Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kegiatan sehari- hari, uang selalu saja dibutuhkan untuk membeli atau membayar
berbagai keperluan. Dan yang menjadi masalah terkadang kebutuhan yang ingin dibeli tidak
dapat dicukupi dengan uang yang dimilikinya. Kalau sudah demikian, mau tidak mau kita
mengurangi untuk membeli berbagai keperluan yang dianggap tidak penting, namun untuk
keperluan yang sangat penting terpaksa harus dipenuhi dengan berbagai cara seperti meminjam
dari berbagai sumber dana yang ada.

Pegadaian sebagai satu-satunya perusahaan diindonesia yang menyelenggarakan bisnis gadai dan
sarana pendanaan alternatif telah ada sejak lama dan banyak dikenal masyarakat Indonesia,
terutama dikota kecil. Selama ini Pegadaian selalu identik dengan kesusahan dan kesengsaraan,
orang yang datang biasanya berpenampilan lusuh dengan wajah tertekan, tetapi hal itu kini
semua berubah. Pegadaian telah berubah diri dengan membangun citra baru. Cukup membawa
agunan, seseorang terbuka peluang untuk mendapatkan pinjaman sesuai dengan nilai taksiran
barang tersebuta. Agunan dapat berbentuk apa saja asalokan berupa benda bergerak dan bernilai
ekonomis. Disamping itu, pemohon juga perlu menyerahkan surat atau bukti kepemilikan dan
identitas diri, selain itu, kini porum pegadaian banyak menawarkan produk lain selain hanya
gadai tradisional.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud Pegadaian ?
2. Bagaimana terbentuknya Pegadaian ?
3. Apa saja kegiatan usaha pegadaian ?
4. Bagaimana proses pinjaman atas dasar gadai ?
5. Apa Kelebihan dan kekurangan serta perbedaan antara Pegadaian dengan lembaga keuangan
lain ?
6. Apa manfaat adanya Pegadaian itu?

1.3 Tujuan Masalah


Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya sebagai berikut :
1. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, diharapkan makalah ini dapat menambah khasanah
dinamika keilmuan apa itu Pegadaian.
2. Makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan
informasi mengenai Pegadaian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Menurut (Kasmir, 2007:233) pegadaian adalah kegiatan menjaminkan barang-barang


berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang akan
dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan
lembaga gadai.
2. Menurut (Manurung, Mandala dan Rahardja Pratama, 2004:277) Pegadaian adalah
memberikan pinjaman kepada nasabah, dengan jaminan barang bergerak. Untuk
mendapatkan pinjaman, nasabah wajib memberikan jaminan hartanya kepada kantor
penggadaian.
3. Menurut (Dahlan Siamat, 2005:744) Pegadaian adalah suatu hak yang diperoleh seorang
yang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang
berutang atau oleh seorang lain atas namanya.
4. Menurut Wikipedia pengertian pegadaian adalah hak yang diperoleh seorang yang mempunyai
piutang atas suatu barang bergerak.
5. Menurut Accounting-Media.blgspot.com Pegadaian merupakan salah satu lembaga
keuangan bukan bank di Indonesia yang mempunyai aktifitas pembiayaan kebutuhan
masyarakat, baik bersifat produktif maupun konsumtif, dengan menggunakan hukum
gadai. Pada dasarnya transaksi pembiayaan yang dilakukan oleh pegadaiam sama dengan
prinsip peinjaman melalui lembaga perbankan, namun yang membedakannya adalah
dasar hukum yang digunakan yaitu hukum gadai.
BAB III
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pegadaian
Gadai. Menurut kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150, gadai adalah hak yang
diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak
tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang
atau oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai utang. Seorang yang berutang
tersebut memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang untuk menggunakan barang
bergerak yang telah diserahkan untung melunasi utang apabila pihak yang berutang tidak
dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.
Perusahaan umum pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara
resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa
pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai seperti
dimaksud dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150 di atas.

