Anda di halaman 1dari 15

KEPERAWATAN ISLAMI

“Peran Keperawatan Islami”

Dosen Pengampu: Fathul Khair, M. Pd

Di susun oleh:
Kelompok 5

1. Dea Tirta Rahmadiani (S18127020)


2. Jummi Wati (S18127024)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEMESTER IV


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMDIYAH PONTIANAK
2020/2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah AWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Pembahasan
Peran Keperawatan Islam
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu saya dalam menyusun makalah ini. Terlebih saya ucapkan
terimakasih kepada :
1. Orang tua tercinta yang telah baXnyak memberikan doa dan dukungan kepada
penulis secara moril maupun materil hingga makalah ini dapat selesai.
2. Bapak Fathul Khoir, M. Pd yang telah banyak membimbing saya dalam
pembuatan makalah ini.
3. Teman-teman Mahasiswa STIK Muhammadiyah Pontianak jurusan D-III
Keperawatan tahun ajaran 2020/2021.
4. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan ini.

Penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca, khususnya guna mengetahui informasi tentang
Masa Sejarah dan Perkembangan Keperawatan Islam.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Pontianak, 03 April 2020

Penyusun
DAFTAR IS
I
Kata Pengantar...............................................................................................................ii

BAB I.............................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................1

C. Tujuan.................................................................................................................1

1. Tujuan Umum..................................................................................................1

2. Tujuan Khusus.................................................................................................2

D. Manfaat Penulisan...............................................................................................2

BAB II............................................................................................................................3

TINJAUAN TEORI.......................................................................................................3

A. Akhlah Perawat Menurut Agama Islam..............................................................3

B. Perawatan Profesional Menurut Nilai-nilai Islam...............................................5

C. Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Beribadah.......................................8

1. Pada Awal Pertemuan (Perawat membacakan doan menjenguk orang sakit).8

2. Membimbing Pasien Untuk Bersuci................................................................8

3. Membimbing Pasien Ketika Waktu Shalat.....................................................8

BAB III........................................................................................................................11

PENUTUP....................................................................................................................11

A. Kesimpulan.......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan dalam Islam adalah pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan
merawat pasien, individu, keluarga, dan masyarakat sebagai manifestasi cinta
kepada Allah dan Nabi Muhammad. Keperawatan sebagai profesi bukan hal baru
bagi Islam. Pada kenyataannya, itu adalah atributif untuk simpati dan tanggung
jawab terhadap yang bersangkutan membutuhkan. Usaha ini telah dimulai selama
pengembangan Islam sebagai agama, budaya, dan peradaban.
Pada dasarnya manusia tersusun dari dua unsur yaitu jasmani dan rohani.
Jasmani adalah bentuk fisik atau lahiriah manusia yang disebut dengan raga.
Sedangkan rohani adalah hakekat dan substansi manusia yang sering disebut jiwa
atau roh (Sholeh dan Musbikin, 2005:33). Kedua-duanya harus sehat, karena
apabila manusia sedang sakit akan sangat berpengaruh pada kehidupannya, selain
dia merasakan sakit juga membuat manusia tidak produktif lagi dan merasa
kurang percaya diri. Orang sakit dengan kondisi seperti itu sangat memerlukan
bantuan yang tidak hanya bantuan fisik saja tetapi juga bantuan non fisik yang
berupa bantuan spiritual atau bimbingan keagamaan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah akhlak perawat menurut agama Islam ?
2. Peran perawat profesional menurut nilai-nilai Islami?
3. Bagaimana membimbing pasien muslim dalam beribadah?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu
memahami dan menerapkan sebgai mana Peran Perawat dalam Islam

1
2. Tujuan Khusus
1) Dapat memahami bagaimana akhlak perawat menurut agama Islam.

2) Dapat memahami peran perawat profesional menurut nilai-nilai Islami.

3) Dapat memahami bagaimana membimbing pasien muslim dalam


beribadah.

