Anda di halaman 1dari 11

Kuliah Pengemasan Bahan Pangan Ke 7

Selasa dan Jum’at / 14 dan 17 April 2020


Semester 4 TP Pagi / Sore

PENGEMAS PLASTIK

Plastik merupakan pengemas yang pada dekade terakhir ini

memegang peranan penting karena digunakan oleh sebagian besar

industri pangan maupun non pangan dari keperluan rumah tangga hingga

industri. Sebagai kemasan pangan, plastik digunakan mulai dari proses

pengolahan pangan hingga pangan siap disantap, karena plastik mempunyai

beberapa keunggulan dibanding pengemas lainnya utamanya dalam hal :

a. Bentuknya yang fleksibel sehingga mudah mengikuti bentuk pangan

yang dikemas artinya bisa dilekukkan, dibengkokkan sesuai cetakan.

b. Berbobot ringan sehingga memudahkan penanganannya

c. Tidak mudah pecah sehingga mengurangi resiko kerusakan selama

distribusi maupun penyimpanan.

d. Transparan/tembus pandang/ clarity sehingga isi kemasan dapat

dilihat.

e. Tahan terhadap benturan (impact strength), sobek (tear strength)

f. Mudah diberi label dan diprinting

g. Dibuat dalam aneka warna, sehingga dapat memenuhi hedonism

konsumen, khususnya anak-anak.

h. Diproduksi secara massal dengan harga relatif murah

i. Terdapat berbagai jenis pilihan bahan dasar plastik

meski kelemahannya adalah tidak tahan pada suhu tinggi (misalnya PE, PP,

PVC) sehingga berpotensi melepaskan migran berbahaya yang berasal dari


sisa monomer dari polimer dan plastik merupakan bahan yang sulit

terbiodegradasi sehingga dapat mencemari lingkungan.

Berdasar suhu maka plastik terbagi menjadi 2 type yaitu :

1. Thermoplastik, merupakan jenis plastik yang dapat dilunakkan berulang

kali dengan menggunakan panas sehingga dapat diubah bentuknya jika

dipanaskan. Thermoplastik yang sering digunakan dalam industri

pengemasan seperti polyethylene, polyprophylene, polystyrene,

polyvinyl chlorida, acrylic, dan nylon trilebutadiena styrene.

2. Thermoset yang tidak dapat dilunakkan dengan menggunakan panas

sehingga hannya dapat dibentuk satu kali saja seperti

phenolformaldehyde, melamin formaldehyde dan true formaldehyde.

Jenis plastik yang dapat digunakan sebagai pengemas hasil

pertanian maupun bahan pangan adalah :

a. Selopan,

Ciri plastik ini adalah transparan, jernih, fleksibel, tembus radiasi

sinar ultra violet serta mempunyai kondisi optimum untuk sealing

sekitar 135ºC, 20 psi dengan waktu kontak 3 detik. Digunakan sebagai

pengemas berbagai macam produk seperti tekstil, wool, tembakau, roti,

biskuit.

b. Polyetilene (PE)

Merupakan film (juga sejenis plastik) yang lunak, fleksible, tidak

transparan sebagaimana selopan, sifat keburamannya diperlukan untuk

mengemas produk-produk tertentu, dipengaruhi oleh sinar ultra violet.

PE dibedakan menjadi dua yaitu HDPE (High Density Polyetilene) dan


LDPE (Low Density Polyetilene). Digunakan untuk mengemas produk

makanan, buah-buahan, sayuran, tekstil, pupuk, bibit, bahan kimia

c. Polypropylene (PP).

Pengemas ini dicirikan pada sifatnya transparan, mengkilat,

permukaannya halus, mempunyai kekuatan tarik yang tinggi, kekakuan

yang tinggi, lebih tahan terhadap uap air dan gas juga lebih tahan

terhadap lemak dan minyak dibanding PE.. Pengemas ini sering dibentuk

sebagai karung tenunan, pengemas rokok, biskuit, roti, kopi, keripik,

bahan kimia dan benih.

d. Polystyrene (PS).

