Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

REAKSI – REAKSI UMUM SENYAWA ORGANIK


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Laporan Praktikum Kimia Organik

DisusunOleh :
Kelompok II (A2)

1. Indah Aprilla NIM. 190140036

2. Nur Aisyah NIM. 190140050

3. Khairul Arrassyid NIM. 190140054

4. Dita Khairanti NIM. 190140067

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2020
ABSTRAK

Reaksi – resksi umum senyawa organic pada dasarnya dikelompokkan menjadi


reaksi substitusi, asdisi, eliminasi, oksidasi dan reduksi, esterifikasi, polimerrisasi,
serta polikondensasi. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan sifat-
sifat minyak dan sabun, serta mempelajari sifat-sifat protein dan juga mempelajari
sifat-sifat karbohidrat . Pada percobaan ini terdapat beberapa alat yang dipakai,
seperti tabung reaksi, gelas ukur,penangas air, dan Erlenmeyer. Dari hasil
percobaan diperoleh, pada 3 ml minyak yang ditambahkan 10 ml etanol dan
NaOH, ketika dipanaskan air berada paling atas dan minyak berada paling bawah.
Ini dikarenakan massa jenis minyak lebih kecil daripada massa jenis air.
Sedangkan untuk menentukan sifat sabun, hasil yang diperoleh pada percobaan uji
alkali bebas, larutan sabun diuji dengan menggunakan kertas lakmus merah dan
biru yang keduanya berubah menjadi warna biru. Maka dapat ditentukan sabun
memiliki sifat basa. Pada percobaan protein, dimana tujuannya mempelajari sifat-
sifat-sifat protein, hasil yang diperoleh pada pengendapan oleh asam mineral yaitu
3 ml albumin + H2SO4, larutan menjadi menggumpal. Maka dapat ditentukan
protein saat di panaskan menjadi menggumpal. Pada percobaan karbohidrat, yang
tujuannya mengamati sifat-sifat dari karbohidrat. Pada uji fehling, ketika 2 ml
fehling ditambah 1 ml glukosa, campuran tersebut berubah menjadi warna coklat
pada saat dipanaskan. Ini menandakan adanya unsur karbohidrat dalam suatu
campuran tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa larutan sabun memiliki sifat
basa, sedangkan protein memiliki sifat yang sukar larut dalam air dan karbohidrat
mudah larut dalam air.

Kata kunci : Reaksi-reaksi kimia, Safonifikasi, Karbohidrat, Protein, Lemak,


Glukosa dan Sukrosa.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum : Reaksi–reaksi umum senyawa organik


1.2 Tanggal Praktikum : 10 Maret 2020
1.3 Pelaksana Praktikum :1. Indah Aprilla NIM. 190140036
2. Nur Aisyah NIM. 190140050
3. Khairul Arrasyid NIM. 190140054
4. Dita Khairanti NIM. 190140067
1.4 Tujuan Praktikum : 1. Menentukan Sifat – Sifat Minyak dan Sabun.
2. Mempelajari Sifat – Sifat Protein
3. Mempelajari Sifat – Sifat Karbohidrat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antar perubahan
senyawa kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam
reaksi disebut sebagai reaktan. Reaksi kimia biasanya dikarakterisasikan dengan
perubahan kimiawi, dan akan menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya
memiliki ciri-ciri yang berbeda dari reaktan. Secara klasik, reaksi kimia
melibatkan perubahan yang melibatkan pergerakan elektron dalam pembentukan
dan pemutusan ikatan kimia, walaupun pada dasarnya konsep umum reaksi kimia
juga dapat diterapkan pada transformasi partikel-partikel elementer seperti pada
reaksi nuklir. Reaksi-reaksi kimia yang berbeda digunakan bersama dalam sintesis
kimia untuk menghasilkan produk senyawa yang diinginkan. Dalam biokimia,
sederet reaksi kimia yang dikatalisis oleh enzim membentuk lintasan metabolisme,
di mana sintesis dan dekomposisi yang biasanya tidak mungkin terjadi di dalam
sel dilakukan.