D. Manfaat Penulisan
Hasil makalah ini diharapkan dapat bermanfat bagi teoritis maupun praktisi
1. Penulis
Penulisan makalah ini diharapkan memberi manfaat bagi penulis untuk
menambah wawasan serta pengetahuan maupun pengalaman
2. Pembaca
Penulisan makalah ini diharapkan memberi manfaat bagi pembaca sebagai
referensi menambah wawasan serta pedoman dalam mengelola pengetahuan
dibidang keperawatan islam
3. Institusi
Diharapkan dapat bermanfaat untuk institusi sebagai bahan masukan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan serta dapat diterapkan dengan baik
diruang lingkup institusi
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Akhlah Perawat Menurut Agama Islam


Ahlak Seorang Perawat Menurut Pandangan Islam Seorang perawat selalu
dijadikan roll model oleh setiap pasiennya, oleh sebab itu seorang perawat harus
memiliki sikap :
1. Ikhlas
Ikhlas disini dalam artian sikap yang murni, semata-mata demi
memperoleh ridhla dan perkenan Allah dalam proses keperawatannya. Allah
menerangkan dalam surat Al-Bayyinah 98 : 5
ِ ِ‫ ُم ْخل‬ َ ‫هَّللا‬ ‫لِيَ ْعبُدُوا‬ ‫إِال‬ ‫أُ ِمرُوا‬ ‫َو َما‬
‫ ْالقَيِّ َم ِة‬  ُ‫ ِدين‬  َ‫ َو َذلِك‬ َ‫ال َّز َكاة‬ ‫ َوي ُْؤتُوا‬ َ‫الصَّالة‬ ‫ َويُقِي ُموا‬ ‫ ُحنَفَا َء‬  َ‫ال ِّدين‬ ُ‫لَه‬  َ‫صين‬
“Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam (menjalankan) Agama yang lurus”
Ikhlas disini dapat dilakukan dengan cara :
1) Selalu Menolong Dengan Segala Cara. Bersegeralah menolong seseorang
dengan segenap kemampuan, baik berupa harta, tenaga, waktu atau
setidak-tidaknya perhatian yang tulus hanya untuk mendengarkan keluh
kesahnya.
2) Sumbangkan Ilmu Pengetahuan.
3) Hindari Penghinaan Terhadap Pasien Segala sesuatu yang bersifat
merendahkan, mengejek, menghina dalam bentuk apapun terhadap
seseorang, baik tentang postur tubuhnya, keadaan penyakitnya,
kepribadiannya, keadaan sosial dan sebagainya.

2. Ramah dan Santun


Ramah dan santun dalam menghadapi pasien dengan tidak membedakan
kaya atau miskin, golongan muslim atau non-muslim.
Hadist riwayat Al-Tarmidzi :
“Senyumu terhadap saudaramu adalah merupakan suatu kebajikan”.

Ramah dan santun seorang perawat yang patut kita hadirkan adalah :
Wajah Yang Selalu Ceria Entah kenapa wajah yang cerah ceria selalu tampak
menyenagkan, sebaliknya wajah yang cemberut, angkuh, musam, selalu saja
terlihat tidak menyenangkan.

Rasulullah SAW bahkan bersabda : “Janganlah selalu membebani jiwamu


dengan sesungguh hati. Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu.
Sebab, bila hati terus dipaksakan dengan memikul beban-beban yang berat, ia
akan menjadi buta”. (HR Abu Dawud)
3. Belas Kasih
Belas kasih dalam merawat pasioen, yakni sikap simpati terhadap
penderitaan orang lain sehingga menimbulkan kesungguhan untuk menollong.
Rasulullah SAW bersabda :
“Belaskasihanilah penduduk kami, niscaya yang ada dilangit
mengasihani kamu”. (HR Abu Dawud)

Belas kasihan seorang perawat sangatlah penting yang perlu kita


hadirkan ialah : Bersikaplah Sangat Sopan Dan Penuh Penghormatan.

