TINJAUAN TEORITIS
1. I. DEFINISI
Bronkhitis kronis adalah penyakit atau gangguan pernapasan paru obstruktif yang
ditandai dengan produksi mukus yang berlebih (sputum mukoid) selama kurang 3
bulan berturut-turut dalam 1 tahun untuk 2 tahun berturut turut. (Elizabeth .J.
Corwin)
Bronkhitis kronis adalah gangguan pernapasan atau inflamasi jalan napas dan
peningkatan produksi sputum mukoid menyebabkan ketidak cocokan ventilasi –
perfusi dan penyebab sianosis. (Sylvia .A. Price)
Bronkhitis kronis (BK) secara fisiologis di tandai oleh hipertrofi dan hipersekresi
kelenjar mukosa bronkial, dan perubahan struktural bronki serta bronkhioles. BK
dapat di sebabkan oleh iritan fisik atau kimiawi (misalnya, asap rokok, polutan
udara ) atau di sebabkan infeksi ( bakteri atau virus)
1. II. ETIOLOGI
b. Alergi
c. Rangsangan lingkungan, misal: asap pabrik, asap mobil, asap rokok, dll.
a. Penyakit jantung menahun, yang disebabkan oleh kelainan patologik pada katup
maupun miokardia. Kongesti menahun pada dinding bronkhus melemahkan daya
tahan sehingga infeksi bakteri mudah terjadi
b. Infeksi sinus paranasalis dan rongga mulut, area infeksi merupakan cumber
bakteri yang dapat menyerang dinding bronkhus.
Faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan penyakit ini terjadi adalah antara
lain :
Kebiasaan merokok
Pencemaran / polusi udara
Paparan debu,asap,dan gas-gas kimiawi akibat kerja
Riwayat infeksi saluran napas
Bersifat genetic
Jangkitan paru-paru berulang seperti pneumonia, virus dan tibi dll
Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-
kiravertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan
dilapisioleh.jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan
kesamping ke arahtampuk paru. Bronckus kanan lebih pendek dan lebih lebar, dan
lebih vertikal dari pada yangkiri, sedikit lebih tinggi darl arteri pulmonalis dan
mengeluarkan sebuah cabang utama lewatdi bawah arteri, disebut bronckus lobus
bawah.
Bronkus kiri lebih panjang dan lebihlangsing dari yang kanan, dan berjalan di
bawah arteri pulmonalis sebelurn di belah menjadibeberapa cabang yang berjalan
ke lobus atas dan bawah.
Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris
dankernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi
bronchus yangukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus
terminalis, yaitu saluranudara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong
udara). Bronkhiolus terminalismemiliki garis tengah kurang lebih I mm.
Bronkhiolus tidak diperkuat oleh cincin tulangrawan. Tetapi dikelilingi oleh otot
polos sehingga ukurannya dapat berubah.
1. IV. PATOFISIOLOGI
pasien mengalami batuk atau mengalami produksi sputum selama kurang lebih
tiga bulan dalam satu tahun atau paling sedikit dalam dua tahun berturut-turut.
Serangan bronkhitis disebabkan karena tubuh terpapar agen infeksi maupun non
infeksi (terutama rokok). Iritan (zat yang menyebabkan iritasi) akan menyebabkan
timbulnya respons inflamasi yang akan menyebabkan vasodilatasi, kongesti,
edema mukosa, dan bronkospasme. Tidak seperti emfisema, bronkhitis lebih
memengaruhi jalan napas kecil dan besar dibandingkan alveoli.
a. Peningkatan ukuran dan jumlah kelenjar mukus pada bronkhus besar sehingga
meningkatkan produksi mukus.
Mukus yang kental dan pembesaran bronkhus akan mengobstruksi jalan napas
terutama selama ekspirasi. Jalan napas selanjutnya mengalami kolaps dan udara
terperangkap pada bagian distal dari paru-paru. Obstruksi ini menyebabkan
penurunan ventilasi alveolus, hipoksia, dan acidosis. Pasien mengalami
kekurangan 02, iaringan dan ratio ventilasi perfusi abnormal timbul, di mana
terjadi penurunan PO2 Kerusakan ventilasi juga dapat meningkatkan nilai
PCO,sehingga pasien terlihat sianosis. Sebagai kompensasi dari hipoksemia, maka
terjadi polisitemia (produksi eritrosit berlebihan).