2. Sejarah Pegadaian
Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC)
mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit
dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20
Agustus 1746.
Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda (1811-
1816) Bank Van Leening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi
keleluasaan untuk mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari Pemerintah
Daerah setempat (liecentie stelsel).Namun metode tersebut berdampak buruk, pemegang
lisensi menjalankan praktek rentenir atau lintah darat yang dirasakan kurang
menguntungkan pemerintah berkuasa (Inggris). Oleh karena itu, metode liecentie stelsel
diganti menjadi pacth stelsel yaitu pendirian pegadaian diberikan kepada umum yang
mampu membayarkan pajak yang tinggi kepada pemerintah.
Pada saat Belanda berkuasa kembali, pola atau metode pacth stelsel tetap
dipertahankan dan menimbulkan dampak yang sama dimana pemegang hak ternyata
banyak melakukan penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya. Selanjutnya
pemerintah Hindia Belanda menerapkan apa yang disebut dengan ‘cultuur stelsel’ dimana
dalam kajian tentang pegadaian, saran yang dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan
pegadaian ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan
manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret
1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan
tanggal 1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa Barat),
selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian.
Pada masa pendudukan Jepang, gedung Kantor Pusat Jawatan Pegadaian yang
terletak di Jalan Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan perang dan Kantor Pusat
Jawatan Pegadaian dipindahkan ke Jalan Kramat Raya 132. Tidak banyak perubahan
yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang, baik dari sisi kebijakan maupun Struktur
Organisasi Jawatan Pegadaian. Jawatan Pegadaian dalam Bahasa Jepang disebut ‘Sitji
Eigeikyuku’, Pimpinan Jawatan Pegadaian dipegang oleh orang Jepang yang bernama
Ohno-San dengan wakilnya orang pribumi yang bernama M. Saubari.
Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, Kantor Jawatan Pegadaian
sempat pindah ke Karang Anyar (Kebumen) karena situasi perang yang kian terus
memanas. Agresi militer Belanda yang kedua memaksa Kantor Jawatan Pegadaian
dipindah lagi ke Magelang. Selanjutnya, pasca perang kemerdekaan Kantor Jawatan
Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan Pegadaian kembali dikelola oleh Pemerintah
Republik Indonesia. Dalam masa ini Pegadaian sudah beberapa kali berubah status, yaitu
sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1 Januari 1961, kemudian berdasarkan
PP.No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN), selanjutnya berdasarkan
PP.No.10/1990 (yang diperbaharui dengan PP.No.103/2000) berubah lagi menjadi
Perusahaan Umum (PERUM) hingga sekarang.
Kini usia Pegadaian telah lebih dari seratus tahun, manfaat semakin dirasakan
oleh masyarakat, meskipun perusahaan membawa misi public service obligation, ternyata
perusahaan masih mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam bentuk pajak
dan bagi keuntungan kepada Pemerintah, disaat mayoritas lembaga keuangan lainnya
berada dalam situasi yang tidak menguntungkan.

3. Tujuan, Tugas, dan Fungsi Pegadaian


Tujuan Pegadaian menurut Peraturan Pemerintan (PP) Republik Indonesia No.103 Tahun
2000 Pasal 6 dan 7 yaitu menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum dan sekaligus
memupuk keuntungan.
Berdasarkan Kepres No. 51 tahun 1981 pasal 2 (dua) Pegadai memiliki tugas
melaksanakan penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai dan fiducia berdasarkan
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dalam Pasal 3 disebutkan bahwa
untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 (dua) Pegadaian
memiliki tugas membina penyaluran kredit atas dasar hukum gadai dan fiducia. Mencegah
adanya pemberian pinjaman yang tidak wajar, ijon, gadai gelap dan praktek riba. Membina
pola perkreditan atas dasar hukum gadai dan fiducia yang bersifat produktif. Membina dan
mengawasi pelaksanaan operasi perusahaan Pegadaian (www.pegadaian.co.id).
Pegadaian mempunyai peranan yang sangat signifikan bagi perekonomian Negara.
Hal ini dapat dilihat dari fungsinya, yaitu penyalur dana kepada pihak yang membutuhkan
dengan mengumpulkan dana dari pihak yang memilikinya. Motivasi PERUM Pegadaian
adalah memperoleh laba, maka PERUM Pegadaian merupakan lembaga keuangan yang
dapat dikatagorikan sebagai lembaga pembiayaan (www.pegadaian.co.id).
4. Kegiatan Usaha Pegadaian
Pegadaian tentunya memiliki kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan keuangan yaitu :

