Anda di halaman 1dari 4

Assalamualaikum Asha…

Apa kabar mu? Tidak terasa sudah lama aku tak tahu kabarmu

Aku menulis dan mengirim pesan ini karena aku ingin mengungkapkan apa yang ada dipikiran
dan hatiku selama berapa minggu ini. Sejujurnya mungkin ini adalah pesan terakhir dari ku
untukmu, alias aku ingin pergi dari kehidupanmu (mungkin kamu sudah duluan pergi tanpa
permisi dariku, tapi setidaknya ini agar semua menjadi jelas bagiku.)

Seperti aku bilang di atas, aku sama sekali tahu kabarmu. Tapi aku memprediksi beberapa hal
yang aku sempat liat di-IG kamu. Salah satunya kamu balikan dengan mantan kamu yang
bernama mas Frendi. Aku tidak tahu alasan mengapa kamu balikan dengan dirinya, tapi aku
harap itu adalah keputusan terbaik buatmu.

Untuk kabarku sendiri, aku baik-baik saja. Aku lebih punya banyak waktu untuk diriku sendiri
semenjak kamu bersikap acuh pada aku. Aku tidak marah, dendam, ataupun benci padamu
karena itu tidak akan mungkin aku lakukan padamu. Tapi ada satu perasaan yang mengganjal
dalam hati ini yang membuat diriku berpikir untuk menulis pesan perpisah ini, yaitu perasaan
kecewa. Entah kepada kamu, atau pada diriku, atau pada situasi dan kondisi yang tidak
mendukungku, aku tidak yakin yang mana tapi perasaan kecewa itu begitu nyata dan cukup
menyakitkan untuk dirasakan.

Ada 3 hal yang ingin aku ungkapkan dalam pesan terakhirku ini, diantaranya adalah :
Pertama, aku minta maaf kepadamu jika aku ada salah ataupun dosa yang sengaja atau tidak,
perkataan ataupun tindakan, yang berbekas dalam hati atau tidak, yang teringat dalam ingatan
atau tidak, yang jelas atau samar, yang aku lakukan secara sadar atau khilaf. Karena aku hanya
manusia biasa, yang dipenuhi dengan perasaan negatif dan positif yang saling bertentangan. Tapi
satu hal yang pasti aku merasa melakukan banyak kesalahan padamu Asha; Maaf aku tidak bisa
menjadi seseorang yang kamu harapkan. Maaf aku tidak bisa memberikan banyak hal padamu.
Maaf aku pernah berkata kasar atau menyindirmu. Maaf aku lah pangeran berkuda putih yang
akan menyelamatkanmu dari perasaan negatif yang sering kamu rasakan. Maaf aku hanya
menjadi pecundang yang selalu menganggumu dengan curhat-curhatanku yang menyedihkan.
Maaf aku tidak bisa memberi suportif lebih padamu saat kamu membutuhkannya. Maaf aku tidak
bisa menenangkan dan meredakan kesedihan juga tangisanmu. Maaf ketika datang kerumahmu
aku hanya merepotkan. Maaf aku tidak pernah bisa menjadi seseorang yang benar-benar bisa
berteman dan bersahabat dengan diriku sehingga kamu lebih memilih menjauh dan pergi dariku.
Maaf aku sering mendramatisir berbagai hal. Maaf dan maaf tidak pernah bisa ada disampingmu
ketika membutuhkan seseorang. Dan terakhir aku minta maaf atas kesalahan dan kekuranganku
yang tidak bisa diucapkan satu persatu.

Kedua, adalah aku ingin berterima kasih padamu atas berbagai hal. Terutama pada tanggal sabtu,
9 Juli 2016. Kamu tahu hari apa itu? Mungkin tidak ingat tapi tak apa. Itu adalah hari dimana
kita berkenalan di Gramedia Bintaro Plaza. Kalau dipikir sudah lama sekali ya… aku mengingat
hari itu seakan itu terjadi kemarin. Aku tidak pernah berpikir untuk iseng atau apa ketika
menghampirimu, yang aku tahu pasti ada sebuah frasa yang terngiang-ngiang di kepalaku, yaitu
“Now or Never”. Itu adalah salah satu judul lagu Jepang oleh penyanyi bernama Nano, mungkin
kamu pernah mendengarnya. Hari itu aku benar-benar bersyukur dan begitu beruntung
berkenalan dengan orang seperti dirimu, orang yang belum pernah aku temui sebelumnya. Aku
masih begitu ingat sensasi gemetar dan pikiran ngeblank ketika berbicara dan salaman dengan
kamu, karena jujur itu adalah pengalaman pertama berkenalan dengan orang asing dan juga
perempuan yang tidak aku duga begitu cantik. Alasan aku berkenalan dengan kamu juga bukan
dari perawakan kamu, tapi aku melihat seorang perempuan tertawa sendiri membaca komik
Nozaki-kun dan seketika entah kenapa aku melihat diriku di dirimu seakan kita ada kemiripan.

