebagai berikut :
1. Normal : >11 gr%
2. Anemia Ringan : 8-10 gr%
3. Anemia Berat : <8 gr%
Klasifikasi anemia pada ibu hamil menurut Prawirohardjo dalam Asyirah (2012)
yaitu:
1. Anemia defisiesi besi
Anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah anemia akibat
kekurangan zat besi karena kurangnya asupan unsur besi dalam makanan, gangguan
penyerapan, peningkatan kebutuhan zat besi atau karena terlampau bayaknya zat besi
yang keluar dari tubuh, misalnya perdarah. Anemia ini mempunyai ciri yaitu ukuran
sel darah merah lebih dari ukuran normal dan warna coklat, yang disebabkan
kekurangan ion Fe komponen Hb dan disertai dengan penurunan kuantatif pada
sintesa Hb. Patofisiologi simpanan zat besi habis, kadar serum menurun, dengan
gejala klinis timbul karena jumlah Hb tidak adekuat untuk mengangkat oksigen ke
jaringan tubuh. Manifestasi klinik pucat, vertigo, keletihan, sakit kepala, deprsi,
takikardi, dan amenorhe
2. Anemia Haemolitik
Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang
lebih cepat dari pembiatannya. Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan
gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan
pada organ-organ vital. Wanita dengan anema hemolitik sukar menjadi hamil, apabila
hamil maka aneminya biasanya menjadi berat
3. Anemia Megaloblastik
Sekelompok anemia yang ditandai oleh adanya eritoblas yang besar yang terjadi
akibat gangguan maturasi inti sel yang dinamakan megaloblas, anemia megaloblas
disebabkan oleh difisiensi B12, asam folat, gangguan metabolism vitamin B12 dan
asam folat, gangguan sintesis DNA akibat dari defisiensi enzim congenital dan
didapat setelah pemberian obat sitostatik tertentu, patofisiologinya defisiesi asam
folat dan vitamin B12 jelas akan menganggu sintesis DNA higga terjadi gangguan
maturasi inti sel dengan akibat timbulnya sel-sel megaloblas
4. Anemia Hipoplastik
Anemia hipoplastik dalam kehamilan terjadi karena sumsum tulang tidak mampu
membuat sel-sel darah baru. Penyebab anemia hingga kini belum diketahui dengan
pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar rontgen, racun dan obat-obatan
D. Akibat Anemia Pada Ibu Hamil
1. Bahaya Selama Kehamilan
a. Dapat terjadi abortus
b. Persalinan prematuritas
c. Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
d. Mudah terjadi infeksi
e. Ancaman decompensasi cordis atau payah jantung (Hb<6gr%)
f. Molahidatidosa (hamil anggur)
g. Hipermisis gravidarum (mual muntah saat hamil muda)
h. Perdarahan antepartum (sebelum melahirkan)
i. Ketuban Pecah Dini (KPD) sebelum proses melahirkan
2. Bahaya Saat Persalinan
a. Gangguan his-kekuatan mengejam
b. Kala pertma dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlatar
c. Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan
tindakan operasi kebidanan
d. Kala uri dapat diikuti retensi placenta (plasenta tidak terlepas dengan spontan),
dan perdarahan postpartum (setelah melahirkan) karena atonia uteri (rahim tidak
berkontraksi)
3. Bahaya pada Kala Nifas
a. Terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan postpartum
b. Memudahkan infeksi puerperium (daerah di bawah geniatalia)
c. Pengeluaran ASI berkurang
d. Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan
e. Anemia kala nifas (masa setelah melahirkan hingga 42 hari)
f. Mudah terjadi infeksi mamae (payudara)
(Salmariantity, 2012)
E. Penatalaksanaan
Dalam mengatasi masalah anemia pada ibu hamil, berikut meupakan
penatalaksaan menurut (Masrizal, 2007) :
1. Meningkatkan Konsumsi Zat Besi dari Makanan
Mengkonsumsi pangan hewani dalam jumlah cukup. Namun karena harganya cukup
tinggi sehingga masyarakat sulit menjangkaunya. Untuk itu diperlukan alternatif yang
lain untuk mencegah anemia gizi besi.
