Anda di halaman 1dari 16

SUMMARY PENGAUDITAN 2

PERTEMUAN 9

(IGSM CH. 12, ISA 505, ISA 520, ISA 550)

FINAL WORK – PART I

Elvina / NPM 1406612312

Rio Prasetyo / NPM 1406611562

Timoetius Kurniawan / NPM 1406566363

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS INDONESIA

TAHUN AKADEMIK 2016/2017


IGSM CHAPTER 12
Final Work Part I: General Principles, Analytical Review of Financial
Statements

(9.1) PRE-FINAL WORK

Ketika pemeriksaan interim sudah dilakukan, auditor memiliki pengetahuan yang cukup atas
klien dan masalah-masalah mengancam proses pembuatan laporan keuangan. Dengan
pemeriksaan interim, auditor juga seharusnya dapat mengadaptasi rencana audit dengan
penemuan risiko yang tidak diantisipasi auditor saat awal proses perencanaan. Contohnya,
klien sebuah hotel berekspektasi bahwa toilet-toilet baru akan selesai instalasinya pada akhir
tahun. Jika pekerjaan instalasi tersebut telah selesai, maka akan mudah untuk menentukan
total biaya, lain cerita ketika pekerjaan belum selesai pada akhir tahun. Dalam konteks ini,
manajemen harus memastikan bahwa biaya yang dikeluarkan dicatat, asset konstruksi dicatat
pada debit, dan pembayaran di depan dicatat dengan benar dalam laporan keuangan.

Auditor harus mampu menghadapi situasi yang ada dan memberikan saran pada manajemen
tentang pengungkapan dan perlakuan akuntansi. Jika situasi yang muncul berbeda dengan
prediksi auditor, maka kantor akuntan publik mungkin perlu menjadwalkan ulang proses
audit. Terlepas dari hal tersebut, diskusi dengan manajemen diperlukan untuk memastikan
proses penyusunan laporan keuangan berjalan lancar dan tepat waktu, auditor terus
berkomunikasi dengan manajemen untuk mendeteksi dan mengatasi masalah sedini mungkin.

Agenda diskusi yang biasanya dilakukan yaitu: masalah-masalah yang muncul dari pekerjaan
interim, persiapan manajemen untuk perhitungan persediaan, jadwal persiapan laporan
keuangan, standar akuntansi dan pelaporan yang berlaku, adanya legislasi atau peraturan
baru, dan standar auditing.

(9.2) BALANCE SHEET DATE WORK

Beberapa jenis kerja audit hanya bisa dilakukan pada akhir tahun. Kegiatan-kegiatan audit
yang dilakukan pada saat tanggal neraca:
 Bank Confirmations  auditor memperoleh konfirmasi dari bank mengenai saldo akun
bank dan hal-hal lainnya berkenaan dengan klien, sebagai prosedur verifikasi yang
dilakukan untuk mengumpulkan bukti audit.

1/15
 Inventory Count Observation  perhitungan persediaan dilakukan perusahaan untuk
memastikan keberadaan dan kondisi persediaan, serta memastikan ada keterkaitan antara
pembelian dengan penjualan. Auditor melakukan uji pengendalian dan prosedur audit
substantif ketika menghadiri proses perhitungan persediaan.
 Long Term Construction Contracts  perusahaan yang terlibat dalam kontrak konstruksi
jangka panjang harus mempertimbangkan banyak hal, termasuk menentukan tahap
penyelesaian pada akhir tahun dan berapa besar profit yang bisa diakui perusahaan.
 Non-Current Assets in Course of Construction  seharusnya dialihkan menjadi akun
aset yang seharusnya saat terselesaikan. Manajemen seharusnya memiliki prosedur untuk
memastikan tingkat tahap penyelesaian pada akhir tahun. Auditor mungkin mengamati
aset-aset yang signifikan pada tanggal neraca.
 Circularization of Customers and Suppliers  auditor perlu bertanya pada klien untuk
meminta konfirmasi saldo akun pada pelanggan dan pemasok. Permintaan atas konfirmasi
bisa dilakukan pada saat pekerjaan interim, atau pada saat pemeriksaan akhir.
 Letters to Other Professionals  para tenaga kerja professional dengan keahlian spesifik
bisa dimintakan konfirmasi pada waktu yang mendekati tanggal neraca, misalnya:
a. Pengamat Konstruksi: dimintakan konfirmasi mengenai tahap penyelesaian atas
proyek konstruksi jangka panjang.
b. Pengacara: konfirmasi mengenai isu legal yang mempengaruhi perusahaan.
c. Aktuaris: konfirmasi terkait isu atas skema pensiun.
d. Penilai: konfirmasi atas revaluasi aset tidak lancar.
e. Geologis: konfirmasi terkait kuantifikasi cadangan mineral.

