Anda di halaman 1dari 7

Nama :May Sarah

NIM :P1337430217014
Kelas :3D
Penugasan dan Tes Formatif
MK: Farmasetika Radiologi_Noor Wijayahadi
Materi: Penggunaan Obat di bidang radiologi_Obat pada Ganggian Gastrointestinal
23 Maret 2020, Pk: 07.30 – 09.10

Penugasan:
1. Buatlah resume obat pada gangguan muntah (anti-emetik)
2. Buatlah resume obat pencahar (laksansia)

Resume obat pada gangguan muntah (anti-emetik)

Antimuntah atau antiemik adalah obat yang dapat mengatasi muntah dan mual.
Antimuntah biasanya diberikan untuk mengobati penyakit mabuk kendaraan dan efek
samping dari analgesic opiod, anestestik umum dan kemoterapi terhadap kanker.
A. Klasifikasi Obat Antiemetik
 Selective 5-HT3-receptor antagonists
Obat ini akan menghambat reseptor serotonin pada system saraf pusat dan
saluran pencernaan.
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
 Potent antiemetics
 High first pass metabolism
 Excreted by liver & kidney
Indikasi selective 5-HT3-receptor antagonists
• Chemotherapy-Induced Nausea & Vomiting
• Postoperative Nausea & Vomiting
• Radiation-Induced Nausea & Vomiting
 Dopamin antagonis
Bekerja pada otak dan digunakan untuk mengatasi rasa mual dan muntah yang
dihubungkan dengan penyakit neoplasma , pusing karena radiasi . opioid , obat
sitotoksik dan anestetik umum.
Ada 2 jenis dari dopamine antagonis yaitu:
1. Metoclopramide
– Central : menghambat reseptor D2 dan 5HT3 di CTZ (High Dose)
– Perifer :“prokinetik”
2. Domperidon
– selective dopamine D2 receptor antagonis
– Tidak menembus BBB
 Antihistamin (H1- blocker)
Merupakan obat yang menghambat reseptor H1, Efektif pada berbagai kondisi
, termasuk mabukk kendaraan dan mabuk pagi berat pada masa kehamilan
Indikasi: motion sickness, vertigo dan gangguan fungsi labirin
Contoh obat Antihistamin (H1- blocker)
1. Promethazine,
2. Cinnarizine,
3. Dimenhydrinate,
4. Diphenhydramine
 Anticholinegics
Ada 3 jenis dari obat Anticholinegics
1. Antikolinergik (antimuskarinik, parasimpatolitik)
- menurunkan motilitas dan sekresi gastrointestinal

- Mekanisme : menghambat asetilkolin dan histamine dan asam

hidroklorida.
2. Hyoscine (scopolamine)
3. motion sickness
 NK1 reseptor antagonis
Menghambat ikatan antara substansi P dengan NK-1 reseptor secara spesifik..
Half-Life: 9-13 hari. Contoh dari obat ini adalah Aprepitant.
Indikasi
- PNOV: 40 mg PO 3 jam sebelum induksi anastesi

- Chemotherapy-Induced Nausea & Vomiting

 Miscellaneous:
 Glucocorticoid , Dexamethasone
Mekanismenya adalah:
•Antagonis prostaglandin
• Release endhorphine
• Tryptophan depletion decrease serotonin level
Indikasi
CINV: 20 mg atau 12 mg (plus aprepitant) , highlyemetogenic; 8-12 mg
sebagai dosis tunggal, moderate emetogenic
 Cannabinoids
Ada 2 jenis dari obat Cannabinoids
1. Dronabinol yaitu sebagai ajuvan pada kemoterapi yang merangsang
muntah
2. Nabilone
B. Pemilihan Obat Antiemetik Dalam Kondisi Khusus
1. Chemotherapy Induced Nausea and Vomiting (CINV)
a. Faktor Risiko CINV:
•Regimen chemoterapi • Usia <50 tahun
• Dosis terapi • Riwayat konsumsi alkohol
• Kecepatan infus intravena • Riwayat penggunaan
• Gender :wanita > pria kemoterapi
b. Pola Mual-Muntah pada CINV
• Anticipatory
– Gagal beradaptasi terhadap pemberian kemoterapi sebelumnya
• Akut
– 24 jam pertama setelah pemberian kemoterapi
• Lambat (delay)
– 24-120 jam setelah pemberian kemoterapi
c. Pencegahan CINV
Antagonis Reseptor NK1
– Hari 1: 125 mg PO (1 jam sebelum chemo) atau 115 mg
IV (30’sebelum chemo)
– Hari 2 and 3: 80 mg PO
– Plus: corticosteroid (Dexa) and 5-HT3 antagonis (ondansetron)
2. Post Operative Nausea and Vomiting (PONV)
a. Faktor Risiko PONV
• Faktor pasien
– Usia muda , Wanita , Obesitas , Kecemasan, Kelainan metabolik (seperti
diabetes mellitus, uremia dll)
• Faktor operasi
– Jenis operasi: craniotomi, operasi THT, operasi abdomen, operasi mata
– Lama tindakan operasi
• Faktor anestesi
– Opioids, nitrous oxide, dan volatile inhalational agents
3. Emesis Gravidarum
morning sickness, 70-90% dari semua wanita hamil, Perubahan hormonal
• Perubahan sistem gastrointestinal
– Tonus sfingter gastroesofagus ↓
– Sekresi asam lambung ↓
– Pengosongan lambung lambat
a. Penggunaan Obat Ibu Hamil
• Pemberian obat HARUS efikasius, manfaat dan aman
• Penggunaan obat pada ibu hamil PERLU pertimbangan dan
pengawasan , bagi ibu dan janin
• 1 dari 25 bayi lahir cacat karena penggunaan obat oleh ibu selama
kehamilan, obat menembus sawar plasenta