I. Penghimpunan Dana

Dana yang diperlukan oleh Perum Pegadaian untuk melakukan kegiatan usahanya berasal
dari :
a. Pinjaman jangka pendek dari perbankan
b. Dana jangka pendek sebagian besar adalah dalam bentuk ini (sekitar 80% dari total
dana jangka pendek yang dihimpun)
c. Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya (utang kepada rekanan, utang kepada
nasabah, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, pendapatan diterioma
dimuka, dan lain-lain)
d. Penerbitan obligasi
e. Sampai dengan tahun 1994, Perum Pegadaian sudah 2 (dua) kali menerbitkan
obligasi yang jangka waktunya masing-masing 5 tahun. Penerbitan pertama adalah
pada tahun 1993 sebesar Rp 25 miliardan penerbitan yang kedua kalinya adalh pada
tahun 1994 juga sebesar Rp 25 miliar, sehingga sampai tahun 1994 total nilai
obligasi yang telah diterbitkan adalah Rp 50 miliar.
f. Modal

Modal sendiri yang dimiliki oleh Perum Pegadaian terdiri dari:


1) Modal awal: kekayaan Negara diluar APBN sebesar Rp 205 miliar
2) Penyertaan modal pemerintah
3)Laba ditahan: laba ditahan ini merupakan akumulasi laba sejak perusahaan
pegadaian ini berdiri pada masa Hindia Belanda.

II. Penggunaan Dana


Dana yang telah berhasil dihimpun kemudian digunakan untuk mendanai kegiatan
usaha Perum Pegadaian. Dana tersebut antara lain digunakan untuk hal-hal berikut:

a. Uang kas dan dana likuid lain


Perum Pegadaian memerlukan dana likuid untuk berbagai kebutuhan seperti:kewajiban
yang jatuh tempo, penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan atas dasar hukum gadai,
pembayaran pajak, dan lain-lain.

b. Pembelian dan pengadaan berbagai bentuk aktiva tetap dan inventaris


Aktiva tetap berupa tanah dan bangunan serta inventaris ini tidak secara langsung dapat
menghasilkan penerimaan bagi perum pegadaian namun sangat penting agar kegiatan usahanya
dapat dijalankan dengan baik. Aktiva tetap dan peralatan ini antara lain adalah berupa tanah,
kantor atau bangunan, computer, kendaraan, meubel, brankas, dan lain-lain.

c. Pendanaan kegiatan operasional


Kegiatan operasional Perum Pegadaian memerlukan dana yang tidak kecil. Dana ini
antara lain digunakan untuk: gaji pegawai, honor, perawatan peralatan, dan lain-lain.

d. Penyaluran dana
Pengunaan dana yang utama adalah untuk disalurkan dalam bentuk pembiayaan datas
dasar hukum gadai. Lebih dari 50% dana yang telah dihimpun oleh Perum Pegadaian tertanam
dalam bentuk aktiva ini, karena memang ini merupakan kegiatan utamanya. Penyaluran dana ini
diharapkan akan dapat menghasilkan keuntungan, meskipun tetap dimungkinkan untuk
mendapatkan penerimaan dari bunga yang dibayarkan oleh nasabah. Penerimaan inilah yang
merupakan penerimaan utama bagi Perum Pegadaian dalam menghasilkan keuntungan,
meskipun  tetap ,dimungkinkan untuk mendapatkan penerimaan dari sumber yang lain seperti
investasi surat berharga dan pelelangan jaminan gadai.

e. Investasi lain
Kelebihan dana (idle fund) yang belum diperlukan untuk mendanai kegiatan operasional
maupun belum dapat disalurkan kepada masyarakat, dapat ditanamkan dalam berbagai macam
bentuk investasi jangka pendek dan menengah. Investasi ini dapat menghasilkan penerimaan
bagi Perum Pegadaian, namun penerimaan ini bukan merupakan penerimaan utama yang
diharapkan oleh Perum Pegadaian. Sebagai contoh, Perum Pegadaian dapat memanfaatkan
dananya untuk investasi dibidang property, seperti kantor dan took. Pelaksanaan investasi ini
biasanya bekerja sama dengan pihak ketiga seperti pengembang (developer), kontraktor, dan
lain-lain.

