Anda di halaman 1dari 10

“ LATAR BELAKANG PENGORGANISASIAN MASYARAKAT “

Oleh:
GUSRIA ANIZA
100404041

PROGRAM STUDI ILME KESEHATAN MASYARAKAT


STIKES AL INSYIRAH PEKANBARU
TAHUN AJARAN 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Masyarakat  telah mempunyai organisasi sejak lama atau sejak kelembagaan
masyarakat mulai terbentuk. Masyarakat membentuk organisasi kemasyarakatan karena
hubungan sosial yang mengatur segala kehidupan secara komunal. Relasi sosial yang menjadi
dasar pembentukan masyarakat  biasanya dicerminkan ke dalam bentuk ikatan kerabatan
atau  mengenai tata aturan kehidupan bermasyarakat dalam sebuah kawasan. Tata aturan
yang mengatur kehidupan masyarakat jarang sekali tertulis, mengingat tata aturan yang
berlaku biasanya diturunkan dari generasi ke generasi melalui tuturkata.
            Proses membangun komunitas mobilizable disebut “Pengorganisasian masyarakat”.
ini melibatkan “kerajinan” dan membangun sebuah jaringan abadi orang, yang
mengidentifikasi dengan cita-cita bersama, dan siapa yang bias terlibat dalam aksi sosial  atas
dasar cita-cita. Dalam prakteknya, jauh lebih dari micromobilization atau strategi franning
(snow et al, 1986)
            Pengorganisasian masyarakat adalah proses kekuatan bangunan yang meliputi orang
dengan masalah dalam mendefinisikan komunitas mereka, mengidentifikaikan masalah yang
mereka ingin alamat, solusi mereka ingin mangejar, dan metodeyang mereka akan gunakan
untuk menacapai solusi mereka konfrontasi, dan dengan bujukan atau bernogosiasi dengan
mereka untuk mencapai tujuan masyarakat. (Charles tilly, 1984)
            Pengorganisasian masyarakat adalah pekerjaan yang terjadi pada pengaturan local
untuk memberdayakan individu, membangun hubungan, dan membuat tindakan untuk
perubahan social.
Sekarang ini menata diri dan memberdayakan masyarakat nampaknya masih menjadi pilihan
yang patut kita pertimbangkan untuk terus kita lakukan. Yang diharapkan dapat mendorong
kesadaran dan pemahaman kritis masyarakat tentang  berbagai aspek yang senantiasa
berkembang dalam kehidupan masyarakat. Mendorong digunakannya kearifan-kearifan
budaya sebagai alat dalam mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat dan negara yang lebih
demokratis maupun dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi di masyarakat.
Organisasi masyarakat merupakan kekuatan yang memperjuangkan kepentingan masyarakat
secara keseluruhan. Dalam melakukan perjuangan kepentingan masyarakat, organisasi
masyarakat tidak akan henti – hentinya sampai kapanpun. Sebab, musuh – musuh
masyarakat  juga tidak akan henti – hentinya dalam melakukan penindasan terhadap
masyarakat.
Bentuk organisasi masyarakat biasanya sudah terdapat dalam tata aturan hukum adat yang
berlaku. Bisa berbentuk paguyuban, adat-adat, atau kesukuan. Bentuk organisasi masyarakat
bisa sangat fleksibel dalam mengikuti tata aturan hukum adat yang berlaku dalam setiap
daerah masing – masing dan tidak ada kriteria khusus yang mengaturnya. Kepemimpinan
yang berlaku juga demikian, sangat beragam. Hampir semua masyarakat mempunyai ciri
yang khas dalam melakukan kepemimpinannya. Pada prinsipnya, setiap organisasi mayarakat
mempuyai bentuk yang berbeda, kepemimpinan yang berbeda, tetapi semuanya tetap dalam
satu tujuan membangun kepentingan bersama masyarakat.
Landasan filosofis dari kebutuhan untuk melakukan pengorganisasian masyarakat  adalah
pemberdayaan. Karena pada dasarnya  masyarakat sendiri yang seharusnya berdaya dan
menjadi penentu dalam melakukan perubahan sosial.
  Perubahan sosial yang dimaksud adalah perubahan yang mendasar dari kondisi ekonomi,
sosial, politik dan kebudayaan. Dalam konteks masyarakat, perubahan sosial juga