Resume Obat Pencahar (Laksansia)

Laksatif atau pencahar adalah obat-obatan yang diminum untuk membantu mengatasi
sembelit dengan membuat kotoran bergerak dengan mudah disusus. Dalam operasi
pembedahan, obat ini juga diberikan kepada pasien untuk membersihkan usus sebelum
operasi dilakukan,
a. Konstipasi/ sembelit
Yaitu frekuensi buang air besar yang lebih sedikit dari biasanya, Penyebab :
1. overstimulasi sistem simpatis
2. inhibisi sistem parasimpatis
3. resobsi air di kolon adekuat
4. sisa makanan di rektum kurang
Dapat terjadi akibat:Karena penyakit atau pemakaian obat dan Karena kurang gerak
dan intake air
Obat pencahar / laksansia diklasifikasi menjadi 4 , yaitu:
1. Bulk Katartik (pembentuk massa)
Pencahar jenis ini umum beredar dipasaran , efektif dalam meningkatkan
volume tinja . obat ini cukup aman digunakan dalam waktu yang lama tetapi
memerlukan asupan cairan yang cukup. Juga merupakan Polisakarida tak
tercernakan :
- Natural : psyllium, methylcellulose
- Sintetis : polycarbophil
2. Osmotic Laxatives
Mekanismenya yaitu:
Garam / ion sulit diabsorbsi  air tertarik ke lumen usus  volume feses banyak
Osmotic Laxatives dibagi menjadi 2 golongan:
- Magnesium oxide Hati2 pada renal insufisiensi
- Sorbitol & laktulosa
 Dicerna kuman usus
 flatus and kram
jika diberikan dengan Dosis tinggi  diare dalam 1-3 jam  gangguan elektrolit
3. Stool Surfactant Agents (Softeners)
Ada 3 jenis stool surfactant agents, yaitu:
1. Dioktil sulfosuksinat :berfungi untuk melunakkan feses
2. Parafin liquidum : akan melicinkan dinding usus, penggunaan kronik akan
mengganggu abs vit larut lemak
3. Dokusate, Gliserin :merupakan supp (suppositoria).
4. Stimulant Laxatives
Meningkatkan motilitas lambung & usus,Tidak untuk jangka panjang karena
menyebabkan kram abdominal
Ada 3 jenis stimulant laxatives yaitu:

1. Derivat Antrakinon : Bisakodil,Aloe, senna :aman dipakai untuk lanjut usia,


cascara
2. Derivat Difenilmetan: phenolphthalein, kardiotoksis
3. Castor Oil

b. Obat diare
1. Antibiotik : untuk infeksi spec ( tifes, disentri )
2. Zat Pengabsorbsi : mengabsorbsi toxin bakteri : kaolin
3. Obat sejenis morfin :mengurangi garakan peristaltik, meningkatkan reabsorbsi air