III. Produk dan Jasa Perum Pegadaian


a. Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai
Hal ini berarti mensyaratkan pemberian pinjaman atas dasar penyerahan barang bergerak oleh
penerima pinjaman.
b. Penaksiran nilai barang
Jasa ini dapat diberikan oleh Perum Pegadaian karena perusahaan ini mempunyai peralatan
penaksir serta petugas-petugas yang sudah berpengalaman dan terlatih dalam menaksir nilai
suatu barang yang akan digadaikan.
c. Penitipan barang
Perum Pegadaian dapat menyelenggarakan jasa ini karena perusahaaan ini mempunyai tempat
penyimpanan barang bergerak yang cukup memadai.
d. Jasa lain.

Kantor Perum Pegadaian tertentu juga menawarkan jasa lain seperti:


a) Penjualan Koin Emas ONH
Koin emas ONH adalah emas yang berbentuk koin yang bisa digunakan untuk tujuan persiapan
dana pergi haji bagi pembelinya.
b) Krasida (Kredit Angsuran Sistem Gadai)
Krasida merupakan pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro dan kecil (dalam rangka
mengembangkan usaha) atas dasar gadai yang pengembalian pinjamannya dilakukan melalui
angsuran.
c)      Kreasi (Kredit Angsuran Fidusia)
Kreasi merupakan pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro dan kecil dengan
konstruksi penjaminan secara fidusia (pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar
kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap
dalam penguasaan pemilik benda) dan pengembalian pinjamannya dilakukan melalui angsuran.
d)     Kresna (Kredit Serba Guna)
Merupakan pemberian pinjaman kepada pegawai/karyawan dalam rangka kegiatan
produktif/konsumtif dengan pengembalian secara angsuran.
e)      Galeri 24
Galeri 24 yaitu toko emas yang khusus merancang desain dan menjual perhiasan emas dengan
Sertifikat Jaminan sesuai karatase perhiasan emas.

5. Proses Pinjaman Atas Dasar Hukum Gadai

 Barang yang dapat digadaikan


Pada dasarnya, hampir semua barang bergerak dapat digadaikan di pegadaian dengan
pengecualian untuk barang-barang tertentu. Barang-barang yang dapat digadaikan meliputi:
a. Barang perhiasan
b. Kendaraan
c. Barang elektronik
d. Barang rumah tangga
e. Mesin-mesin
f. Barang lain yang dianggap bernilai oleh Perum pegadaian.

Namun mengingat keterbatasan tempat penyimpanan, keterbatasan sumber daya


manusia di pegadaian, perlunya meminimalkan resiko yang ditanggung oleh Perum
Pegadaian, serta memperhatikan peraturan yang berlaku, maka ada barang-barang tertentu
yang tidak dapat digadaikan. Barang-barang yang tidak dapat digadaikan meliputi :

a. Binatang ternak, karena memerlukan tempat penyimpanan khusus dan memerlukan cara
pemeliharaan khusus.
b. Hasil bumi, karena mudah busuk atau rusak
c. Barang dagangan dalam jumlah besar, karena memerlukan tempat penyimpanan sangat
besar yang tidak dimiliki oleh pegadaian.
d. Barang yang cepat rusak, busuk, atau susut
e. Barang yang amat kotor
f. Kendaraan yang sangat besar
g. Barang-barang seni yang sulit ditaksir
h. Senjata api, amunisi, dan mesiu
i. Barang yang disewabelikan
j. Barang milik pemerintah
k. Barang ilegal

 Penaksiran

Pinjaman atas dasar hukum gadai mensyaratkan penyerahan barang bergerak sebagai
jaminan pada loket yang telah ditentukan pada kantor.pegadaian setempat. Mengingat
besarnya jumlah pinjamna sangat tergantung pada nilai barang yang akan digadaikan,
maka barang yang diterima dari calon peminjam terlebih dahulu harus ditaksir nilainya
oleh petugas penaksir. Petugas penaksir adalah orang-orang yang sudah mendapatkan
pelatihan khusus dan berpengalaman dalam melakukan penaksiran barang-barang yang
akan digadaikan. Pedoman dasar penaksiran telah ditetapkan oleh Perum Pegadaian agar
penaksiran atas suatu barang bergerak dapat sesuai dengan nilai sebenarnya. Pedoman
penaksiran yang dikelompokkan atas dasar jenis barang adalah sebagai berikut :