1. VI. KLASIFIKASI
1. Bronkhitis Kronis
2. Bronkhitis Akut
· Bronkitis kronis adalah kelainan pada bronkus yang sifatnya menahun yang
disertai dengan batuk hampir setiap hari disertai pengeluaran dahak ± 3 bulan
dalam 1 tahun dan terjadi paling sedikit selama 2 tahun.
1. VIII. PENATALAKSANAAN
1. IX. KOMPLIKASI
Hipertensi paru.
Dapat timbul kanker paru.
Pneumenia.
Kegagalan pernafasan
1. X. PENATALAKSANAAN
Pada bronkitis akut, tidak ada terapi spesifik, sebagian besar penderita sembuh
tanpa banyak masalah. Pada bayi kecil, drainase paru dipermudah dengan cara
perubahan posisi. Anak yang lebih tua lebih enak dengan kelembapan tinggi.
Anak dengan serangan bronkitis akut berulang perlu dievaluasi dengan cermat
untuk kemungkinan anomali saluran pernafasan, benda asing, bronkiektasia,
defisiensi imun, TBC, alergi sinusitis.
Tindakan Perawatan
Pada tindakan perawatan yang penting ialah mengontrol batuk dan mengeluarakan
lendir :
a. Sering mengubah posisi
c. Inhalasi
d. Nebulizer
e. Untuk mempertahankan daya tahan tubuh, setelah anak muntah dan tenang
perlu diberikan minum susu atau makanan lain
Tindakan Medis :
BAB III
1. I. PENGKAJIAN
Biodata
Tanyakan pada klien. Apakah klien pernah atau sedang menderita suatu penyakit
lainnya dan pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya. Dan tanyakan
juga tindakan apa saja yang telah dilakukan serta obat apa saja yang telah
dikonsumsi.
Klien pada umumnya mengeluh sering batuk, demam, suara serak dan
kadang nyeri dada.
Kaji adakah keluarga klien yang sedang atau pernah mengalami penyakit yang
sama dengan penyakit klien. Dan tanyakan apakah ada anggota keluarga klien
yang mempunyai penyakit berat lainnya.
Kaji pola makan, minum, eliminasi BAB, eiminasi BAK, istirahat tidur
dan kebiasaan klien.
Riwayat Psikososial-Spiritual
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
– Tingkat keamanan
– GCS
– Tanda-tanda vital
Tekanan darah :
Suhu :
Nadi :
Repsirasi rate :
Telinga : Kaji
b. Sistem Integumen
Rambut : Kaji warna dan kebersihannya.
c. Sistem Pernafasan
Inspeksi : biasanya pada klien bronkhitis terjadi sesak, bentuk dada barrel
chest, kifosis.
d. Sistem Kardiovaskuler
e. Sistem Pencernaan
f. Sistem Reproduksi
Kaji apa jenis kelamin klien dan apakah klien sudah menikah.
h. Sistem Persyaratan
Kaji tingkat kesadaran klien dan GCS.
i. Sistem Perkemihan
Kriteria hasil :
Intervensi
Intervensi :
Kriteri hasil : klien dapat menunjukkan perubahan pola hidup untuk meningkatkan
lingkungan yang aman.
Intervensi :
Kriteria hasil : klien dapat melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi
dalam program pengobatan.
Intervensi
IV. EVALUASI
BAB IV
PENUTUP
1. I. KESIMPULAN
Adapun tanda-tanda dan gejala seseorang yang menderita penyakit ini adalah :
Batuk yang sering dan memproduksi lendir, kekurangan energi, suara mendesah
ketika bernapas, Demam yang mungkin atau tidak hadir dll. Penyakit ini dapat
diobati dan ditanggulangi dengan cara konsultasi kedokter dan melaksanakan
semua apa yang disarankan oleh dokter.
1. II. SARAN
2. Untuk Instansi
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bloggaul.com/ridsale/readblog/80320/bronkhitis-kronis
http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=18&tbl=ilmiah
http://www.id.articlesphere.com/Article/Chronic-Bronchitis-Symptoms/174284
http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/bronkitis141006.htm