"...The training (of teacher) is shorter, their status less legitimated (low or moderate), their
right to privilege communication less established; there is less of a specialized knowledge, and they
have less autonomy from supervision or societal control than 'the professions'..."
Guru harus dilihat sebagai profesi yang baru muncul, dan karena itu mempunyai status yang
lebih tinggi dari jabatan semiprofesional, bahkan mendekati jabatan profesi penuh. Pada saat
sekarang, sebagian orang cenderung menyatakan guru sebagai suatu profesi, dan sebagian lagi tidak
mengakuinya. Oleh sebab itu, dapat dikatakan jabatan guru sebagian, tetapi bukan seluruhnya adalah
jabatan profesional, namun sedang bergerak ke arah itu. Kita di Indonesia dapat merasakan jalan ke
arah itu mulai ditapaki, misalnya dengan adanya peraturan dari Mentri Pendidikan dan Kebudayaan
bahwa yang boleh menjadi guru hanya yang mempunyai akta mengajar yang dikeluarkan oleh
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Selain itu juga guru diberi penghargaan oleh
pemerintah melalui Keputusan Menpan No. 26 tahun 1989, dengan memberikan tunjangan
fungsional sebagai pengajar dan dengan kemungkinan kenaikan pangkat yang terbuka.
Setelah kita bahas profesionalisasi, mungkin dalam hati Anda timbul pertanyaan, untuk apa
dibicarakan profesionalisasi dunia kependidikan? Kalau dipahami secara baik, kriteria jabatan
profesional yang telah dibicarakan di atas, maka jelaslah bahwa jabatan profesional sangat
memperhatikan layanan ini secara optimal, serta menjaga agar masyarakat jangan sampai dirugikan
oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, tuntutan jabatan profesional harus sangat tinggi.
Profesi kependi dikan, khususnya profesi keguruan, tugas utamanya adalah melayani masyarakat
dalam dunia pendidikan.
Ciri-ciri profesionalisasi jabatan guru akan mulai nampak, seperti yang dikemukakan oleh
Robert W. Richey (1974) sebagai berikut.
1. Para guru akan bekerja hanya semata-mata memberikan pelayanan kemanusiaan daripada
usaha untuk kepentingan pribadi.
2. Para guru secara hukum dituntut untuk memenuhi berbagai persyaratan untuk mendapatkan
lisensi mengajar serta persyaratan yang ketat untuk menjadi anggota organisasi guru.
3. Para guru dituntut memiliki pemahaman serta keterampilan yang tinggi dalam hal bahan
pengajar, metode, anak didik, dan landasan kependidikan.
4. Para guru dalam organisasi profesional, memiliki publikasi profesional yang dapat melayani
para guru, sehingga tidak ketinggalan, bahkan selalu mengikuti perkembangan yang terjadi.
5. Para guru, diusahakan untuk selalu mengikuti kursus-kursus, workshop, seminar, konvensi
serta terlibat secara luas dalam berbagai kegiatan in service.
6. Para guru diakui sepenuhnya sebagai suatu karier hidup (a life career).
7. Para guru memiliki nilai dan etika yang berfungsi secara nasional maupun secara lokal.
Khusus untuk jabatan guru ini sebenarnya juga sudah ada yang mencoba menyusun ciri-ciri.
Misalnya National Education Association (NEA) (1948) menyarankan ciri-ciri sebagai berikut.
Profesi kependidikan
Profesi adalah suatu pekerjaan kepemilikan modal yang menuntut suatu keahlian tertentu ,
dimana pekerjaan nihil regular tidak bisa dilakukan diposkan oleh sembarang orang yang bukan
ahlinya .
Profesional : mengacu kepada dua hal yaitu orang tua yang menyandang suatu profesi ,
penamp ilan seseorang melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya .
Profesion alisme : mengacu pada komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan
kemampuan profesionalnya dan terus menerus mengembangkan pengembangan strategi yg
digunakan dalam, melakukan pekerjaan yang sesuai profesinya .