1)        Emas
a. Petugas menaksir melihat Harga Pasar Pusat (HPP) dan standar taksiran logam
yang telah ditetapkan oleh kantor pusat. Harga pedoman untuk keperluan
penaksiran ini selalu disesuaikan dengan perkembangan harga yang terjadi.
b. Petugas penaksir melakukan pengujian karatase dan berat.
c. Petugas penaksir menentukan nilai taksiran

2)        Permata
a. Petugas penaksir melihat standar taksiran permata yang telah ditetapkan oleh kantor
pusat. Standar ini selalu disesuaikan dengan perkembangan pasar permata yang ada.
b. Petugas penaksir melakukan pengujian kualitas dan berat permata
c. Petugas penaksir menentukan nilai taksiran

3)        Barang gudang (mobil, mesin, barang elektronik, tekstil, dan lain-lain)


a. Petugas penaksir melihat Harga Pasar Setempat (HPS) dari barang. Harga pedoman
untuk keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan dengan perkembangan harga
yang terjadi.

b. Petugas penaksir menentukan nilai taksiran

Nilai taksiran terhadap suatu objek barang yang akan digadaikan tidak ditentukan sebesar
harga pasar, melainkan setelah dikalikan dengan presentase tertentu. Sebagai contoh,
emas yang menurut harga pasar adalah senilai Rp 100.000, nilai taksirannya tidak sebesar
Rp 100.000. Nilai taksiran emas tersebut adalah sebesar Rp 88.000. angka pengali sebesar
88% ditentukan oleh Perum Pegadaian, dan angka ini bukanlah angka baku yang tetap
sepanjang masa, dengan kata lain angka ini bisa mengalami perubahan. Perum pegadaian
sudah menetapkan pengali untuk berlian adalah 45%, angka pengali untuk tekstil adalah
83%, dan seterusnya. Nilai taksiran inilah yang dijadikan acuan untuk menentukan
besarnya pinjaman yang akan diberikan kepada nasabah.

 Pemberian Pinjaman

Nilai taksiran atas barang yang akan digadaikan tidak sama dengan besarnya pinjaman
yang diberikan. Setelah itu ditentukan, maka petugas menentukan jumlah uang pinjaman
yang dapat diberikan. Penentuan jumlah uang pinjaman ini juga berdasarkan persentase
tertentu terhadap nilai taksiran, dan presentase ini juga telah ditentukan oleh Perum
Pegadaian berdasarkan golongan yang besarnya berkisar antara 80-90%.

 Pelunasan

Sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan pada waktu pemberian pinjaman,
nasabah mempunyai kewajiban melakukan pelunasan pinjaman yang telah diterima. Pada
dasarnya nasabah dapat melunasi kewajibannya setiap saat tanpa harus menunggu waktu
jatuh tempo. Pelunasan pinjaman beserta sewa modalnya (bunga) dibayarkan langsung ke
kasir disertai surat gadai. Setelah adanya pelunasan atau penebusan yang disertai dengan
pemenuhan kewajiban nasabah yang lain, nasabah dapat mengambil kembali barang yang
digadaikan.

 Pelelangan

Penjualan barang yang digadaikan melalui suatu pelelangan akan dilakukan oleh Perum
Pegadaian pada saat yang telah ditentukan dimuka apabila terjadi hal-hal berikut:

1)        Pada saat masa habis atau jatuh tempo, nasabah tidak bisa menebus barang yang
digadaikan dan membayar kewajiban lainnya karena berbagai alasan, dan

2)        Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak memperpanjang
batas waktu pinjamannya karena berbagai alasan

Hasil pelelangan barang yang digadaikan akan digunakan untuk melunasi seluruh
kewajiban nasabah kepada Perum pegadaian yang terdiri dari :

1)        Pokok pinjaman

2)        Sewa modal atau bunga

3)        Biaya lelang
Apabila barang yang digadaikan tidak laku dilelang atau terjual dengan harga yang lebih
rendah daripada nilai taksiran yang telah dilakukan pada wal pemberian pinjaman kepada
nasabah yang bersangkutan, maka barang yang tidak laku dilelang tersebut dibeli oleh
negara dan kerugian yang timbul ditanggung oleh perum pegadaian.