Pekerjaan yang dilakukan auditor sebelum tanggal neraca sangat penting untuk
menyelesaikan perikatan audit sebelum tenggat waktu yang ada. Auditor yang mampu
merancang audit dengan tepat, melakukan sebagian proporsi pekerjaan sebelum pemeriksaan
akhir, dan terus berkomunikasi dengan manajemen, seharusnya mampu mengurangi
kemungkinan munculnya masalah-masalah besar yang mampu menghambat penyusunan
opini.

ISA 505 (External Confirmations) menyatakan bahwa konfirmasi eksternal sering


digunakan auditor untuk mengkonfirmasi saldo yang disajikan dalam laporan keuangan.
Contohnya yaitu konfirmasi kepada bank untuk memastikan saldo akun bank maupun
sekuritas yang berada dalam laporan keuangan, juga konfirmasi pelanggan untuk memastikan
saldo piutang yang berada pada aset klien. Konfirmasi eksternal bisa berupa konfirmasi saldo

2/15
tanpa menyebutkan besarnya saldo yang harus dikonfirmasi. Konfirmasi eksternal juga dapat
tidak dikonfirmasi oleh pihak ketiga. Dalam kasus ini, auditor perlu melakukan prosedur
audit alternatif untuk mengumpulkan bukti audit yang cukup dan tepat.

Manajemen dapat menolak pemberian ijin permintaan konfirmasi eksternal, yang dapat
membatasi cakupan audit, sehingga auditor perlu membahas alasan penolakan, di mana
manajemen bisa menolak dalam rangka menyembunyikan fraud. Jika auditor menganggap
penolakan mengidikasikan adanya risiko fraud, maka auditor harus mengubah penilaian
risiko salah saji material dan mengkonsultasikan provisi dalam ISA 240.

Auditor perlu mengevaluasi hasil konfirmasi eksternal, untuk menentukan apakah sudah
didapatkan bukti audit yang cukup. Caranya, yaitu dengan mengamati kondisi seperti: non-
respon, respon yang menolak informasi saldo akun yang berada pada konfirmasi, dan respon
yang tidak dapat diandalkan.

Konfirmasi eksternal tidak serta merta dapat menghasilkan bukti audit yang cukup. Auditor
perlu mengevaluasi apakah bukti audit yang dikumpulkan cukup, juga mempertimbangkan
prosedur audit lainnya dan apakah perlu dilakukan prosedur audit lain.

(9.3) BRIDGING WORK BETWEEN CONCLUSION OF INTERIM WORK


AND THE BALANCE SHEET DATE

Auditor sudah membentuk banyak pertimbangan atas isu-isu yang muncul pada tanggal
interim, di mana pertimbangan itu akan digunakan untuk mendukung kesimpulan
pemeriksaan akhir. Sebelum memulai pemeriksaan akhir, baiknya auditor
mempertimbangkan ulang pertimbangan yang dibentuk auditor, untuk memastikan bahwa
pertimbangan tersebut masih relevan walaupun terdapat jeda waktu antara pekerjaan interim
dan pemeriksaan akhir. Auditor mempertimbangkan ulang kekuatan dan kelemahan sistem
akuntansi dan pengendalian. Hal ini dilakukan untuk memastikan sistem berjalan
sebagaimana mestinya sepanjang tahun.

Auditor dapat melakukan uji pengendalian dan prosedur substantif atas transaksi dan saldo
akun pada periode jeda tersebut. Prosedur substantif-nya dapat berupa:
 Reviu atas catatan penjualan perusahaan, untuk memastikan tidak ada selisih yang jauh
dengan ekspektasi penjualan.

3/15
 Reviu atas pembelian aset tidak lancar pada periode tersebut, dan perbandingannya
dengan anggaran, untuk memastikan kecukupan pengendalian perusahaan atas pembelian
aset.

(9.4) ISA 550. RELATED PARTIES (PIHAK BERELASI)

Ruang lingkup ISA 550 ini adalah mengatur mengenai tanggung jawab auditor terkait
hubungan dan transaksi pihak berelasi dalam audit laporan keuangan. Sifat dari transaksi dan
hubungan pihak berelasi dapat dalam beberapa situasi memberikan tingkat risiko salah saji
material yang lebih tinggi pada laporan keuangan. Contohnya adalah seperti transaksi pihak
berelasi yang tidak dilakukan pada syarat dan ketentuan di pasar normal, atau seperti pihak-
pihak berelasi yang beroperasi melalui hubungan dan struktur yang kompleks. Tanggung
jawab dan juga objektif dari auditor terkait ISA 550 ini adalah untuk melakukan prosedur
audit untuk mengidentifikasi, menilai, dan merespon risiko salah saji material yang muncul
dari kegagalan entitas untuk secara layak mengaplikasikan kerangka dasar pelaporan
keuangan terkait hubungan pihak berelasi tersebut. Meskipun kerangka pelaporan
keuangannya tidak mengatur mengenai ketentuan pihak berelasi, auditor perlu untuk
mendapatkan pengertian bahwa laporan keuangan tersebut mencapai presentasi yang wajar,
dan tidak misleading, serta berhubungan dengan evaluasi auditor terkait keadaan fraud. Efek
dari batasan bawaan yang dimiliki auditor berpotensi untuk menjadi lebih tinggi pada
transaksi pihak berelasi, karena manajemen mungkin tidak menyadari semua hubungan
berelasi yang ada, serta hubungan pihak berelasi memiliki potensi manipulasi yang lebih
besar. Oleh karena itu, mengaplikasikan professional skepticism sangatlah penting dalam
audit pihak berelasi ini.

