Anda di halaman 1dari 2

KERUPUK UDANG “SUKA KARYA”

Siapa sih yang nggak kenal kerupuk udang? Nah, kerupuk udang adalah makanan ringan
yang menjadi favorit semua kalangan masyarakat, dengan cita rasa gurih dan aroma yang
khas serta tekstur yang renyah membuat kerupuk udang ini menjadi incaran banyak orang.
Apalagi orang Indonesia yang memang menyukai kerupuk hampir dalam berbagai
kesempatan suguhan kerupuk tidak akan terlewatkan. Kerupuk udang dibuat dari tepung
dengan tambahan udang rempah dan pelezat lainnya. Kerupuk udang ini bukan hanya sebagai
kerupuk yang biasanya dijadikan cemilan melainkan bisa dijadikan pendamping lauk ketika
makan. Kerupuk udang saat ini banyak dijual dipasaran baik yang masih mentah maupun
yang sudah siap santap. Nah disini kami akan memperkenalkan UMKM yang memproduksi
kerupuk udang.
Kerupuk udang “SUKA KARYA” ini dikelola oleh Umik Hj Hanifah di desa Kwanyar Barat
Kab Bangkalan dengan karyawan sebanyak 20 orang yang terdiri dari 2 laki-laki dan 18
perempuan. Usaha kerupuk ini turun temurun dari keluarganya Umik Hanifah. Karena usaha
kerupuk ini sangat menjanjikan untuk berbisnis maka Umik Hanifah tetap meneruskan usaha
keluarganya ini. Kerupuk “Suka Karya” ini sudah menjadi langganan toko-toko dan
pedagang yang ada di pasar-pasar, kerupuk ini disetorkan ke pasar pasar yang ada di Madura
dan Surabaya tapi tidak jarang juga kerupuk ini mendapat pesanan untuk dikirim ke
Malaysia. Sebenarnya usaha “Suka Karya” ini tidak hanya mengelola kerupuk udang saja
melainkan kerupuk ikan dan kerupuk sidoarjo atau biasanya disebut dengan kerupuk setan
karena kerupuk ini digunakan untuk campuran sesaji. Usaha “Suka Karya” ini mengelola
kerupuk dari bahan mentah sampai menjadi kerupuk kering yang siap di goreng, bahan dan
bumbu yang digunakan biasanya membeli dari toko langganannya sedangkan bahan bakunya
dapat setoran dari nelayan, namun bahan bakun yang diperoleh ini sudah berupa udang yang
telah terpisah dari kepala dan kulitnya jadi mereka mendapatkan udang yg bersih dan siap
untuk diolah.
Sistem kerja diunit usaha ini adalah kejar target, yaitu dimana setiap karyawan mendapatkan
gaji yang berbeda beda, mereka mendapatkan gaji sesuai dengan seberapa banyak hasil
produksi mereka. Pembagian kerja disana dibagi menjadi pembuat adonan sampai
pengukusan ada satu orang target tiap hari berbeda terkadang dua kwintal sedangkan satu
kwintalnya dibayar dengan gaji Rp 110.000, kemudian yang bagian mengiris kerupuk yang
selesai dikukus ini per gulung dihargai dengan Rp 3000, sedangkan laki-laki yang
mengangkat junjung kerupuk untuk dijemur dan dipindakan tempat atau lainnya dibayar
dengan Rp 150.000 bapak ini telah bekerja di “Suka Karya” selama 20 tahun. Besarnya biaya
produksi perharinya adalah Rp 10.000.000 sedamgkan keuntungan bersih untuk satu harinya
adalah Rp 1000.000, dalam satu hari unit usaha ini dapat memproduksi kerupuk sebanyak
250kg atau tergantung pemesanan. Kendala produksi kerupuk udang ini adalah ketika musim
hujan kerupuk yang diproduksi akan rusak karena proses pengeringannya terhambat, jika
kerupuk rusak maka harganya akan turun 50% dari harga normal, kemudian juga ketika
sedang tidak musim udang maka bakan baku udang akan sulit didapatkan jika udang sedang
sulit maka produksi kerupuk udang diganti dengan produksi kerupuk ikan dan kerupuk
Sidoarjo namun harga untuk kerupuk ikan dengan kerupuk udang ini sangat berbeda, yaitu
untuk kerupuk udang perkilonya dihargai dengan Rp 30.000 dan kerupuk ikan dihargai
dengan Rp 25.000 perkilo sedangkan kerupuk sidoarjo atau kerupuk setan ini Rp 15.000
perkilonya. Produksi kerupuk akan selalu berjalan setiap hari, tidak ada hari libur disana
karena pesanan tiap hari akan selalu ada, sampai hari lebaran pun masih produksi, namun di
hari Raya ini para karyawan akan libur sedangkan produksin kerupuk akan dikerjakan sendiri
oleh keluarga Umik Hanifah. Kegagalan dalam produksi kerupuk ataupun kerugian dari
produksi ini ditanggung oleh Umik Hanifah, karyawan tidak mendapatkan pengaruh apapun
dari kerugian tersebut.

Anda mungkin juga menyukai