DisusunOleh :
Kelompok II (A2)
Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antar perubahan
senyawa kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam
reaksi disebut sebagai reaktan. Reaksi kimia biasanya dikarakterisasikan dengan
perubahan kimiawi, dan akan menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya
memiliki ciri-ciri yang berbeda dari reaktan. Secara klasik, reaksi kimia
melibatkan perubahan yang melibatkan pergerakan elektron dalam pembentukan
dan pemutusan ikatan kimia, walaupun pada dasarnya konsep umum reaksi kimia
juga dapat diterapkan pada transformasi partikel-partikel elementer seperti pada
reaksi nuklir. Reaksi-reaksi kimia yang berbeda digunakan bersama dalam sintesis
kimia untuk menghasilkan produk senyawa yang diinginkan. Dalam biokimia,
sederet reaksi kimia yang dikatalisis oleh enzim membentuk lintasan metabolisme,
di mana sintesis dan dekomposisi yang biasanya tidak mungkin terjadi di dalam
sel dilakukan.
2.4. Protein
Protein berasal dari bahasa Yunani “proteios” yang berarti pertama atau
utama. Protein merupakan makromolekul yang menyusun lebih dari separuh
bagian dari sel. Protein menentukan ukuran dan struktur sel, komponen utama dari
sistem komunikasi antar sel serta sebagai katalis berbagai reaksi biokimia di
dalam sel. Karena itulah sebagian besar aktivitas penelitian biokimia tertuju pada
protein khususnya hormon, antibodi, dan enzim (Fatchiyah dkk, 2011).
2.7. Karbohidrat
Karbohidrat adalah suatu senyawa yang terdiri dari atom karbon,
hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi
makhluk hidup. Karbohidrat dalam tubuh mengalami perubahan atau
metabolisme. Hasil metabolise karbohidrat yaitu glukosa yang terdapat dalam
darah dan glikogen yaitu karbohidrat yang disintesis oleh sel-sel pada jaringan
otot sebagai sumber energi (Poedjiati, 2007).
2.9. Glukosa
2.10. Fruktosa
2.11 Sukrosa
Sukrosa terdapat dalam gula tebu dan dalam kehidupan sehari-hari sukrosa
dikenal dengan gula pasir. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan fruktosa
yang dihubungkan oleh ikatan 1,2 –α.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
5. Erlenmeyer 1 unit
3.1.2. Bahan
Bahan – Bahan yang digunakan dalam percobaan reaksi – reaksi umum
senyawa organik adalah sebagai berikut :
1. Minyak 3 mL
2. Kertas lakmus 2 buah
3. Etanol 25 mL
4. Larutan NaOH 1 N 15 mL
5. NaCl 25%
6. Methyl red 1 mL
7. Larutan pp 3 tetes
8. Putih telur ( albumin) 3 mL
9. HCl 1 mL
10. Larutan Fehling 2 mL
11. HCL Pekat 3 tetes
12. Larutan Frukosa 1 mL
13. Larutan Glukosa 1 mL
14. Larutan Sukrosa 1 mL
3.1.2 Protein
Prosedur Kerja pada percobaan protein adalah sebagai berikut
1. Pengendapan oleh asam mineral
3 ml larutan albumin, ditambahkan dengan meneteskan HNO3 pekat,
dikocok dan dicatat hasilnya. diulangi percobaan dengan menggunakan 3
tetes HCl dan H2SO4 pekat.
2. Pengendapan dengan pereaksi alkaloid
Dimasukkan 2 ml larutan albumin didalam tabung reaksi dan dicatat
hasilnya. Didalam tabung yang lain dimasukkan 3 ml larutan albumin lalu
diteteskan 3 tetes asam asetat encer sampai larutan bereaksi asam,
kemudian diuji dengan kertas lakmus. Didihkan dan catat hasilnya.
3.2.2 Karbohidrat
Prosedur Kerja pada percobaan karbohidrat adalah sebagai berikut :
1. Uji fehling
1 ml larutan yang akan diuji ditambahkan dengan 2 ml larutan fehling.
Kemudian Didihkan larutan dan amati. Larutan yang dipakai adalah
larutan glukosa dan sukrosa.
2. Membedakan glukosa dan fruktosa
Dimasukkan 1 ml glukosa dalam tabung kemudian ditambahkan 2 ml HCl
pekat, didihkan selama 30 detik dan dinginkan serta diamati. Dilakukan
juga terhadap sukrosa, dan dibandingkan hasilnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berikut adalah hasil percobaan reaksi – reaksi umum senyawa organik
yang dapat dilihat pada Tabel 4.1
4.2 Pembahasan
4.2.1 Minyak dan Sabun
Pada proses safonifikasi minyak, dimana prosesnya yaitu 3 ml minyak +
25 ml etanol dan 15 mL NaOH, dipanaskan pada suhu 80-90ºC ditambah
H2SO4 menghasilkan pembagian yaitu yang bagian atas keruh, dan baian bawah
bening.Hasil ini dikarenakan sifat-sifat H2SO4 yang tergolong asam kuat dan sifat
NaOH yang tergolong basa kuat, dan apabila dicampur, campuran itu tergolong
kedalam suspensi. Dimana sifat suspensi itu adalah Dua fase, tidak jernih, dapat
disaring , dan memisah bila didiamkan, karena alasan inilah campuran dapat
terpisah menjadi dua bagian.