menyangkut multidemensional. Dalam demensi ekonomi seringkali
‘dimimpikan’  terbentuknya kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh warga
masyarakat.
B. Tujuan Penulisan
a.        Tujuan umum,
       Agar dapat membentuk suatu system pengorganisasian masyarakat dan dapat memberi
gambaran tentang pengorganisasian masyarakat
b.       Tujuan khusus
            Agar dapat memahami konsep pengorganisasian masyarakat
            Agar dapat memahami prinsip-prinsip pengorganisasian masyarakat
            Agar dapat memahami pengertian dan ciri-ciri pengorganisasian masyarakat
            Dapat memahami pengorganisasian masyarakat sebagai proses penyadaran kritis.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi
Pengorganisasian masyarakat adalah konsep yag sudah dikenal dan dipakai  oleh para
pekerja social di amerika pada akhir tahun 1800, sebagai upaya koordinatif  memberikan
pelayanan kepada imigrasi, kelompok miskin yang baru dating. (Garvin dan cox)
Menurut “Ross Murray” pengorganisasian masyarakat adalah suata proses dimana
masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhandan menentukan prioritas dari
keutuhan-kebutuhan tersebut, dan mengembengkan keyakinan untuk berusaha memenuhi
kebutuhan-kebutuhan sesuai denganskala prioritas berdasarkanatas sumber-sumber yang ada
dalam masyarakat sendiri maupun yang besar dari luar dengan usaha gotong royong.
Organisasi adalah perseutuan antara dua orang atau lebih yang bersepakat untuk secara
bersama-sama mencapai tujuan yang di miliki. (Azrul Azwar, 1996).
Pengorganisasian adalah pengelompokan beerbagai kegiatan yang diperlukan untuk
melaksanakan suatu rencana sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah di tetapkan  dapat
dicapai degan memuaskan.
B.     Aspek-aspek Pengorganisasian Masyarakat
Pada  pengertian tersebut terdapat 3 aspek penting yang terkandung didalamnya,
yaitu:
1.      Proses
a.         Merupakan proses yang terjadisecara sadar, tetapi mungkin juga tidad disadari
b.        Jika proses disadari, berarti masyarakat menyadari akan adanya kebutuhan
c.         Dalam posesnya ditemukan unsur-unsur kesukarelaan, kesukarelaan timbul karena adanya
keinginan untuk memenuhi kebutuhan sehingga mengambil inisiatif atau prakarsa untuk
mengatasinya.
d.        Kesukarelaan yang terjadi karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebuthan kelompok
atau masyarakat
e.         Kesadaran terhadap kebutuhan dan masalah yangdihadapibisanya ditemukanpada segelintir
orang saja yang kemudian melakukan upaya menyadarkan masyarakat untuk mengatasinya
f.         Selajutnya menginstruksikan kepada masyarakat untuk bersama mengatasinya
2.   Masyarakat
Masayarakat biasanya di artikan sebagai :
a.       Kelompok besar yang mempunyai batas-batas geografis : desa, kecamatan, kabupaten, dsb.
b.      suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dari kelompok yang leih
besar
c.       Kelompok kecil yang menyadari suatu masalah harus dapat menyadarkan kelompok yang
lebih besar
d.      Kelopok yang secara bersama-samamencoba mengatasi masalah danmemenuhi
kebutuhannya
3.   Berfungsinya masyarakat
Untuk dapat memfungsikan masyarakat, maka harus dilakukan langkah-lakah sebagai
beriut :
a.         Menarik orang-orang yang mempunyai insiatif dan dapat bekerja, untuk membentuk
kepanitiaan yang akan menangani maslah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat
b.        Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh keseluruhan masyarakat
c.         Melakukan upaya peyebaran rencana (kampanye) untuk mensukseskan rencana tersebut.
Persyaratan  Petugas 
Untuk menentukan seseorang sebagai “Community Worker”, harus memiliki syarat-