Application and Other Explanatory Material

Kerangka Presentasi Wajar  dalam konteks ini, contohnya adalah seperti penjualan properti
ke pihak berelasi dengan harga yang tidak sama dengan nilai pasar, sehingga dimasukkan
sebagai transaksi yang melibatkan laba dan rugi, padahal mungkin saja merupakan deviden
terselubung.

Kerangka Kepatuhan  dalam konteks ini, meskipun tidak adanya pengungkapan dari
transaksi pihak berelasi sesuai dengan kerangka serta standar berlaku, namun laporan
keuangan dapat menjadi misleading apabila entitas tersebut menderivasikan porsi substansial

4/15
dari pendapatannya dari transaksi dengan pihak berelasi, dan fakta tersebut tidak
diungkapkan.

DEFINISI

(1) Arm’s length transaction adalah transaksi yang dilakukan dengan syarat dan ketentuan
seperti dilakukan oleh pihak yang independen. (2) Pihak berelasi adalah seperti yang diatur di
kerangka pelaporan keuangan yang terkait, atau kalau tidak diatur, merupakan: orang atau
entitas yang memiliki pengaruh signifikan atau kontrol terhadap entitas yang melaporkan,
atau sebaliknya, dan entitas lain yang di bawah kontrol umum melalui kepemilikan yang
mengendalikan secara umum, pemilik yang merupakan anggota keluarga dekat, atau kunci
manajemen.

Application and Other Explanatory Material

Pengendalian adalah kekuatan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasi dari entitas
untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitasnya, serta pengaruh signifikan adalah kekuatan
untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasi, namun bukan
pengendalian atas kebijakan tersebut. Pihak berelasi dapat berada di posisi yang dapat
melakukan pengaruh dominan terhadap entitas atau manajemen, dan auditor harus
mempertimbangkan hal tersebut. Entitas dengan tujuan spesial juga dapat merupakan pihak
berelasi.

PROSEDUR PENILAIAN RISIKO DAN AKTIVITAS TERKAIT

Selain prosedur audit yang ada di ISA 315 dan ISA 240, auditor juga perlu untuk melakukan
hal-hal berikut ini terkait audit pihak berelasi;

1. Memperoleh Pengertian mengenai Hubungan dan Transaksi Pihak-Pihak Berelasi 


auditor perlu menanyakan manajemen mengenai identitas pihak berelasi entitas, sifat dari
hubungan tersebut, dan apakah terdapat transaksi terjadi dengan pihak berelasi tersebut di
periode terkait. Auditor juga perlu menanyakan mengenai pengendalian manajemen
terkait pelaporan pihak berelasi, otorisasi transaksi pihak berelasi serta yang berada di
luar jalur umum bisnis.
2. Mempertahankan Kewaspadaan untuk Informasi Pihak Berelasi saat Mereviu Catatan
atau Dokumen  auditor sebaiknya memeriksa konfirmasi bank dan legal, memorandum
rapat dengan pemegang saham dan TCWG, dan dokumen yang dirasa perlu. Auditor juga
perlu menanyakan manajemen terkait sifat dari transaksi tersebut, serta apakah ada pihak
berelasi yang terlibat.

5/15
3. Membagikan Informasi Pihak Berelasi dengan Tim Perikatan  auditor perlu untuk
membagikan informasi relevan terkait pihak berelasi dengan tim perikatannya (contohnya
seperti identitas dan sifat dari hubungan serta transaksi pihak berelasi, serta transaksi atau
hubungan pihak berelasi yang kompleks sehingga membutuhkan pertimbangan audit yang
spesial, dimana manajemen atau TCWG terlibat secara finansial).

Application and Other Explanatory Material

Penilaian risiko juga harus mempertimbangkan entitas di sektor publik, dimana tanggung
jawab auditor sektor publik dapat ditambahkan untuk menilai risiko dari tidak patuhnya
entitas terhadap hukum atau otoritas lain, serta mempertimbangkan ketentuan pelaporan
keuangan di sektor publik untuk pihak berelasi.

Dalam diskusi tim perikatan, dapat termasuk di dalamnya masalah-masalah seperti sifat dan
luas dari hubungan serta transaksi pihak berelasi, penekanan dalam mempertahankan
professional skepticism, situasi serta dokumen yang dapat mengindikasikan keadaan dari
hubungan pihak berelasi yang belum diungkapkan, serta pentingnya manajemen dan TCWG
dalam mengatur pengendalian terkait pelaporan hal ini. Auditor juga dapat mendiskusikan
mengenai kemungkinan fraud, termasuk kemungkinan penggunaan entitas dengan tujuan
spesifik, serta transaksi antara entitas dengan business partner dari anggota kunci
manajemen.