SOAL FORMATIF :
1. Waktu pemberian antacid yang terbaik adalah:
A. Bersama susu B. Saat makan C. 1-2 jam sebelum makan
D. Tepat sesudah makan E. Tepat sebelum makan
2. Obat yang paling efektif mengurangi produksi asam lambung adalah:
A. Anti-H2 (misalnya cimetidin)
B. Proton pump inhibitor (mis. Omeprazole)
C. Antasid
D. Analog Prostaglandin E1 (mis. Misoprostol)
E. Muskarinik inhibitor (mis. Pirenzepin)
3. Obat-obat berikut ini tidak mempunyai khasiat antiemetik:
A. Antihistamin (misalnya dimenhidrinat)
B. Dopamin antagonis (misalnya chlorpromasin)
C. Serotonin antagonis (misalnya ondasetron)
D. Antikolinergik (misalnya atropin)
E. Antiprostaglandin (misalnya asetaminofen)
4. Seorang anak mengalami konstipasi setelah minum obat. Obat yang bisa menyebabkan
konstipasi adalah:
A. Magnesium sulfat
B. Laktulosa
C. Bisakodil
D. Docusate
E. Atropin
5. Seorang anak mengalami diare setelah minum obat. Obat yang bisa menyebabkan diare
adalah:
A. Antidepresan
B. Preparat Besi / Fe
C. Calcium antagonis
D. Antasid berisi aluminium
E. Garam Inggris
6. Obat berikut berkhasiat Mucosal Protective Agents
A. Sucralfate
B. Prostaglandin
C. Aspirin
D. Antasid
E. Simetidin
7. Obat berikut tidak boleh diminum bersamaan dengan antasid:
A. Cimetidin
B. Tetrasiklin
C. Diazepam
D. Parasetamol
E. Antalgin
8. Terapi baku untuk penderita diare non-spesifik adalah:
A. antibiotic B. antipiretik C. rehidrasi D. loperamide E. norit

9. Obat manakah yang mengurangi produksi asam lambung melalui sifat antihistamin?
A. Sukralfat
B. Prostaglandin
C. Aspirin
D. Antasid
E. Simetidin
10. Obat manakah yang bisa menyebabkan kejang ekstra-piramidal?
A. Domperidon
B. Metoklopramid
C. Simetidin
D. Sukralfat
E. MgSO4
11. Sena (daun jati cina) merupakan laksansia jenis apakah?
A. Bulk Katartik (pembentuk massa)
B. Osmotic Laxatives
C. Stool Surfactant Agents (Softeners)
D. Stimulant Laxatives
E. Analog Prostaglandin E1
12. Bisakodil merupakan laksansia jenis apakah?
A. Bulk Katartik (pembentuk massa)
B. Osmotic Laxatives
C. Stool Surfactant Agents (Softeners)
D. Stimulant Laxatives
E. Analog Prostaglandin E1
13. Obat X 500mg diberikan per-oral. Ternyata yang terabsorbsi hanya 400mg dan kemudian
100mg mengalami metabolisme lintas I di hepar. Maka bioavailibilitas obat X adalah:
A. 20% B. 40% C. 60% D.80% E.50%
14. Agar suatu obat berkhasiat maka kadarnya di dalam darah harus:
a. Di atas Kadar Toksik Minimal b. Di bawah Kadar Efektif Minimal
c. Mencapai Terapeutik Window d. Mencapai Dosis Letal
e. Di bawah Terapeutik Window
15. Bioavailabilitas (keterdapatan hayati) adalah:
A. Proporsi jumlah obat yang diberikan dibanding keterdapatan obat dalam sirkulasi
sitemik
B. Proporsi keterdapatan obat dalam sirkulasi sitemik dibanding jumlah obat yang
diberikan
C. Proporsi keterdapatan obat generik dalam sirkulasi sitemik dibanding obat paten
D. Proporsi keterdapatan obat paten dalam sirkulasi sitemik dibanding obat generik
E. Proporsi keterdapatan obat dalam darah dibanding jumlah obat dalam urine
16. Keuntungan pemberian secara per-oral adalah:
A. Mengalami metabolisme lintas pertama (first pass metabolism)
B. Relatif aman
C. Bioavailibilitasnya tinggi
D. Efek muncul sangat cepat
E. Absorbsinya paling baik
17. Obat berikut dapat merangsang enzim hepar sehingga khasiat obat lain cepat hilang :
a. Parasetamol b. Ampisilin c. Fenobarbital d. EDTA e. Antalgin
18. Pemberian obat dengan cara berikut menyebabkan obat mengalami metabolisme lintas
pertama (first passed metabolism):
A. intravena
B. suppositoria
C. intramuskular
D. sublingual
E. per-oral
19. Metabolism lintas pertama di hepar berpengaruh paling besar terhadap:
A. Ekskresi
B. Distribusi
C. Metabolisme
D. Bioavaibilitas
E. Eliminasi
20. Suatu obat mempunyai waktu paro (T1/2) 6 jam, maka setelah 12 jam kadar obat dalam
darah tinggal:
A. 50% B.25% C. 0% D. 75% E. 12,5%

Anda mungkin juga menyukai