i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan
BAB II METODE DAN OBJEK
1.1 Metodelogi Pendataan
1.2 Identitas Objek
BAB III DATA DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Sistem Akustik dan Noise
3.2 Sistem Akustik dan Noise di Pasar Badung
3.3 Potensi Noise di Pasar Badung
3.4 Sistem Penanggulanagan Noise di Pasar Badung
BAB IV Penutup
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA vi
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2.2 Bagaimana sistem akustik di Pasar Badung?
1.3 TUJUAN
Tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
1.4 MANFAAT
1.4.1 Bagi mahasiswa
Agar mahasiswa lebih memahami cara kerja, jenis dari sistem akustika dan
bagaimana cara penanggulangan kebisingan yang masuk ke dalam
bangunan The Jayakarta Hotel sehingga nantinya hasil pemaparan dapat
diaplikasikan dengan baik saat proses mendesain.
1.4.2 Bagi Masyarakat / Pembaca
Agar masyarakat tidak hanya sekedar mengetahui jenisnya, tetapi juga
memahami hal-hal terkait sistem akustika dan noise.
2
BAB II
METODE DAN OBJEK
3
tempat ini terbilang sangat lengkap menjual berbagai sarana kebutuhan sehari-hari
serta beragam bahan sandang lainnya. Disini terdapat sebuah sungai yang
dinamakan sungai/ tukad badung, alirannya seperti membelah atau menjadi
pembatas antara pasar Badung dan pasar seni Kumbasari, walaupun hanya berupa
sebuah pasar, namun kawasan ini cukup menarik untuk dikunjungi, apalagi
penghobi wisata belanja.
Di seberang pasa Badung, berdiri megah pasa seni Kumbasari, bangunan
berlantai 4 tersebut, menjual beraneka macam kebutuhan oleh-oleh, terutama
wisatawan yang sednag mengikuti city tour, karena pasa Kumbasari bisa
ditemukan beragam keperluan buah tangan baik itu untuk keluarga ataupun rekan.
Selama liburan di Bali kawasan pasar yang terletak di pusat Kota ini banyak
dikunjungi wisatawan, baik hanya sekedar melihat-lihat ataupun mencona
menawar berbagai keperluan.
Pasar Badung memang terletak strategis di pusat kota, selain itu pasar ini
dikelilingi oleh berbagai toko, termasuk pusat penjualan kain di jalan Sulawesi,
sehingga warga yang berbelanja ini, cukup stop di satu tempat saja dan
selanjutnya bisa mengakses toko atau tempat lainnya dengan mudah.
Sumber: www.denpasarkota.go.id
4
BAB III
DATA DAN PEMBAHASAN
5
2. Gangguan suara ketembusan suara dari ruang lain.
Menurut McGraw-Hill Dictionary of Scientificand Technical Terms
(Parker, 1994), noise adalah bunyi yang tidak dikehendaki. Derau atau yang biasa
disebut noise adalah suatu sinyal gangguan yang bersifat akustik (suara), elektris
maupun elektronis yang hadir dalam suatu sistem (rangkaian listrik/elektronika)
dalam bentuk gangguan yang bukan merupakan sinyal yang diinginkan
Kriteria kebisingan adalah tingkat kebisingan terendah yang
dipersyaratkan untuk ruang tertentu menurut fungsi utamanya. Sedangkan tingkat
kebisingan yang diperbolehkan (acceptable noise level) adalah tingkat kebisingan
yang diperkenankan terjadi di suatu ruangan agar aktivitas (fungsi) tidak
terganggu (Satwiko, 2004:127). Noise bersifat subjektif, sehingga batasan noise
bagi orang yang satu bisa saja berbeda dengan batasan noise bagi yang lain.
Subjektivitas noise bergantung pada :
1. Lingkungan dan keadaan
Keadaan fisik dari individu menjadi salah satu faktor penentu dari noise.
Begitu pula dengan lingkungan. Sebagai contoh, meski sama-sama sedang
membaca seseorang yang sedang berada di bengkel masih bisa memusatkan
pikirannya walaupun ia berada di tempat yang bising. Namun tidak demikian
ketika ia berpindah ke ruang baca perpustakaan.
2. Sosial budaya
Setiap orang memiliki gaya hidup yang berbeda-beda yang menyebabkan
masing-masing orang memiliki toleransi berbeda terhadap noise.
3. Kegemaran atau hobi
Kegemaran sekelompok orang akan jenis musik tertentu dapat menjadi nois
bagi kelompok lainnya yang kebetulan tidak menyukai jenis musik tertentu.
Dalam noise dikenal istilah background noise (noise latar belakang), noise
dan ambient noise (noise ambien).
Noise latar belakang adalah bunyi di sekitar kita yang muncul secara tetap dan
stabil pada tingkat tertentu. Noise latar belakang yang nyaman berada pada
tingkat kekerasan tidak melebihi 40 dB.
Noise adalah bunyi yang muncul secara tidak tetap atau seketika dengan
tingkat kekerasan yang melebihi noise latar belakang pada daerah tersebut.
6
Noise ambien adalah tingkat kebisingan di sekitar kita, yang merupakan
gabungan antara noise latar belakang dan noise.