Ketika terdapat kerangka pelaporan keuangan yang mengatur mengenai ketentuan pihak
berelasi, informasi mengenai pihak berelasi entitas biasanya mudah tersedia untuk
manajemen. Namun, apabila tidak diatur dalam kerangka tersebut, auditor dapat melakukan
inquiry yang melihat struktur governance dan kepemilikan entitas, tipe investasi yang sedang
dan direncakan untuk dilakukan oleh entitas, serta bagaimana entitas tersebut distruktur dan
bagaimana didanai. ISA 600 memerlukan tim perikatan grup untuk menyediakan setiap
auditor kompeten untuk menyediakan daftar dari pihak berelasi dalam entitas grup.

Audit juga dilakukan untuk memastikan bahwa manajemen serta TCWG telah mengetahui
dan memahami bahwa mereka memiliki tanggung jawab dalam persiapan laporan keuangan
sesuai dengan kerangka pelaporan berlaku, dan oleh karena itu memiliki tanggung jawab
untuk merancang, mengimplementasikan, dan mempertahankan pengendalian yang cukup
terkait transaksi dan hubungan pihak berelasi. Auditor perlu untuk memahami lingkungan
pengendalian entitas sesuai ISA 315 terkait pihak berelasi, termasuk di antaranya seperti kode
etik internal, pembagian tanggung jawab terkait transaksi pihak berelasi, reviu periodik oleh

6/15
auditor internal, adanya kebijakan dan prosedur whistle-blowing, diskusi berkala antara
manajemen dan TCWG terkait transaksi pihak berelasi signifikan diluar jalur normal bisnis
entitas, dan lain-lain. Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan pengendalian tersebut
kurang, yaitu seperti manajemen menganggap hal itu kurang penting, kurangnya oversight
yang layak dari TCWG, kurangnya ketentuan pengungkapan dari kerangka pelaporan yang
berlaku, dan lain-lain. Auditor perlu mempertimbangkan hal-hal berikut dalam menyusun
opini, sesuai ISA 705.

Untuk entitas kecil yang memiliki sistem pengendalian yang tidak formal, auditor dapat
memperoleh pemahaman atas hubungan dan transaksi pihak berelasi melalui inquiry terhadap
manajemen yang dikombinasi dengan prosedur lain.

Otorisasi melibatkan mendapatkan izin dari pihak otoritas dari entitas untuk memasuki
transaksi spesifik dengan kriteria yang telah ditentukan. Contohnya adalah seperti
pengendalian pengawasan untuk mengidentifikasi transaksi tersebut untuk otorisasi, serta
otorisasi hal tersebut dari manajemen, TCWG, atau pemegang saham.

Beberapa pengaturan yang dapat mengindikasikan hubungan pihak berelasi termasuk di


antaranya adalah partisipasi dalam unincorporated partnerships dengan pihak lain, hubungan
garansi atau jaminan, serta pengaturan yang berada di luar jalur normal bisnis (contohnya
seperti transaksi ekuitas kompleks, transaksi dengan entitas offshore dengan hukum
perusahaan yang lemah, dan lain-lain).

IDENTIFIKASI DAN PENILAIAN RISIKO SALAH SAJI MATERIAL TERKAIT


HUBUNGAN DAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI

Auditor perlu untuk mengidentifikasi risiko salah saji material terkait hubungan dan transaksi
pihak berelasi, dan menentukan apakah risiko tersebut merupakan risiko signifikan. Auditor
harus memperlakukan transaksi pihak berelasi signifikan diluar jalur umum bisnis sebagai
risiko signifikan. Auditor juga perlu memasukkan faktor risiko fraud yang diidentifikasi
kepada aktivitas identifikasi dan penilaian risiko salah saji material tersebut.

Application and Other Explanatory Material

Indikator dari pengaruh dominan dari pihak berelasi adalah: pihak berelasi memiliki veto
terhadap keputusan bisnis signifikan, persetujuan akhir untuk transaksi signifikan terdapat di
pihak berelasi tersebut, kecilnya debat mengenai proposal bisnis dari pihak berelasi, dan
transaksi melibatkan pihak berelasi jarang di reviu secara independen. Selain itu, beberapa
indikator risiko salah saji material signifikan yang disebabkan oleh fraud contohnya: turnover

7/15
yang tidak biasanya tinggi dari manajemen senior atau advisor profesional, penggunaan
intermediary bisnis untuk transaksi signifikan, serta partisipasi berlebihan dari pihak berelasi
terkait pemilihan kebijakan akuntansi.