Pada percobaan uji alkali bebas, 5 mL larutan sabun diuji dengan kertas
lakmus. Mulanya menghasilkam warna yang tetap pada kertas lakmus, tetapi
setelah dipanaskan, larutan menjadi agak keruh, dan kertas lakmus berubah
menjadi warna biru. Dikarenakan suatu faktor, yaitu faktor suhu. Apabila larutan
dipanaskan, maka suhu meningkat dan pH meningkat, sehingga larutan bersifat
basa, dan apa bila pada larutan basa didalamnya terdapat kertas lakmus merah,
maka lakmus merah akan berubah menjadi biru, bahkan campuran terasa asin dan
sedikit pahit. Hal ini terjadi karena sifat dari kertas lakmus yang akan berubah
warna jika dimasukkan ke dalam larutan asam atau larutan basa.
Pada percobaan efek garam terhadap sabun, hasil yang diperoleh adalah
terdapat endapan dan larutannya menjadi keruh. Karena larutan sabun ditambah
larutan NaCL 2 mL maka kedua larutan tersebut bersifat heterogen, dimana
campuran heterogen adalah campuran yang memiliki susunan atau komposisi zat
– zat penyusun pada tiap bagian tidak sama. sehingga larutan NaCL mengendap
didasar tabung.
Pada percobaan daya emulsi sabun, 5 ml air + 1 mL minyak menghasilkan
pada tabung I , menghasilkan hasil yaitu minyak dan air tidak bercampur , dimana
minyak berada diatas dan air berada dibawah. Ini dikarenakan ,minyak memiliki
sifat non polar dan air memiliki sifat polar.Dimana minyak tidak larut dalam air
maupun polar lain dikarenakan memiliki sifat khas yang berbeda. Sehingga
minyak diatas dan air dibawah. Untuk tabung II, minyak dan air sabun bercampur,
karena sabun merupakan emulgator dari jenis sufraktan, yang dapat melarutkan
minyak dengan air. Emulgator adalah bahan aktif yang dapat menstabilkan emulsi
Akibatnya, minyak dan air dapat tercampur. Sabun adalah emulgator jenis
sufraktan, sehingga dapat mengikat senyawa berminyak.
4.2.2 Protein
Pada percobaan pengendapan oleh asam mineral,dimana albumin ditambah
HNO3 hasil yang didapat ialah larutan menggumpal dan berubah menjadi warna
kurning. Pada bagian bawah larutan berubah menjadi bening, dikarenakan faktor
senyawa yang ditambahkan pada albumin bersifat asam.
Pada percobaan pengendapan oleh pereaksi alkaloid hasil yang didapat
adalah larutan menggumpal (endapan), dan larutan mengubah kertas lakmus
merah dan lakmus biru menjadi warna biru. Karena sifat dari albumin merupakan
protein yang mudah larut dalam air, serta dapat diendapkan dengan penambahan
larutan asam dengan pH tinggi.
4.2.3 Karbohidrat
Pada percobaan karbohidrat yang diuji oleh fehling, hasil yang didapat
sebelum dipanaskan adalah larutannya kental dan berwarna coklat. Setelah
dipanaskan larutan menjadi encer dan tidak berubah warna, karena larutan fehling
akan menghasilkan perubahan warna pada larutan tersebut.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan Hasil dan Pembahasan Maka Dapat Disimpulkan Sebagai
Berikut:
a. Larut dalam air dan terhidrolisis menjadi fruktosa dan glukosa. Sifat
larut dalam air menunjukkan bahwa karbohidrat ini tidak terikat pada
gugus lain seperti lipid (lemak).
5.2 Saran
1 ml larutan fruktosa + 2 ml
Campurannya kental dan
larutan fehling
berwarna biru,tidak terjadi
perubahan
Dosen Pembimbing
NIM.160140074 NIP.196705162000121000
LAMPIRAN B
H3N+ C H
6. Endapan refersible adalah endapan yang dapat larut kembali dan sifatnya
masih sama.
7. Gambar bangun glukosa
H C O H
C C
OH C C OH
CH2OH O CH2OH
C H OH C
H C C OH
OH H
3. Lampu Spiritus
Membakar zat atau memanaskan larutan
4.
Kaki Tiga Untuk menyangga cawan penguap saat
pemanasan
5. Erlenmeyer
-Berfungsi untuk mengukur serta
mencampur bahan-bahan analisa
-Tempat untuk melakukan titrasi bahan
-Sebagai wadah untuk menampung
larutan, bahan yang padat maupun
cairan
6. Gelas Ukur
Sebagai alat untuk mengukur volume
larutan/cairan
7. Bola Hisap
Digunakan untuk membantu proses
pengambilan cairan.
8. Penangas Air
Alat untuk memanaskan larutan
-