7
Gambar 3.1 penggunaan material kedap suara
Sumber:
https://bali.bisnis.com/read/20190109/538/876936/pas
ar-badung-dioperasikan-kembali-24-februari-2019
1. Jarak
Semakin jauhnya jarak telinga terhadap sumber kebisingan maka semakin
lemah bunyi yang diterimanya. Seperti terlihat pada gambar 3.1 diatas, jarak
bangunan dengan area umum tidak terlalu dekat, sehingga tingkat kebisingan
yang diterima pada bangunan tersebut cukup rendah.
2. Serapan Udara
8
Untuk menggunakan sistem dengan serapan udara, yang diperlu
diperhatikan yaitu suhu dan kelembapan udara. Pasar Badung ini merupakan
sebuah bangunan yang terletak di dataran rendah sehingga suhu udara rata-rata
cukup tinggi dan kelembaban yang rendah. Pada daerah yang bersuhu tinggi dan
kelembapan rendah, getaran suara cenderung lebih cepat dan lebih keras. Untuk
penanggulangannya perlu adanya penghalang buatan berupa vegetasi dan dinding
bata merah yang diplester bisa menjadi peredam suara diluar ruangan.
3. Jalan
Jalan disekitar pasar badung ini memiliki tingkat kepadatan yang cukup
tinggi. Kendaraan yang melintas biasanya seperti sepeda motor, mobil, minibus
dan bus. Tingkat kebisingan yang dihasilkan cukup tinggi. Untuk mengatasi hal
tersebut, dibuat barrier untuk mencegah kebisingan pada area jalan tersebut.
Sumber: https://www.balitoursclub.net/pasar-seni-kumbasari/
4. Permukaan tanah
Permukaan pada tanah Pasar Badung ini relatif datar sehingga getaran
suara bisa masuk tanpa dihalangi oleh permukaan tanah. Untuk meredam
gertaran suara yang ada dianjurkan untuk setiap sirkulasi tidak ditutupi oleh aspal
maupun paving, namun tetap ada bagian yang menggunakan tanah cukup lunak
agar bunyi terserap oleh tanah tersebut.
1. Lingkungan sekitar
9
Lingkungan sekitar Pasar Badung ini merupakan kawasan yang dipadati
bangunan maupun hotel-hotel yang cukup besar. Di sebelah utara pasar ini
terdapat hotel Hariss yang banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun
wisatawan mancanegara. Banyaknya wisatawan ini bisa menambah tingkat noise
di sekitar bangunan tersebut apabila wisatawan-wisatawan tersebut saling
berkomunikasi.
Selain itu, akses jalan raya disekitar Pasar Badung ini yaitu jalan Gajah
Mada yang merupakan jalan dengan tingkat kepadatan kendaraan yang cukup
tinggi. Hal ini disebabkan karena pada kawasan ini merupakan salah satu area
pertokoan yang ada di Bali. Banyaknya kendaraan yang melintas di area ini bisa
menambah tingkat noise di sekitar bangunan tersebut.
10
misalnya toko, area pedagang dan lain-lain. Sedangkan area yang bisa diletakkan
pada zona kebisingan yang tinggi seperti area parkir, mechanical electrical dan
lain-lain.
11
Gambar 3.3 vegetasi sebagai penahan kebisingan
Sumber: https://news.detik.com/berita/d-
4554573/mampir-ke-taman-kumbasari-jokowi-puji-
penataan-sungai-denpasar
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil observasi dan pembahasan di atas, sistem akustik dan noise
pada Pasar Badung sudah cukup baik. Tingkat kebisingan di sekitar objek ini
cukup tinggi, karena di sekitar bangunan objek, terdapat pedagang-dagang yang
juga menjajakan dagangannya. Selain itu, kendaraan yang keluar-masuk area
pasar dan kendaraan yang hendak parkir juga memberikan noise yang cukup
tinggi. Namun, sistem akustik pada Pasar Badung cukup baik dalam mengelola
noise dari dalam maupun luar bangunan. Hanya dengan penggunaan material
sederhana seperti beton, bata merah, paras, dan kaca pada fasad bangunan serta
penambahan barrier untuk menanggulangi kebisingan yang memasuki area
bangunan Pasar Badung.
4.2 Saran
Menciptakan kenyamanan bagi pengguna-pengguna yang ada baik di
dalam maupun di luar bangunan adalah salah satu faktor yang menjadi focus
utama dalam proses perancangan sebuah bangunan. Salah satu bentuk
kenyamanan yang dimaksud adalah kenyamanan dalam hal kebisingan. Sebagai
seorang arsitek yang merancang , hal tersebut menjadi tuntutan utama dalam
merancang agar memberikan kenyamanan bagi pengguna yang beraktivitas di
dalamnya. Dalam rangka mencapai kenyamanan tersebut, perlu dilakukan
langkah-langkah yang sekiranya dapat mengurangi kebisingan pada area yang
diinginkan. Langkah-langkah tersebut bisa berupa pemilihan material bangunan
yang bisa meredam kebisingan, pemanfaatan vegetasi sebagai barrier peredam
suara, dan hal-hal lainnya.