2.1. Minyak dan Lemak


Minyak dan lemak termasuk salah satu anggota dari golongan lipid, yaitu
merupakan lipid netral. Lipid itu sendiri dapat diklasifikasikan menjadi empat
kelas, yaitu :
1. Lipid netral
2. Posfatida
3. Spigolipid
4. Glikolipid
Semua jenis lipid ini banyak terdapat di alam, Minyak dan lemak yang
telah dipisahkan dari jaringan asalnya mengandung jumlah kecil komponen selain
trigliserida, yaitu :
1. Lipid kompleks (yaitu lesithin, cephalin, fosfatida, dan yang lainnya).
2. Sterol, berada dalam keadaan bebas atau terikat dengan asam lemak.
3. Asam lemak bebas.
4. Pigmen yang larut dalam lemak, dan
5. Hidrokarbon.
Komponen tersebut mempengaruhi warna produk, serta berperan dalam
proses ketengikan. Fosfolipid dalam minyak yang berasal dari biji-bijian biasanya
mengandung sejumlah fosfatida yaitu lesithin dan cephalin.
Adapun berbedaan umum antara minyak nabati dan hewani adalah:
Minyak hewani megandung kolestrol sedangkan lemak nabati mengandung
fitosterol. Kadar asam lemak tidak jenuh dalam lemak hewani lebih kecil dari
lemak nabati. Lemak hewani mempunyai bilangan richirt. Meissl lebih besar dan
bilangan polenske lebih kecil dibanding dengan minyak nabati (Ketaren, 1986).

2.2. Sabun dan Detergen


Sabun adalah garam logam alkali (garam natrium) dari asam-asam lemak.
Sabun mengandung garam C16 dan C18, namun juga mengandung beberapa
karboksilat dengan bobot atom lebih rendah. Sabun adalah surfaktan yang
digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan. Sabun biasanya
berbentuk padatan tercetak yang disebut batang.
Penggunaan sabun cair juga telah telah meluas, terutama pada sarana-
sarana publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara efektif
mengikat partikel dalam suspensi yang mudah dibawa oleh air bersih. Kegunaan
sabun ialah sabun memiliki kemampuan yang dapat mengemulsi kotoran
berminyak sehingga dapat dibuang hanya dengan pembilasan. Kemampuannya ini
disebabkan oleh dua sifat sabun.
Pertama rantai hidrokarbon sebuah molekul Sabun larut dalam zat non-
polar, seperti tetesan-tetesan minyak. Kedua, ujung molekul-molekul sabun yang
tertarik pada air, ditolak oleh ujung anion molekul-molekul sabun yang
menyembul dari tetesan minyak lain. Karena tolak-menolak antara tetes-tetes
sabun dan minyak, maka minyak itu tidak dapat saling bergabung, tetapi tetap
tersuspensi. Sabun termasuk dalam kelas umum senyawa yang disebut surfaktan,
yakni senyawa yang dapat menurunkan tegangan permukaan air. Molekul
surfaktan apa saja mengandung suatu ujung hidrofobik dan suatu ujung hidrofilik
(Fessenden, 1982).

2.3. Bilangan Penyabunan


Bilangan penyabunan adalah jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk
menyabunkan satu gram minyak atau lemak. Apabila sejumlah contoh minyak
atau lemak disabunkan dengan larutan KOH berlebihan dalam alkohol maka KOH
akan bereaksi dengan trigliserida , yaitu tiga molekul KOH bereaksi dengan satu
molekul minyak atau lemak. Larutan alkali yang tertinggi ditentukan dengan
titrasi menggunakan asam, sehingga jumlah alkali yang turut bereaksi dapat
diketahui.
R1 COO CH2 R1COOK CH2OH
R2COO CH + 3KOH R2COOK + HOCH
R3COO CH2 R3COOK CH2OH
trigliserida sabun kalium gliserol

Dalam penetapan bilangan penyabunan biasanya larutan alkali yang


dipergunakan adalah larutan KOH, yang diukur dengan hati-hati ke dalam tabung
menggunakan buret atau pipet. Campuran minyak atau lemak dengan larutan
KOH didihkan pada pendinginan. Kemudian larutan KOH yang tersisa ditetapkan
dengan jalan mengurangkan jumlah larutan alkali beralkohol yang dipergunakan,
dikalikan dengan berat molekul dari larutan alkali tersebut dibagi dengan berat
adalah 56,1.

Selain itu, bilangan penyabunannya ialah jumlah alkali yang dibutuhkan


untuk menyabunkan sejumlah minyak. Bilangan penyabunan ini tergantung dari
berat molekul. Minyak yang mempunyai berat molekul yang rendah akan
mempunyai bilangan penyabunan yang lebih tinggi. Penentuan bilangan
penyabunan dapat dilakukan pada massa/semua jenis minyak dan lemak (S.
Ketaren, 1986).

