Anda di halaman 1dari 1

Berikut adalah tanggapan pribadi saya dalam sudut pandang Agama Islam:

1. Allah. mempunyai sifat Al-‘Afuw artinya Yang Maha Pemaaf. Dalam Agama Islam
sendiri ajaran tentang mengampuni dan memberi maaf diterapkan dalam sehari-hari.
Memaafkan merupakan sikap terpuji yang akan memberikan pahala bagi siapa yang
melakukannya. Allah melarang hambanya untuk membalas keburukan dengan
keburukan, karena itu tidak menyelesaikan masalah dan hanya memperpanjang masalah
yang ada, seperti firman Allah dalam Al-Quran yang memiliki arti “Dan balasan suatu
kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik
maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang
yang zalim.” (QS. Asy-Syura: 40).

2. Menurut saya mengampuni dan memberi maaf seharusnya tidak dilakukan dengan
pamrih. Karena ketika kita mengampuni dan memberi maaf itu artinya seluruh
kesalahannya sudah kita ampuni dan maafkan. Dengan begitu kita akan mendapat pahala
dari perbuatan kita sendiri. Jika, kita melakukannya dengan pamrih itu sama saja kita
mengharapkan sesuatu yang lebih darinya dan itu mengarah ke perbuatan tidak ikhlas
yang berakibat perbuatan kita tidak dinilai sebagai pahala.

3. Kita hidup saling berdampingan di dunia ini sudah sepatutnya kita menghargai
keberadaan agama lain yang ada. Dalam Agama Islam memaafkan tidak hanya dilakukan
terhadap sesama Agama Islam, melainkan terhadap semua agama. Allah menuntut untuk
berlaku adil terhadap semua makhluknya seperti firman Allah dalam Al-Quran yang
memiliki arti “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak
adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Maidah:
8).

Anda mungkin juga menyukai