Memakan beraneka ragam makanan yang memiliki zat gizi saling melengkapi
termasuk vitamin yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi, seperti vitamin C.
Peningkatan konsumsi vitamin C sebanyak 25, 50, 100 dan 250 mg dapat meningkatkan
penyerapan zat besi sebesar 2, 3, 4 dan 5 kali. Buah-buahan segar dan sayuran sumber
vitamin C, namun dalam proses pemasakan 50-80 % vitamin C akan rusak. Mengurangi
konsumsi makanan yang bisa menghambat penyerapan zat besi seperti: fitat, fosfat,
tannin.
2. Suplementasi Zat Besi
Pemberian suplemen besi menguntungkan karena dapat memperbaiki status
hemoglobin dalam waktu yang relatif singkat. Di Indonesia pil besi yang umum
digunakan dalam suplementasi zat besi adalah frrous sulfat. Program pemerintah saat
ini, setiap ibu hamil mendapatkan tablet besi 90 tablet selama kehamilannya. Tablet
besi yang diberikan mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 0,25
mg. program tersebut bertujuan mencegah dan menangani anemia pada ibu hamil
3. Pemberian suplement Fe untuk anemia berat dosisnya adalah 4-6mg/Kg BB/hari
dalam 3 dosis terbagi. Untuk anemia ringan-sedang : 3 mg/kg BB/hari dalam 3 dosis
terbagi
4. Mengatur pola diet seimbang berdasarkan piramida makanan sehingga kebutuhan
makronutrien dan mikronutrien dapat terpenuhi.
5. Terapi jus jambu biji sebagai peningkatan kadar Hb
F. Pencegahan
Upaya yang dilakukan dalam pencegahandan penanggulangan anemia adalah
(Masrizal 2007) :
1. Suplementasi tabet Fe
2. Fortifikasi makanan dengan besi
3. Mengubah kebiasaan pola makanan dengan menambahkan konsumsi pangan yang
memudahkan absorbsi besi seperti menambahkan vitamin C.
4. Penurunan kehilangan besi dengan pemberantasan cacing. Dalam upaya mencegah
dan menanggulangi anemia adalah dengan mengkonsumsi tablet tambah darah. Telah
terbukti dari berbagai penelitian bahwa suplementasi, zat besi dapat meningkatkan
kada Hemoglobin
5. Pengobatan Anemia Defisiensi Besi
Sejak tahun 1997 pemerintah telah merintis langkah baru dalam mencegah dan
menanggulangi anemia, salah satu pilihannya adalah mengkonsumsi tablet tambah
darah. Telah terbukti dari berbagai peneltian bahwa suplemen zat besi dapat
meningkatkan hemoglobin.
6. Membatasi konsumsi bahan makanan yang dapat menghambat absorpsi besi seperti
bahan makanan yang mengandung polifenol atau pitat
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
ANEMIA
Topik : Anemia
Sub topik : Pencegahan Anemia
Sasaran : Siswi SMA
Hari/ tanggal : Rabu, 11 Maret 2020
Waktu : 15 Menit
Tempat : SMAN 01 Kuripan
Penyuluh : Mahasiswa KKN Kuripan
C. Materi ( Terlampir)
1. Pengertian anemia
2. Penyebab anemia
3. Tanda dan akibat anemia pada remaja
4. Kriteria anemia
5. Penanggulangan dan pencegahan anemia
D. Media dan alat
1. Leaflet
E. Metode
1. Demonstrasi
2. Tanya Jawab
F. Kegiatan Penyuluhan
NO WAKTU TAHAPAN KEGIATAN KEGIATAN
PESERTA
KEGAIATAN PENYULUH
G. Evaluasi
Teknik evaluasi akan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan lisan.