RESPON TERHADAP RISIKO SALAH SAJI MATERIAL TERKAIT HUBUNGAN


DAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI

Auditor perlu melakukan prosedur audit terkait ketentuan di ISA 330, dan juga
menambahkan beberapa prosedur audit terkait hubungan pihak berelasi;

1. Identifikasi Transaksi Pihak Berelasi Signifikan yang Belum Diidentifikasi atau Tidak
Diungkapkan  auditor perlu mengindentifikasi transaksi pihak berelasi yang mungkin
belum ditemukan oleh manajemen. Apabila ditemukan, maka auditor perlu untuk
mengkomunikasikan informasi ini kepada tim perikatan, dan apabila terdapat ketentuan
dari kerangka pelaporan keuangan, juga perlu untuk meminta manajemen
mengidentifikasi transaksi tersebut dan menanyakan alasan mengapa kemarin belum
diidentifikasi, kemudian auditor perlu melakukan prosedur audit substantif terkait, lalu
mempertimbangkan ulang risiko dari transaksi yang baru diidentifikasi tersebut, serta
mengevaluasi apakah kelalaian manajemen untuk mengidentifikasi tersebut adalah
disengaja atau tidak.
2. Transaksi Pihak Berelasi diluar Jalur Umum Bisnis Entitas yang Telah Diidentifikasi 
auditor perlu memeriksa kontrak atau persetujuan yang membawahi tersebut, dan
mengevaluasi apakah transaksi tersebut dibuat untuk fraud, ketentuan dari transaksi
tersebut konsisten dengan penjelasan manajemen, serta apakah transaksinya telah
dilaporkan dengan layak, kemudian memperoleh bukti audit yang relevan.
3. Asersi bahwa Transaksi Pihak Berelasi Dilakukan dengan Ketentuan yang Ekuivalen
dengan Arm’s Length Transaction  auditor perlu memperoleh bukti audit yang layak
mengenai asersi tersebut.

Application and Other Explanatory Material

Beberapa prosedur audit substantif yang dapat dilakukan auditor contohnya adalah:
mengkonfirmasi aspek spesifik dari transaksi dengan intermediary seperti bank, kantor
hukum, dan sebagainya, kemudian mengkonfirmasi tujuan dan jumlah spesifik dari transaksi
pihak berelasi, kemudian membaca laporan keuangan atau informasi keuangan relevan
lainnya. Apabila auditor menemukan indikasi fraud, maka auditor dapat melakukan: inquiry
dan diskusi dengan manajemen dan TCWG serta pihak berelasi, memeriksa kontrak

8/15
signifikan dengan pihak berelasi, penelitian latar belakang yang layak, serta reviu dari
aktivitas whistle-blowing. Apabila dirasa layak, auditor dapat memperoleh bukti audit tanpa
melakukan uji pengendalian terkait hubungan dan transaksi pihak berelasi. Akan tetapi ada
situasi dimana uji substantif saja tidak mencukupi (contoh: ketika transaksi di dalam grup
berjumlah banyak dan prosesnya dilakukan dengan sistem terintegrasi elektronik), dan di saat
seperti itu, auditor perlu untuk menguji pengendalian entitas.

Prosedur substantif untuk pihak berelasi serta transaksi signifikannya yang baru diidentifikasi
contohnya seperti: melakukan inquiry terkait sifat dari hubungan entitas dengan pihak
berelasi yang baru diidentifikasi termasuk pihak-pihak diluar entitas seperti konsultan
maupun agen prinsipal, melakukan analisis dengan catatan akuntansi terkait transaksi yang
baru diidentifikasi tersebut, serta memverifikasi syarat dan ketentuan dari transaksi baru
tersebut dan memeriksa apakah telah memenuhi ketentuan di kerangka pelaporan keuangan
berlaku.

Dalam memeriksa rasionalisasi dari transaksi pihak berelasi diluar jalur normal bisnis, auditor
dapat mempertimbangkan hal-hal berikut: apakah transaksi tersebut sangat kompleks,
memiliki ketentuan yang tidak biasa, memiliki alasan bisnis yang kurang, melibatkan pihak
berelasi yang sebelumnya belum diidentifikasi, serta diproses dengan tidak biasa, kemudian
juga apakah manajemen telah mendiskusikan transaksi tersebut, serta apakah manajemen
telah menekankan perlakuan akuntansi yang khusus. Auditor juga dapat mencoba memahami
rasionalisasi bisnis dari perspektif pihak berelasi tersebut.

Otorisasi dan perizinan dapat menyediakan bukti audit dalam audit pihak berelasi ini,
meskipun hal ini sendiri tidak dapat cukup untuk menyimpulkan bahwa apakah risiko salah
saji material yang disebabkan oleh fraud tidak ada karena otorisasi dan perizinan dapat tidak
efektif bila terjadi kolusi. Kemudian, auditor harus mempertimbangkan entitas yang lebih
kecil yang tidak memiliki pengendalian formal, sehingga perlu memeriksa dokumen relevan,
atau mengobservasi keterlibatan pemilik-manajer dengan transaksi tersebut.