Pengemas ini juga transparan, terang dan fleksible dibanding lainnya,

berwarna cerah, bobotnya ringan. Plastik ini tahan terhadap lemak,

tidak berbau tetapi tidak tahan terhadap bahan kimia. Digunkan untuk

mengemas makanan, produk-produk farmasi, kosmetik, alat-alat tulis.

Produk-produk segar, roti, daging dan sebagainya.

e. Polyvinil chloride (PVC).

Plastik jenis ini bersifat kaku, dapat dipengaruhi oleh panas dan sinar

ultra violet. Fleksibilitas kekakuannya tergantung pada banyak

sedikitnya penambahan kalsium karbonat pada proses pembuatannya.

Semakin banyak penambahan kalsium karbonatnya maka makin kaku

jenis plastik ini dan dapat tembus cahaya. Ciri yang dapat dilihat bila

platik ini terkena panas atau sinar ultra violet akan berubah warna

menjadi kuning. Plastik ini digunakan untuk mengemas produk pangan

maupun non pangan sperrti, tekstil, roti, daging, permen, permen karet,

biji-bijian, obat-obatan, kosmetik serta produk pertanian lainnya. Juga


bisa digunakan untuk mengenas komponen elektronika, paku, bola lampu

daupun sikat gigi.

f. Polyester (PE).

Plastik ini mempunyai sifat rapuh, tetapi mempunyai kekakuan yang

tinggi, tahan terhadap benturan, penampakannya cerah dan stabil.

Dalam penggunaan sebagai bahan pengemas dapat dimodifikasikan

dengan bahan-bahan lain seperti polyester yang dilapisi dengan kertas,

digunakan untk mengemas sabun, produk kosmetik maupun produk yang

memerlukan perlindungan terhadap aroma. Terdapat berbagai jenis

polyester, yaitu :

 Polyester yang dilapisi dengan polyethylene untuk mengemas

obat-obatan, alat-alat bedah, kopi instan maupun makanan yang

memerlukan masa simpan yang relatif lebih panjang.

 Polyester yang dimetalisasi untuk menciptakan daya tarik saat

penjualan digunakan sebagai pengemas kembang gula, kopi, roti,

biji-bijian dan chip.

 Secara umum jenis plastik ini digunakan untuk pengemas produk

pangan maupun non pangan seperti kecap, roti, selai kacang,

mentega, margarine, sosis, ikan asin, daging, keju dan kopi.

g. Polyviniliden chloride .

Plastik jenis ini tahan terhadap uap air dan gas, mampu melindungi

aroma, pada suhu kamar tahan terhapa minyak, plastik ini mempunyai

sifat yang cenderung lengket, mempunyai kekuatan benturan yang baik,

mudah putus, jika terbakar mempunyai daya padam terhadap api,

sensitif terhadap panas, mengkerut bila terkena suhu tinggi. Digunakan


untuk mengemas bahan yang mempunyai aroma, daging, keju, ikan,

permen daging ayam dan produ-produk segar.

h. Metil selulosa.

Sifat plastik ini dapat larut dalam air dan pelindung produk yang

dikemas dengan baik. Produk yang dikemas dengan menggunakan bahan

ini umumnya digunakan tanpa harus mengeluarkan produk dari

kemasannya seperti kapsul obat-obatan.

Banyak konsumen yang tidak mengetahui akan jenis dan tipe dari

kemasan plastik. Pada dasarnya bahwa kemasan tersebut telah diberi kode

yang terletak dibagian bawah botol untuk keperluan keamanan. Kode dan

simbol berbentuk segitiga itu sangat penting untuk diketahui karena

berkaitan dengan jenis bahan serta dampak pemakaiannya.

Diketahui secara internasional telah diatur kode untuk kemasan plastik

yang dikeluarkan oleh The Society of Plastic Industry pada tahun 1988 di

Amerika Serikat dan diadopsi pula oleh lembaga-lembaga yang

mengembangkan sistem kode, seperti ISO (International Organization

for Standardization). Secara umum tanda tersebut berada di dasar,

berbentuk segi tiga (simbul daur ulang), di dalam segitiga akan terdapat

angka, serta nama jenis plastik di bawah segitiga.