6. Kelebihan dan Kekurangan Serta Keuntungan Pegadaian Dibandingkan Dengan


Lembaga Keuangan Bank

Pegadaian sebagai lembaga pengkreditan milik pemerintah tentunya mempunyai


kelebihan maupun kekurangan dibandingkan dengan bank.

1. kelebihan-kelebihan tersebut yaitu:

 Persyaratan mudah dan murah


 Prosedurnya sederhana      
 Tidak dipungut biaya administrasi
 Tidak perlu membuka rekening seperti tabungan, deposito, ataupun giro
 Suatu saat uang dibutuhkan, saat itu juga uang diperoleh
 Keanekaragaman barang yang dapat dijadikan jaminan
 Angsuran ringan karena tidak ditentukan besarnya, sehingga dapat diangsur sesuai
kemampuan
 Penetapan bunga dengan sistem bunga menurun, jadi bunga dibebanka atas dasar
sisa pinjaman
 Apabila jatuh tempo pinjamannya dan hutang pokok belum dapat dibayar, maka
jangka waktu pinjaman dapat diperpanjang, dengan membayar bunga terlebih
dahulu
 Memperoleh tenggang waktu pelunasan dua minggu setelah jatuh tempo tanpa
dibebani bunga (masa tunggu lelang)

2. Adapun kelemahan pegadaian yaitu:

 Sewa modal pegadaian relatif lebih tinggi dari tingkat suku bunga perbankan

 Harus ada jaminan berupa barang bergerak yang mempunyai nilai

 Barang bergerak yang digadaikan harus diserahkan ke pegadaian, sehingga barang


tersebut tidak dapat dimanfaatkan selama digadaikan

 Jumlah kredit gadai yang dapat diberikan masih terbatas

Pegadaiaan menyediakan pinjaman uang dengan jaminan barang berharga, meminjam


uang kepegadaian bukan saja prosedurnya mudah dan cepat, tetapi biaya yang
dibebankan juga lebih ringan. Hal ini dilakukan sesuai dengan salah satu tujuan dari
pegadaian, dalam pemberian pinjaman kepada masyarakat dengan motto “mengatasi
masalah tanpa masalah”.

Hal tersebut berbeda dengan meminjam uang dibank, yang membutuhkan prosedur yang
rumit, dan waktu yang relatif lama, persyaratan administrasi juga sulit dipenuhi. Seperti
dokumen harus lengkap, jaminan harus barang tertentu, karena tidak semua barang bisa
dijadikan jaminan di bank.

Pihak penggadai juga tidak menanyakan untuk apa meminjam uang, hal ini tentu bertolak
belakang dengan pihak perbankan yang menanyakan terlebih dahulu untuk apa uang
dipinjam sebelum mengabulkan pinjaman kepada nasabah. Sanksi yang diberikan juga
ringan, karena apabila tidak dapat melunasi maka barang akan dilelang untuk menutupi
kekurangan pinjaman yang telah diperolehnya.

Jadi keuntungan perusahaan pegadaian apabila dibandingkan dengan lembaga keuangan


bank atau lembaga keuangan lainnya yaitu:

1.    Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh uang, yaitu pada hari itu juga, hal ini
disebabkan prosedurnya yang sederhana
2.    Persyaratan yang sangat sederhana, sehingga memudahkan konsumen untuk untuk
memenuhinya
3.    Pihak pegadaian tidak mempersalahkan uang tersebut digunakan untuk apa, jadi
sesuai dengan kehendak masyarakat atau nasabahnya

7. Manfaat Pegadaian

1.         Bagi Nasabah

Manfaat utama yang diperoleh oleh nasabah yang meminjam dari Perum Pegadaian
adalah ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana dan dalam waktu
yang lebih cepat terutama apabila dibandingkan dengan kredit perbankan. Disamping itu,
mengingat jasa yang ditawarkan oleh Perum Pegadaian tidak hanya jasa pegadaian, maka
nasabah juga dapat memperoleh manfaat antara lain:

a. Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau institusi yang telah
berpengalaman dan dapat dipercaya.
b. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya.