Terdapat risiko bahwa meskipun asersi manajemen mengatakan bahwa sebuah transaksi
merupakan arm’s length transaction, namun meskipun harganya sama dengan harga pasar,
terdapat risiko syarat dan ketentuannya tidak ekuivalen dengan arm’s length transaction.
Oleh karena itu, beberapa dukungan yang diberikan manajemen kepada asersi tersebut
termasuk: membandingkan ketentuan dari transaksi pihak berelasi dengan transaksi identikal
yang dilakukan dengan pihak independen, menggunakan ahli eksternal untuk menentukan

9/15
nilai pasar, membandingkan ketentuan dengan ketentuan di pasar terbuka. Kemudian, dalam
mengevaluasi, auditor perlu mempertimbangkan kelayakan dari proses manajemen dalam
mendukung asersi tersebut, memverifikasi sumber dari data internal maupun eksternal yang
mendukung asersi, serta mengevaluasi kewajaran dari asumsi signifikan yang digunakan.
Dalam hal tidak diatur dalam kerangka pelaporan keuangan, manajemen mungkin
menyatakannya secara implisit.

EVALUASI DARI AKUNTANSI SERTA PENGUNGKAPAN DARI HUBUNGAN


SERTA TRANSAKSI PIHAK BERELASI YANG TELAH DIIDENTIFIKASI

Saat membentuk opini atas laporan keuangan terkait ISA 700, auditor perlu mengevaluasi
apakah hubungan dan transaksi tersebut telah dilaporkan sesuai dengan kerangka yang
berlaku, serta apakah efek dari hubungan dan transaksi pihak berelasi telah mencegah laporan
keuangan mencapai presentasi yang wajar, serta menyebabkan laporan keuangan menjadi
misleading.

Application and Other Explanatory Material

ISA 450 mengatur bahwa auditor mempertimbangkan besar dan sifat dari salah saji, dan
situasi khusus dalam keterjadiannya, ketika mengevaluasi apakah salah saji tersebut material.
Pengungkapan terkait transaksi pihak berelasi dapat tidak dapat dimengerti apabila:
rasionalisasi bisnis dan efek dari transaksi tersebut di laporan keuangan tidak jelas atau salah
saji, dan juga syarat, kondisi, dan elemen lain yang penting dalam transaksi tidak
diungkapkan dengan layak.

REPRESENTASI TERTULIS, KOMUNIKASI DENGAN TCWG DAN AUDIT


DOKUMENTASI

Auditor perlu mendapatkan representasi tertulis dari manajemen atau TCWG bahwa mereka
telah mengungkapkan kepada auditor identitas dari entitas pihak berelasi dan semua
hubungan serta transaksi pihak berelasi, serta mereka telah dengan layak memenuhi
ketentuan kerangka pelaporan keuangan terkait pihak berelasi. Kecuali semua TCWG terlibat
dalam mengatur entitas, auditor sebaiknya berkomunikasi dengan TCWG mengenai masalah
signifikan yang muncul berkaitan dengan pihak berelasi. Auditor juga perlu memasukkan di
dokumentasi audit mengenai nama-nama dan pihak berelasi diidentifikasi serta sifat dari
hubungannya.

Application and Other Explanatory Material

10/15
Situasi yang layak untuk memperoleh representasi tertulis dari TCWG termasuk: ketika
mereka telah mengizinkan transaksi pihak berelasi spesifik yang melibatkan manajemen atau
berdampak pada laporan keuangan secara material, ketika mereka membuat representasi oral
kepada auditor mengenai transaksi pihak berelasi secara merinci, serta ketika mereka
memiliki ketertarikan finansial atau yang lainnya dalam transaksi pihak berelasi tersebut.
Auditor mungkin juga dapat memutuskan untuk memperoleh representasi tertulis terkait
asersi spesifik yang dibuat oleh manajemen.

Komunikasi masalah signifikan dapat membantu auditor untuk membangun pemahaman


umum dengan TCWG terkait sifat dan resolusi dari masalah ini. Contoh dari masalah pihak
berelasi signifikan termasuk: tidak adanya pengungkapan dari manajemen, identifikasi dari
transaksi pihak berelasi signifikan yang belum diotorisasi dan diizinkan secara layak,
ketidaksetujuan manajemen terkait akuntansi maupun pengungkapan dari transaksi pihak
berelasi signifikan, ketidakpatuhan dengan hukum atau regulasi yang berlaku, serta kesulitan
dalam mengidentifikasi pihak-pihak yang mengendalikan entitas.

(9.5) ANALYTICAL PROCEDURES

ISA 520 paragraf 4 mendefinisikan prosedur analitis sebagai evaluasi dari informasi
keuangan melalui analisis dari hubungan yang memungkinkan antara data keuangan dan non-
keuangan. Prosedur analitis juga mencakup penyelidikan yang diperlukan dari fluktuasi yang
teridentifikasi atau hubungan yang tidak konsisten dengan informasi relevan lainnya atau
yang berbeda dari nilai yang diharapkan dengan jumlah yang signifikan.