Berikut ini pertanyaan lisan yang akan diajukan:
1. Apa itu anemia pada remaja?
2. Apa saja penyebab anemia pada remaja?
3. Sebutkan tanda dan gejala anemia pada remaja?
4. Apa saja kriteria anemia pada remaja?
5. Sebutkan cara penanggulangan dan pencegahan anemia pada remaja?
H. Daftar Pustaka
http://drhennyzainal.wordpress.com/2009/11/21/anemia-defisiensi-fe-sering-terjadi-pada-
anak-asi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia
http://dimasmis.blogspot.com/2008/08/anemia-kekurangan-zat-besi-pencegahan.html
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/sap-anemia-satuan-acara-penyuluhan-
pada.html
MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
A. Pengertian
Anemia/kurang darah adalah keadaan dimana darah merah (Hemoglobin/ Hb)
kurang dari normal (normal 12-13 gr%). Anemia adalah rendahnya kadar hemoglobin
(Hb) dalam sel-sel darah merah, yaitu kurang dari 11 gr %
B. Penyebab Anemia
1. Kurang nutrisi / kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, terutama
yang berasal dari sumber hewani yang mudah diserap
2. Penyakit kronis
3. Kurang zat besi karena kebutuhan yang meningkat seperti pada kehamilan, masa
tumbuh kembang (untuk laki-laki sampai dengan usia 20 tahun, untuk perempuan
sampai dengan usia 18 tahun), dan penyakit infeksi
4. Kehilangan zat besi yang berlebihan pada perdarahan seperti haid yang berlebihan,
sering melahirkan, kecelakaan dan infeksi karena cacing.
5. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi.
D. Akibat Anemia
1. Gangguan/ hambatan pada pertumbuhan badan dan perkembangan otak
2. Kecerdasan dan prestasi belajar menurun
3. Tubuh menjadi lemah dan kurang bugar
4. Produktivitas dan aktivitas menurun
5. Daya tahan tubuh menurun sehingga mudah terserang penyakit.
C. Materi ( Terlampir)
1. Pengertian gizi seimbang bagi ibu hamil
2. Kebutuhan zat gizi untuk ibu hamil
3. Manfaat gizi seimbang untuk ibu hamil
4. Dampak kekurangan gizi pada ibu hamil
E. Metode
1. Demonstrasi
2. Tanya Jawab
F. Kegiatan Penyuluhan
NO WAKTU TAHAPAN KEGIATAN KEGIATAN
PESERTA
KEGAIATAN PENYULUH
- Meny
imak dan
memperhatikan
- Menyimpulkan
- Memberi salam
penutup
- Mendengarkan
dan
memperhatikan
- Menj
awab salam
G. Evaluasi
Teknik evaluasi akan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan lisan. Berikut ini
pertanyaan lisan yang akan diajukan:
1. Apa itu gizi seimbang pada ibu hamil?
2. Apa saja kebutuhan zat gizi untuk ibu hamil?
3. Sebutkan manfaat gizi seimbang bagi ibu hamil?
4. Apa saja dampak kekurangan gizi pada ibu hamil?
H. Daftar Pustaka
Probolinggo: Akademi Kebidanan Hafshawaty
Sulistyoningsih,Hariyani.2011.Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha
Ilmu
MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
- Melalui cairan yang diminum seperti air bersih, susu, sari – sari buah dan lain
sebagainya.
- Melalui makanan seperti sayur mentah, buah – buahan yang kaya air, sop dan
makanan lainnya yang mengandung banyak air.
- Melalui metabolisme dalam tubuh.
7. Mineral
Mineral dibutuhkan untuk pembentukkan darah dan tulang, keseimbangan
cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi system pembuluh darah jantung dan
lain-lain. mineral berfungsi sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melakukan
fungsinya seperti memproduksi tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan. Ada 15
macam mineral yang diperlukan tubuh seperti kalsium, ferrum, yodium, mangan,
chlorine, fosfor, belerang, seng, kalium, sodium, dsb. Makanan yang mengandung
mineral diantaranya adalah susu, hati, kuning telur, sayur-sayuran yang berwarna
hijau, daging, dan ikan.