Aku berterima kasih padamu mau menanggapiku ketika aku mengajakmu berbicara. Aku
berterima kasih kamu mau berkenalan denganku. Aku berterima kasih kamu mau memberikan
nomor telepon dan juga akun Facebook-mu. Aku berterima kasih kamu menjawab teleponku di
malam harinya. Aku berterima kasih di hari itu aku mulai merasakan berbagai hal campur aduk
hingga kini. Aku berterima kasih kamu sering memberiku semangat. Aku berterima kasih atas
hadiah kaos kaki yang kau berikan. Aku berterima kasih kamu selalu ada ketika aku
membutuhkanmu. Aku berterima kasih kamu mengundang ke rumahmu dan membuatkanku mi
goreng yang sangat enak juga berkesan bagiku. Aku berterima kasih atas kebaikan dari Abi dan
Umi menerimaku datang ke rumahmu. Aku berterima kasih memberiku kepercayaan ketika
kamu sedih dan menghubungiku. Aku berterima kasih kamu mencariku kembali walau sudah
beberapa tahun berpisah. Aku berterima kasih atas segala kebaikan kamu yang tidak bisa aku
utarakan semua, tapi akan selalu berbekas dalam hatiku.
Hal terakhir adalah aku akan mendoakan kamu dalam pesan ini, karena mungkin setelah berpisah
dan menjalani hidup masing-masing aku tidak akan sempat lagi mendoakanmu. Walau mungkin
tidak semuanya terkabul tapi yang penting dari ketulusan hati ini aku akan mendoakanmu.
Bismillah…. Aku berdoa agar kamu mendapatkan yang terbaik; baik itu pilihan, kesempatan,
jodoh, teman, rezeki, atau apapun aku harap segalanya baik untukmu. Aku berdoa jika kamu
menikah entah dengan siapa dan kapan, semoga menemukan sosok yang benar-benar kamu
butuhkan dalam hidup kamu dan kamu dan suamimu nanti menjadi keluarga sakinah mawaddah
warahmah. Aku berdoa ketika kamu memiliki keturunan, semoga mereka menjadi anak sholeh
dan sholeha juga berbakti kepada orang tua. Aku berdoa keluarga besar kamu diberi
perlindungan oleh Allah SWT. Aku berdoa jika kamu bekerja atau kuliah semoga diberi
kelancaran dalam menjalankannya. Aku berdoa kamu bertemu dengan orang-orang yang lebih
baik dariku dan dapat berteman dengan mereka. Aku berdoa apa yang kamu pilih itu adalah yang
terbaik bagi kehidupan kamu. Aku berdoa setelah kita jauh berpisah dan menjalani hidup
masing-masing, kamu tidak lagi teringat masa lalu lagi / avenoir. Aku berdoa semoga doa-doa
dan harapan kamu baik sekarang ataupun nanti akan dikabulkan oleh Allah SWT. Aku berdoa
semoga perpisahan ini baik untuk kita berdua.

Pesan terakhir ini—pesan perpisah ini aku harap kamu bisa menerimanya. Karena jujur aku
sudah lelah dan muak dengan semua ini, sikapmu kepadaku seakan mengusir jauh diriku, oleh
karena itu aku tidak tahu harus bagaiamana lagi. Dan aku pikir keputusan terbaik adalah berpisah
dengan baik-baik, tidak menghilang tanpa kabar dan seakan lenyap semua. Seterah kamu akan
mengataiku pecundang atau apapun, tapi setidaknya aku jujur pada perasaanku ini dan tidak
ingin lari lagi dari masa lalu dan takut menghadapi masa depan. Aku juga izin untuk meng-
unfollow akun IG kamu, kamu juga berhak melakukan hal yang sama dan jika perlu blokir akun
ku agar tidak dapat melihat IG kamu lagi.

Aku pernah bilang kamu adalah inspirasiku dalam surat terakhirku, dan itu benar dan aku
berterima kasih padamu atas hal itu. Darimu aku banyak belajar yang namanya perempuan, sakit
hati, penolakan, dicampakan, digantungkan, tidak dihargai, dan banyak lagi… terima kasih. Dan
aku akan mengirim cerpen yang kemarin aku tulis untuk lomba, disana ada pesan tersirat yang
mungkin kamu sadari(cluenya nama karakternya adalah plesetan nama). Aku tidak minta
pendapat atau penilain mengenai cerpen tersebut, aku hanya ingin kamu tahu aku menyelesaikan
cerpen yang sempat kita bicarakan terakhir kali.

Dan terakhir … “Jangan cari aku di masa lalu, karena aku tidak ada disana. Juga jangan cari aku
di masa depan, karena mungkin aku tidak lagi sama seperti sekarang. Tapi cari aku di dalam
hatimu, apakah aku pernah ada disana entah sebagai seorang teman, sahabat, atau orang spesial?
Jika tidak maka jangan cari-cari aku.”

Aku sempat berpikir alasan kita dipertemukan kembali adalah karena kita tidak mengucapkan
“Selamat Tinggal”. Sebuah kata yang konon bisa menggugurkan kesempatan untuk bertemu
kembali. Tapi kini dengan berat hati aku akan mengucapkan kata perpisahan ini…

-Selamat Tinggal Izzah Ashabi Jannah- Jika kita memang harus dipertemukan kembali suatu hari
nanti oleh takdir Allah, semoga kita berdua dalam kondisi terbaik saat itu. Titipkan juga
salamku untuk mas Frendi mu.

さよなら 愛している人

Selamat Tinggal

Indra

Anda mungkin juga menyukai