2.4. Protein
Protein berasal dari bahasa Yunani “proteios” yang berarti pertama atau
utama. Protein merupakan makromolekul yang menyusun lebih dari separuh
bagian dari sel. Protein menentukan ukuran dan struktur sel, komponen utama dari
sistem komunikasi antar sel serta sebagai katalis berbagai reaksi biokimia di
dalam sel. Karena itulah sebagian besar aktivitas penelitian biokimia tertuju pada
protein khususnya hormon, antibodi, dan enzim (Fatchiyah dkk, 2011).

2.5. Klasifikasi Protein


Protein dapat dikategorikan menurut tipe tugas yang dilaksanakan. Protein
sesat, juga disebut protein struktural yang membentuk kulit, otot, dinding
pembuluh darah, dan rambut, terdiri dari molekul panjang-benang yang lain atau
liat dan tidak larut.

2.6. Protein Konjugasi


Protein yang dihubungkan ke suatu bagian nonprotein seperti misalnya
gula, melakukan berbagai fungsi dalam seluruh tubuh. Suatu cara hubungan yang
lazim antara protein ialah dengan suatu rantai sampai fungsian samping
fungsional dari protein. Suatu protein yang terstruktur sekundernya dalam bulu.
Tiap molekul protein dalam kreatin mempunyai bentuk spiral, yang disebut spiral
ἀ-kanan. “kanan“ merujuk pada arah putaran dalam spiral itu.
Struktur spiral bukanlah tipe satu-satunya dari struktur sekunder protein.
Tipe struktur lain, yang dirujuk sebagai lembaran –β, atau lembaran terwiru,
terdapat dalam fibroin sutera. Lembaga terwiru (terlipat) merupakan penataan
dimana molekul protein tunggal dideretkan sisi ke sisi dan terikat dengan ikatan
hidrogen antara rantai-rantai.Rantai-rantai protein dalam fibroin sutera bukanlah
sekedar rantai zig-zag yang terukur.
Analisa dengan difraksi sinar –X menunjukkan satuan berulang tiap 7,0
amstrong. Pengulangan ini agaknya disebabkan dari suatu lipatan (atau wiruan)
dalam mengandung 46% glisina (tanpa rantai samping) dan 38% campuran
alanina dan serina (rantai samping kecil). Tidak adanya gugus R yang meluap
dalam asam-asam amino ini memungkinkan penataan sisi ke sisi dari rantai-rantai
protein dalam struktur fibroin itu.

2.7. Karbohidrat
Karbohidrat adalah suatu senyawa yang terdiri dari atom karbon,
hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi
makhluk hidup. Karbohidrat dalam tubuh mengalami perubahan atau
metabolisme. Hasil metabolise karbohidrat yaitu glukosa yang terdapat dalam
darah dan glikogen yaitu karbohidrat yang disintesis oleh sel-sel pada jaringan
otot sebagai sumber energi (Poedjiati, 2007).

2.8. Klasifikasi Karbohidrat

Karbohidrat memiliki tiga golongan utama yaitu monosakarida,


oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida memiliki sifat tidak berwarna,
kristal padat yang bebas dan larut dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut non
polar, dan kebanyakan memiliki rasa manis. Disakarida mengandung dua unit
monosakarida yang berikatan secara kovalen terhadap sesamanya. Dua molekul
sakarid disebut disakarida.

Jenis oligosakarida yaitu sukrosa (glukosa dan fruktosa), laktosa (glukosa


dan galaktosa) , dan maltosa (terdiri dari 2 molekul glukosa). Polisakarida disebut
juga glikan, yang berbeda dalam kandungan unit monosakarida, panjang rantai,
dan percabangan. Terdapat dua jenis polisakarida yaitu homopolisakarida yang
mengandung hanya satu jenis unit monomer contoh pati yang mengandung hanya
unit D-glukosa, dan heteropoli sakarida yang mengandung dua atau lebih jenis
monosakarida yang berdeda, contoh asam hialuronat pada jaringan pengikat, yang
mengandung secara berganti-ganti residu dari dua jenis gula.

