Anda di halaman 1dari 35

Medical Surgical Nursing Dept

College of Nursing
Sultan Agung Islamic University
 Kornea : lapisan mata yang paling luar
sebagai tempat lewatnya berkas sinar.
 Iris : mengatur warna mata dan pengontrol
ukuran pupil.
 Pupil : jalan sinar untuk masuk ke dalam
mata bagian dalam.
 Lensa : untuk akomodasi penglihatan.
 Retina : tempat terbentuknya bayangan.
 Katarak merupakan keadaan patologik lensa
dimana lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan
lensa atau denaturasi protein lensa, sehingga
pandangan seperti tertutup air terjun atau kabut
merupakan penurunan progresif kejernihan lensa,
sehingga ketajaman penglihatan berkurang
(Corwin, 2000).
 Katarak adalah proses terjadinya opasitas secara
progresif pada lensa atau kapsul lensa, umumnya
akibat dari proses penuaan yang terjadi pada
semua orang lebih dari 65 tahun (Doengoes, dkk.
2000).
 1. Usia lanjut dan proses penuaan
 2. Congenital atau bisa diturunkan.
 3. Pembentukan katarak dipercepat oleh
faktor lingkungan, seperti merokok atau
bahan beracun lainnya.
 4. Katarak bisa disebabkan oleh cedera
mata, penyakit metabolik (misalnya diabetes)
dan obat-obat tertentu (misalnya
kortikosteroid).
 1. Katarak traumatik yang disebabkan oleh
riwayat trauma/cedera pada mata.
 2. Katarak sekunder yang disebabkan oleh
penyakit lain, seperti: penyakit/gangguan
metabolisme, proses peradangan pada mata,
atau diabetes melitus.
 3. Katarak yang disebabkan oleh paparan sinar
radiasi.
 4. Katarak yang disebabkan oleh penggunaan
obat-obatan jangka panjang, seperti
kortikosteroid dan obat penurun kolesterol.
 5. Katarak kongenital yang dipengaruhi oleh
faktor genetik
Lensa mengandung 3 komponen
anatomis:
◦ Nukleus  zone sentral
◦ Korteks  perifer
◦ Kapsul anterior dan posterior
 Nukleus mengalami perubahan warna
menjadi coklat kekuningan dg bertambahnya
usia
 Perubahan fisik (perubahan pd serabut halus
multiple (zunula) yg memanjang dari badan
silier kesekitar daerah lensa)  hilangnya
tranparansi lensa
 Perubahan kimia dlm protein lensa 
koagulasi  mengabutkan pandangan
 Terputusnya protein lensa disertai influks air
kedalam lensa
 Usia meningkat  Penurunan enzim
menurun  degenerasi pd lensa
1. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut
menghalangi objek.

2. Gangguan penglihatan bisa berupa:


 Peka terhadap sinar atau cahaya.
 Dapat melihat dobel pada satu mata (diplopia).
 Memerlukan pencahayaan yang terang untuk
dapat membaca.
 Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca
susu.
 Kesulitan melihat pada malam hari
 Melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau
cahaya terasa menyilaukan mata
 Penurunan ketajaman penglihatan ( bahkan pada
siang hari )
 Katarak kongenital, katarak yang terlihat
pada usia di bawah 1 tahun
 Katarak juvenil, katarak yang terlihat pada
usia di atas 1 tahun dan di bawah 40 tahun
 Katarak presenil, yaltu katarak sesudah usia
30 - 40 tahun
 Katarak senil, yaitu katarak yang mulai terjadi
pada usia lebih dari 40 tahun.
 Katarak Senil sendiri terdiri dari 4 stadium,
yaitu:

a) Stadium awal (insipien).