Diketahui, plastik yang telah digunakan merupakan limbah terbesar

selama ini karena sulit untuk dihancurkan, solusinya adalah dengan

mendaur ulang plastik tersebut. Untuk mempermudah proses daur ulang

plastik, telah disetujui pemberian kode plastik secara internasional

sebagaimana yang diungkapkan di atas. Kode tersebut terutama digunakan


pada kemasan plastik yang disposible atau sekali pakai sebagaimana yang

dijabarkan berikut

PET, PETE ,(Polyethylene terephthalate),

 Bersifat jernih/transparan/tembus pandang, kuat,

tahan pelarut, kedap gas dan air, melunak pada suhu 80


o
C.

 Biasanya digunakan untuk botol minuman, botol juice, minyak

goreng, kecap, sambal, obat.

 Tidak untuk air hangat apalagi panas.

 Disarankan hanya untuk satu kali pakai dan tidak untuk

mewadahi pangan dengan suhu > 60 oC. Bila terlalu sering

dipakai akan menyebabkan mutasi monomer plastik ke dalam

bahan. Ini bersifat mutagenik.

HDPE (High Density Polyethylene)

 Bersifat keras hingga semifleksibel, tahan terhadap

bahan kimia, suhu tinggi dan kelembaban, dapat

ditembus gas, permukaan berlilin, buram.

 Wadah es krim, botol susu, tupperware, gelas air minum,

kantong belanja, obat, tutup plastik.

 Mudah diproses dan dibentuk, melunak pada suhu 75o C.

 Disarankan untuk sekali pemakaian, jika lebih dikhawatirkan

bahan penyusunnya dapat bermigrasi ke dalam pangan.

PVC (Polyvinyl chloride)


 Plastik ini sulit didaur ulang.

 Bersifat lebih tahan terhadap senyawa kimia.

 Biasanya digunakan untuk botol kecap, botol sambal, baki,

plastik pembungkus.

 Sebaiknya tidak untuk mewadahi pangan yang mengandung

lemak/minyak, alkohol dan dalam kondisi panas. Reaksi antara

plastik ini dengan makanan yang dikemas berpotensi berbahaya

untuk ginjal, hati dan mempengaruhi pertumbuhan.

LDPE (Low Density Polyethylene)

 Bahan mudah diproses, kuat, fleksibel, kedap air, tidak jernih

tetapi tembus cahaya, melunak pada suhu 70oC.

 Biasanya digunakan untuk botol madu, wadah yogurt, kantong

kresek, plastik tipis. Plastik ini sebaiknya tidak digunakan

kontak langsung dengan pangan

PP(Polypropylene)

 Ciri-ciri plastik jenis ini biasanya transparan tetapi

tidak jernih atau berawan, keras tetapi fleksibel, kuat,

permukaan berlilin, tahan terhadap bahan kimia, panas dan

minyak, melunak pada suhu 140oC.

 Merupakan pilihan bahan plastik yang baik untuk kemasan

pangan, tempat obat, botol susu, sedotan

PS (Polystyrene)
 Terdapat dua macam PS, yaitu yang kaku dan lunak/berbentuk

foam. PS yang kaku jernih seperti kaca, kaku, getas, mudah

terpengaruh lemak dan pelarut (seperti alkohol), mudah

dibentuk, melunak pada suhu 95oC. Contoh : wadah plastik

bening bentuk kotak untuk wadah makanan.

 PS yang lunak berbentuk seperti busa, berwarna putih, lunak,

getas, mudah terpengaruh lemak dan pelarut lain (seperti

alkohol). Bahan ini dapat melepaskan styrene jika kontak

dengan pangan. Contohnya styrofoam. Biasanya digunakan

sebagai wadah makanan atau minuman sekali pakai, wadah CD,

karton wadah telur, dll.

 Kemasan styrofoam sebaiknya tidak digunakan dalam

microwave. Kemasan styrofoam yang rusak/berubah bentuk

sebaiknya tidak digunakan untuk wadah makanan

berlemak/berminyak terutama dalam keadaan panas.

Other (Digunakan untuk jenis plastik selain pada nomor 1-6,

termasuk Polycarbonat, bio-based plastic, co-polyester,

acrylic, polyamide, dan campuran plastik ).