Jika Rasulullah SAW berbincang dengan para sahabatnya, beliau selalu


berusaha menghormatinya sebagai perawat kita yang wajib mencontoh,
berilah penghormatan kepada pasien dengan cara perhatian, cara
mengobatinya, mendengarkankeluhannya dan sebaginya.
Dalam keperawatan ada sebutan bahwa kasih sayang dan belas kasihan
seseorang perawat seperti seorang ibu terhadap anaknya.
4. Sabar Tak Lekas Marah
Bila seorang perawat sedang kesal, waspadalah, karena kemarahan dan
kekesalan yang tidak terkendali biasanya menghasilkan kata dan prilaku yang
keji, yang akan melukai orang lain. Hal itu bisa membuat pasien merasa takut
dan disa berakibat patal bagi penya kitnya. Kita harus senantiasa bersabar dan
menyayangi pasien seperti keluarga sendiri. Al-Baqarah :153
َ‫الصَّابِ ِرين‬ ‫ َم َع‬ َ ‫هَّللا‬ ‫إِ َّن‬  ۚ‫صاَل ِة‬ َّ ‫بِال‬ ‫ا ْست َِعينُوا‬ ‫آ َمنُوا‬  َ‫الَّ ِذين‬ ‫أَيُّهَا‬ ‫يَا‬
َّ ‫ َوال‬ ‫صب ِْر‬
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu sesungguhnya Allah besrta orang-orang yang sabar”.
5. Bersikap Tenang
Bersikap tenang disini mempunyai arti tidak tergesa-gesa, teliti yakni
seksama, dengan hati-hati sekali, cermat dan rapi dalam merawat pasien.
“Bila Engkau hendak melakukan suatu pekerjaan, hadapilah dengan tenang,
hingga Allah menjalankan kepada engkau jalan keluar”.
6. Penampilan yang Menyenangkan
Gunakan selalu pakaian yang rapi, serasi dan tercium harum, kita tahu
harum-haruman yang baik akan membuat senang siapa pun yang berada
disekitar kita. Memakai pakain yang baik bukanlah tanda kesombongan. Allah
maha indah dan menyukai keindahan. Tentu saja dalam batas syari’at yang
disukai Allah. Jangan meremehkan penampilan karena hal ini akan membuat
orang lain senang atau sebaliknya.

E. Perawatan Profesional Menurut Nilai-nilai Islam


Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan
melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya dan
diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Seorang perawat dikatakan profesional
jika memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan keperawatan professional serta
memiliki sikap profesional sesuai kode etik profesi. Nilai – Nilai Islami dalam
Peran dan Fungsi Perawat Profesional :

1. Peran Pelaksana
Peran ini dikenal dengan istilah care giver. Peran perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan secara langsung atau tidak langsung kepada
klien sebagai individu keluarga dan masyarakat. Dalam melaksanakan peran
ini perawat bertindak sebagai comforter, protector, dan advokat,
communicator, serta rehabilitator.
Sebagai comforter, perawat berusaha memberi kenyamanan dan rasa
aman pada klien. Islam mengajarkan bagaimana umat manusia dapat
menolong terhadap sesamanya, pertolongan itu diberikan secara tulus ikhlas
dan holistic, sehingga kita dapat merasakan apa yang klien kita rasakan. Ibarat
orang mukmin saling mencintai kasih mengasihi dan saling menyayangi
adalah lukisan satu tubuh “jika salah satu angggota tubuhnya sakit maka
seluruh tubuh akan merasa sakit”. ( HR.Muttafaq Alaih)
Peran sebagai protector lebih berfokus pada kemampuan perawat
melindungi dan menjamin agar hak dan kewajiban klien terlaksana dengan
seimbang dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Misalnya, kewajiban
perawat memenuhi hak klien untuk menerima informasi dan penjelasan
tentang tujuan dan manfaat serta efek samping suatu terapi pengobatan atau
tindakan keperawatan. Dalam islam kita tidak boleh membuka aib saudara kita
sendiri karena jika kita membukanya sama saja kita memakan bangkai saudara
kita yang mati sebagaimana dalam surah al-hujurat ayat 12:
ُ ‫ْض الظَّنِّ إِ ْث ٌم ۖ َواَل تَ َج َّسسُوا َواَل يَ ْغتَبْ بَ ْع‬
ۚ ‫ض ُك ْم بَ ْعضًا‬ َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اجْ تَنِبُوا َكثِيرًا ِمنَ الظَّنِّ إِ َّن بَع‬
‫أَيُ ِحبُّ أَ َح ُد ُك ْم أَ ْن يَأْ ُك َل لَحْ َم أَ ِخي ِه َم ْيتًا فَ َك ِر ْهتُ ُموهُ ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ ۚ إِ َّن هَّللا َ تَوَّابٌ َر ِحي ٌم‬
Artinya: ”hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah mencari-cari
kesalah orang lain dan jangan lah sebahagian kamu menggunjing sebagian
yang lain. Sukakah salah seseorang diantara kamu memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima lagi
Maha Penyayang.”
Peran sebagai communicator akan nampak bila perawat bertindak
sebagai mediator antara klien dengan anggota tim kesehatan lainnya. Peran ini
berkaitan erat dengan keberadaan perawat mendampingi klien sebagai pemberi
asuhan keperawatan selama 24 jam. Perawat dalam islam harus memberikan
dukungan. Rehabilitator berhubungan erat dengan tujuan pemberian askep
yakni mengembalikan fungsi organ atau bagian tubuh agar sembuh dan dapat
berfungsi normal.