Profesionalitas : mengacu pada sikap para anggota profesinya serta derajat pengetahuan dan
keahlian yang mereka miliki dalam, rangka melakukan pekerjaanya .
Profesionalisasi : mengacu pada alat proses peningkatan kualifikasi maupun kemampuan para
anggota profesi dalam, mencapai kriteria standar dalam, penampilannya sebagai anggota
suatu pr ofesi .
Pengertian profesi:
1. Melayani masyarakat, merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang hayat (tidak
berganti -ganti pekerjaan)
2. Memerlu kan ilmu dan ketrampilan tertentu diluar jangkauan khalayak ramai (tidak semua
orang dapat melakukannya)
3. Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari tiori ke praktek (tiori baru dikembangkan
dari hasil penelitian).
4. Memerlu kan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang.
5. Terkendali berdasarkan lisensi baku dan atau mempunyai persyaratan masuk (untuk
menduduki jabatan tersebut memerlukan izin tertentu atau dan persyaratan khusus yang
ditentukan untuk dapat mendudukinya).
6. Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu (tidak di atur oleh
orang luar)
7. Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang di ambil dan untjuk kerja yang
ditampilan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan (langsung bertanggung jawab
tehadap apa yang diputuskannya, tidak dipindahkan keatasan atau instansi yang lebih tinggi).
Mempunyai sekumpulan unjuk kerja yang baku.
8. Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien; dengan penekanan terhadap layanan yang
diberikan.
9. Menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya; relatif bebas dari supervisi
dalam jabatan (misalya dokter memakai tenaga administrasi untuk mendata klien, sementara
tidak ada supervisi dari luar terhadap pekerjaan dokter sendiri).
10. Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri.
11. Mempunyai asosiasi profesi sendiri dan atau kelompok’ elit’ untuk mengetahui dan mengakui
keberhasilan anggotanya (keberhasilan tugas dokter di evaluasi dan dihargai oleh organisasi
Ikatan dokter indonesia (IDI), bukan oleh departemen kesehatan).
12. Mempunyai kode etik dalam menjalankan hal-hal yang meragukan atau menyangsikan yang
berhubungan dengan layanan yang di berikan.
13. Mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari publik dan kepercayaan diri setiap
anggotanya. (anggota masyarakat selalu meyakini dokter lebih tahu tentang penyakit pasien
yang dilayaninya.
14. Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi (bila dibandingkan dengan jabatan
lainnya).
Profesi tugas
Kemanusiaan tugas
Kemasyarakatan tugas
3 . Mengelola kelas
Faktor-faktor yang bepengaruh terhadap keberhasilan pendidikan serta masalah yang perlu
diatasi
3. Profesionalisme guru, Kompetensi serta peran guru sebagai contoh dan suri teladan
9. Peran guru dalam pengembangan media pembelajaran di era teknologi dan komunikasidan
informasi
- Kompetensi Guru
- Guru Profesional
- Guru Efektif
- Kepribadian Guru
- Profesionalisme Guru
- Kompetensi Guru
- Peraturan Kelas
- Model-model Pembelajaran
9. Kemampuan Evaluasi
- Prinsip penilaian
- Penskoran
7. Sebagai manajer, yang memimpin kelompok siswa dalam kelas sehingga keberhasilan proses
bel ajar mengajar tercapai. (hlm 4).
Hakikat mengajar adalah proses yang menghantarkan siswa untuk belajar. Oleh
sebab itu, kegiatan mengajar meliputi persiapan materi, persiapan
menyampaikan dan mendiskusikan materi, memberikan fasilitas, memberikan
ceramah dan intruksi, memecahkan masalah, membimbing, mengarahkan dan
memberikan dorongan atau motivasi.
Hakikat belajar bagi siswa adalah memiliki keiginan agar lebih mudah memahami setiap
pelajaran. Hal ini terjadi jika setiap guru:
1. Mampu melibatkan siswa sebagai subjek dalam proses pembelajaran, dimana setiap guru
harus berkeyakinan bahwa semua siswanya dapat belajar, memperlakukan siswanya secara adil
dan mampu memahami perbedaan siswa yang satu dengan yang lainnya.