syarat sebagai berikut :
1.         Mampu menggunakan berbagai pendekatan kepada masyarakat sehingga dapat
menarik  kepercayaan masyarakat,
2.         Mampu mengajak masyarakat untuk bekerjasama serta membangun rasa saling percaya
antara petugas dan masyarakat,
3.         Mengetahui dengan baik sumber daya dan sumber alam yang ada di masyarakat, yang
dapat   digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan memecahkan masalah,
4.         Mampu berkomunikasi secara baik dengan masyarakat, menggunakan metode dan
teknik  komunikasi yang disesuaikan dengan keadaan masyarakat sehingga informasi dapat
dimengerti dan dilaksanakan oleh masyarakat,
5.         Mempunyai kemampuan profesional dalam berhubungan dengan masyarakat, baik formal
leader maupun informal leader,
6.         Mempenyai pengetahuan tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat dan keadaan
lingkungannya,
7.         Mempunyai pengetahuan dan keterampilan tentang kesehatan yang dapat diajarkan kepada
masyarakat,
8.         Mengetahui dinas – dinas terkait dan tenaga ahli yang ada di wilayah tersebut untuk
dimintakan bantuan keikutsertaannya dalam memecahkan masalah masyarakat dan
memenuhi kebutuhan mereka.
D. Pendekatan dalam Pengorganisasian Masyarakat
Pada prinsipnya Pengorganisasian Masyarakat mempunyai orientasi kepada kegiatan
tertentu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu menurut “Ross Murray”
dalam Pengorganisasian Masyarakat, terdapat 3 Pendekatan yang digunakan, yaitu :
1. Spesific Content Objective Approach
Pendekatan baik perseorangan, Lembaga swadaya atau Badan tertentu yang
merasakan adanya masalah kesehatan dan kebutuhan dari masyarakat akan pelayanan
kesehatan, mengajukan suatu proposal / program kepada instansi yang berwenang untuk
mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Contoh : Program
penanggulangan sampah.
2. General Content Objective Approach
Pendekatan yang mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang kesehatan dalam
suatu wadah tertentu. Misalnya : Program Posyandu, yang melaksanakan 5 – 7 upaya
kesehatan yang dijalankan sekaligus.
3. Process Objective Approach
Pendekatan yang lebih menekankan kepada proses yang dilaksanakan oleh
masyarakat sebagai pengambil prakarsa, mulai dari mengidentifikasi masalah, analisa,
menyusun perencanaan penaggulangan masalah, pelaksanaan kegiatan, sampai dengan
penilaian dan pengembangan kegiatan ; dimana masyarakat sendiri yang mengembangkan
kemampuannya sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki. Yang dipentingkan dalam
pendekatan ini adalah Partisipasi masyarakat / Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan
Kegiatan.
E. Langkah- Langkah Pengorganisasian Masyarakat
Menurut “Adi Sasongko ( 1978 )”, langkah – langkah yang harus ditempuh dalam
Pengorganisasian Masyarakat adalah :
1. Persiapan sosial :
c.        a). Pengenalan Masyarakat
d.       b). Pengenalan Masalah
e.        c). Penyadaran Masyarakat
2. Pelaksanaan
3. Evaluasi
4. Perluasan
1. Persiapan Sosial
Tujuan persiapan sosial adalah mengajak pasrtisipasi atau peran serta masyarakat
sejak awal kegiatan, selanjutnya sampai dengan perencanaan program, pelaksanaan hingga
pengembangan program kesehatan masyarakat. Kegiatan – kegiatan dalam persiapan sosial
ini lebih ditekankan kepada persiapan – persiapan yang harus dilakukan baik aspek teknis,
administratif dan program – program kesehatan yang akan dilakukan.
a.       Tahap Pengenalan Masyarakat
Dalam tahap awal ini kita harus datang ke tengah – tengah masyarakat dengan hati
yang terbuka dan kemauan untuk mengenal masyarakat sebagaimana adanya, tanpa disertai
prasangka sambil menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan. Tahap