Pada stadium awal (katarak insipien)
kekeruhan lensa mata masih sangat minimal,
bahkan tidak terlihat tanpa menggunakan
alat periksa. Pada saat ini seringkali
penderitanya tidak merasakan keluhan atau
gangguan pada penglihatannya, sehingga
cenderung diabaikan.
b) Stadium imatur.
 Pada stadium yang lebih lanjut, terjadi
kekeruhan yang lebih tebal tetapi tidak atau
belum mengenai seluruh lensa sehingga masih
terdapat bagian-bagian yang jernih pada lensa.
c) Stadium matur.
 Bila proses degenerasi berjalan terus maka akan
terjadi pengeluaran air bersama-sama hasil
desintegrasi melalui kapsul. Didalam stadium
ini lensa akan berukuran normal.
d) Stadium hipermatur. Katarak yang terjadi
akibatkorteks yang mencair sehingga masa
lensa ini dapat keluar melalui kapsul.
 Nistagmus dan strabismus
 Katarak yang dibiarkan maka akan
menimbulkan komplikasi penyakit berupa
glukoma dan uveitis.
 Keratometri
 Oftalmoskop
 A-ScanUltrasoundm
(Echography)
 Ada 2 macam tekhnik pembedahan
katarak
◦ Ekstraksi katarak intrakasuler (ICCE)
◦ Ekstraksi katarak ekstrakapsuler
extraction (ECCE)  98 % keberhasilan
 Fakoemulsifikasi  penemuan terbaru
pd ekstrakapsuler
 Implan lensa okuler (IOL)
 Gangguan persepsi sensori-perseptual
penglihatan b.d Gangguan penerimaan
sensori/status organ indera ditandai dengan
menurunnya ketajaman penglihatan
 Nyeri akut b.d luka pasca operasi.
 Resiko cidera b.d Keterbatasan penglihatan
 Pembatasan aktivitas
Diperbolehkan
◦ Menonton televisi; membaca bila perlu,
tp jangan terlalu lama
◦ Mengerjakan aktivitas biasa tapi
dikurangi
◦ Pada awal mandi waslap selanjutnya
menggunakan bak mandi atau
pancuran
◦ Tidak boleh membungkuk pd wastafel
atau bak mandi; condongkan sedikit
kepala kebelakang saat mencuci
 Tidur dengan perisai pelindung mata
logam pada malam hari; mengenakan
kacamata pada siang hari
 Ketika tidur, berbaring terlentang atau
miring tidak boleh telengkup
 Aktivitas dengan duduk
 Mengenakan kacamata hitam untuk
kenyamanan
 Berlutut atau jongkok saat mengambil
sesuatu dari lantai
Dihindari (paling tidak selama 1 minggu)
 Tidur pd sisi yg sakit
 Menggosok mata; menekan kelopak untuk
menutup
 Mengejan saat defekasi
 Memakai sabun mendekati mata
 Mengangkat benda yg lebih dari 7 Kg
 Hubungan seks
 Mengendarai kendaraan
 Batuk, bersin, dan muntah
 Menundukkan kepala sampai bawah
pinggang, melipat lutut saja dan punggung
tetap lurus untuk mengambil sesuatu dari
lantai
Suatu kondisi ketika sinar datang sejajar pada
sumbu mata dalam kedaan tidak berakomodasi
yang seharusnya direfraksikan tepat pada retina
(Makula lutea), Sehingga tajam penglihatan
maksimum tidak direfraksikan oleh mata tepat
pada retina (Makula lutea), baik itu didepan,
dibelakang maupun tidak dibiaskan pada satu
titik.
 Akomodasi adalah kemampuan lensa untuk
mencembungkan yang terjadi akibat
kontraksi otot siliar yang terletak pada badan
siliar.Akibat akomodasi,daya bias lensa
bertambah sehingga titik-titik yang letaknya
lebih dekat pada mata dibias jatuh pada
retina.
 Hipermetropia
 Miopia
 Astigmatisme
 Presbiopia
Gangguan atau cacat mata yang tidak dapat
melihat dekat. Hal ini disebabkan mata
penderita terlalu cekung. Penderita biasanya
adalah orang yang terlalu sering melihat objek
yang jauh. Penderita dibantu dengan kacamata
plus (positif).
Adalah suatu kelainan refraksi karena
kemampuan refraktif mata terlalu kuat
sehingga sinar datang sejajar sumbu mata
tanpa akomodasi difokuskan di depan retina.
 Klasifikasi myopia berdasarkan tingkat
dioptrinya
1) Myopia ringan (S -1.00 – S -3.00)
2) Myopia sedang (S- 3.00 – S 6.00)
3) Myopia tinggi (< S -6.0)
Gangguan atau cacat mata yang tidak dapat
melihat objek yang jauh. Hal ini disebabkan
mata penderita terlalu cembung. Penderita
biasanya adalah seseorang yang terbiasa
melihat objek terlalu dekat. Penderita dibantu
dengan kacamata minus (negatif).
 Adalah gangguan akomodasi pada usia lanjut yang
dapat terjadi karena kelemahan otot akomodasi
atau lensa mata tidak kenyal atau berkurang
elastisitasnya akibat sklerosis lensa sehingga
kurang bisa mengubah bentuk lensa untuk
menfokuskan mata saat melihat.