 Bersifat keras, jernih dan secara termal sangat stabil.

 Bahan Polycarbonat dapat melepaskan Bisphenol-A (BPA)

ke dalam pangan, yang dapat merusak sistem hormon.

Ddigunakan untuk galon air minum, botol susu, peralatan

makan bayi.

 Untuk mensterilkan botol susu, sebaiknya direndam saja


dalam air mendidih dan tidak direbus.

 Botol yang sudah retak sebaiknya tidak digunakan lagi.

 Pilih galon air minum yang jernih, dan hindari yang berwarna

tua atau hijau.

Melamin

 Termasuk dalam golongan plastik termoset atau plastik

yang tidak dapat didaur ulang.

 Bersifat keras, kuat, mudah diwarnai, bebas rasa dan bau,

tahan terhadap pelarut dan noda, kurang tahan terhadap

asam dan alkali.

 Terbuat dari resin (bahan pembuat plastik) dan

formaldehid atau formalin. Kandungan formalin pada

melamin dapat bermigrasi ke dalam pangan, terutama jika

produk pangan dalam keadaan panas, asam dan mengandung

minyak.

 Biasanya digunakan sebagai peralatan makan, misalnya

piring, cangkir, sendok, garpu, sendok nasi, dll.

 Melamin yang tidak memenuhi syarat sebaiknya tidak

digunakan untuk mewadahi pangan yang berair, mengandung

asam, terlebih dalam kondisi panas.


Penggunaan plastik sebagai kemasan pangan semakin meningkat

seiring dengan perkembangan industri plastik. Namun demikian, adanya

berbagai kajian mengenai plastik, terutama dampaknya terhadap

kesehatan, telah membuka wawasan para konsumen untuk lebih bijak

dalam penggunaan plastik sebagai kemasan pangan.


Prinsipnya, tidak ada satu pun jenis plastik yang mutlak aman untuk

kemasan pangan. Keamanan penggunaan plastik sebagai kemasan pangan

didasarkan pada jumlah migran/monomer plastik (bahan-bahan kimia yang

membentuk plastik) yang bermigrasi ke dalam pangan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah migran dari pengemas ke dalam

pangan antara lain adalah konsentrasi migran; kekuatan ikatan/mobilitas

bahan kimia dalam pengemas; ketebalan kemasan; sifat alami pangan dalam

kaitan kontak dengan pengemas (kering, berair, berlemak, asam,

alkoholik); kelarutan bahan kimia terhadap pangan; lama dan suhu kontak.

Jenis plastik yang relatif aman digunakan sebagai kemasan pangan adalah

PP, HDPE, LDPE, dan PET. Keamanan kemasan dapat dikenali dari logo atau

tulisan yang tertera, misalnya , tulisan ‘aman untuk makanan’ atau food

safe / for food use / food grade . Logo atau tulisan atau kode plastik

tersebut biasanya dicetak timbul pada benda plastik yang bersangkutan.

Walaupun begitu, banyak juga kemasan plastik yang tidak mencatumkan

logo atau keterangan apapun sehingga konsumen harus lebih berhati-hati

dalam penggunaannya.

Tugas:

1. Kumpulkan berbagai macam pengemas plastik yang ada di (rumah /

tempat kos / tempat lainnya) yang bisa berbentuk gelas, botol,

mangkuk, sedotan, botol susu, wadah plastik dll. Cari apakah ada

angka 1 – 7 dalam segitiga dalam plastik dimaksud. Buat dalam bentuk

tabel

No Nama Plastik Kode segitiga Keterangan


1 Piring 5 Baik untuk pengemas karena…..
s/
d
10

2. Buat uraian tentang bahan pengemas lainnya seperti pengemas kertas, kayu,

logam, aluminum foil, kaleng, kaca atau lainnya (pilih 1 saja)

3. Kumpulkan melalui WA (082139095772) atau elearning pada hari Minggu 19

April 2020. Tugas tidak bisa dikumpulkan hari Selasa dan Jum’at 21 dan 24

April karena Senin tanggal 20 April sudah UTS online

Anda mungkin juga menyukai