2.9. Glukosa

Glukosa merupakan suatu aldoheksosa, disebut juga dekstrosa karena


memutar bidang polarisasi ke kanan. Glukosa merupakan komponen utama gula
darah, menyusun 0,065- 0,11% darah kita. 5 Glukosa dapat terbentuk dari
hidrolisis pati, glikogen, dan maltosa. Glukosa sangat penting bagi kita karena sel
tubuh kita menggunakannya langsung untuk menghasilkan energi. Glukosa dapat
dioksidasi oleh zat pengoksidasi lembut seperti pereaksi Tollens sehingga sering
disebut sebagai gula pereduksi (Budiman,2009).

2.10. Fruktosa

Fruktosa adalah suatu heksulosa, disebut juga levulosa karena memutar


bidang polarisasi ke kiri. Merupakan satu-satunya heksulosa yang terdapat di
alam. Fruktosa merupakan gula termanis, terdapat dalam madu dan buah-buahan
bersama glukosa. Fruktosa dapat terbentuk dari hidrolisis suatu disakarida yang
disebut sukrosa dan fruktosa adalah salah satu gula pereduksi (Budiman,2009).

2.11 Sukrosa

Sukrosa terdapat dalam gula tebu dan dalam kehidupan sehari-hari sukrosa
dikenal dengan gula pasir. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan fruktosa
yang dihubungkan oleh ikatan 1,2 –α.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat – Alat yang digunakan dalam percobaan reaksi – reaksi umum
senyawa organik adalah sebagai berikut :
1. Gelas Piala 1 unit

2. Penangas Air 1 unit

3. Pipet Tetes 1 unit

4. Gelas Ukur 25 ml 1 unit

5. Erlenmeyer 1 unit

6. Tabung Reaksi dan Rak 6 unit

7. Kaki Tiga dan Perangkatnya 1 unit

8. Lampu Spritus 1 unit

9. Bola Hisap 1 unit

3.1.2. Bahan
Bahan – Bahan yang digunakan dalam percobaan reaksi – reaksi umum
senyawa organik adalah sebagai berikut :
1. Minyak 3 mL
2. Kertas lakmus 2 buah
3. Etanol 25 mL
4. Larutan NaOH 1 N 15 mL
5. NaCl 25%
6. Methyl red 1 mL
7. Larutan pp 3 tetes
8. Putih telur ( albumin) 3 mL
9. HCl 1 mL
10. Larutan Fehling 2 mL
11. HCL Pekat 3 tetes
12. Larutan Frukosa 1 mL
13. Larutan Glukosa 1 mL
14. Larutan Sukrosa 1 mL

3.2. Prosedur Kerja


3.2.1. Minyak dan Sabun
Prosedur kerja pada percobaan minyak dan sabun adalah sebagai berikut :
1. Safonikasi minyak
Dalam gelas piala dimasukkan 3 ml minyak dan 25 ml etanol dan NaOH.
Lalu dipanaskan campuran di penagas air pada 80-900C, selama 15 menit.
dipanaskan sampai terbentuk larutan dan ditambahkan sedikit air.
Kemudian ditambahkan H2SO4 pekat dengan meneteskan beberapa tetes
dan diamati apa yang terjadi.
2. Uji alkali bebas
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 5 ml larutan sabun, kemudian diuji
dengan kertas lakmus. dicatat hasilnya. Kemudian ditambahkan 3 tetes
larutan PP,dan dicatat hasilnya.
3. Efek garam terhadap sabun
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 10 ml larutan sabun, ditambahkan 2
ml larutan NaCl, dikocok dengan baik. Kemudian diperhatikan terjadinya
efek garam.
4. Daya emulsi sabun
Didalam tabung I dikocok 2 tetes minyak dengan 5 ml air. Kemudian
dalam tabung II dikocok 2 tetes minyak dengan 3 ml larutan sabun.
Kemudian dimati apa yang terjadi.

3.1.2 Protein
Prosedur Kerja pada percobaan protein adalah sebagai berikut
1. Pengendapan oleh asam mineral
3 ml larutan albumin, ditambahkan dengan meneteskan HNO3 pekat,
dikocok dan dicatat hasilnya. diulangi percobaan dengan menggunakan 3
tetes HCl dan H2SO4 pekat.
2. Pengendapan dengan pereaksi alkaloid
Dimasukkan 2 ml larutan albumin didalam tabung reaksi dan dicatat
hasilnya. Didalam tabung yang lain dimasukkan 3 ml larutan albumin lalu
diteteskan 3 tetes asam asetat encer sampai larutan bereaksi asam,
kemudian diuji dengan kertas lakmus. Didihkan dan catat hasilnya.