2. Peran Sebagai Pendidik (Healt Education)


Sebagai pendidik, perawat berperan mendidik individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat serta tenaga keperawatan atau tenaga kesehatan
yang berada dibawah tanggung jawabnya. Peran ini dapat berupa penyuluhan
kesehatan kepada klien (individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat).
Sebagaimana dalam Q.S Ali-Imran ayat 148 :

َ‫ب اآْل ِخ َر ِة ۗ َوهَّللا ُ يُ ِحبُّ ْال ُمحْ ِسنِين‬ َ ‫فَآتَاهُ ُم هَّللا ُ ثَ َو‬
ِ ‫اب ال ُّد ْنيَا َو ُح ْسنَ ثَ َوا‬
Artinya: “ Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan
pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang yang
berbuat kebaikan. Dan Q.S Al-Mujadilah ayat 11 :
َ ِ‫ح هَّللا ُ لَ ُك ْم ۖ َوإِ َذا ق‬
‫يل ا ْن ُش ُزوا فَا ْن ُش ُزوا يَرْ فَ ِع‬ ِ ِ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِ َذا قِي َل لَ ُك ْم تَفَ َّسحُوا فِي ْال َم َجال‬
ِ ‫س فَا ْف َسحُوا يَ ْف َس‬
ٍ ‫هَّللا ُ الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذينَ أُوتُوا ْال ِع ْل َم َد َر َجا‬
‫ت ۚ َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ َخبِي ٌر‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
“Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”,
maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

3. Peran Sebagai Peneliti


Sebagai peneliti dibidang keperawatan, perawat diharapkan mampu
mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan metode
penelitian serta memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu
asuhan atau pelayanan dan pendidikan keperawatan. Penelitian bertujuan
untuk menghasilkan :
a. Jawaban terhadap pertanyaan.
b. Solusi penyelesaian masalah baik melalui produk teknologi atau metode
baru maupun berupa produk jasa.
c. Penemuan dan penafsiran fakta baru.
d. Pengujian teori berdasarkan kondisi atau fakta baru.
e. Perumusan teori baru. Quran Surah Al-Qashash ayat 77, yang berbunyi:

‫ك ۖ َواَل تَب ِْغ ْالفَ َسا َد‬


َ ‫ك ِمنَ ال ُّد ْنيَا ۖ َوأَحْ ِس ْن َك َما أَحْ َسنَ هَّللا ُ إِلَ ْي‬ َ ‫ك هَّللا ُ ال َّدا َر اآْل ِخ َرةَ ۖ َواَل تَ ْن‬
ِ َ‫س ن‬
َ َ‫صيب‬ َ ‫َوا ْبت َِغ فِي َما آتَا‬
َ‫ض ۖ إِ َّن هَّللا َ اَل يُ ِحبُّ ْال ُم ْف ِس ِدين‬
ِ ْ‫فِي اأْل َر‬
Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari duniawi dan
berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
janganlah berbuat kerusakan dibumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan.”
F. Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Beribadah
1. Pada Awal Pertemuan (Perawat membacakan doan menjenguk orang sakit)
َ ‫ف أَ ْنتَال َّشافِي الَ ِشفَآ َءإِالَّ ِشفَا ُؤ‬
‫ك ِشفَا ًءالَيُغَا ِد ُر َسقَ ًما‬ ِ ‫اس َوا ْش‬ َ ْ‫أَ ْذ ِهبِ ْالبَأ‬
ِ َّ‫س َربَّالن‬
“Hilangkanlah penyakit wahai Rabb manusia dan berilah kesembuhan,
sesungguhnya Engkau adalah Maha Menyembuhkan, tidak ada kesembuhan
kecuali dengan kesembuhan dari-Mu, (berilah) kesembuhan total yang tidak
menyisakan penyakit.”
3. Membimbing Pasien Untuk Bersuci
Sebagai perawat kita harus membimbing pasien saat sedang bersuci .
Bagi orang sakit bersuci bisa dilakukan dengan cara berwudhu jika dia mampu
namun jika dia tidak mampu untuk menggerakan badannya untuk berwudhu
maka di bolehkan untuk bertayamum , dan disini perawat membimbing pasien
dalam melaksanakan tayamumnya.
‫ق َوا ْم َسحُوا‬ ِ ِ‫صاَل ِة فَا ْغ ِسلُوا ُوجُوهَ ُك ْم َوأَ ْي ِديَ ُك ْم إِلَى ْال َم َراف‬ َّ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِ َذا قُ ْمتُ ْم إِلَى ال‬
‫ض ٰى أَوْ َعلَ ٰى َسفَ ٍر أَوْ َجا َء أَ َح ٌد‬ َ ْ‫بِ ُر ُءو ِس ُك ْم َوأَرْ ُجلَ ُك ْم إِلَى ْال َك ْعبَي ِْن ۚ َوإِ ْن ُك ْنتُ ْم ُجنُبًا فَاطَّهَّرُوا ۚ َوإِ ْن ُك ْنتُ ْم َمر‬
‫طيِّبًا فَا ْم َسحُوا بِ ُوجُو ِه ُك ْم َوأَ ْي ِدي ُك ْم ِم ْنهُ ۚ َما‬ َ ‫ص ِعيدًا‬ َ ‫ِم ْن ُك ْم ِمنَ ْالغَائِ ِط أَوْ اَل َم ْستُ ُم النِّ َسا َء فَلَ ْم تَ ِجدُوا َما ًء فَتَيَ َّم ُموا‬
َ‫ج َو ٰلَ ِك ْن ي ُِري ُد لِيُطَهِّ َر ُك ْم َولِيُتِ َّم نِ ْع َمتَهُ َعلَ ْي ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُون‬
ٍ ‫ي ُِري ُد هَّللا ُ لِيَجْ َع َل َعلَ ْي ُك ْم ِم ْن َح َر‬
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan
shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan
sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan
jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan
atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu
kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik
(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak
menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur”. (Al-
Maidah : 6)
4. Membimbing Pasien Ketika Waktu Shalat
Karena sholat itu merupakan tiang agam jadi dalam keadaan apapun
kita diwajibkan untuk sholat , maka dari itu sebagai perawat kita wajib
mengingatkan pasien kita agar terus menjalankan kewajibannya sebagai umat
muslim .
َ‫ت َوالصَّلو ِة ْال ُو ْسطَ َوقُوْ ُموْ هَّلِلا ِ قَنِتِ ْين‬ َّ ‫َحافِظُوْ ا َعلَى ال‬
ِ ‫صلَو‬
“Jagalah (peliharah) segala shalat(mu) dan (peliharalah) shalat wustha.
Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’.” (Al-Baqarah [2]:
238).
Apabila pasien tidak mampu melaksanakan solat dengan berdiri, maka
bisa dengan posisi duduk, jika tidak bisa dalam posisi duduk pasien bisa
melakukan dalam posisi berbaring dengan menghadap ke arah kiblat. Dan
untuk pasien yang kondisinya sangat lemah bisa melakukan solatnya dalam
hati.
4. Membimbing Pasien Membaca Al-QUR’AN
Bimbing pasien dengan membaca Al-Quran terutama ayat-ayat dengan
orang sakit, rahmat allah, dan karunia allah, dengan begitu pasien akan
termotivasi untuk sembuh. Dan memberikan pengertian bagi pasien supaya
membaca Al-Quran daripada mengeluh atas penyakit yang dideritanya.