2. Menguasai bidang ilmu yang diajarkan dan mampu menghubungkan dengan bidang ilmu lain
serta menerapkannya dalam dunia nyata.
Untuk menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran tersebut, tentunya setiap guru harus
meningkatkan kemampuannya, baik melalui keikutsertaanya dalam berbagai pelatihan, seminar,
lokakarya melakukan studi penelitian kependidikan seperti penelitian tindakan kelas (PTK) dan
sebagainya.
Melalui aneka kegiatan tersebut, guru dapat mengembangkan keahlian tentang mengajar,
mengelola kelas, meningkatkan disiplin kelas, menerapkan prinsip-prinsip pengajaran yang
mampu menginspirasi perkembangan kognitif siswa dan sebagainya. Di samping itu, guru juga
harus bisa memperoleh umpan balik bagaimana cara mengajarkannya dari siswa dan sesama
guru untuk mendapatkan masukan bagaimana memperbaiki cara mengajar selama ini.
Program bimbingan di sekolah dan peran guru dalam pelaksanaanya
A. Pengertian Metode Pembelajaran, Fatturrohman metode diartikan sebagai suatu cara atau
prosudur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu, dengan kata lain Metode Pembelajaran
adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat
menyajikan bahan pelajaran , baik secara individu maupun secara kelompok agar mencapai
tujuan pembelajaran yang telah di rumuskan.
Syarat-syarat yang harus di perhatikan seorang guru dalam penggunaan metode pembelajaran
adalah sebagai berikut:
1. Metode yang dipergunakan harus da pat membangkitkan motivasi, minat atau gairah belajar
siswa.
2. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut seperti
melakukan dan ekspotasi
3. Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan
hasil karya,
4. Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa,
5. Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara
memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
6. Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap
siswa dalam kehidupan sehari-hari (Ahmad Sabari,2007;49-50)
1. Ceramah/ sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara
lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Dalam hai ini
biasanya guru memberikan uraian mengenai topik tertentu di tempat tertentu dan dengan
alokasi waktu tertentu pula.
2. Tanya Jawab/pertanyaan yang harus di jawab
3. Eksperimen/pertanyaan dan harus membuktikan sendiri sesuatu yang di pelajari
4. Resitasi/penugasan
5. Diskusi/metode pemecahan masalah yang di hadapi
6. Dril/Latihan/training cara mengajar yang baik u ntuk menanamkan kebisaan tertentu
7. Simulasi/cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situsi tiruan
8. Discoveri (penemuan) proses mental dimana siswa mampu mengasimilasi suatu konsep atau
prinsip.
9. Kerja Kelompok/Karyawisata/kunjungan keluar kelas dalam rangka belajar
10. Karyawisata/kunjungan keluar kelas, metode ini adalah suatu cara penyajian materi ajar
dengan membawa siswa mengunjungi objek yang akan dipelajaridalam rangka belajar.
11. Kerja Lapangan/cara mengajar dengan cara mengajak siswakesuatu tempat di luar
12. Brain Storming/sumbang saran
13. Mikro Teaching/kecil, terbatas, sempit
14. Sosiodrma/cara mengajar dengan mendemontrasikan cara bertingkah laku dalam hubungan
sosial
15. Seminar/kegiatan pembahasan yang bersifat ilmiah
16. Masyawarah Kerja/adanya pertemuan khusus yang di hadiri oleh orang-orang yang bergerak
atau mempunyai profesi dalam kerja bidang sejenis
17. Panel/pembicaraan yang sudah di rencanakan di depan pengunjung tentang sebuah topik, hal
mana yang diperlukan tiga panelis atau lebih dan seorang pemimpin atau moderator
18. Simposium/metode mengajar dengan membahas suatu persoalan di pandang dari berbagai
sudut pandang berdasarkan keahlian
19. Non Directive/di kembangkan untuk membuat pendidikan menjadi proses aktif bukan pasif.
Cara mengajar ini di lakukan agar para mahasiswa mampu melakukan observasi mereka
sendiri, mampu mengadakan analisis mereka sendiri dan mampu berpikir sendiri.