ini dapat dilakukan baik melalui Jalur Formal yaitu dengan melalui sistem pemerintahan
setempat seperti Pamong Desa atau Camat, dan dapat juga dilakukan melalui Jalur Informal
misalnya wawancara dengan To-Ma, seperti Guru, Pemuka Agama, tokoh Pemuda,dll.
b.      Tahap Pengenalan Masalah
Dalam tahap ini dituntut suatu kemampuan untuk dapat mengenal masalah – masalah
yang memang benar – benar menjadi kebutuhan masyarakat. Untuk dapat mengenal masalah
kesehatan masyarakat secara menyeluruh tersebut, diperlukan interaksi dan interelasi dengan
masyarakat setempat secara mendalam. Dalam tahap ini mungkin akan banyak ditemukan
masalah – masalah kesehatan masyarakat, oleh karena itu harus disusun skala prioritas
penanggulangan masalah. Beberapa pertimbangan yang dapat digunakan untuk menyusun
prioritas masalah adalah:
1.     Beratnya MasalahYang perlu dipertimbangkan di dini adalah Seberapa jauh masalah tersebut
menimbulkan gangguan terhadap masyarakat.
2.     Mudahnya MengatasiYang diperhatikan adalah kemudahannya dalam menanggulangi
masalah tersebut.
3.     Pentingnya Masalah Bagi MasyarakatYang paling berperan di sini adalah Subyektifitas
masyarakat sendiri dan sangat dipengaruhi oleh kultur – budaya setempat
4.     Banyaknya Masyarakat yang Merasakan MasalahMisalnya perbaikan Gizi, akan lebih mudah
dilaksanakan di wilayah yang banyak balitanya.
c.       Tahap Penyadaran Masyarakat
Tujuan tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar mereka :
1.      Menyadari masalah – masalah kesehatan yang mereka hadapi
2.      Secara sadar berpartisipasi dalam kegiatan penanggulangan masalah kesehatan yang
dihadapi,
3.      Tahu cara memenuhi kebutuhan akan upaya pelayanan kesehatan sesuai dengan potensi dan
sumber daya yang ada.
Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan mereka akan pelayanan
kesehatan, diperlukan suatu mekanisme yang terencana dan terorganisasi dengan baik, untuk
itu beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka Menyadarkan Masyarakat adalah :
1). Lokakarya Mini Kesehatan,
2). Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD )
3). Rembuk Desa
2. Pelaksanaan
Setelah rencana penanggulangan masalah disusun dalam Lokakarya Mini atau MMD,
maka langkah selanjutnya adalah Melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan perencanaan
yang telah disusun. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan
penanggulangan masalah kesehatan masyarakat adalah
a.       Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,
b.      Libatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam upaya penanggulangan masalah,
c.       Kegiatan disesuaikan dengan kemampuan, waktu, dan sumber daya yang tersedia di
masyarakat
d.      Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka mempunyai kemampuan dalam
penanggulangan masalah.
3. Evaluasi
Penilaian dapat dilakukan setelah pelaksanaan dijalankan dalam jangka waktu
tertentu. Dalam melakukan penilaian ada 2 cara, yaitu :
a.       Penilaian Selama Kegiatan Berlangsung. Disebut juga Penilaian Formatif =
Monitoring. Dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang dijalankan sesuai
dengan perencanaan penanggulangan masalah yang telah disusun. Sehingga dapat diketahui
perkembangan hasil yang akan dicapai.
b.      Penilaian Setelah Program Selesai Dilaksanakan. Disebut juga Penilaian Sumatif = Penilaian
Akhir Program. Dilakukan setelah melalui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang
dilakukan. Dapat diketahui apakah tujuan / target dalam pelayanan kesehatan telah tercapai
atau belum.
4. Perluasan
Perluasan merupakan pengembangan dari kegiatan yang dilakukan, dan dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu :
a.       Perluasan Kuantutatif. Perluasan dengan menambah jumlah kegiatan yang dilakukan, baik
pada wilayah setempat maupun wilayah lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat
setempat.
b.      Perluasan Kualitatif. Perluasan dengan dengan meningkatkan mutu atau kualitas kegiatan
yang telah dilaksanakan sehingga dapat meningkatkan kepuasan dari masyarakat yang
dilayani.
F. Mobilisasi Organisasi Masyarakat
Dalam masyarakat yang cukup besar jumlahnya dan heterogen, maka kemungkinan
untuk melakukan mobilisasi langsung menjadi kurang efektif dan terlalu lama. Jalan lain
yang mungkin dapat ditempuh untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan pendekatan
melalui organisasi – organisasi masyarakat yang ada, dengan menggunakan Langkah-langkah
sebagai berikut :
1.      Membuat daftar organisasi yang ada
2.      Mengetahui kegiatan utama dan mengenal tokohnya
3.      Menganalisa kemungkinan yang mendukung ataupun yang menghambat program
4.      Membuat perkiraan kemungkinan hal-hal yang dapat membantu program dari setiap
organisasi
5.      Mengatur strategi agar organisasi-organisasi yang netral dapat segera diajak masuk dalam
program dan menetralisir organisasi-organisasi lain yang menentang.
G. Partisipasi & Peranan Organisasi Setempat
Partisipasi yang dibutuhkan adalah partisipasi yang bertanggung jawab, bukan asal
ikut ramai–ramai tanpa mengetahui sebenarnya apa yang harus dilakukan dan untuk apa ikut
dalam usaha bersama itu. Partisipasi akan dapat mencapai hasil yang optimal apabila masing
– masing telah mengetahui dengan jelas apa yang diharapkan dari kegiatan bersama
tersebut. Peranan yang diharapkan dari organisasi setempat sangat luas, yang diantaranya
adalah :
a.       Pemberian fasilitas fisik, seperti : ruang untuk pertemuan, alat transportasi, dll.
b.      Pemberian fasilitas non fisik, seperti : wibawa, mekanisme kontrol, dukungan moral, bantuan
pikiran dll.
Di negara – negara yang sedang berkembang, hampir sebagian besar warga
masyarakatnya berada pada tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah. Hal ini
mengakibatkan “terpendamnya” potensi – potensi yang sebenarnya dimiliki oleh masyarakat
untuk meningkatkan taraf hidupnya. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa dalam keadaan
seperti ini, prakarsa pembangunan hampir selalu dimulai oleh aparat pemerintah.
BAB III
PENUTUP

Demikianlah makalah ini kami susun berdasarkan kerja sama yang baik, yang
teorinya juga bersumber dari beberapa buku panduan. Akhirnya dalam waktu yang sesingkat
singkatnya kami dapat merangkum dalam sebuah makalah yang sederhana ini.

A. KESIMPULAN
1.       Pengorganisasian masyarakat adalah pekerjaan yang terjadi pada pengaturan local untuk
memberdayakan individu, membangun hubungan, dan membuat tindakan untuk perubahan
social.
2.       Masyarakat adalah sekumpulan individu yang tinggal di suatu wilayah dengan batasan
tertentu dan saling berinteraksi
3.       Aspek aspek masyarakat terdiri dari proses pengorganisasian, masyarakat, dan tugas yang
diemban masyarakat

B.     SARAN & HARAPAN


1.       Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
2.       Jika masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka kami berharap  dapat
kita diskusikan bersama
3.       Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya sebagai pedoman belajar
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Arul. (1996). Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ke-3. Binarupa
Aksara.           Jakarta
Bobo. Kim, Jackie Kendall, Steve Max. Organize. ( 1994). Organizing for sosial Change. A
Manual for Activist in The 1990s. Seven Locks Press. California.

Anda mungkin juga menyukai