3.2.2 Karbohidrat
Prosedur Kerja pada percobaan karbohidrat adalah sebagai berikut :
1. Uji fehling
1 ml larutan yang akan diuji ditambahkan dengan 2 ml larutan fehling.
Kemudian Didihkan larutan dan amati. Larutan yang dipakai adalah
larutan glukosa dan sukrosa.
2. Membedakan glukosa dan fruktosa
Dimasukkan 1 ml glukosa dalam tabung kemudian ditambahkan 2 ml HCl
pekat, didihkan selama 30 detik dan dinginkan serta diamati. Dilakukan
juga terhadap sukrosa, dan dibandingkan hasilnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berikut adalah hasil percobaan reaksi – reaksi umum senyawa organik
yang dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 hasil percobaan reaksi-reaksi umum senyawa organik


No. Prosedur Kerja Hasil Pengamatan
1. Minyak dan sabun  Sebelum dipanaskan
a. Safonifikasi Minyak - Minyak dan air bersatu
Dimasukkan 3 ml minyak + 10 - Larutan berwarna kuning
ml NaOH dan etanol. Panaskan
selama 15 menit tambahkan - Bulatan-bulatan minyak bersatu
sedikit air dan beberapa tetets  Saat dipanaskan dan sesudah
H2SO4
dipanaskan
- Minyak dan air berpisah
- Bulatan-bulatan minyak
menyebar dan larutan berwarna
kuning keruh
b. Uji alkali bebas  Tabung I
- Kedua lakmus menjadi biru
Tabung I = air sabun 5 ml +
- Sifat larutannya basa
kertas lakmus biru dan merah
 Tabung II
Tabung II = air sabun 5 ml +
- Warna larutan tetap hijau bening
indikator PP 3 tetes
Ter
c. Efek garam terhadap sabun Terdapat 2 warna yaitu warna hijau
Masukkan air sabun 10 ml dalam di atas dan keruh berupa endapan di
tabung reaksi + 2 ml NaCl 25% bawah

d. Daya emulsi sabun  Tabung I = terdapat 2 lapisan


Tabung I = air 5 ml + 3 tetes yaitu lapisan minyak di atas dan
minyak air dibawah.
Tabung II = air sabun 3 ml + 2  Tabung II = warna larutan
tetes minyak menjadi keruh
2. Reaksi pengendapan protein  Tabung I 
a. Pengendapan oleh asam - Larutan menggumpal
mineral - Larutan menjadi keruh
Tabung I = dimasukkan 3 ml - Banyak gelembung diatasnya
albumin = H2SO4 pekat 3 tetes  Tabung II
Tabung II = 3 ml albumin + HCl  Larutan tetap kuning jernih
37% 3 tetes  Banyak gelembung di atasnya
b. Pengendapan dengan pereaksi  Tabung I
alkaloid - Warna dari kuning bening
Tabung I = 2 ml albumin menjadi putih susu
dipanaskan - Larutan menggumpal
Tabung II = 3 ml albumin + 3  Tabung II
tetes asam asetat encer 10% + - Lakmus menjadi biru
lakmus merah - Larutan menggumpal
 Warna dari kuning menjadi putih
susu
3. Karbohidrat  Tabung I
a. Uji fehling
- Warna berubah menjadi coklat dari
Tabung I = Glukosa 1 ml +
kuning nila
fehling 2 ml kemudian
- Campuran menggumpal di atasnya
didihkan
 Tabung II
Tabung II = Sukrosa 1 ml +
fehling 2 ml kemudian  Campuran dari warnnya menjadi
kuning dan warna orange
didihkan
dibawah
b. Membedakan glukosa dan  Tabung I
sukrosa - Larutan dari kuning nila menjadi
Tabung I = 1 ml glukosa + 2 ml kuning nila pudar
HCl 37% dipanaskan selama  Tabung II
30 detik  Warna larutan dari putih tetap
Tabung II = 1 ml sukrosa + 2 ml putih
HCl 37% dipanaskan 30 s

4.2 Pembahasan
4.2.1 Minyak dan Sabun
Pada proses safonifikasi minyak, dimana prosesnya yaitu 3 ml minyak +
25 ml etanol dan 15 mL NaOH, dipanaskan pada suhu 80-90ºC ditambah
H2SO4 menghasilkan pembagian yaitu yang bagian atas keruh, dan baian bawah
bening.Hasil ini dikarenakan sifat-sifat H2SO4 yang tergolong asam kuat dan sifat
NaOH yang tergolong basa kuat, dan apabila dicampur, campuran itu tergolong
kedalam suspensi. Dimana sifat suspensi itu adalah Dua fase, tidak jernih, dapat
disaring , dan memisah bila didiamkan, karena alasan inilah campuran dapat
terpisah menjadi dua bagian.
Pada percobaan uji alkali bebas, 5 mL larutan sabun diuji dengan kertas
lakmus. Mulanya menghasilkam warna yang tetap pada kertas lakmus, tetapi
setelah dipanaskan, larutan menjadi agak keruh, dan kertas lakmus berubah
menjadi warna biru. Dikarenakan suatu faktor, yaitu faktor suhu. Apabila larutan
dipanaskan, maka suhu meningkat dan pH meningkat, sehingga larutan bersifat
basa, dan apa bila pada larutan basa didalamnya terdapat kertas lakmus merah,
maka lakmus merah akan berubah menjadi biru, bahkan campuran terasa asin dan
sedikit pahit. Hal ini terjadi karena sifat dari kertas lakmus yang akan berubah
warna jika dimasukkan ke dalam larutan asam atau larutan basa.
Pada percobaan efek garam terhadap sabun, hasil yang diperoleh adalah
terdapat endapan dan larutannya menjadi keruh. Karena larutan sabun ditambah
larutan NaCL 2 mL maka kedua larutan tersebut bersifat heterogen, dimana
campuran heterogen adalah campuran yang memiliki susunan atau komposisi zat

– zat penyusun pada tiap bagian tidak sama.  sehingga larutan NaCL mengendap
didasar tabung.
Pada percobaan daya emulsi sabun, 5 ml air + 1 mL minyak menghasilkan
pada tabung I , menghasilkan hasil yaitu minyak dan air tidak bercampur , dimana
minyak berada diatas dan air berada dibawah. Ini dikarenakan ,minyak memiliki
sifat non polar dan air memiliki sifat polar.Dimana minyak tidak larut dalam air
maupun polar lain dikarenakan memiliki sifat khas yang berbeda. Sehingga
minyak diatas dan air dibawah. Untuk tabung II, minyak dan air sabun bercampur,
karena sabun merupakan emulgator dari jenis sufraktan, yang dapat melarutkan
minyak dengan air. Emulgator adalah bahan aktif yang dapat menstabilkan emulsi
Akibatnya, minyak dan air dapat tercampur. Sabun adalah emulgator jenis
sufraktan, sehingga dapat mengikat senyawa berminyak.

4.2.2 Protein
Pada percobaan pengendapan oleh asam mineral,dimana albumin ditambah
HNO3 hasil yang didapat ialah larutan menggumpal dan berubah menjadi warna
kurning. Pada bagian bawah larutan berubah menjadi bening, dikarenakan faktor
senyawa yang ditambahkan pada albumin bersifat asam.
Pada percobaan pengendapan oleh pereaksi alkaloid hasil yang didapat
adalah larutan menggumpal (endapan), dan larutan mengubah kertas lakmus
merah dan lakmus biru menjadi warna biru. Karena sifat dari albumin merupakan
protein yang mudah larut dalam air, serta dapat diendapkan dengan penambahan
larutan asam dengan pH tinggi.

4.2.3 Karbohidrat

Pada percobaan karbohidrat yang diuji oleh fehling, hasil yang didapat
sebelum dipanaskan adalah larutannya kental dan berwarna coklat. Setelah
dipanaskan larutan menjadi encer dan tidak berubah warna, karena larutan fehling
akan menghasilkan perubahan warna pada larutan tersebut.

Pada percobaan membedakan glukosa dan fruktosa, hasil yang di dapat


sebelum dipanaskan adalah larutan berwarna kuning Karena faktor larutan
fruktosa itu sendiri. Dan setelah dipanaskan berwarna coklat. Dikarenakan larutan
fruktosa bercampur dengan HCl akan mengalami pendispersi HCl.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan Hasil dan Pembahasan Maka Dapat Disimpulkan Sebagai
Berikut:

1. Sifat – sifat dari Minyak dan Sabun


a. Sabun adalah garam alkali dari asam lemak yang akan terhidrolisis
parsial oleh air. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat basa.
b. Jika larutan sabun dalam air diaduk maka akan menghasilkan buih.
c. Sabun mempunyai sifat membersihkan.
d. Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan
membersihkan.

2. Sifat – sifat dari Protein


a. Sukar larut dalam air karena ukuran molekulnya yang sangat besar.

b. Dapat mengalami koagulasi oleh pemanasan dan penambahan asam atau


basa.
c. Dapat mengalami kerusakan (terdenaturasi) akibat pemanasan. Pada
denaturasi, protein mengalami kerusakan mulai dari struktur tersier sampai
struktur primernya.

3. Sifat – sifat dari Karbohidrat

a. Larut dalam air dan terhidrolisis menjadi fruktosa dan glukosa. Sifat
larut dalam air menunjukkan bahwa karbohidrat ini tidak terikat pada
gugus lain seperti lipid (lemak).

b. Tidak memiliki gugus pereduksi.

5.2 Saran

Pada percobaan reaksi – reaksi umum senyawa organik, saat melakukan


percobaan larutan HNO3 dapat diganti dengan larutan HCl. Dan pelaksana
praktikum harus mengetahui cara kerja dan bahan yang akan digunakan dan lebih
hati-hati dalam menggunakan larutan asam pekat seperti H2SO4 pekat dan HCl
pekat.
DAFTAR PUSTAKA

Budiman, M.S. 2009.Monosakarida,Fruktosa.Jakarta : Erlangga


Fatchiyah dkk, 2011.Biologi Molekuler Prinsip Dasar Analis.Jakarta : Erlangga
Fessenden, 1982. Kimia Organik.Jakarta : Erlangga
Poedjiati, A, 2007. Dasar – Dasar Biokimia,Edisi Revisi. UI Press, Jakarta
S, Ketaren. 1986. Pengantar Minyak dan Lemak, UI Press, Jakarta
LAMPIRAN A
DATA PENGAMATAN

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK


DATA PENGAMATAN

JUDUL : REAKSI – REAKSI UMUM SENYAWA ORGANIK


KELOMPOK : II
NAMA/NIM :1. INDAH APRILA (19010036)
2. NUR AISYAH (190140050)
3. KHAIRUL AR RASYID (190140056)
4. DITA KHAIRANTI (190140067)
TANGGAL PRAKTIKUM : 10 MARET 2020

No. Cara Kerja Hasil Pengamatan


Minyak dan sabun
1.
 Terdapat 2 lapisan, lapisan
a.Safonifikasi Minyak
atas minyak pecah dan lapisan
 3 ml minyak + 25 ml etanol
bawah etanol dan NaOH 1 N
+ 15 ml NaOH 1 N
 Larutan mendidih dan
 Dipanaskan pada suhu 80-
menggumpal pada lapisan atas
90 sedangkan larutan pada
 Ditambahkan 1 ml H2SO4 lapisan bawah menggeras
Pekat  Lapisan atas mengeras dan
lapisan bawah berubah
menjadi serbuk atau endapan.

b.Uji Alkali Bebas  Lakmus merah dan lakmus


biru mengalami perubahan
 5 ml larutan sabun diiuji
menjadi warna biru
dengan kertas lakmus
 Larutannya menjadi jernih
 5 ml larutan sabun + 3 tetes
larutan pp

c. Efek garam terhadap sabun


 Larutannya menjadi sedikit
 Dimasukkan air sabun 10 ml
bersih dan tidak terdapat
dalam tabung reaksi + 2 ml
garam
NaCl 25%
d.Daya emulsi sabun
 Terbentuk 2 lapisan,lapisan
 Tabung I = air 5 ml + 3 tetes
atas minyak dan lapisan
minyak
bawah air
 Tabung II = air sabun 3 ml
 Minyak larut dalam larutan
+ 2 tetes minyak
sabun dan terdapat buih pada
bagian atas larutan
Protein
2.  Larutan menggumpal dan
a.Pengendapan oleh asam mineral
berwarna kuning
 3 ml albumen + 1 ml NaCl
 Lapisan atas menggumpal dan
pekat
lapisan bawah larutan bening
 3 ml albumen + 1 ml HCl
dan membentuk endapan
pekat
 3 ml albumen + 1 ml H2SO4
pekat

 Larutan mengubah lakmus


b.Pengendapan dengan pereaksi
biru dan merah menjadi warna
alkaloid
biru
 Tabung I = 2 ml albumin
 Sebelum dipanaskan
dipanaskan
larutannya kental dan
 Tabung II = 3 ml albumin +
berwarna kuning
3 tetes asam asetat encer
10% + lakmus merah
Karbohidrat
3.  Setelah dipanaskan menjadi
a.Uji Fehling
kental dan berubah warna
 1 ml larutan glukosa + 2 ml
menjadi coklat
larutan fehling

 1 ml larutan fruktosa + 2 ml
 Campurannya kental dan
larutan fehling
berwarna biru,tidak terjadi
perubahan

b.Membedakan Glukosa dan


 Sebelum dipanaskan larutan
Fruktosa
berwarna coklat dan setelah
 1 ml larutan glukosa + 2 ml
dipanaskan menjadi kental
HCl pekat
dan bewarna hitam.
 1 ml larutan fruktosa + 2 ml
 Sebelum dipanaskan berwarna
HCl pekat
putih kental dan setelah
dipanaskan menjadi kental
dan berwarna coklat.

Asisten Bukit Indah,

Dosen Pembimbing

( Muhammad Firdaus Nuzula) (Amri Aji,ST.M,Eng )

NIM.160140074 NIP.196705162000121000

LAMPIRAN B

TUGAS DAN PERTANYAAN

1. Apa yang dimaksud salting out ?


2. Sebutkan perbedaan minyak dan sabun ?
3. Sebutkan contoh gliseraldehida jenuh dan tak jenuh ?
4. Apa yang dimaksud denaturasi protein ?
5. Gambarkan struktur protein yang menunjukkan sifat amfoternya ?
6. Apa dan bagaimana yang disebut dengan endapan reversible ?
7. Gambar bangun dari glukosa dan fruktosa ?
8. Apa yang dimaksud dengan isomer, epimer, dan enantiomer ?
Jawaban :
1. Salting out adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan
kelarutan lebih besar dibanding zat utama, dan akan membentuk endapan
karena ada reaksi kimia.
2. Perbedaan minyak dan sabun
Minyak salah satu kelompok yang termasuk dalam golongan lipid
Sabun berasal dari pengendapan campuran antara senyawa alkali dan
lemak atau minyak
3. Contoh gliseraldehida jenuh
1. Asam butirat
2. Asam laurat
3. Asam palmitan
Contoh gliseraldehida tak jenuh
1. Asam linoleat
2. Asam arachidonat
4. Denaturasi protein adalah hilangnya sifat-sifat struktur lebih tinggi oleh
terkacaunya ikatan hidrogen dan gaya-gaya sekunder lain yang
mengukuhkan molekul protein.
5. Gambarkan struktur protein yang menunjukkan sifat amfoternya.
COO-

H3N+ C H

6. Endapan refersible adalah endapan yang dapat larut kembali dan sifatnya
masih sama.
7. Gambar bangun glukosa

H C O H

C C
OH C C OH

Gambar bangun fruktosa

CH2OH O CH2OH

C H OH C

H C C OH

OH H

8. Isomer adalah molekul-molekul dengan rumus kimia yang sama, namum


memiliki susunan atom yang berbeda
Epimer adalah sebuah senyawa stereoisomer yang mempunyai konfihurasi
yang berbeda dari banyak pusat stereogenik
Enantioner adalah salah satu dari dua stereoisomer adalah bayangan
bening atau cermin satu sama lain yang non superposabel.
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT

No. Nama dan Gambar Alat Fungsi


1. h T Tabung reaksi S -Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan
kimia
-Untuk melakukan reaksi kimia dalam skala
kecil
-Sebagai tempat perkembangbiakan mikroba
dalam media cair
2. Pipet Tetes
Untuk meneteskan larutan

3. Lampu Spiritus
Membakar zat atau memanaskan larutan

4.
Kaki Tiga Untuk menyangga cawan penguap saat
pemanasan

5. Erlenmeyer
-Berfungsi untuk mengukur serta
mencampur bahan-bahan analisa
-Tempat untuk melakukan titrasi bahan
-Sebagai wadah untuk menampung
larutan, bahan yang padat maupun
cairan
6. Gelas Ukur
Sebagai alat untuk mengukur volume
larutan/cairan

7. Bola Hisap
Digunakan untuk membantu proses
pengambilan cairan.

8. Penangas Air
Alat untuk memanaskan larutan
-

9. Gelas Piala digunakan untuk tempat mencampur,


menyimpan atau mengaduk, dan
memanaskan cairan

Anda mungkin juga menyukai