‫صاَل ةَتَ ْنهَ ٰى َعنِ ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َولَ ِذ ْكرُاللَّ ِهأ َ ْكبَ ُر‬ َّ ‫ب َوأَقِ ِمال‬
َّ ‫صاَل ةَإِنَّال‬ َ ‫ا ْت ُل َماأُو ِح َي إِلَ ْي‬
ِ ‫ك ِمن َْال ِكتَا‬
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran)
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat)
adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.“ (Al-Ankabut : 45)
5. Mengingatkan Untuk Selalu Berdoa Kepada ALLAH
Karena dengan kita berdoa kita bisa lebih dekat dengan ALLAH SWT .
‫ال َربُّ ُك ُما ْدعُونِي أَ ْستَ ِجبْ لَ ُك ْم إِ َّن الَّ ِذينَيَ ْستَ ْكبِرُونَ ع َْن ِعبَا َدتِي َسيَ ْد ُخلُونَ دَا ِخ ِرين ََجهَنَّ َم‬
َ َ‫َوق‬
“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan
diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina
dina”. (Ghafir : 60)
6. Membimbing agar selalu berdzikir kepada ALLAH
Dengan berdzikir hati pasien yang tidak tenang akan menjadi lebih
tanang dan akan menjadi lebih dekat kepada Allah.
ْ ‫َط َمئِ ُّن قُلُوبُهُ ْم بِ ِذ ْك ِرهَّللا ِ أَاَل بِ ِذ ْك ِرهَّللا ِ ت‬
ُ‫َط َمئِنُّ ْالقُلُوب‬ ْ ‫واوت‬
َ ُ‫الَّ ِذينَ آ َمن‬
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram.“
Begitulah Allah SWT menguji manusia ( dengan sakit ) , untuk melihat
siapa di antara hamba-Nya yang memang benar-benar berada dalam keimanan
dan kesabaran. Karena sesungguhnya iman bukanlah sekedar ikrar yang
diucapkan melalui lisan, tapi juga harus menghujam di dalam hati dan
teraplikasian dalam kehidupan oleh seluruh anggota badan. Allah SWT
menegaskan bahwa Dia akan menguji setiap orang yang mengaku beriman.
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:
“Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya
kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya
Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui
orang-orang yang dusta”. (QS. Al-Ankabuut: 2-3)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan dalam Islam adalah pelayanan kesehatan yang berkaitan
dengan merawat pasien, individu, keluarga, dan masyarakat sebagai manifestasi
cinta kepada Allah dan Nabi Muhammad. Keperawatan sebagai profesi bukan hal
baru bagi Islam. Pada kenyataannya, itu adalah atributif untuk simpati dan
tanggung jawab terhadap yang bersangkutan membutuhkan. Usaha ini telah
dimulai selama pengembangan Islam sebagai agama, budaya, dan peradaban.

Peran Pelaksana, Peran ini dikenal dengan istilah care giver. Peran perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung atau tidak langsung
kepada klien sebagai individu keluarga dan masyarakat. Dalam melaksanakan
peran ini perawat bertindak sebagai comforter, protector, dan advokat,
communicator, serta rehabilitator.

Peran Sebagai Pendidik (Health Educator), Sebagai pendidik, perawat


berperan mendidik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat serta tenaga
keperawatan atau tenaga kesehatan yang berada dibawah tanggung jawabnya.
Peran ini dapat berupa penyuluhan kesehatan kepada klien (individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat).

Peran Sebagai Peneliti, Sebagai peneliti dibidang keperawatan, perawat


diharapkan mampu mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan
metode penelitian serta memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu
asuhan atau pelayanan dan pendidikan keperawatan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi.2018. Konsep Keperawatan.Jakarta:ECG
Departemen Agama RI. 2005. AL-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: PT Syamil
Media Cipta
Inna.2009.Keperawatan dan Prespektif Islam.Diaskes
Lubis, Ridwan. 2011. Perawat sebagai Ilmu Profesi Pandangan Islam.
Stevens,P.J.M.1977.Ilmu Keperawatan.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

12

Anda mungkin juga menyukai