2.        Bagi Perum Pegadaian

Manfaat yang diharapkan dari Perum Pegadaian sesuai jasa yang diberikan kepada
nasabahnya adalah:
a. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam
dana.
b. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah
memperoleh jasa tertentu dari Perum Pegadaian.
c. Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai suatu Badan Usaha Milik Negara yang
bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat
yang memerlukan dana dengan prosedur dan cara yang relatif sederhana.
d. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990, laba yang diperoleh oleh
Perum Pegadaian digunakan untuk:
1)        Dana pembangunan semesta (55%)

2)        Cadangan umum (20%)

3)        Cadangan tujuan (5%)

4)        Dana sosial (20%)

1. Keuntungan Meminjam di Pegadaian dibandingkan Bank

Pegadaian : Bank :
1) memperoleh uang, yaitu pada hari itu juga, 1) Prosedurnya lebih sulit dan berbelit-belit
hal ini disebabkan prosedurnya yang tidak
2) Persyaratannya yang lebih rumit dan
berbelit-belit.
memerlukan jaminan. Sedangkan
2) Persyaratan yang sangat sederhana pegadaian hanya memerlukan barang gadai
sehingga memudahkan konsumen untuk yang nasabah punya
memenuhinya 3) Pihak bank biasanya akan menanyakan
3) Pihak pegadaian tidak mempersalahkan untuk apa dana tersebut dipinjam dan
digunakan
uang tersebut digunakan untuk apa, jadi
sesuai dengan kehendak nasabahnya.

4. Tindak Pegadaian jika nasabah tidak dapat mengembalikan pinjaman


Tindak pegadaian jika ada nasabah yang tidak dapat mengembalikan pinjaman saat jatuh
tempo adalah nasabah dapat memperpanjang waktu pengembalian pinjaman dengan
syarat tetap membayar sewa modal, biaya titipan dan biaya pemeliharaan barang gadai.
Namun bila nasabah telah masuk ke dalam kategori (M) atau macet, dan mengabaikan
surat pemberitahuan macet maka barang pinjaman akan di gadai ke masyarakat luas.
5. Barang apa saja yang bisa dijadikan barang gadai di pegadaian
Jenis-jenis barang berharga yang dapat diterima dan dapat dijadikan jaminan oleh perum
pegadaian sebagai berikut:
a.       Barang-barang atau benda-benda perhiasan antara lain:
  Emas - Perak - Intan - Jam
Berlian - Mutiara -Platina
b.      Barang-barang berupa kendaraan seperti:
 Mobil (termasuk bajaj dan bemo) - Sepeda motor
Sepeda biasa (termasuk becak)
c.       Barang-pulang elektronik antara lain:
 Televisi - Radio - Radio Tape - Tustel
Video - Komputer - Kulkas - Mesin Tik
d.      Mesin-mesin seperti:
  Mesin jahit - Mesin Kapan Motor
e.       Barang-barang keperluan rumah tangga seperti:
Barang tekstil, berupa pakaian, permadani atau kain batik.
Barang-barang pecah belah dengan catatan bahwa semua barang-barang yang
dijaminkan haruslah dalam kondisi baik dalam arti masih dapat digunakan atau bernilai.
Selanjutnya, Jenis-jenis barang yang tidak dapat di gadaikan, antara lain:
 Binatang ternak - Hasil bumi
Barang dagangan dalam jumlah besar - Barang yang amat kotor
Barang yang cepat rusak, susut dan busuk - Kendaraan yang sangat besar
Barang-barang seni yang sulit di taksir - Barang yang mudah terbakar
Senjata api, aminisi, dan misiu - Barang yang disewa belikan
Barang milik pemerintah - Barang ilegal
6. kategori lembaga Pegadaian dan perkembangannya di Indonesia
PERUM Pegadaian mempunyai pelayanan yang dapat dikatagorikan sebagai Lembaga
Keuangan Mikro (LKM). PERUM Pegadaian merupakan LKM terbesar di Indonesia,
kerena asetnya paling besar, sedangkan jaringan pelayanannya paling luas. Perum
Pegadaian pada tahun 2004 mempunyai aktiva tetap Rp 3.167.910 juta. Sampai tahun 2006
jumlah cabang Perum Pegadaian yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia adalah 826
unit (Hasil wawancara pada survey awal tanggal 13 Maret 2007)