20. Study Kasus/pemecahan kasus
21. Team teaching/penyampaian materi ajar kepada siswa dengan melibatkan beberapa guru di
dalam maupun di luar kelas sekaligus.
22. Proyek/suatu cara penyjian materi ajar dengan mencari pembuktian dan kebenaran
berdasarkan hasil kerja yang di berikan kepada siswa secara individu atau kelompok dari
masalah yang di ajukan
23. Praktek/cara penyajian materi pelajaran dengan keterlibatan langsung secara fisik maupun
mental
24. Kisah/Cerita/suatu materi ajar dengan menceritakan sutu peristiwa atau kejadian
25. Pemberian Ampun dan Bimbingan/suatu cara penyadaran terhadap diri siswa dengan
memberikan kemaafan atau kemampuan terhadap kesalahan yang telah di lakukannya.
26. Peringatan dan pemberia motivasi/suatu cara penyadaran terhadap diri siswa dengan
memberikan peringatan terhadap kesalahan siswa
27. Hafalan/cara menyajikan materi pelajaran dengan cara menghafal
28. Keteladanan/suatu cara penyajian materi pelajaran dengan terlebih dahulu guru
melaksanakannya yang kemudian di ikuti siswa
29. Pembiasaan/metode yang strategis dalam mendidik seseorang yang pada awalnya di lakukan
dengan susah payah, namun dengan berulang ulang maka pekerjaan rersebut menjadi mudah
dan pada akhirnya membentuk sebagai karakter.
30. Tutor Sebaya/cara penyajian bahan pelajaran dengan memanfaatka siswa yang telah mampu
menguasai materi tersebut sementara mahasiswa lain belum.
31. Dikte/ suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan menyuruh peserta didik menyalin apa-apa
yang di katakan guru.
32. Membaca Kritis/membaca suatu bacaan di samping untuk mengerti dan menghafal juga untuk
mengadakan penilaian.
33. Membaca dengan menggunakan metode 8 Langkah/cara membaca buku teks dengan model 8
langkah yaitu; 1. Penugasan awal, 2. Membaca bagian pengantar, 3.melkukan suvei pada bab
yang akan di baca, 4. Mengajukan pertanyaan, 5. Membaca bab secara seksama,6.
Mengumpulkan kembali isi buku secara lisan, 7. Mengulang kembali bab yang telah di baca,
8. Perenugan kembali.
34. Membaca dengan Metode3-R/membaca buku secara sistimatis dapat juga menggunakan
metode sederhana yang di sebut 3-R : read, record, recide (membaca, mencatat, dan
mengungkapkan secara lisan)
35. Membaca Dengan Metode OK5R/di anggap sebagai pendekatan membaca buku teks yang
sistimatis; Overview, Key idias, Read, Record, Recite, Review dan reflect (tinjauan umum,
gagasan kunci, membaca, mencatat, mengungkapkan kembalali secara lisan, mengulang dan
merenung kembala).
36. Membaca dengan menggunakan metode SQ3R/
37. Ekspository Learning/strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian
materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa
dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
38. Enquiriy Learning/merangkai kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir
secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri jawaban dari suatu
masalah yang di pertanyakan.
39. Mastery Learning/belajar tuntas(penguasaan belajar)
40. Vidio CD/cara yang di gunakan guru dalam menyampaikan materi pada anak melalui
tayangan muatan vidio yang telah di programkan sebelumnya.
Tugas Meringkas
Bab.I
- Kompetensi Guru
- Guru Profesional
- Guru Efektif
- Kepribadian Guru
- Profesionalisme Guru
- Kopetensi Guru
- Kompetensi penunjang
- PengelolaanKegiatanPembelajaran
- Peraturan Kelas
- Model-model Pembelajaran
- Fungsi Penilaian
- Prinsip Penilaian
- Penskoran