Ada beberapa observasi umum yang dilakukan terhadap prosedur analitis:


1. Sebelum auditor memberikan opini terhadap laporan keuangan, mereka menggunakan
prosedur analitis pada tahap perencanaan untuk menunjuk area-area dimana risiko audit
mungkin tinggi. (ISA 315, paragraf A14-A16)
2. Prosedur analitis juga digunakan sebagai prosedur substantif saat menanggapi risiko salah
saji material di tingkat asersi.
3. Prosedur analitis digunakan sebelum akhir dari audit. Pada tahap ke-19, prosedur analitis
dilakukan dalam konteks kesimpulan yang digambarkan dari bukti audit yang rinci. (ISA
520, paragraf 6)
4. Auditor harus yakin terhadap keandalan dari angka yang digunakan dalam mealakukan
prosedur analitis. (ISA 520 paragraf A12)

11/15
5. Jika para auditor hanya menggunakan prosedur analitis sebagai uji substantif daripada uji
kerincian (tests of detail), mereka harus memastikan bahwa risiko pengendalian rendah.

DO THE FIGURES MAKE SENSE? A QUESTION TO DIRECT AUDIT EFFORT


(APAKAH ANGKA-ANGKA MASUK AKAL? SEBUAH PERTANYAAN UNTUK
MENGARAHKAN UPAYA AUDIT)

Auditor mencari informasi latar belakang untuk melihat konteks kerja audit. Dalam audit,
auditor mendapatkan pengetahuan merinci yang lebih lanjut yang digunakan untuk melihat
apakah angka-angka dalam laporan keuangan masuk akal. Selain itu, auditor juga
menggunakan prosedur analitis untuk memabntu analisis angka-angka tersebut. Reviu analitis
yang memiliki keterampilan tinggi akan memotong waktu test of detail.

AUDIT APPROACH TO ANALYTICAL REVIEW OF DATA (PENDEKATAN


AUDIT TERHADAP REVIU ANALITIS AKAN DATA)

Auditor menggunakan analisis rasio dan alat interpretatif lainnya dalam menjalankan
prosedur analitis. Auditor, sekalipun auditor eksternal sebenarnya adalah orang dalam karena
mereka dapat mendapatkan informasi yang tidak bisa didapatkan oleh orang eksternal. Dalam
melihat angka dalam laporan keuangan, auditor akan mencari penyebab dari kejanggalan:
- Error (Kesalahan)
- Changes in Accounting Practice (Perubahan dalam Praktik Akuntansi)
- Changes in Management Policy (Perubahan dalam Kebijakan Manajemen)
- Changes in Commercial Factors Affecting the Client Only (Perubahan dalam Faktor
Komersial yang Hanya Memengaruhi Klien)
- Fraud (Penipuan)

Keenam hal diatas merupakan suatu panduan yang berguna mengenai faktor-faktor yang
perlu dipertimbangkan seorang auditor dalam menyelidiki angka-angka yang inkonsisten.

APPROACH TO ANALYTICAL REVIEW, PARTICULARLY IN THE


EXAMINATION ROOM (PENDEKATAN TERHADAP REVIU ANALITIS,
KHUSUSNYA DALAM RUANG UJIAN)

Sebelum berkomentar mengenai informasi dalam laporan keuangan, ada beberapa pendekatan
baik yang dapat digunakan:
- Melihat angka-angka secara keseluruhan sebelum menghitung rasio.
- Menghitung rasio yang dipilih untuk melihat apakah pandangan awal mengenai angka-
angka dalam laporan keuangan sah.

12/15
- Mengingat bahwa banyak rasio yang berinterrelasi.
- Mengingat bahwa analisis terhadap laporan keuangan dirancang untuk mengarahkan
upaya audit dan untuk membuktikan bahwa laporan keuangan menunukkan pandangan
yang benar dan adil terhadap apa yang ingin ditunjukkan.

Rasio merupakan suatu alat menganalisis yang berguna, tapi rasio tidak ada artinya bila tidak
dibandingkan dengan rasio lainnya, seperti rasio dari tahun sebelumnya, rasio yang
diharapkan dalam proyeksi anggaran, dan juga rasio dari perusahaan lain dalam industri yang
sama. Auditor juga harus memperhatikan indikator atau pengukuran keberhasilan dalam
industri tertentu.

OTHER ANALYTICAL TOOLS (ALAT ANALISIS LAINNYA)

Selain menggunakan analisis rasio, ada beberapa alat analisis lainnya yang mungkin dapat
digunakan oleh auditor:
- Grafik, dapat berguna dalam mendiskusikan hasil audit dengan klien
- Analisis regresi dan regresi berganda (multiple regression analysis). Menggunakan data
masa lampau dan data proyeksi untuk meberikan bukti dari ekspektasi
- Penggunaan nilai-Z, suatu bentuk canggih dan kontroversial dari rasio analisis.

SUBSTANTIVE ANALYTICAL PROCEDURES (PROSEDUR ANALITIS


SUBSTANTIF)

Dalam melakukan prosedur analisis, jika ditemukan bahwa kemungkinan ditemukannya suatu
salah saji dalam laporan keuangan itu rendah, maka test of details dapat dikurangi, begitu
juga sebaliknya.