7. Kegiatan Usaha Pegadaian Lainnya


1) Kredit Gadai ( Kredit Karyawan )
Kredit Gadai adalah fasilitas pinjaman berdasarkan hukum gadai dengan pelayanan
prosedur mudah, aman, dan cepat. Memberikan kredit bagi karyawan yang
berpenghasilan tetap, pembayaran pinjaman dilakukan dengan memotong gaji setiap
bulannya.
2) Jasa Taksiran dan Jasa Titipan
Jasa taksiran ditawarkan oleh perum pergaidaian kepada masyarakat dengan dengan
tujuan unuk melindungi masyarakat dari kemungkinan pemalsuan para penjual
barang-barang perhiasan emas permata.
Jasa Titipan adalah fasilitas semacam safe deposit box yang ditawarkan oleh
pegadaian kepada masyarakat dengan maksud untuk melindungi surat-surat dan atau
barang-barang berharga lainnya bila pemiliknya meninggalkan rumah.
3) Unit taksiran emas (UTE)
Unit taksiran emas perum pegadaian dinamakan Galeri 24. Kegiatannnya adalah
menyediakan perhiasan dengan kualitas yang tinggi dan disain perhiasan yang
modern. Harga emas yang di perhitungkan adalah harga emas yang berlaku pada saat
pembelian. Sedangkan kadarnya adalah kadar sesuai Standar Nasional Indonesia.
4) Kegiatan-kegiatan usaha lainnya
Kegiatan ini bertujuan memanfaatkan aset yang kurang produktif, tetapi nilai
pendapatannya relatif kecil di bandingkan dengan jasa gadai. Misalnya penyewaan
gedung di beberapa tempat di Indonesia.

8. Hak dan Kewajiban Lembaga Pegadaian


Hak dan kewajiban pemegang gadai:
HAK : KEWAJIBAN :
1. Menahan barang yang dijaminkan sampai 1. Bertanggung jawab terhadap
waktu utang dilunasi, baik yang mengenai jumlah
hilangnya/kemunduran harga barang jaminan,
pokok maupun bunga. jika hal itu disebabkan kelalaiannya.
2. Mengambil pelunasan dari hasil penjualan
2. Harus memberi tahu kepada orang yang
barang tersebut, apabila orang yang berutang tidak berutang apabila ia hendak menjual barang
menepati kewajibannya. Penjualan barang ini
jaminan.
dapat dilakukan sendiri atau minta perantaraan 3. Harus memberikan perhitungan tentang
hakim. pendapatan penjualan barang itu dan setelah ia
3. Berhak meminta ganti biaya yang telah mengambil pelunasan utangnya, maka ia harus
menyerahkan kelebihannya kepada si berutang.
dikeluarkan untuk menyelamatkan barang
tanggungan itu. (Suyatno, 2003: 93)
4. Berhak menggadaikan lagi jaminan itu

BAB IV
SIMPULAN

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian pegadaian adalah


kegiatan menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah
uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antar nasabah
dengan lembaga gadai.
Adapun kegiatan pelaksanaan gadai dalam perum pegadaian meliputi beberapa kegiatan,
yaitu diantaranya seperti yang penulis paparkan diatas: asal mula pegadaian berkembang di
Indonesia. Tujuan, tugas, dan fungsi lembaga Pegadaian di Indonesia. Keuntungan meminjam di
pegadaian dibandingkan bank. Tindakan yang dilakukan pegadaian saat sudah jatuh tempo tetapi
nasabah belum dapat mengembalikan pinjaman. Barang apa saja yang bisa dijadikan barang gadai
di pegadaian. Kategori lembaga Pegadaian dan seberapa pesat perkembangannya di Indonesia.
Kegiatan apa saja yang dilakukan lembaga pegadaian selain memberikan pinjaman atas barang
gadai. Dan apa saja hak dan kewajiban yang dimiliki oleh lembaga pegadaian.

Anda mungkin juga menyukai