Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
CAPSAICIN
Kelompok III
Fatmawati Umar
Lila Muliani
Mita Kurniawati
Tia Fitria Tamrin
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................
C. Tujuan.....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Cabai.....................................................................................
B. Senyawa Capsaicin..................................................................................
C. Aksi mukosa lambung.............................................................................
D. Dosis Capsaicin.......................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................
B. Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman obat di Indonesia telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat
sebagai bahan baku pembuatan jamu dan obat tradisional (Rostiana et al.,
1994). Pengembangan budidaya tanaman obat memiliki dampak positif bagi
masyarakat yaitu meningkatkan produksi, pendapatan petani dan pelestarian
sumber daya hayati (biodiversitas) dari tanaman obat itu sendiri (Djauhariya et
al., 2009). Salah satu tanaman obat yang saat ini sedang dikembangkan adalah
cabai. Tanaman cabai menjadi salah satu bahan yang sering dijadikan bumbu
pada makanan tradisional Indonesia sehingga tidak mengherankan bila volume
peredaran di pasar berada dalam jumlah yang besar. Data yang tercatat oleh
BPS (2015) menunjukkan bahwa produksi cabai pada tahun 2014 mengalami
peningkatan sebesar 4,8% dan tahun 2015 peningkatannya sebesar 8,04%
sehingga produksi cabai merah ini diperkirakan akan terus mengalami
peningkatan di tahun-tahun berikutnya.
Cabai (Capsicum) merupakan tanaman budidaya yang buahnya bersifat
iritan (Cairns, 2004) dan mempunyai rasa pedas. Sifat iritan memberikan
sensasi seperti terbakar (burning sensation) jika kontak dengan mata atau
membran mukus yang lain. Walaupun demikian, buah cabai yang bersifat
iritan berguna sebagai analgesik jika dioleskan pada kulit (Anogianaki, 2006).
Menurut Cairns (2004), sifat iritan di dalam buah-buahan Berbagai jenis cabai
tersebut dikarenakan adanya kandungan capsaicin. Capsaicin merupakan salah
satu metabolit sekunder pada tanaman cabai. Capsaicin terdapat pada plasenta
buah, tempat melekatnya biji (Astawan dan Kasih, 2008). Manfaat capsaicin
telah diteliti, antara lain digunakan sebagai pestisida kumbang kentang
Colorado (Maliszewska and Tegowska, 2011), sebagai antibiotik Helicobacter
pylori (Zeyrek and Oguz, 2005), sebagai antifungal Phytophthora capsici Leo.
(Mojica-Marín et al., 2011).
Produksi capsaicin skala industri memegang peranan penting dalam dunia
industri (farmasi, makanan) berdasarkan potensi pemanfaatan capsaicin.
Produksi capsaicin dapat dilakukan melalui beberapa cara. Pertama, capsaicin
dapat diproduksi melalui ekstrak buah cabai (Caribbean Export Development
Agency, 2004). Ekstraksi capsaicin dari buah cabai yang dihasilkan dengan
metode ini masih berupa campuran dari capsaicin, norhidrocapsaicin,
dihidrocapsaicin, homocapsaicin, dan homodihidrocapsaicin. (Chanda et al.,
2008). Kedua, produksi capsaicin dengan sintesis kimiawi. Salah satu cara
sintesis kimia capsaicin adalah menggunakan asam lemak diklorinasi dan
amina pada suhu 140 – 170 oC (Kaga et al., 1996). Ketiga, capsaicin dapat
diproduksi via sel atau jaringan (Johnsonet al., 1996).
B. Rumusan Masalah
A. Apa yang dimaksud dengan cabai ?
B. Apa yang dimaksud dengan senyawa capsaicin ?
C. Apa aksi pada mukosa lambung ?
D. Jelaskan Dosis Capsaicin ?
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN