Anda di halaman 1dari 3

Naskah drama

Keberagaman dan kesetaraan

Di hari minggu yang indah ini, cahaya matahari memberikan sinar hangatnya pada
Rumah Bersalin Ranum Suasana sejuk dan nyaman langsung terasa tatkala kita
menginjakkan kaki di gerbang utama Rumah Bersalin tersebut.
            Hari ini suasana tampak terlihat ramai, banyak sanak saudara yang
menjenguk seorang ibu pasca persalinannya semalam dan ada beberapa manula
sedang berolahraga.

Di Kamar Jasmine 1, terdapat seorang ibu yang tampak kelelahan karena baru saja
melahirkan anaknya, dialah ibu Vina, dan dengan ditemani ibu siti, sang mertua
tampak sedang berbincang-bincang.               
Tiba-tiba …

Ibu Santi           :  tok..tok..tok.. (pintu diketuk) “Assalamu’alaikum.”


Ibu Vina           :  “Wa’alaikumsalam”.
Ibu Santi           :  “Vina apa kabar ? Bagaimana kabar bayinya ? terus proses
persalinannya bagaimana ? Lancar kan vin !”
Ibu Vina           :  “Alhamdulillah san segala proses berjalan lancar.”
Ibu Siti             :  “ Iya nak, Bayi dan Ibunya juga sehat.”
Ibu Vina           :  “Wah.. senang mendengarnya!”

Tak lama kemudian …

Bidan               :  “permisi, selamat pagi bu”


Ibu Siti, Ibu Vina, Ibu Santi       :  “selamat pagi”
Ibu Vina           :  “Pagi bu bidan, ada apa bu ?”

Bidan               :  “Oh.. sedang ramai tampaknya, maaf bu, sudah mengganggu


acara bincang-bincangnya.”
Ibu Vina           :  “Ah.. tidak mengganggu kok bu. Ada apa bu ?”
Bidan               :  “Iya saya hanya ingin mengecek keadaan ibu Vina dan bayinya
saja, apakah ada keluhan, begitu bu. Oia bagaimana kabar ibu saat ini ?
Ibu Vina           :  “Alhamdulillah baik bu bidan. Terima kasih ya bu, sudah
menolong proses persalinan saya.
Bidan               :  “Bagus kalau begitu. Iya sama-sama bu, itu sudah menjadi
kewajiban saya untuk menolong sesama.”

Sambil ibu bidan memeriksa kondisi pasien, ibu bidan melihat ada gunting dan
peniti di dekat bantal ibu vina.

Bidan : “ maaf bu kalau saya lancang, bolehkah saya bertanya sesuatu?”


Ibu vina :” tentu saja boleh bu, silahkan saja “
Bidan : “kenapa ada gunting dan peniti didekat bantal ibu? Ini kan berbahaya bu.”
Ibu vina: “ ohh iya, ini saya pakai waktu saya masih hamil bu. Saya gunakan untuk
menjaga saya dan bayi saya dari gangguan hantu seperti kuntilanak”
Bidan :” oh gitu, saya juga pernah mendengar tentang hal itu. Saya kira itu hanya
mitos bu”
Ibu vina : “ iyaa saya juga tidak terlalu percaya bu, ini permintaan dari ibu dan
mertua saya. Saya hanya berjaga-jaga saja bu”
Bidan :” iyaa bu tidak apa-apa, saya sebagai bidan hanya bisa mengingatkan untuk
berhati-hati. Karna benda-benda tersebut bisa membahayakan ibu dan bayi ibu.
Dan sebaiknya segala sesuatunya kita serahkan sama Tuhan, berdoa aja bu, Tuhan
pasti melindungi kita.”
Ibu vina :” iya ibu bidan, terima kasih yaa”
Bidan :”iyaa bu sama-sama,istirahat yang cukup ya bu. Saya tinggal dulu”
Ibu vina :”iyaa bu bidan”

Dua minggu kemudian, diklinik yang sama. Ada dua pasien yang datang untuk
berobat. Satu pasien yang sangat membutuhkan pertolongan tetapi dari keluarga
yang kurang berada dan satu lagi pasien yang ringan tetapi dari keluarga yang
berada.

Perawat :” selamat siang bu, ada yang bisa saya bantu?”


Ibu A :” selamat siang juga sus, ini anak saya sudah dua minggu muntah-muntah
terus dan dua hari belakangan ini nafsu makan dia sangat berkurang”
Perawat :” baiklah, nama anak ibu siapa suapaya saya data bu “
Ibu A :” ……”
Perawat :” baiklah bu, silahkan tunggu disana ya bu. Akan saya panggilkan
bidannya:”

Disaat yang bersamaan, satu pasien lagi datang untuk mendaftar


Ibu B :” dimana ya bidannnya? Saya mau periksa, kepala saya pusing. Cepetan”
Perawat: “ sabar bu, daftar dan antri dulu ya bu. Banyak yang sudah antri duluan.”
Ibu B : “saya mau masuk dan diperiksa sekarang. Kepala saya pusing loh ngerti
gak sih?”
Perawat :” sabar dong bu”

Ibu bidanpun keluar karena ada keributan diluar ruang periksa

Bidan :” ini ada apa yaa kok ribut-ribut”


Perawat :”ini ada pasien, dia tidak mau antri .”
Ibu B :” ini ibu bidan, kepala saya sakit. Tolong periksa saya yaa, saya buru-buru
soalnya”
Bidan :” mohon maaf ya bu, untuk periksa disini tidak bisa seenaknya.”
Ibu B : “ tapi kan saya sakit, gimana sih. Ribet banget deh, bakal saya bayar kok
berapa ajaa .”
Bidan :” maaf sekali lagi yaa bu, bukan masalah uang atau apapun. Tapi saya
sebagai petugas tenaga kesehatan tidak akan pernah membedakan pasien dengan
jabatan atau kedudukan yang iya miliki. Karena bagi saya itu semua setara. Saya
juga akan mendahulukan pasien jika pasien tersebut memang lebih membutuhkan
perawatan dari saya”
Ibu B :” saya disini juga kan sakit, apa bedanya?”
Bidan :” maaf ya bu, silahkan mengantri saya tidak bisa lama-lama berdebat
masalah seperti ini. Saya masih di jam bertugas, dan masih banyak yang harus saya
periksa. Tolong sus, antar pasien yang muntah-muntah tadi yaa ke ruangan saya.”
Perawat : “ baik bu bidan “ (sambil mengantar ibu dan anaknya yang sakit)

Anda mungkin juga menyukai