Dalam contoh di buku, sebuah reviu dari laporan keuangan menggunakan pendekatan risk-
based menunjukkan area-area mana yang dapat diperhatikan. Dalam menyimpulkan ucapan
mengenai prosedur analitis, pekerjaan audit menggunakan kemampuan (skill) dan imajinasi
(imagination). Prosedur analitis membentuk suatu alat yang vital di tangan auditor. Reviu
analitis seharusnya ikut mempertimbangkan ukuran kinerja yang sesuai dengan industri atau
sektor komersiil.

ISA 520 – PROSEDUR ANALITIS

ISA ini berkaitan dengan penggunaan prosedur analitis oleh auditor sebagai prosedur
substantif. ISA ini juga berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk melakukan prosedur

13/15
analitis mendekati akhir dari audit yang memabntu auditor membentu kesimpulan secara
keseluruhan dalam laporan keuangan.

Effective Date (Tanggal Efektif)  ISA ini mulai efektif sejak 15 Desember 2009

Objectives (Tujuan)  tujuan dari auditor adalah:


a. Mendapatkan bukti audit yang relevan dan handal dalam melakukan prosedur analitis
substantif; dan
b. Merancang dan melakukan prosedur analitis di akhir audit yang membantu auditor dalam
membentuk kesimpulan.

Definition (Definisi)  evaluasi dari informasi keuangan melalui analusus dari hubungan
yang memungkinkan antara fata keuangan dan non-keuangan. Prosedur analitis juga
mencakup penyelidikan yang diperlukan dari fluktuasi yang teridentifikasi atau hubungan
yang tidak konsisten dengan informasi relevan lainnya atau yang berbeda dari nilai yang
diharapkan dengan jumlah yang signifikan.

Requirements (Prasyarat)

- Substantive Analytical Procedures (Prosedur Analitis Substantif)  audit dalam


merancang dan melakukan Prosedur Analitis Substantif, auditor harus:
a. Menentukan kecocokan dari prosedur tertentu untuk asersi tertentu, sambil
menimbang risiko salah saji material dan uji kerincian untuk asersi tersebut;
b. Mengevaluasi keandalan data dari mana ekspektasi auditor dari jumlah yang dicatat
atau rasio dikembangkan dengan mempertimbangkan sumber, komparabilitas, sifat,
dan relevansi informasi yang tersedia;
c. Mengembangkan ekspektasi dari jumlah tercatat ata urasio yang mengevaluasi apakah
ekspektasi cukup tepat untuk mengidentifikasi sebuah kesalahan saji;
d. Menentukan jumlah perbedaan dari jumlah tercatat dari nilai ekspektasi yang dapat
diterima tanpa penyelidikan lanjut.
- Analytical Procedures that Assist When Forming an Overall Conclusion (Prosedur
Analitis yang Membantu dalam Membentuk Kesimpulan)  auditor harus merancang dan
melakukan prosedur analitis mendekati akhir dari audit yang membantu auditor adlam
membentuk kesimpulan
- Investigating Results of Analytical Procedures (Hasil Penyelidikan dari Prosedur
Analitis)  jika prosedur analitis yang dilakukan sesuai dengan ISA mengidentifikasi
adanya fluktuasi atau hubungan yang tidak konsisten dengan informasi relevan lainnya

14/15
atau yang berbeda dengan jumlah ekspektasi dengan jumlah yang signifikan, auditor
harus menyelidiki perbedaan tersebut dengan inquiry dan prosedur audit lainnya.

Considerations Specific to Public Sector Entities (Pertimbangan Spesifik terhadap


Entitas Sektor Publik)  Hal-hal yang dipertimbangkan dalam audit entitas bisnis tidak
selalu relevan dalam pengauditan pemerintahan dan entitas sector publik lainnya. Selain itu,
karena biaya perolehan aset tidak dapat dikapitalisasi, tidak ada hubungan antara
pengeluaran. Data industry atau statistic untuk tujuan perbandingan pun mungkin tidak
tersedia di sektor publik, namun ada hubungan lain yang mungkin relevan.

The Reliability of the Data (Keandalan Data)  Keandalan data dipengaruhi dari sumber
dan sifat dari data dan tergantung dari keadaan dimana data itu didapatkan. Selain itu juga
penting juga komparabilitas dengan informasi dan juga pengendalian atas kelengkapan,
ketepatan, dan validitas data.

Evaluation Whether the Expectation is Sufficiently Precise (Evaluasi Apakah


Ekspektasi Cukup Tepat)

Hal-hal yang relevan dengan evaluasi auditor adalah apakah ekspektasi dapat dikembangkan
cukup tepat untuk mengidentifikasi salah saji yang, bila digabungkan dengan salah saji
lainnya dapat menyebabkan salah saji material pada tingkat laporan keuangan secara
keseluruhan, meliputi:
- Ketepatan dimana hasil yang diharapkan dari prosedur analitis substantif dapat diprediksi.
- Sejauh mana informasi dapat dipilah.
- Ketersediaan informasi.

15/15

Anda mungkin juga menyukai