 Pada pasien presbiopia ini diperlukan kaca mata


baca atau addisi untuk membaca dekat yang
berkekuatan tertentu, biasanya :
a) + 1.00 untuk usia 50 tahun
b) + 1.50 untuk usia 45 tahun
c) + 2.00 untuk usia 50 tahun
d) + 2.50 untuk usia 55 tahun
e) + 3.00 untuk usia 60 tahun
Gangguan atau cacat mata tua. Hal ini biasanya
disebabkan oleh faktor usia. Penderita
menggunakan lensa rangkap yaitu plus dan
minus. Alat bantu penglihatan seperti
kacamata pada penderita presbiopi yaitu
terdiri dari dua lensa, jadi pada lapisan atas
merupakan lensa cekung dan lapisan yang
bawah adalah lensa cembung.
Jadi, pada penderita presbiopi lensa matanya
terlalu cekung dan cembung yang mana
penderita tidak bisa melihat jarak yang terlalu
dekat dan terlalu jauh.
 cacat optik di mana penglihatan kabur karena
ketidakmampuan optik mata untuk fokus
benda titik menjadi gambar terfokus tajam
pada retina. Hal ini mungkin disebabkan oleh
kelengkungan tidak teratur (toric) dari kornea
atau lensa
1. Hipermetropia
a) Kabur bila melihat dekat
b) Mata cepat lelah, berair, sering mengantuk
dan sakit kepala
c) Pupil agak miosis
d) Bilik mata depan lebih dangkal
2. Miopia
a) Kabur bila melihat jauh
b) Mata cepat lelah, pusing, dan mengantuk
c) Pupil agak midriasis
d) Bilik mata depan lebih dalam
e) Eksoftalmus (penonjolan abnormal bola
mata)
f) Retina tipis, tampak seperti macan
3. Presbiopia
a) Kesulitan membaca dekat
b) Menjauhkan objek yang dibaca
c) Mata lelah, berair dan sering merasa pedas
4. Astigmatisma
a) Diplopia
b) Gambar di kornea terlihat tidak teratur
 Priambodo,Wisudantyo Wahyu,dkk. 2012.
“Perangkat Pengukur Rabun Jauh dan Rabun
Dekat Pada Mata Berbasis Mikrokontroler”,
Jurnal Teknologi, Volume 5 Nomor 2,
Desember 2012, 90- 97.
 Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi manusia :
dari sel ke sistem. Jakarta: EGC.
 Buatlah Ringkasan (Dikumpulkan Maksimal
Hari Kamis Jam 12.00)

Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil – Intervensi- Nursing


Keperawatan Nursing Outcome Interventon
Classification (NOC) Classification (NIC)

1.

2.

3.

4.

Anda mungkin juga menyukai